Hampir sebulan Dave tidak ditemukan, Cia adalah orang pertama yang tau bahwa Dave hilang. Tapi apa benar Cia benar-benar sudah mencari Dave?
Hingga Gaby tiada, Dave belum juga ditemukan. Saat ini Cia menyadari bahwa dia belum benar-benar mencari Dave, karena ia takut nantinya dirinya sendiri yang akan mendapatkan masalah yang dia dapatkan dari ingin menolong Dave. "Cia, lo gapapa kan? " Sahut Juan melihat raut wajah Cia yang terlihat bingung dan gelisah. "I-iyaa gapapa Juan, eh lo laper ga, sini gue traktir makan aja gimana" Cia menjawab dengan tangan yang gemetar.
Juan hanya menatapi kedua bola mata Cia, karena dia tau tentang masalah yang menimpa Cia, namun Juan sadar jika nantinya Cia tau bahwa Juan juga merupakan salah satu orang yang mempunyai hubungan dengan masalah Cia, Cia pasti tidak akan memaafkan Juan.
Waktunya pulang sekolah......
Juan menyalakan motornya,
Ibu Dave berlari dengan cepat lalu menarik tangan Dave dari hadapan orang yang baru saja anaknya tusuk, "maafkan anak saya ya nak" Sahut ibu Dave dengan penuh air mata karena dia benar-benar bingung dengan anaknya. " suruh dia pulang bu aku mohon, dan aku berharap ibu lebih berhati-hati lagi mulai sekarang " Dave menatap ibunya dengan tatapan kosong namun memiliki banyak tanda tanya dalam dirinya. "Bicara apa kau ini! Dave sekarang kau harus bertanggung jawab atas perlakuan yang kau buat ini, bagaimana bisa ibu melihatmu seperti ini, ibu sangat kecewa padamu Dave" Ibu menolong orang yang Dave tusuk dan mengobatinya."Kau siapa nak sebenarnya, malam-malam datang kesini, sebenarnya apa yang membawamu pergi ke rumah kami? " Ibu Dave berbicara sambil membalut luka orang tersebut. Perkenalkan tante, nama saya Juan dan saya datang kesini hanya ingin berbicara dengan Dave empat mata, saya tidak masalah untuk hal ini bu *kena tusuk* karena saya akan sangat berterima kasih
Saat Juan berada dengan kondisi tidak sadarkan diri, Dave tetap memperhatikan Juan dari jendela rumahnya, selang beberapa waktu, tiba-tiba ada sebuah mobil mewah berjalan laju ke arah Juan.*suara membuka pintu mobil*"tolong angkat dia dan masukan ke dalam mobil" Ucap orang yang terlihat sangat misterius dan berwibawa mengenakan jazz formal berwarna hitam sambil memegang IPad yang sedang menyala. Dave tentu saja melihat kejadian itu, tapi Dave melihat dengan hati-hati agar nantinya orang misterius itu tidak melihatnya.Namun ternyata hal yang dilakukan Dave gagal, orang itu tetap melihat Dave namun dengan cara yang elegan dan berkelas, namun sepertinya Dave tidak sadar di tangan sebelah kanan Juan, dia sedang memegang kalung milik Dave karena saat berkelahi tadi Juan diam-diam mengambil kalungnya. Ini juga menjadi sebuah tanda tanya besar, ada apa dengan kalung Dave yang baru saja dicuri oleh Juan, dan itu untuk apa sebenarnya?Sementar
Dave tetap mengendarai motornya untuk mencari dimana ibunya itu, ditengah perjalanan ponsel Dave berbunyi, sepertinya ada pesan yang masuk kedalam ponsel ku. Lalu Dave mengambil ponselnya itu dan benar saja, orang yang menelpon Dave kemarin itu sudah memberikan alamat lewat ponsel Dave.Pesan itu berbunyi seperti ini " Aku memang tidak tau keberadaan mu saat ini, tapi tenang saja, ibu mu tetap aman sampai nanti akan ada hal mengejutkan yang akan datang padamu " Dave benar-benar marah melihat isi pesan itu, namun Dave berusaha untuk sekali lagi sabar dan sabar demi ibunya yang dia sayangi itu.Motor Dave melaju dengan kecepatan yang tidak tertandingi, pikiran Dave kacau, hati Dave seperti ingin meluapkan emosi yang berontak dalam hatinya, tapi bukan hanya itu saja, Tiba-tiba tangan kiri Dave terasa sangat sakit. Lalu Dave melihat tangannya itu sambil memasang wajah terkejut karena tangannya secara tiba-tiba mengeluarkan da
