Dave benar-benar terkejut melihat siapa wajah itu yang berani masuk ke dalam ruangan privasi nya. Perempuan yang diyakininya tidak suka keberadaan dirinya datang langsung untuk mengambil buku yang sedang dia baca "ci, lo kok" Ucap Dave, Dave menghembuskan nafas.
Cia bingung karena tertangkap basah, Cia menundukkan Kepala "Dave, sorry gue masuk ke ruangan privasi lo" Cia keceplosan karena mengaku bahwa dirinya benar-benar masuk ke dalam kamar Dave, Cia hanya bisa diam di tempat dimana dia harus berhadapan secara langsung dengan Dave.
Dave benar-benar tidak percaya atas perilaku yang dilakukan oleh Cia, namun Dave mulai berfikir apa mungkin ini karena Cia ingin mengambil kembali bukunya itu, tapi kenapa tidak memberitahu kepada Dave saja bahwa dia ingin mengambil nya kerumah.
"Sorry gue lancang buat baca diary lo, tapi apa yang membuat pikiran lo sendiri buat berani masuk ke ruangan privasi gue ci?" Tanya Dave dengan t
Sesaat Dave sampai dirumah, dia langsung mengunci semua pintu dan jendela di setiap sudut ruang rumahnya. Dave sadar kini dia belum bisa menemukan ibunya, sudah pasti Dave juga tidak mungkin harus bermanja-manja padahal dia sendiri seharusnya sudah bisa hidup mandiri. Dave duduk di kasurnya, dia melirik ke arah kanan meja belajar dan melihat foto keluarganya yang harmonis, sosok ibu bagi Dave adalah malaikat yang harus dia jaga saat ini, karena Dave sudah tidak mempunyai sosok ayah. Ayah Dave memang sudah pergi meninggalkan Dave saat Dave duduk di bangku kelas delapan smp, Dave sangat bahagia bila bersama Ayah-nya, ayah Dave adalah sosok pahlawan di mata Dave, mereka berdua saling mengerti tentang pribadi masing-masing. Ayah Dave selalu memperhatikan anaknya, Dave bangga mempunyai ayah sepertinya. Namun sayangnya, kecelakaan yang menimpa Ayah nya waktu itu membuat Dave shock dan tidak bisa berkata- kata lagi, Dave menan
Dibenak Dave, Cia adalah sosok teman yang baik dan perhatian kepada setiap orang yang menjadi temannya. Namun ketika Gaby tiada, Cia mempunyai sifat yang sebelumnya tidak orang lain tau, entah bagaimana dia melakukan hal yang cukup mengejutkan itu. Dave sendiri merasa banyak perbedaan dari diri Cia, caranya berbicara juga seperti seorang yang dilanda banyak masalah. Dave sadar dia tidak perlu memikirkan sosok Cia, namun ketika Gaby tiada maka teman yang sekarang perlu dia jaga juga sepertinya akan ada kemungkinan bahwa nantinya akan menjadi sahabat itu seperti Cia, bukanlah hal yang sewajarnya dilupakan. Gaby adalah teman yang baik bagi Dave, maka sekarang sebagai teman, Dave juga bisa menjadi teman baik bagi Cia. Tapi kelakuan Cia membuat Dave harus berfikir dua kali. "Ah sudahlah lupakan saja kejadian Cia, sekarang sepertinya aku yang harus datang dan meminta maaf pada Cia" Ucap Dave. Sore harinya, Dave pergi ke rumah
"Permisi, saya ada keperluan karena ingin melaporkan suatu perkara pak" Ucap Dave saat di kantor polisi, "oh, iya silahkan masuk" Sahut pak polisi. Saat sampai dan duduk di depan pak polisi, Dave mengeluarkan dan mengecek lagi seluruh bukti yang dia kumpulkan tadi."Hemm, sepertinya tidak ada yang terlewat sedikit pun kurasa" Ucap Dave dalam hati, Dave mengeluarkan bukti satu per satu kepada polisi. "Ini, pak buktinya, disini saya ingin membuat laporan bahwa ibu saya telah diculik seseorang yang tidak diketahui identitasnya", " Apakah anda sempat melihat sendiri kejadian yang menimpa ibu anda itu?" Tanya pak polisi."Iya, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri" Ucap Dave, "apakah anda besedia untuk menceritakan dan menggambarkan seperti apa orang itu?" Tanya pak polisi untuk bisa memastikannya lebih detail lagi."Jelas bisa pak, orang yang saya lihat pada waktu itu menggunakan kemeja dan cel
