Home / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 139. Dinner Romantis

Share

139. Dinner Romantis

last update Last Updated: 2022-11-23 07:56:15

Savian masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Tidak ada gairah kehidupan di wajah kusut itu. Perlahan badan besar Savian jatuh ke atas sofa, diiringi helaan napas panjang pria itu meraih ponselnya dari dalam saku celana.

Untuk sesaat fokus Savian tertuju pada benda pipih digenggaman, mengetik sebuah pesan manis untuk sang istri.

"Nanti kalau mau pulang kabarin aku ya sayang, biar aku jemput." begitu isi pesannya.

Savian melempar ponselnya asal ke atas meja, lalu ia memijat keningnya yang terasa mencekam. Pikirannya bekerja keras, mencari cara agar Carla mau memaafkannya. Meski bukan dirinya yang menginginkan pelukan dari Kaluna, tapi Carla tidak tahu hal itu, dan sudah pasti istrinya banyak berasumsi.

Tak ingin membuat pikirannya semakin kusut, Savian segera berajak bangkit. Ia berjalan memasuki area dapur dan mengecek isi kulkas.

Savian sudah menemukan ide agar Carla mau memaafkannya. Malam ini ia akan membuat dinner romantis. Setidaknya hal-hal manis seperti itu dapat menyurut
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Aa Alkarom
bner dorong sampe nyusruk....hahaa ga brhenti ketwa bca kalimat ini
goodnovel comment avatar
Maryati Khairunnisa
kapan up xixixii
goodnovel comment avatar
Dwi Septiyono
gk update2
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sentuh Aku, Pak!   140. Panik

    "Nggak mau ke Tangkahan aja, Pak?" "Ubud aja, Pak." Miera mendelik jengkel ke Jordi yang menyela ucapannya. Pagi ini sehabis meeting mingguan, Savian memberitahukan kepada pegawainya kalau minggu depan dia akan ambil cuti bulan madu selama lima hari. Memang, tadinya Savian hendak berangkat bulan madu hari ini sesuai yang ia janjikan ke Carla, tapi Papanya tidak mengizinkan. Bukan karena tidak membolehkan Savian untuk bulan madu, tapi Miko tidak ingin Savian mengambil cuti dadakan dan membuat pegawai di kantornya jadi kuwalahan karena harus menghandle pekerjaannya tanpa persiapan. "Istri saya maunya ke Bali, Mi." Miera semakin memelas. "Padahal Tangkahan bagus loh, Pak. Nggak kalah bagus dari Bali." ujarnya tak menyerah. Savian terkekeh kecil, "Makasih sarannya, mungkin lain kali saya liburan ke sana." "Jadi, kalian gakpapa ya kalau saya tinggal cuti?" tanya Savian menatap pegawainya satu per satu."Tenang, Pak. Selama masih ada saya di sini, aman!" jawab Jordi tengil. "Iya, Pa

    Last Updated : 2022-11-25
  • Sentuh Aku, Pak!   141. Savian : Ngidam

    “Janinnya baik-baik saja, hanya kontraksi karena dijenguk Ayahnya. Sebaiknya kalau janin belum berusia enam belas minggu tidak boleh dijenguk dulu ya, Mas.” Kening gue mengernyit. Janin? Dijenguk? Maksudnya gimana?“Maksudnya, Dok?” Carla bertanya. Muka dia sama bingungnya kayak gue, walaupun masih campur panik. Dan ekspresi Ibu Dokternya juga sedikit terkejut pas istri gue nanya. “Lho, Mbaknya belum tahu kalau mbak lagi hamil?” Hening.Gue sama Carla sama-sama diam dan membatu. Dan didetik berikutnya, secara kompak gue dan Carla saling bertatap mata. Saat itu juga gue langsung membawa Carla ke dalam dekapan. Carla terisak, sementara gue berusaha menahan air mata sambil terus berucap syukur dalam hati. Demi apapun, perasaan gue benar-benar campur aduk saat ini. Gue beneran senang, tapi rasanya gue juga pengen nangis. “Selamat ya, Mas, Mbak,” Suara Ibu Dokter menyadarkan kami, perlahan gue melepas pelukan. Gue hapus jejak air mata Carla sebelum kami fokus ke Dokter lagi. “Berapa