Setelah beberapa waktu dirawat di rumah sakit, akhirnya Dave pun keluar. Karena ia sudah sembuh dan sekarang dia akan kembali kerumah, tapi ternyata kejadian kemarin membuat Dave berpikir apakah ibunya sudah dirumah atau jangan-jangan pergi ketempat lain yang Dave tidak tau."Aku harus bagaimana sekarang?" Ucap Dave dalamhati, Dave melihat motornya ada di depan rumah sakit dengan keadaan selamat dan tak ada sama sekali yang tertinggal atau pun kurang "HAH" Dave terkejut melihat itu, dia tidak menyangka karena saat dia terjatuh kemarin motornya benar-benar tidak bisa dibilang dalam kondisi bagus.Dave menghampiri motornya itu dengan berhati-hati, lalu dia mulai mengecek satu per satu bagian daro motornya. Dan ternyata benar saja, motor Dave tidak mengelami kerusakan sama sekali bahkan bagian-bagian dari motornya justru semakin mengkilap dan bersih sempurna, Dave sudah menduga dari awal Juan datang bahwa pas
Keesokannya Dave menjemput Ica kembali, Dave yang sedang dihadapi banyak masalah itu merasa ada rasa yang berbeda ketika bertemu dengan Ica yang menurutnya menyebalkan itu, seketika masalah yang ada pada dihidup Dave menghilang begitu saja. Apakah ini yang dinamakan bertemu orang yang tepat? Brmmm.. Brmmm. Brmmm *bunyi suara motor Dave* "Woi, berisik banget sih, matiin dong motor lu" Ucap Cia melihat Dave dengan suara motornya itu. "Dih, lu kali yang berisik, dasar norak banget haha gapernah liat motor keren kan lu" Balas Dave dengan penuh semangat. "Ih gaya banget sih lo, minta di cubit kali ya ni anak" Ucap Cia gemas, Dave tersipu melihat kelakuan Cia itu, baginya Cia dulu adalah anak yang menyebalkan dan sangat jutek padanya ketika ada Gaby. "Eh Cia, Gaby kemana ya kok gue ga pernah liat dia lagi? " Tanya Dave. "G-gaby itu eummm" Ucap Cia dengan nada terba
Keputusan Cia sudah bulat, iya dia akan menerima tawaran dari Dave, tapi Cia ingin menanyakan satu hal pada Dave tentang Gaby. Karena menurut Cia, seperti ada yang aneh jika Dave tidak bisa melihat Gaby untuk terakhir kalinya itu, dan sebetulnya Cia juga ada maksud kenapa dia mau menerima tawaran Dave yaitu karena dia juga ingin menyelidiki beberapa hal yang menurutnya ganjal tentang Dave."Ok, gue mau terima tawaran dari lo" Ucap Cia, Dave yang mendengar hal itu sangat senang karena Cia sudah mau bekerjasama dengan dirinya sebagai partner untuk menyelidiki banyak hal ganjal yang membuat ibunya tertangkap dan kenapa harus dirinya yang tertangkap. Namun, Dave sebenarnya juga belum tau apa alasan Cia ingin bekerjasama dengan dirinya, apakah dia ingin tau tentang sahabat sejatinya yaitu Gaby?Tapi sudahlah, sepertinya Dave terlanjur senang mendengar perkataan Cia barusan. Karena Dave merasa senang, akhirnya dia ingin mentrakti
