Beranda / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 146. Jangan Dulu!

Share

146. Jangan Dulu!

Penulis: helloimironman
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-23 06:06:26

Tanpa sadar Savian melukiskan senyumnya saat memandangi Carla yang sedang tertawa puas bersama Dinne dan temannya yang lain.

Saat ini rumahnya sedang kedatangan banyak tamu, mereka semua sedang ngobrol di ruang tengah, sementara Savian lagi membersihkan aquarium ikannya.

“Pak, Carla boleh ikut kita ke Bali nggak?” Dinne menyeletuk, menegur Savian yang sedang sibuk dengan dunianya.

“Kapan?” tanya Savian dengan santai. Tampak tidak ingin melarang.

“Masih lama sih, Pak, tiga bulan dari sekarang. Kan perut Carla belum begitu gede tuh.” Masih dengan Dinne yang menimpali. Menyuarakan rencananya yang ingin liburan bareng ke Bali.

“Kalau bapak mau ikut juga gakpapa, sih.”

“Iya, kali aja Bapak mau bantu bayarin akomodasi kita.” celetuk Frisco sambil ketaw-tawa.

Savian meliriknya sambil tersenyum simpul. Bukannya pelit, tapi saat ini Carla sedang mengandung calon buah cinta mereka, itu berarti banyak yang harus Savian persiapkan, terutama dari segi finansial. Biaya persalinan itu tidak mur
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Murni Aty
awas lhoo kalap ksmu savian..haha
goodnovel comment avatar
ema oktapiani
ati2 dd utun nya kesundul2.. wkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sentuh Aku, Pak!   147. Savian ; Dia Istri Saya

    Memasuki usia lima bulan kehamilan, Carla semakin banyak mengalami perubahan, terlebih pada tubuhnya. Dia makin seksi dan seger. Ah, satu lagi, dia makin mager. “Mas, lihat deh, Dinne sama Mas Gama seru banget babymoon nya.” Carla menunjukkan layar ponselnya ke gue, memperlihat instastory Dinne bersama Gama yang lagi liburan ke Pulau Dewata Bali. Omong-omong tentang liburan, rencana Carla dan teman-temannya ke Bali gagal karena gue melarang Carla buat ikut mereka liburan. Alhasil, mereka semua sepakat buat nggak pergi. Kecuali Dinne yang memang sudah berencana buat babymoon di Bali. Bukan tanpa alasan gue melarang Carla, saat ini Carla sedang hamil anak kembar. Iya, anak gue kembar. Makanya gue nggak izinin Carla buat bepergian jauh mengingat perut dia lebih besar dibanding perut ibu hamil pada umumnya. Ya, karena isi perut istri gue ada dua calon bayi. Dan itu membuat Carla jadi lebih gampang capek. “Nanti kita liburan bareng kalau kembar udah rilis.” jawab gue lalu kembali fokus

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Sentuh Aku, Pak!   148. HBD, Paksu!

    Deicana : Car, aku udah di depan rumah Carla melengos ke samping, memastikan kalau Savian sudah tertidur lelap.Sekarang jam 11 malam lewat 30 menit. Carla harus buru-buru menyiapkan untuk suaminya. Iya, Savian bertambah usai. Pria yang beberapa bulan lagi akan menjadi seorang ayah itu akan menginjak usia pertengahan tiga puluh lima. Dengan sedikit meringis karena beratnya perut besar yang ia bawa, Carla melangkah dengan langkah pelan menuju pintu utama. “Car!” pekik Deica yang sedang menyenderkan punggungnya ke pintu mobil Fortuner putih miliknya. Deica tidak sendiri, ia bersama seorang pria yang baru pertama kali Carla temui. Tapi Carla sudah tahu kalau pria itu adalah calon iparnya. Entah siapa namanya, Carla belum berkenalan. Selain itu, ada Kristal dan Mamanya Carla juga. Sementara Kirana dan Miko tidak bisa ikut karena mereka sedang di luar kota sejak satu minggu lalu. “Ayo, masuk!” ajak Carla usai membuka pintu gerbang rumahnya. Carla menghampiri Mirda, lalu mengecup pung

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Sentuh Aku, Pak!   149. "Mas, sakit..."