    Last Updated : 2022-11-28
  • Sentuh Aku, Pak!   142. Yang Lama Menghilang

    Savian melepas kacamata beningnya. Ia melirik jam dipergelangan tangan, lalu beranjak bangkit dari kursi kebesaran. "Pak," panggil Miera membuat Savian lantas menghentikan langkahnya. Savian hanya diam seraya menunggu Miera menghampirinya dengan IPad di tangan gadis manis itu. "Ini saya sudah list hotel dengan view—""Saya nggak jadi honeymoon." sela Savian membuat Miera menghentikan kalimatnya. Bersamaan dengan itu, pegawainya yang lain praktis menatap ke arah Savian dengan wajah terkejut. "Kenapa, Pak?" tanya Jordi penasaran bercampur cemas. "Istri saya lagi hamil, jadi nanti aja sekalian babymoon. Sekarang istri saya harus banyak istirahat di rumah." "HAH?" kompak mereka melongo. Namun didetik berikutnya wajah kaget itu berubah cerah. Tentu saja mereka turut bahagia atas kabar menyenangkan dari atasannya. "Udah berapa bulan, Pak?""Dedeknya tahu aja kondisi kantor lagi rumet, akhirnya dia muncul duluan." "Selamat ya, Pak!"Savian hanya tersenyum sekilas. Bukannya tidak sena

    Last Updated : 2022-11-30
  • Sentuh Aku, Pak!   143. 2 Kabar Mengejutkan

    "Gue mau nikah." "HAH?" respon kaget itu serentak disuarakan oleh yang jadi lawan bicara Dinne, ada Carla, Mahen, Marcel dan Alvero yang dengan kompak menampakan ekspresi wajah yang sama. Melongo. "Sama siapa, Nne?" tanya Marcel sambil memajukan wajahnya ngegas.Dinne menundukkan pandangannya, dia terlihat cemas saat matanya tidak sengaja beradu tatapa dengan mata elang Mahen. "Sama Mas Gama." jawab Dinne dengan suara pelan. Tangannya yang disembunyikan di bawah meja meremas jemarinya gelisah. "Nne?" Carla menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana mungkin Dinne memilih untuk menikah dengan pria yang pernah menyelingkuhinya. "Lo serius? Beneran nggak lagi ngeprank, kan?" sahut Marcel masih tidak percaya. Tapi ketika Dinne mengeluarkan kertas undangan dari dalam totebag yang gadis itu bawa, mereka kompak mendesah pasrah."Kita perlu bicara, Nne." Mahen beranjak bangkit. Wajahnya mengeras, menampilkan kesan marah yang sedang pemuda itu tahan. Suasana berubah mencekam. Ramainya pengun

    Last Updated : 2022-12-06
  • Sentuh Aku, Pak!   144. Yeay, Punya Cucu!

    “Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” Savian bertanya, melirik bingung pada Carla yang sedang duduk anteng di jok sebelah. Tubuhnya memang diam, tapi sedari tadi bibir Carla tidak berhenti mengeluarkan kekehan ringan. Carla langsung meletakan ponselnya ke atas paha. “Nggak. Chaka ngirim foto kami pas dulu, muka aku kocak banget di situ, lucu aja.”“Foto kayak gimana? Coba lihat.” pinta Savian sambil menyodorkan tangannya.“Nggak usah di lihat, jelek, Mas.” Serius, menurut Carla fotonya memang tidak bagus. Ia terlihat seperti orang tolol karena belum siap untuk di foto. Carla masih ingat jelas kapan foto itu diambil. “Mana lihat.” Tapi Savian tidak kenal kata menyerah. Ia mau lihat foto seperti apa yang masih Chaka simpan. Carla berdecak, ia menyodorkan ponselnya pasrah sambil mempoutkan bibir bawahnya. Sejenak Savian mengalihkan pandangannya dari jalanan, ia menatap ke layar ponsel Carla, mengamati fotonya sebentar lalu berdecak kesal dan melempar ponsel Carla asal. “Dulu kita ngg