Saat Dave membuka pintu, Dave sama sekali tidak melihat siapapun diluar "halo, orangnya sudah ada di depan sini, cari siapa ya?" Ucap Dave dengan nada yang lantang dan keras. Namun benar-benar tidak ada yang menjawab ucapan Dave itu, justru hanya ada kucing yang berdiri di depan pintunya "miau" Dave memutuskan untuk kembali ke kamarnya dab melanjutkan membaca buku itu, saat hentakan kaki Dave mulai melangkah ke atas menuju kamarnya, Dave mendengar suara berisik dari kamarnya dan segera berlari. Saat sampai Dave langsung mencari buku diary milik Cia untuk lanjut membaca, namun sayangnya buku itu benar-benar tidak ada diatas meja belajar Dave, Dave tidak menyerah begitu saja, dia langsung mencari di berbagai sudut ruangan rumahnya. Namun sepertinya usaha Dave sia sia begitu saja karena Dave baru sadar suara berisik yang ada dikamarnya sepertinya ada hubungannya dengan kehilangan buku diary milik Cia, tapi Dave tidak begit
Dave benar-benar terkejut melihat siapa wajah itu yang berani masuk ke dalam ruangan privasi nya. Perempuan yang diyakininya tidak suka keberadaan dirinya datang langsung untuk mengambil buku yang sedang dia baca "ci, lo kok" Ucap Dave, Dave menghembuskan nafas.Cia bingung karena tertangkap basah, Cia menundukkan Kepala "Dave, sorry gue masuk ke ruangan privasi lo" Cia keceplosan karena mengaku bahwa dirinya benar-benar masuk ke dalam kamar Dave, Cia hanya bisa diam di tempat dimana dia harus berhadapan secara langsung dengan Dave.Dave benar-benar tidak percaya atas perilaku yang dilakukan oleh Cia, namun Dave mulai berfikir apa mungkin ini karena Cia ingin mengambil kembali bukunya itu, tapi kenapa tidak memberitahu kepada Dave saja bahwa dia ingin mengambil nya kerumah."Sorry gue lancang buat baca diary lo, tapi apa yang membuat pikiran lo sendiri buat berani masuk ke ruangan privasi gue ci?" Tanya Dave dengan t
Bel berdentang, menandakan bahwa ujian akan segera dimulai.Semua siswa menuju ke kelas mereka masing-masing dan menemukan tempat duduk yang telah diatur sekolah dengan teliti sebelumnya. "Ya Allah, saya sangat gugup sekarang, dan saya harap semua yang sudah saya pelajari tidak akan sia-sia hanya karena saya gugup dan kurang percaya diri," kata salah seorang siswa di kelas tersebut. Katanya menciptakan rasa empati di kalangan siswa lainnya, dan tiba-tiba, semua orang merasa perlu mengendalikan ketegangan mereka untuk memastikan kesuksesan pada hari pertama ujian.Dave dan teman-temannya mulai merasakan semangat yang membara. Sebelumnya, mereka masing-masing telah berdoa sesuai dengan keyakinan mereka, mencari kelancaran dalam ujian hari pertama. "Ibu guru [Nama Guru] akan mendistribusikan kertas ujian pertama, dan kami berharap Anda akan mengerjakannya dengan jujur," kata guru yang mengawasi ujian tersebut.Para siswa menganggukkan setuju. "Baik, Bu Guru [Nama Guru], kami akan melakuk
Dave berusaha untuk sampai dengan cepat ke rumahnya itu dengan membawakan makanan untuk teman-temannya, namun ketika di pertengahan jalan tiba-tiba saja "aduh sendal ku kenapa harus terputus di saat seperti ini" ucap Dave melihat ke bawah kakinya. Namun tetap saja dirinya masih berusaha untuk harus bisa sampai di rumahnya tepat waktu.Membawa semua barang seperti makanan dan juga sendalnya yang terputus tadi membuat Dave merasa seperti orang yang sedang berdagang. "Ah sudahlah, aku harus segera berlari walaupun kaki ku terkenang butiran pasir-pasir komplek seperti ini. Ini semua demi perut karet teman-teman ku" kata Dave sambil memegang semua barang bawaannya itu yang terlihat sangat banyak dan ribet.Dari kejauhan rumah Dave sudah mulai terlihat, teman-teman Dave juga menyadari ada sosok laki-laki jantan yang sangat kuat karena membawa barang-barang dagangan seperti seorang pekerja di rumah makan. "Hei semua, coba lihat, itu adalah pahlawan
