*percakapan grup*
Dave: "teman-teman, bagaimana nanti kalian datang sesuai jadwal yang kalian punya ketika tidak sibuk sama sekali? Aku tau jika banyak dari kalian yang harus sibuk membantu orang tua atau pun lainnya"
Teman Dave: "bailah Dave, terimakasih atas bantuannya. Oiya kira-kira apa yang masing-masing perlu kami bawa supaya ketika belajar bersama nanti tidak terasa membosankan dari biasanya? Karena aku ingin sekali belajar bersama kali ini tidak membosankan agar bisa belajar lebih lama lagi di rumah mu nanti, jadi bagaimana?"
Dave: " baiklah, kalian cukup membawa makanan dan minuman atau pun cemilan yang bisa menemani belajar nanti, dan itu hanya untuk tambahan saja karena di rumah ku nanti akan aku sediakan untuk kalian saat datang nanti"
Teman Dave: "baiklah, terima kasih banyak Dave"
Setelah selesai berunding di grup mengenai aktivitas yang akan dilakukan yaitu belajar
Setelah membeli beberapa kue dan camilan untuk belajar bersama nanti. Akhirnya teman-teman Dave sampai juga di rumah Dave, "HAIIII! Dave, ni lihat apa yang kami bawa untuk dirimu. Sepotong kue stroberi lezat yang benar-benar menggiurkan mulut sampai rasanya sedang memakan sepotong salju yang dingin ahahaha" Teriak teman-teman Dave karena ingin menyapa Dave terlebih dahulu.Dave melihat teman-temannya itu ternyata sudah datang dan sampai dengan selamat di rumah nya itu, "Hai teman-teman, bagaimana kalian bisa sampai dengan cepat kesini? Oiya apa tadi kalian benar-benar muak ketika menghadapi macet di tengah perjalanan yang jauh itu? Omong-omong terima kasih banyak atas kue yang diberikan untukku ya" balas Dave tersenyum ramah kepada teman-teman nya itu.Dave mempersilahkan teman-teman nya itu masuk terlebih dahulu ke rumah nya karena dia juga tau pasti sangat lelah menghadapi ke macetan lalu lintas di jalanan yang besar dan juga padat akan pe
Saat itu Cia melihat Dave yang dimana juga melihat dirinya itu, namun mengapa Dave tidak begitu tertarik ketika Cia datang untuk memberikan buah ke rumahnya itu. "Sedang apa kau disini Cia? Apa ada keperluan penting yang mengharuskan dirimu untuk bisa datang ke sini?" Tanya Dave pada Cia saat itu juga. Cia tertegun mendengar itu, karena memang bisa dilihat. Semua teman-teman Dave yang melihat dirinya seketika mengajak Cia berbicara dan juga asik padanya, namun berbeda dengan Dave yang justru mengabaikan dirinya dan juga hanya bertanya dengan pertanyaan yang sepertinya Dave tidak mau dirinya lama di sini. "Aku membawa buah" balas Cia. Cia berfikir apa lebih baik dirinya itu langsung saja memberikan buah itu kepada Dave lalu pergi meninggalkan tempat atau rumah Dave yang dimana sedang ramai orang yaitu teman-teman Dave sendiri walaupun jika disekola itu juga sebetulnya teman-teman yang dekat dengan Cia, "oiya, sepertinya aku hanya me
Seketika Cia terhenti berbicara pada saat Dave menyampaikan atau melontarkan kata-kata yang baru saja dengan sadar dirinya ucapkan pada Cia itu. "Lho Dave, tapi kan ini eum aku hanya ingin menghibur dirimu yang aku perhatikan dari tadi raut wajah mu seperti tidak bersemangat saat biasanya bertemu dengan aku" ucap Cia dengan wajah yang sepertinya sangat kesakitan hatinya waktu kebaikan yang dia berikan ditolak seperti itu. Dave menyuruh Cia untuk duduk di samping dirinya terlebih dahulu sebelum pembicaraan mereka berdua semakin menuju kepada ke salah pahaman dari masing-masing pribadi. "Cia, sini sebentar. Kau harus duduk terlebih dahulu di samping diriku karena aku tau pasti kau merasa sakit hati kan dengan kata-kata aku barusan" balas Dave kepada Cia yang sangat murung terhadap ucapannya itu, namun Cia tetap menuruti kata-kata Dave tadi itu. Cia mendekat ke arah Dave untuk duduk di sampingnya itu, perlahan dengan langkah kaki yang gemet