    Last Updated : 2022-12-17
  • Sentuh Aku, Pak!   145. Keikhlasan Mahendra

    Setelah satu minggu menghindar, akhirnya di hari libur ini Dinne meminta pertemuan kepada teman-temannya. Kali ini bukan di kafe, melainkan di rumah Carla. Mereka sengaja tidak ingin membuat Carla keluar dari rumah karena gadis itu sedang hamil dan tidak boleh kelelahan. “Mas, tolongin dong...” Mohon Carla sembari mengoyak lengan Savian yang sedang rebahan di depan televisi. “Kasih aja mereka makanan yang ada di kulkas, Car, atau delivery aja.” “Enggak mau, aku maunya beli bahan mentahnya aja, biar aku yang masak.” Carla merengek. Memaksa Savian agar pergi ke supermarket dan belanja bahan-bahan dapur yang sudah habis. Karena hari ini teman-temannya mau datang, Carla berniat untuk masak banyak.“Kenapa nggak kemarin aja suruh Bu Mira yang belanja?” tanya Savian masih malas-malasan. Mira adalah ART di rumah mereka, kalau hari libur gini Mira juga mereka liburkan. “Lupaaa, udah buruan Mas aja yang belanja, keburu teman-temanku pada datang.” Carla tidak menyerah begitu saja. Seandainy

    Last Updated : 2022-12-22
  • Sentuh Aku, Pak!   146. Jangan Dulu!

    Tanpa sadar Savian melukiskan senyumnya saat memandangi Carla yang sedang tertawa puas bersama Dinne dan temannya yang lain.Saat ini rumahnya sedang kedatangan banyak tamu, mereka semua sedang ngobrol di ruang tengah, sementara Savian lagi membersihkan aquarium ikannya. “Pak, Carla boleh ikut kita ke Bali nggak?” Dinne menyeletuk, menegur Savian yang sedang sibuk dengan dunianya. “Kapan?” tanya Savian dengan santai. Tampak tidak ingin melarang. “Masih lama sih, Pak, tiga bulan dari sekarang. Kan perut Carla belum begitu gede tuh.” Masih dengan Dinne yang menimpali. Menyuarakan rencananya yang ingin liburan bareng ke Bali. “Kalau bapak mau ikut juga gakpapa, sih.” “Iya, kali aja Bapak mau bantu bayarin akomodasi kita.” celetuk Frisco sambil ketaw-tawa.Savian meliriknya sambil tersenyum simpul. Bukannya pelit, tapi saat ini Carla sedang mengandung calon buah cinta mereka, itu berarti banyak yang harus Savian persiapkan, terutama dari segi finansial. Biaya persalinan itu tidak mur

    Last Updated : 2022-12-23
  • Sentuh Aku, Pak!   147. Savian ; Dia Istri Saya

    Memasuki usia lima bulan kehamilan, Carla semakin banyak mengalami perubahan, terlebih pada tubuhnya. Dia makin seksi dan seger. Ah, satu lagi, dia makin mager. “Mas, lihat deh, Dinne sama Mas Gama seru banget babymoon nya.” Carla menunjukkan layar ponselnya ke gue, memperlihat instastory Dinne bersama Gama yang lagi liburan ke Pulau Dewata Bali. Omong-omong tentang liburan, rencana Carla dan teman-temannya ke Bali gagal karena gue melarang Carla buat ikut mereka liburan. Alhasil, mereka semua sepakat buat nggak pergi. Kecuali Dinne yang memang sudah berencana buat babymoon di Bali. Bukan tanpa alasan gue melarang Carla, saat ini Carla sedang hamil anak kembar. Iya, anak gue kembar. Makanya gue nggak izinin Carla buat bepergian jauh mengingat perut dia lebih besar dibanding perut ibu hamil pada umumnya. Ya, karena isi perut istri gue ada dua calon bayi. Dan itu membuat Carla jadi lebih gampang capek. “Nanti kita liburan bareng kalau kembar udah rilis.” jawab gue lalu kembali fokus

    Last Updated : 2022-12-28

Latest chapter

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 20. Ayam Garam Himalaya

    "Sayang, ini Likha, Sekretarisku." Keina menyambut kedatangan suaminya dengan senyum canggung. Pasalnya, untuk pertama kali setelah mereka menikah, Kahfi memperkenalkan dirinya dengan teman kantor pria itu. Padahal saat mereka menikah tidak ada satupun teman kerja Kahfi yang datang, bahkan Keina sempat mengira kalau Kahfi menyembuyikan status barunya sebagai seorang pria yang telah beristri. Well, Keina tahu tabiat pria, meski tidak bisa disamaratakan, namun kebanyakan pria yang sudah menikah kerap terlibat skandal perselingkuhan dengan rekan kantornya sendiri."Halo, Keina..." Gadis itu menyodorkan tangannya seraya tersenyum kikuk.Yang segera Likha sambut dengan ramah, sesaat mereka berjabat tangan. "Likha," balasnya lalu melepaskan jabatan tangan mereka."Mari masuk--- Kak," Keina menggeser tubuhnya dari depan pintu, memberi akses untuk Kahfi dan Likha masuk ke dalam. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung harus memanggil Likha apa. Jelas umurnya lebih muda dari wanita i