Dave membersihkan barang-barang itu, tapi tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, suara paket datang. Dave membeli peralatan pembersih rumah lewat online market. Setelah barang itu datang, Dave segera menyelesaikan pekerjaan rumahnya supaya dia bisa cepat istirahat.Setelah berkemas rapih, Dave segera pergi untuk mandi karena melihat dirinya sendiri sangat kotor akibat debu-debu yang menempel pada bajunya itu. "Bila saja ada ibu disisiku, pasti sekarang kita sedang membersihkan rumah bersama-sama dan juga tertawa dengan banyak hal-hal lucu" Ucap Dave, tapi dia sadar saat ini ibu tidak mungkin sampai disini sekarang.Setelah bebenah dan merapikan segalanya, Dave masuk ke kamar sang ibu, ia melihat barang barang yang disimpan, alangkah tersentuh hati Dave. Ibu selalu mengabadikan segala moment bersama ayah dan dirinya lalu dipajang di dinding foto. Malam itu Dave hanya ingin tidur di kasur milik ibunya, karena dia sangat rin
Dave tidak menyangka bisa bertemu dengan sang ibu di tempat yang dia tidak tau dimana. Mata Dave berkaca-kaca melihat malaikat kesayangannya sudah ada bersama dirinya, "ibu, aku rindu padamu" Ucap Dave sambil meneteskan sedikit demi sedikit air matanya itu. "Aku juga" Balas sang ibu padanya, Dave heran mengapa ibu begitu dingin padanya. Terdengar seperti suara langkah yang mendekat, perempuan nan cantik berpakaian merah pekat, rambut yang terawat dan indah itu berdiri dihadapan ibu Dave dan juga Dave. "Loh, tante kenapa disini?" Tanya Dave pada perempuan itu, "DIAM KAU!" Balas perempuan itu dengan nada tinggi yang membentak. Perempuan itu adalah mama dari sahabat terbaik Dave, yaitu mama Gaby. "Jadi benar apa yang aku lihat di ponsel tante ketika ada notifikasi yang muncul tentang mama ku" Balas Dave, "tapi untuk apa tante seperti ini pada saya" Sahut Dave sekali lagi. "Hah! Kau masih bertan
Setelah kejadian itu, hari hari berikutnya berjalan sudah seperti biasanya. Dave yang sudah normal untuk kembali bersekolah, ibu Dave yang selalu menyambut ramah kedatangan anaknya setiap sekolah, mama Gaby yang semakin membaik dari keadaannya karena sekarang sudah berteman dekat dengan ibu Dave, dan masih banyak lagi. Namun ada sedikit yang berbeda, yaitu mama Gaby selalu berusaha meluangkan waktu untuk bertemu ibu Dave dan Dave setiap harinya, karena menganggap mereka berdua sudah seperti keluarga. Tapi, saat ini Dave masih sering diam dan menjadi individualis. Sosok Cia yang biasa mengganggu Dave, kini tidak lagi ada di depan matanya, sepertinya benar bahwa Dave sangat merindukan Cia. Tapi apa mungkin Cia mau kembali dan berteman dengan Dave lagi? Namun untuk saat ini Dave berusaha untuk memfokuskan dirinya kepada ujian yang sebentar lagi menentukan kelulusannya. Padahal dia ingat betul, Cia da