Seketika Cia terhenti berbicara pada saat Dave menyampaikan atau melontarkan kata-kata yang baru saja dengan sadar dirinya ucapkan pada Cia itu. "Lho Dave, tapi kan ini eum aku hanya ingin menghibur dirimu yang aku perhatikan dari tadi raut wajah mu seperti tidak bersemangat saat biasanya bertemu dengan aku" ucap Cia dengan wajah yang sepertinya sangat kesakitan hatinya waktu kebaikan yang dia berikan ditolak seperti itu. Dave menyuruh Cia untuk duduk di samping dirinya terlebih dahulu sebelum pembicaraan mereka berdua semakin menuju kepada ke salah pahaman dari masing-masing pribadi. "Cia, sini sebentar. Kau harus duduk terlebih dahulu di samping diriku karena aku tau pasti kau merasa sakit hati kan dengan kata-kata aku barusan" balas Dave kepada Cia yang sangat murung terhadap ucapannya itu, namun Cia tetap menuruti kata-kata Dave tadi itu. Cia mendekat ke arah Dave untuk duduk di sampingnya itu, perlahan dengan langkah kaki yang gemet
Saat itu Cia melihat Dave yang dimana juga melihat dirinya itu, namun mengapa Dave tidak begitu tertarik ketika Cia datang untuk memberikan buah ke rumahnya itu. "Sedang apa kau disini Cia? Apa ada keperluan penting yang mengharuskan dirimu untuk bisa datang ke sini?" Tanya Dave pada Cia saat itu juga. Cia tertegun mendengar itu, karena memang bisa dilihat. Semua teman-teman Dave yang melihat dirinya seketika mengajak Cia berbicara dan juga asik padanya, namun berbeda dengan Dave yang justru mengabaikan dirinya dan juga hanya bertanya dengan pertanyaan yang sepertinya Dave tidak mau dirinya lama di sini. "Aku membawa buah" balas Cia. Cia berfikir apa lebih baik dirinya itu langsung saja memberikan buah itu kepada Dave lalu pergi meninggalkan tempat atau rumah Dave yang dimana sedang ramai orang yaitu teman-teman Dave sendiri walaupun jika disekola itu juga sebetulnya teman-teman yang dekat dengan Cia, "oiya, sepertinya aku hanya me
Setelah membeli beberapa kue dan camilan untuk belajar bersama nanti. Akhirnya teman-teman Dave sampai juga di rumah Dave, "HAIIII! Dave, ni lihat apa yang kami bawa untuk dirimu. Sepotong kue stroberi lezat yang benar-benar menggiurkan mulut sampai rasanya sedang memakan sepotong salju yang dingin ahahaha" Teriak teman-teman Dave karena ingin menyapa Dave terlebih dahulu.Dave melihat teman-temannya itu ternyata sudah datang dan sampai dengan selamat di rumah nya itu, "Hai teman-teman, bagaimana kalian bisa sampai dengan cepat kesini? Oiya apa tadi kalian benar-benar muak ketika menghadapi macet di tengah perjalanan yang jauh itu? Omong-omong terima kasih banyak atas kue yang diberikan untukku ya" balas Dave tersenyum ramah kepada teman-teman nya itu.Dave mempersilahkan teman-teman nya itu masuk terlebih dahulu ke rumah nya karena dia juga tau pasti sangat lelah menghadapi ke macetan lalu lintas di jalanan yang besar dan juga padat akan pe