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] 19 - Belajar Memasak

    Tidak seperti kemarin, pagi ini Keina ikut sholat subuh bersama Kahfi di rumah. Berbeda dari hari biasanya, entah kenapa rasanya pagi ini kantuk tidak begitu menghantui. Meski gadis itu kembali goleran di atas ranjang tidur, namun telinganya dia pasang lebar-lebar untuk mendengar suara syahdu Kahfi yang sedang membaca kitab suci Al-Qur'an.Tepat pukul enam pagi, Kahfi menutup kitabnya dan bersiap untuk membuat sarapan. Tak lupa dia mengganti pakaian santainya dengan pakaian kantor supaya habis sarapan dia bisa langsung berangkat kerja.Mendengar suara pintu yang tertutup, Keina mengangkat kepalanya. Dia melempar ponsel yang sejak tadi menempel ditangan, dengan terburu-buru gadis itu mengikuti jejak sang suami.Keina berjalan mendekati tanpa mengatakan apapun, Kahfi yang sudah mulai memasak sempat mennatapnya sejenak, tapi tak ada pertanyaan apapun yang meluncur dari bibir pria itu."Aku buatkan kopi ya buat kakak?" tanya Keina sembari berdiri di sebelah Kahfi yang sibuk memotong sayur

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 18. Tragedi Kamar Mandi

    Tidak seperti seorang istri pada umumnya yang bangun tidur langsung bergelut di dapur. Rumah tangga Kahfi dan Keina justru berbanding balik dari hal itu. Disaat Keina masih terlelap begitu nyenyak di atas ranjang, Kahfi sudah sibuk di dapur membuat sarapan.Selesai menata dua piring nasi goreng telur ceplok di atas meja, Kahfi kembali berjalan menuju kamar untuk membangunkan istrinya."Sudah bangun, Na?" ujar Kahfi menghampiri Keina yang ternyata sudah terjaga. Namun gadis itu masih rebahan di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.Mendapati Kahfi yang datang, Keina lantas mengusap wajahnya dan meletakan ponselnya ke nakas. "Belum berangkat kerja, Kak?" "Berangkat nanti setelah kita sarapan. Ayo bangun, sarapan dulu." Tak sedikitpun Kahfi merasa kesal melihat Keina yang masih santai-santai di jam segini. Dia memahami keadaan gadis itu yang habis menempuh perjalanan jauh semalam, apalagi Keina sedang berbadan dua, jadi harus banyak beristirahat.Selepas membasuh wajah, Keina duduk d

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 17. Kehangatan Keluarga Suami

    "Kalau aku boleh tahu, apa Kak Kahfi pernah pacaran?" Mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir istrinya, Kahfi hampir saja tersedak kopi. Beruntung dia bisa mengontrol diri. Kekehan kecil dia keluarkan, ada rasa gelitik manakala suara istrinya tertangkap telinga. Ya, masalahnya, tumben banget Keina penasaran dengan kehidupan Kahfi. Padahal biasanya gadis itu cuek bebek dan seakan tidak peduli apapun tentang suaminya."Tumben kamu nanya begitu?" Wajah tampan itu langsung mengibarkan sebuah cengiran yang membuat Keina spontan mengalihkan pandangan. Mungkin takut terpesona akan ketampanan suami yang tidak dia cintai itu."Ya, kalau enggak mau jawab gakpapa!" Keina kembali ke mode jutek. Entah ada angin apa, tiba-tiba saja dia mau bergabung bersama Kahfi untuk menghirup udara pagi di balkon kama.r. Sepertinya hari ini suasana hati Kahfi akan bagus seharian sebab sang istri mengalami perubahan, meski tidak terlalu signifikan.Menurutnya, dengan cara bicara Keina yang jadi lebih lembut

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status