    Menginjak usia kehamilan ke-7 bulan, Savian dan keluarga membuat acara mitoni atau nujuh bulanan di kediamannya. Acara diisi dengan doa dan dzikir bersama serta santunan anak yatim. Selepas acara juga ada perkumpulan kerabat Carla dan Savian di malam harinya."Duh, Car, engap gue lihat lo ke mundar-mandir, mending lo duduk aja deh." Itu suara Dinne. Ibu hamil yang satu itu menegur Carla yang tidak bisa diam mengeluarkan semua makanan dari dapurnya. Carla terkekeh, namun ia tetap menuruti permintaan Dinne yang saat ini sedang hamil 2 bulan. Bukan cuma Dinne, tapi teman yang lainnya juga datang, seperti biasa, circle semasa kuliahnya. "Kalau anaknya Dinne cewek, jodohin aja." timpal Frisco yang lagi anteng makan kue bolu. "Masih di dalam perut udah main jodoh-jodohin aja." sahut Dinne sambil mengusap perutnya. Dia sih enggak keberatan dengan saran dari Frisco, tapi Dinne tidak mau membuat calon anaknya terbebani karena perjodohan.Carla ketawa kecil. "Kalau memang jodoh pasti ketemu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Sentuh Aku, Pak!   150. Kahfi dan Kalia

    Savian duduk termenung di depan pintu ruang operasi. Setengah jam telah berlalu, namun ketenangan belum pria itu dapatkan. Bagaimana Savian bisa tenang kalau di dalam sana nyawa istri dan anak-anaknya sedang dipertaruhkan. Karena tragedi jatuh di kamar mandi membuat istrinya itu mengalami pendarahan dan harus melakukan operasi caesar. Demi keselamatan buah hati dan istrinya, Savian bergerak cepat mengurus administrasi agar Carla segera mendapatkan tindakan. Meski sebelum dioperasi Carla sempat menyuruhnya untuk tidak khawatir dan menyakinkan Savian kalau dia dan anak-anaknya pasti akan selamat. Savian percaya, makanya saat ini pria yang akan menjadi calon Ayah itu tidak berhenti berdoa."Savian!" Yang punya nama spontan menoleh, pria itu lantas berdiri saat mendapati Mama mertuanya berlari ke arahnya. Ada Alvero yang mendampingi perempuan parah baya itu. "Ma..."Tanpa berkata apapun, Mirda membawa Savian ke dalam pelukannya. Ia seolah peka dengan ketakutan yang melanda menantunya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Sentuh Aku, Pak!   151. Pencuri Buku Tugas

    "Abang!!!" Savian menggeliat dalam tidurnya. Kegaduhan sih kembar setiap pagi selalu menjadi alarm alami setiap hari. Entah keributan apa yang dilakukan dua anaknya itu. "Papa!" Bahu Savian terguncang, selaras dengan suara Kalia yang memanggil-manggil namanya. "Papa, bangun!" gadis kecil yang wajahnya merengut sebal itu tidak putus asa membangunkan tidur sang Papa. "Ada apa, Sayang?" tanya Savian masih dengan mata yang samar-samar terbuka. "Abang ngambil buku PR aku lagi!" Kalia mengadu. Melaporkan kelakuan saudara kembarnya yang tidak pernah absen setiap pagi sebelum mereka berangkat ke sekolah. "Bilang ke Mama, ya, Papa masih ngantuk." Maklum saja, Savian habis lembur semalam. Semakin tua, dia semakin giat kerja. Mengingat tanggungan hidup sih kembar ada ditangannya. Kalia menggeleng. "Mama pergi ke supermarket." Mata Savian terbuka dengan sempurna detik itu juga. "Mama pergi sendiri?" tanya Savian sembari menegakan badannya. Kalia mengangguk dengan bibir mengerucut. Savia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • Sentuh Aku, Pak!   152. Mengurus Kembar