Teman-teman Dave yang melihat Dave kebingungan dengan keberadaan Cia sekarang terlihat gembira, "cie, nyariin Cia ada apa nih" Teman-teman Dave yang mulai kompak untuk membuat wajah Dave nampak memerah. Dave tersipu malu, tapi sebagai seorang pria sejati, dia tidak perlu menunjukkan wajahnya yang tampan dan pemberani itu. Dave juga tipe orang yang tidak mau terlihat lemah dihadapan orang lain, ketika pulang ia dijemput oleh mama Gaby. "Loh, kok kamu mukanya merah gitu Dave? Kamu habis Ditonjokkin siapa" Tanya mama Gaby pada Dave, "ih, engga kok tan, wajah Dave mana mungkin memerah, lagian Dave ini kan sangat tangguh dan kuat sebagai laki-laki yang hebat dan keren ini. Mendengar itu mama Gaby tertawa terbahak-bahak atas kelakuan salah tingkah Dave, " Hadeh, eh Dave dengerin nih, tante juga pernah muda keless, jadi ya tante juga pasti tau dong gimana rasanya orang yang sedang dalam proses cinta monyetnyamonyetnya" Sahut mama Ga
Setelah menutup ponselnya itu, Dave nampaknya terlihat sangat kesal karena teman-teman nya yang dia rasa saat ini selalu membully dan mengejek dirinya itu, "Dave kau kenapa" Tanya mama Gaby yang melihat lekukan di wajah Dave. "Gapapa kok tan" Balas Dave menutupi amarah nya itu.Ibu Dave heran, biasanya dari dulu jika Dave sedang diejek dia tak pernah marah sedikit pun, apalagi diejek oleh teman-teman terdekatnya sendiri, tapi kali ini ibu Dave menyadari sepertinya anak kesayangannya ini sedang memikirkan seseorang yang cukup berarti bagi dirinya, tapi siapa orang itu apakah ibu Dave tau?Dave ijin meninggalkan tempat itu saat ibu dan mama Gaby sedang menikmati es podeng mereka, dan tanpa sepengetahuan Dave, ibu dan mama Gaby juga sedang membuat rencana untuk menjadi kejutan bagi Dave yang selama ini terlihat bahagia namun dibalik kebahagiaan yang ada pada dirinya, dia juga sedang memikirkan sesuatu."Ba
Bel berdentang, menandakan bahwa ujian akan segera dimulai.Semua siswa menuju ke kelas mereka masing-masing dan menemukan tempat duduk yang telah diatur sekolah dengan teliti sebelumnya. "Ya Allah, saya sangat gugup sekarang, dan saya harap semua yang sudah saya pelajari tidak akan sia-sia hanya karena saya gugup dan kurang percaya diri," kata salah seorang siswa di kelas tersebut. Katanya menciptakan rasa empati di kalangan siswa lainnya, dan tiba-tiba, semua orang merasa perlu mengendalikan ketegangan mereka untuk memastikan kesuksesan pada hari pertama ujian.Dave dan teman-temannya mulai merasakan semangat yang membara. Sebelumnya, mereka masing-masing telah berdoa sesuai dengan keyakinan mereka, mencari kelancaran dalam ujian hari pertama. "Ibu guru [Nama Guru] akan mendistribusikan kertas ujian pertama, dan kami berharap Anda akan mengerjakannya dengan jujur," kata guru yang mengawasi ujian tersebut.Para siswa menganggukkan setuju. "Baik, Bu Guru [Nama Guru], kami akan melakuk
Dave berusaha untuk sampai dengan cepat ke rumahnya itu dengan membawakan makanan untuk teman-temannya, namun ketika di pertengahan jalan tiba-tiba saja "aduh sendal ku kenapa harus terputus di saat seperti ini" ucap Dave melihat ke bawah kakinya. Namun tetap saja dirinya masih berusaha untuk harus bisa sampai di rumahnya tepat waktu.Membawa semua barang seperti makanan dan juga sendalnya yang terputus tadi membuat Dave merasa seperti orang yang sedang berdagang. "Ah sudahlah, aku harus segera berlari walaupun kaki ku terkenang butiran pasir-pasir komplek seperti ini. Ini semua demi perut karet teman-teman ku" kata Dave sambil memegang semua barang bawaannya itu yang terlihat sangat banyak dan ribet.Dari kejauhan rumah Dave sudah mulai terlihat, teman-teman Dave juga menyadari ada sosok laki-laki jantan yang sangat kuat karena membawa barang-barang dagangan seperti seorang pekerja di rumah makan. "Hei semua, coba lihat, itu adalah pahlawan