Dave berusaha untuk sampai dengan cepat ke rumahnya itu dengan membawakan makanan untuk teman-temannya, namun ketika di pertengahan jalan tiba-tiba saja "aduh sendal ku kenapa harus terputus di saat seperti ini" ucap Dave melihat ke bawah kakinya. Namun tetap saja dirinya masih berusaha untuk harus bisa sampai di rumahnya tepat waktu.Membawa semua barang seperti makanan dan juga sendalnya yang terputus tadi membuat Dave merasa seperti orang yang sedang berdagang. "Ah sudahlah, aku harus segera berlari walaupun kaki ku terkenang butiran pasir-pasir komplek seperti ini. Ini semua demi perut karet teman-teman ku" kata Dave sambil memegang semua barang bawaannya itu yang terlihat sangat banyak dan ribet.Dari kejauhan rumah Dave sudah mulai terlihat, teman-teman Dave juga menyadari ada sosok laki-laki jantan yang sangat kuat karena membawa barang-barang dagangan seperti seorang pekerja di rumah makan. "Hei semua, coba lihat, itu adalah pahlawan
Bel berdentang, menandakan bahwa ujian akan segera dimulai.Semua siswa menuju ke kelas mereka masing-masing dan menemukan tempat duduk yang telah diatur sekolah dengan teliti sebelumnya. "Ya Allah, saya sangat gugup sekarang, dan saya harap semua yang sudah saya pelajari tidak akan sia-sia hanya karena saya gugup dan kurang percaya diri," kata salah seorang siswa di kelas tersebut. Katanya menciptakan rasa empati di kalangan siswa lainnya, dan tiba-tiba, semua orang merasa perlu mengendalikan ketegangan mereka untuk memastikan kesuksesan pada hari pertama ujian.Dave dan teman-temannya mulai merasakan semangat yang membara. Sebelumnya, mereka masing-masing telah berdoa sesuai dengan keyakinan mereka, mencari kelancaran dalam ujian hari pertama. "Ibu guru [Nama Guru] akan mendistribusikan kertas ujian pertama, dan kami berharap Anda akan mengerjakannya dengan jujur," kata guru yang mengawasi ujian tersebut.Para siswa menganggukkan setuju. "Baik, Bu Guru [Nama Guru], kami akan melakuk
Semua orang hanya memikirkan bagaimana cara agar mereka selalu bahagia dengan hidupnya. Bukan hanya mereka saja yang sedang memikirkan hal itu, namun sekarang dia juga tengah berusaha untuk mewujudkannya.Sedih, kecewa, bahagia. Seperti rasa ice cream coklat yang setelah menikmatinya sampai habis pasti ujung-ujungnya rasa itu perlahan akan pergi dan menghilang. Gaby adalah remaja perempuan yang selalu memikirkan kehidupan keluarganya dan terkadang sampai lupa untuk memikirkan dirinya sendiri.Dia yang kini duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tingkat terakhir yaitu kelas 3. Tak ada hal yang sama sekali terlihat sedih pada dirinya, dia selalu tertawa, tersenyum, mudah bergaul, memberikan candaan, dan selalu rendah hati setiap harinya.Bukankah itu terlihat sangat bahagia dan manis?Di kelas 3 SMA menurutnya adalah pacuan untuk melakukan hal terbaik yang ada pada dirinya. Datang