    PRANK!!! Savian yang sedang fokus bekerja mendadak terperanjat. Pria itu melepaskan kacamata beningnya kemudian berjalan keluar dari ruang kerja. "Kenapa sih kalian enggak dengerin Mama? Mama kan sudah bilang jangan lari-larian..." Carla berujar dengan suara kecil. Wajah wanita itu tampak lelah dan jengah melihat dua kelakuan anaknya yang kadang menguji kesabaran. "Kenapa, Mah?" Savian berjalan menghampiri Carla.Carla menunduk, ia menggeleng dan segera membereskan pecahan vas bunga yang tidak sengaja tersenggol sih kembar hingga jatuh dan pecah."Kalian naik ke sofa, jangan ada yang turun." kata Carla memberi intrupsi ke anaknya yang membisu. Tampak gurat penyesalan di wajah kakak-beradik itu. Savian tidak tinggal diam, dengan cepat dia mengambil sapu dan pengki. "Aw!" Carla meringis saat pecahan kaca menusuk tangannya, membuat tetesan darah mulai mengalir. "Mama!" Kahfi berteriak panik. Ia hendak turun, tapi Carla dengan cepat melarang."Papa, tangan Mama terluka!" teriak Kalia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • Sentuh Aku, Pak!   153. Minggu Tanpa Kembar

    Hari minggu kali ini Savian dan Carla menitipkan sih kembar ke Kristal dan Alvero. Rencananya mereka berdua mau mengajak sih kembar ke kebun binatang, dan kalau Kalia tidak rewel, mungkin mereka akan camping sampai malam. Jangan salah paham, Alvero dan Kristal tidak ada hubungan apa-apa. Tapi memang mereka berdua dekat layaknya sahabat dan sering berkelana bersama. Mungkin itu alasan kenapa keduanya masih jomblo sampai sekarang. Ya, gimana mau cari pacar kalau mereka berdua sudah saling melengkapi meski tanpa status resmi.Diantara teman Carla yang lain, bukan cuma Alvero yang belum menikah, tapi Jeffrey dan Mahen juga. Dan kabarnya, Jeffrey sedang merencanakan taaruf dalam waktu dekat ini. Tentu saja itu usul dari Umi dan Abinya. Ya, bisa dibilang hanya Mahen yang jomblo karatan, bukan karena belum move on dari Dinne. Tapi agaknya cowok itu memang pemilih soal pasangan. Makanya Savian selalu mengejeknya, 'Buat apa punya kontrakan seratus pintu kalau nggak ada cewek yang bisa diajak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • Sentuh Aku, Pak!   154. Cari Suami Baru?

    Ekor mata Carla melirik ke arah jam dinding, ia menghembuskan napas pelan mendapati jarum jam sudah menunjuk ke angka 10. Ini hampir larut dan Savian belum juga pulang. Carla meletekkan buku dongeng yang habis dia bacakan untuk mengantar Kalia tidur. Sekarang anak itu sudah terlelap. Sebelum beranjak keluar dari kamar, Carla menarik selimut Kalia sampai dada, mengecup pelan kening anak itu lalu memadamkan lampu kamar Kalia. Carla menghembuskan napas lagi. Berjalan menuju sofa dengan pikiran ke mana-mana. Ia khawatir terjadi sesuatu dengan suaminya di luar. Savian tidak biasanya hilang kabar seperti ini, jika lembur, pasti dia memberi kabar dari tadi.“Mama..” Suara Kahfi memanggil, praktis Carla menoleh dan tertegun mendapati anak sulungnya yang menghampiri. “Sayang, kok belum tidur?” Carla mengulurkan tangannya, dan membawa Kahfi untuk duduk di sebelahnya. “Papa belum pulang ya, Ma?” Carla mengangguk kecil. “Kamu mau Mama bacain dongeng?” Biasanya, yang membaca Kahfi dongeng pen

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19

Bab terbaru

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 20. Ayam Garam Himalaya

    "Sayang, ini Likha, Sekretarisku." Keina menyambut kedatangan suaminya dengan senyum canggung. Pasalnya, untuk pertama kali setelah mereka menikah, Kahfi memperkenalkan dirinya dengan teman kantor pria itu. Padahal saat mereka menikah tidak ada satupun teman kerja Kahfi yang datang, bahkan Keina sempat mengira kalau Kahfi menyembuyikan status barunya sebagai seorang pria yang telah beristri. Well, Keina tahu tabiat pria, meski tidak bisa disamaratakan, namun kebanyakan pria yang sudah menikah kerap terlibat skandal perselingkuhan dengan rekan kantornya sendiri."Halo, Keina..." Gadis itu menyodorkan tangannya seraya tersenyum kikuk.Yang segera Likha sambut dengan ramah, sesaat mereka berjabat tangan. "Likha," balasnya lalu melepaskan jabatan tangan mereka."Mari masuk--- Kak," Keina menggeser tubuhnya dari depan pintu, memberi akses untuk Kahfi dan Likha masuk ke dalam. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung harus memanggil Likha apa. Jelas umurnya lebih muda dari wanita i