Seketika Cia terhenti berbicara pada saat Dave menyampaikan atau melontarkan kata-kata yang baru saja dengan sadar dirinya ucapkan pada Cia itu. "Lho Dave, tapi kan ini eum aku hanya ingin menghibur dirimu yang aku perhatikan dari tadi raut wajah mu seperti tidak bersemangat saat biasanya bertemu dengan aku" ucap Cia dengan wajah yang sepertinya sangat kesakitan hatinya waktu kebaikan yang dia berikan ditolak seperti itu. Dave menyuruh Cia untuk duduk di samping dirinya terlebih dahulu sebelum pembicaraan mereka berdua semakin menuju kepada ke salah pahaman dari masing-masing pribadi. "Cia, sini sebentar. Kau harus duduk terlebih dahulu di samping diriku karena aku tau pasti kau merasa sakit hati kan dengan kata-kata aku barusan" balas Dave kepada Cia yang sangat murung terhadap ucapannya itu, namun Cia tetap menuruti kata-kata Dave tadi itu. Cia mendekat ke arah Dave untuk duduk di sampingnya itu, perlahan dengan langkah kaki yang gemet
Saat itu Cia melihat Dave yang dimana juga melihat dirinya itu, namun mengapa Dave tidak begitu tertarik ketika Cia datang untuk memberikan buah ke rumahnya itu. "Sedang apa kau disini Cia? Apa ada keperluan penting yang mengharuskan dirimu untuk bisa datang ke sini?" Tanya Dave pada Cia saat itu juga. Cia tertegun mendengar itu, karena memang bisa dilihat. Semua teman-teman Dave yang melihat dirinya seketika mengajak Cia berbicara dan juga asik padanya, namun berbeda dengan Dave yang justru mengabaikan dirinya dan juga hanya bertanya dengan pertanyaan yang sepertinya Dave tidak mau dirinya lama di sini. "Aku membawa buah" balas Cia. Cia berfikir apa lebih baik dirinya itu langsung saja memberikan buah itu kepada Dave lalu pergi meninggalkan tempat atau rumah Dave yang dimana sedang ramai orang yaitu teman-teman Dave sendiri walaupun jika disekola itu juga sebetulnya teman-teman yang dekat dengan Cia, "oiya, sepertinya aku hanya me
Setelah membeli beberapa kue dan camilan untuk belajar bersama nanti. Akhirnya teman-teman Dave sampai juga di rumah Dave, "HAIIII! Dave, ni lihat apa yang kami bawa untuk dirimu. Sepotong kue stroberi lezat yang benar-benar menggiurkan mulut sampai rasanya sedang memakan sepotong salju yang dingin ahahaha" Teriak teman-teman Dave karena ingin menyapa Dave terlebih dahulu.Dave melihat teman-temannya itu ternyata sudah datang dan sampai dengan selamat di rumah nya itu, "Hai teman-teman, bagaimana kalian bisa sampai dengan cepat kesini? Oiya apa tadi kalian benar-benar muak ketika menghadapi macet di tengah perjalanan yang jauh itu? Omong-omong terima kasih banyak atas kue yang diberikan untukku ya" balas Dave tersenyum ramah kepada teman-teman nya itu.Dave mempersilahkan teman-teman nya itu masuk terlebih dahulu ke rumah nya karena dia juga tau pasti sangat lelah menghadapi ke macetan lalu lintas di jalanan yang besar dan juga padat akan pe