"Gaby ayo cepat nak nanti bunda bisa terlambat, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan" Bunda Gaby yang sedang menunggu Gaby agar cepat naik ke atas motor nya dan segera berangkat ke sekolah. "Iya bun sebentar" sahut Gaby, diperjalanan menuju sekolah Gaby dan Bunda nya selalu ber suka cita dengan canda tawa yang penuh kebahagiaan dari keduanya sebagai hubungan antara orang tua dan anaknya. Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Gaby bergegas turun dari motor karena hujan deras mulai turun "Bunda, Gaby pergi sekolah dulu ya" Gaby yang segera salim kepada Bunda nya untuk berpamitan. "Belajar yang rajin ya nak" jawab Bunda Gaby yang sepertinya juga akan terlambat ke tempat kerjanya. Wush..... Wush.....wush...... Gaby berlari sangat cepat menuju ke kelas nya. Brrukkk, "Aduh" Gaby yang terjatuh karena sepertinya dia sudah menabrak orang yang ada di depan nya. "Maaf ya Gaby tidak sengaja" lalu berdiri sa
Sesampai nya di kelas Gaby mulai memikirkan bagaimana cara agar besok dia bisa pergi tanpa merasa gelisah dan khawatir takut akan terjadi apa apa dengan diri nya. *Di kantin tadi* Sambil menikmati baso yang tadi dia pesan Gaby hampir saja keselek baso kecil nya karena Dave bertanya secara tiba tiba "Kau yakin akan pergi ke tempat ini besok siang" . Gaby yang spontan menengok ke arah Dave sambil minum es jeruk nya karena habis tersedak baso itu heran kenapa Dave tahu kalau aku sedang memikirkan hal itu. "Ah soal itu, aku juga seperti nya tidak terlalu yakin untuk pergi besok karena besok juga hari pertama ku bermain dengan Cia" Gaby yang menjawab pertanyaan Dave itu sebenarnya sedikit heran kenapa harus memberikan pertanyaan seperti itu saat sedang dia makan, walaupun Gaby sama sekali tidak menyadari kenapa Dave tahu dan bertanya soal alamat
Bel berdentang, menandakan bahwa ujian akan segera dimulai.Semua siswa menuju ke kelas mereka masing-masing dan menemukan tempat duduk yang telah diatur sekolah dengan teliti sebelumnya. "Ya Allah, saya sangat gugup sekarang, dan saya harap semua yang sudah saya pelajari tidak akan sia-sia hanya karena saya gugup dan kurang percaya diri," kata salah seorang siswa di kelas tersebut. Katanya menciptakan rasa empati di kalangan siswa lainnya, dan tiba-tiba, semua orang merasa perlu mengendalikan ketegangan mereka untuk memastikan kesuksesan pada hari pertama ujian.Dave dan teman-temannya mulai merasakan semangat yang membara. Sebelumnya, mereka masing-masing telah berdoa sesuai dengan keyakinan mereka, mencari kelancaran dalam ujian hari pertama. "Ibu guru [Nama Guru] akan mendistribusikan kertas ujian pertama, dan kami berharap Anda akan mengerjakannya dengan jujur," kata guru yang mengawasi ujian tersebut.Para siswa menganggukkan setuju. "Baik, Bu Guru [Nama Guru], kami akan melakuk
Dave berusaha untuk sampai dengan cepat ke rumahnya itu dengan membawakan makanan untuk teman-temannya, namun ketika di pertengahan jalan tiba-tiba saja "aduh sendal ku kenapa harus terputus di saat seperti ini" ucap Dave melihat ke bawah kakinya. Namun tetap saja dirinya masih berusaha untuk harus bisa sampai di rumahnya tepat waktu.Membawa semua barang seperti makanan dan juga sendalnya yang terputus tadi membuat Dave merasa seperti orang yang sedang berdagang. "Ah sudahlah, aku harus segera berlari walaupun kaki ku terkenang butiran pasir-pasir komplek seperti ini. Ini semua demi perut karet teman-teman ku" kata Dave sambil memegang semua barang bawaannya itu yang terlihat sangat banyak dan ribet.Dari kejauhan rumah Dave sudah mulai terlihat, teman-teman Dave juga menyadari ada sosok laki-laki jantan yang sangat kuat karena membawa barang-barang dagangan seperti seorang pekerja di rumah makan. "Hei semua, coba lihat, itu adalah pahlawan