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] 19 - Belajar Memasak

    Tidak seperti kemarin, pagi ini Keina ikut sholat subuh bersama Kahfi di rumah. Berbeda dari hari biasanya, entah kenapa rasanya pagi ini kantuk tidak begitu menghantui. Meski gadis itu kembali goleran di atas ranjang tidur, namun telinganya dia pasang lebar-lebar untuk mendengar suara syahdu Kahfi yang sedang membaca kitab suci Al-Qur'an.Tepat pukul enam pagi, Kahfi menutup kitabnya dan bersiap untuk membuat sarapan. Tak lupa dia mengganti pakaian santainya dengan pakaian kantor supaya habis sarapan dia bisa langsung berangkat kerja.Mendengar suara pintu yang tertutup, Keina mengangkat kepalanya. Dia melempar ponsel yang sejak tadi menempel ditangan, dengan terburu-buru gadis itu mengikuti jejak sang suami.Keina berjalan mendekati tanpa mengatakan apapun, Kahfi yang sudah mulai memasak sempat mennatapnya sejenak, tapi tak ada pertanyaan apapun yang meluncur dari bibir pria itu."Aku buatkan kopi ya buat kakak?" tanya Keina sembari berdiri di sebelah Kahfi yang sibuk memotong sayur

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 18. Tragedi Kamar Mandi

    Tidak seperti seorang istri pada umumnya yang bangun tidur langsung bergelut di dapur. Rumah tangga Kahfi dan Keina justru berbanding balik dari hal itu. Disaat Keina masih terlelap begitu nyenyak di atas ranjang, Kahfi sudah sibuk di dapur membuat sarapan.Selesai menata dua piring nasi goreng telur ceplok di atas meja, Kahfi kembali berjalan menuju kamar untuk membangunkan istrinya."Sudah bangun, Na?" ujar Kahfi menghampiri Keina yang ternyata sudah terjaga. Namun gadis itu masih rebahan di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.Mendapati Kahfi yang datang, Keina lantas mengusap wajahnya dan meletakan ponselnya ke nakas. "Belum berangkat kerja, Kak?" "Berangkat nanti setelah kita sarapan. Ayo bangun, sarapan dulu." Tak sedikitpun Kahfi merasa kesal melihat Keina yang masih santai-santai di jam segini. Dia memahami keadaan gadis itu yang habis menempuh perjalanan jauh semalam, apalagi Keina sedang berbadan dua, jadi harus banyak beristirahat.Selepas membasuh wajah, Keina duduk d

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 17. Kehangatan Keluarga Suami

    "Kalau aku boleh tahu, apa Kak Kahfi pernah pacaran?" Mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir istrinya, Kahfi hampir saja tersedak kopi. Beruntung dia bisa mengontrol diri. Kekehan kecil dia keluarkan, ada rasa gelitik manakala suara istrinya tertangkap telinga. Ya, masalahnya, tumben banget Keina penasaran dengan kehidupan Kahfi. Padahal biasanya gadis itu cuek bebek dan seakan tidak peduli apapun tentang suaminya."Tumben kamu nanya begitu?" Wajah tampan itu langsung mengibarkan sebuah cengiran yang membuat Keina spontan mengalihkan pandangan. Mungkin takut terpesona akan ketampanan suami yang tidak dia cintai itu."Ya, kalau enggak mau jawab gakpapa!" Keina kembali ke mode jutek. Entah ada angin apa, tiba-tiba saja dia mau bergabung bersama Kahfi untuk menghirup udara pagi di balkon kama.r. Sepertinya hari ini suasana hati Kahfi akan bagus seharian sebab sang istri mengalami perubahan, meski tidak terlalu signifikan.Menurutnya, dengan cara bicara Keina yang jadi lebih lembut

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status