*percakapan grup*Dave: "teman-teman, bagaimana nanti kalian datang sesuai jadwal yang kalian punya ketika tidak sibuk sama sekali? Aku tau jika banyak dari kalian yang harus sibuk membantu orang tua atau pun lainnya"Teman Dave: "bailah Dave, terimakasih atas bantuannya. Oiya kira-kira apa yang masing-masing perlu kami bawa supaya ketika belajar bersama nanti tidak terasa membosankan dari biasanya? Karena aku ingin sekali belajar bersama kali ini tidak membosankan agar bisa belajar lebih lama lagi di rumah mu nanti, jadi bagaimana?"Dave: " baiklah, kalian cukup membawa makanan dan minuman atau pun cemilan yang bisa menemani belajar nanti, dan itu hanya untuk tambahan saja karena di rumah ku nanti akan aku sediakan untuk kalian saat datang nanti"Teman Dave: "baiklah, terima kasih banyak Dave"Setelah selesai berunding di grup mengenai aktivitas yang akan dilakukan yaitu belajar
Keesokkan harinya, para murid yang datang ke sekolah masih tetap sama. Tidak sama sekali berkurang dari jumlah biasanya, karena besok adalah hari yang akan menjadi perang dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri yaitu ujian akhir semester.Bukan hanya para murid yang datang dengan jumlah yang lengkap ke sekolah, ternyata para guru pun juga ikut serta karena mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mendidik murid-muridnya. Dave memperhatikan satu per satu dari wajah guru-guru yang muncul di sekolah har ini. "Sepertinya guru matematika tidak masuk hari ini, tapi mengapa? Apa mungkin ini akibat kejadian kemarin? Heum... baiklah akan aku tanya nanti" ucap Dave saat itu.Melihat ke arah belakang, Dave sepertinya merasa dibuntuti oleh seseorang dari tadi. "Siapa disana? Jangan sembarang mengintip orang dari kejauhan seperti ini atau nanti akan aku laporan ke penjaga sekolah dan bila terlalu kelewatan maka akan aku juga bisa membuat laporan ke poli
Melihat sosok yang liar dan penuh dengan kesengajaan. Tidak mungkin bisa orang ini mencerminkan sosok panutan bagi para murid-muridnya, cara dia berbicara, bersikap, dan berkomunikasi itu sepertinya memang bukan seorang guru yang berwibawa.Dave semakin kesal, wajahnya meluapkan amarah yang semakin pula meluap. Dave sadar jika dirinya memang tidak pernah mendapatkan perlakuan se-hina ini, namun apa pantas jika orang yang mempunyai materi yang kurang, harus dilakukan seperti ini? Sepertinya itu bukan sama sekali perilaku kemanusiaan yang seharusnya dilaksanakan kepada semua manusia secara adil.Tahun demi tahun, hari demi hari, bulan demi bulan juga berganti tanpa sadar. Perubahan jaman seharusnya bisa membawa seseorang lebih maju dan lebih baik kedepannya. Tapi mengapa justru makin ke arah kehancuran masa depan?Teman Dave benar-benar ketakutan, semua perhatian tertuju padanya, hinaan yang seharusnya dulu tidak pernah ia
"selamat siang anak-anak yang ibu nanti-nanti" pagi ini ucapan salam dari wali kelas kami sepertinya terlihat sangat bersemangat dari biasanya, apa mungkin tadi pagi dia salah makan saat sarapan pagi ya?Wali kelas kami menyuruh mengeluarkan buku serta alat tulis yang nantinya akan sangat berguna ketika jam pelajaran berlangsung nanti. "Dave, apa kau membawa pulpen dua?" Tanya Ron yang dimana merupakan salah satu teman-teman yang Dave punya.Dave menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri karena mengetahui sifat pelupa yang memang menjadi ciri khas dari Ron temannya itu, selama ini Ron selalu berusaha untuk merubah sifat lupanya itu, namun tetap saja masih dalam tahap proses dan belum langsung seketika menjadi sosok profesor yang akan mengingat segala hal."Nih pulpennya, oiya nanti kalau kau memang tidak punya pulpen sama sekali, kau bisa ambil pulpen itu dan membawanya pulang" balas Dave, sambil memberikan pulpen yan