*percakapan grup*Dave: "teman-teman, bagaimana nanti kalian datang sesuai jadwal yang kalian punya ketika tidak sibuk sama sekali? Aku tau jika banyak dari kalian yang harus sibuk membantu orang tua atau pun lainnya"Teman Dave: "bailah Dave, terimakasih atas bantuannya. Oiya kira-kira apa yang masing-masing perlu kami bawa supaya ketika belajar bersama nanti tidak terasa membosankan dari biasanya? Karena aku ingin sekali belajar bersama kali ini tidak membosankan agar bisa belajar lebih lama lagi di rumah mu nanti, jadi bagaimana?"Dave: " baiklah, kalian cukup membawa makanan dan minuman atau pun cemilan yang bisa menemani belajar nanti, dan itu hanya untuk tambahan saja karena di rumah ku nanti akan aku sediakan untuk kalian saat datang nanti"Teman Dave: "baiklah, terima kasih banyak Dave"Setelah selesai berunding di grup mengenai aktivitas yang akan dilakukan yaitu belajar
Keesokkan harinya, para murid yang datang ke sekolah masih tetap sama. Tidak sama sekali berkurang dari jumlah biasanya, karena besok adalah hari yang akan menjadi perang dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri yaitu ujian akhir semester.Bukan hanya para murid yang datang dengan jumlah yang lengkap ke sekolah, ternyata para guru pun juga ikut serta karena mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mendidik murid-muridnya. Dave memperhatikan satu per satu dari wajah guru-guru yang muncul di sekolah har ini. "Sepertinya guru matematika tidak masuk hari ini, tapi mengapa? Apa mungkin ini akibat kejadian kemarin? Heum... baiklah akan aku tanya nanti" ucap Dave saat itu.Melihat ke arah belakang, Dave sepertinya merasa dibuntuti oleh seseorang dari tadi. "Siapa disana? Jangan sembarang mengintip orang dari kejauhan seperti ini atau nanti akan aku laporan ke penjaga sekolah dan bila terlalu kelewatan maka akan aku juga bisa membuat laporan ke poli
Melihat sosok yang liar dan penuh dengan kesengajaan. Tidak mungkin bisa orang ini mencerminkan sosok panutan bagi para murid-muridnya, cara dia berbicara, bersikap, dan berkomunikasi itu sepertinya memang bukan seorang guru yang berwibawa.Dave semakin kesal, wajahnya meluapkan amarah yang semakin pula meluap. Dave sadar jika dirinya memang tidak pernah mendapatkan perlakuan se-hina ini, namun apa pantas jika orang yang mempunyai materi yang kurang, harus dilakukan seperti ini? Sepertinya itu bukan sama sekali perilaku kemanusiaan yang seharusnya dilaksanakan kepada semua manusia secara adil.Tahun demi tahun, hari demi hari, bulan demi bulan juga berganti tanpa sadar. Perubahan jaman seharusnya bisa membawa seseorang lebih maju dan lebih baik kedepannya. Tapi mengapa justru makin ke arah kehancuran masa depan?Teman Dave benar-benar ketakutan, semua perhatian tertuju padanya, hinaan yang seharusnya dulu tidak pernah ia
"selamat siang anak-anak yang ibu nanti-nanti" pagi ini ucapan salam dari wali kelas kami sepertinya terlihat sangat bersemangat dari biasanya, apa mungkin tadi pagi dia salah makan saat sarapan pagi ya?Wali kelas kami menyuruh mengeluarkan buku serta alat tulis yang nantinya akan sangat berguna ketika jam pelajaran berlangsung nanti. "Dave, apa kau membawa pulpen dua?" Tanya Ron yang dimana merupakan salah satu teman-teman yang Dave punya.Dave menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri karena mengetahui sifat pelupa yang memang menjadi ciri khas dari Ron temannya itu, selama ini Ron selalu berusaha untuk merubah sifat lupanya itu, namun tetap saja masih dalam tahap proses dan belum langsung seketika menjadi sosok profesor yang akan mengingat segala hal."Nih pulpennya, oiya nanti kalau kau memang tidak punya pulpen sama sekali, kau bisa ambil pulpen itu dan membawanya pulang" balas Dave, sambil memberikan pulpen yan