Seketika Cia terhenti berbicara pada saat Dave menyampaikan atau melontarkan kata-kata yang baru saja dengan sadar dirinya ucapkan pada Cia itu. "Lho Dave, tapi kan ini eum aku hanya ingin menghibur dirimu yang aku perhatikan dari tadi raut wajah mu seperti tidak bersemangat saat biasanya bertemu dengan aku" ucap Cia dengan wajah yang sepertinya sangat kesakitan hatinya waktu kebaikan yang dia berikan ditolak seperti itu. Dave menyuruh Cia untuk duduk di samping dirinya terlebih dahulu sebelum pembicaraan mereka berdua semakin menuju kepada ke salah pahaman dari masing-masing pribadi. "Cia, sini sebentar. Kau harus duduk terlebih dahulu di samping diriku karena aku tau pasti kau merasa sakit hati kan dengan kata-kata aku barusan" balas Dave kepada Cia yang sangat murung terhadap ucapannya itu, namun Cia tetap menuruti kata-kata Dave tadi itu. Cia mendekat ke arah Dave untuk duduk di sampingnya itu, perlahan dengan langkah kaki yang gemet
Saat itu Cia melihat Dave yang dimana juga melihat dirinya itu, namun mengapa Dave tidak begitu tertarik ketika Cia datang untuk memberikan buah ke rumahnya itu. "Sedang apa kau disini Cia? Apa ada keperluan penting yang mengharuskan dirimu untuk bisa datang ke sini?" Tanya Dave pada Cia saat itu juga. Cia tertegun mendengar itu, karena memang bisa dilihat. Semua teman-teman Dave yang melihat dirinya seketika mengajak Cia berbicara dan juga asik padanya, namun berbeda dengan Dave yang justru mengabaikan dirinya dan juga hanya bertanya dengan pertanyaan yang sepertinya Dave tidak mau dirinya lama di sini. "Aku membawa buah" balas Cia. Cia berfikir apa lebih baik dirinya itu langsung saja memberikan buah itu kepada Dave lalu pergi meninggalkan tempat atau rumah Dave yang dimana sedang ramai orang yaitu teman-teman Dave sendiri walaupun jika disekola itu juga sebetulnya teman-teman yang dekat dengan Cia, "oiya, sepertinya aku hanya me
Setelah membeli beberapa kue dan camilan untuk belajar bersama nanti. Akhirnya teman-teman Dave sampai juga di rumah Dave, "HAIIII! Dave, ni lihat apa yang kami bawa untuk dirimu. Sepotong kue stroberi lezat yang benar-benar menggiurkan mulut sampai rasanya sedang memakan sepotong salju yang dingin ahahaha" Teriak teman-teman Dave karena ingin menyapa Dave terlebih dahulu.Dave melihat teman-temannya itu ternyata sudah datang dan sampai dengan selamat di rumah nya itu, "Hai teman-teman, bagaimana kalian bisa sampai dengan cepat kesini? Oiya apa tadi kalian benar-benar muak ketika menghadapi macet di tengah perjalanan yang jauh itu? Omong-omong terima kasih banyak atas kue yang diberikan untukku ya" balas Dave tersenyum ramah kepada teman-teman nya itu.Dave mempersilahkan teman-teman nya itu masuk terlebih dahulu ke rumah nya karena dia juga tau pasti sangat lelah menghadapi ke macetan lalu lintas di jalanan yang besar dan juga padat akan pe
*percakapan grup*Dave: "teman-teman, bagaimana nanti kalian datang sesuai jadwal yang kalian punya ketika tidak sibuk sama sekali? Aku tau jika banyak dari kalian yang harus sibuk membantu orang tua atau pun lainnya"Teman Dave: "bailah Dave, terimakasih atas bantuannya. Oiya kira-kira apa yang masing-masing perlu kami bawa supaya ketika belajar bersama nanti tidak terasa membosankan dari biasanya? Karena aku ingin sekali belajar bersama kali ini tidak membosankan agar bisa belajar lebih lama lagi di rumah mu nanti, jadi bagaimana?"Dave: " baiklah, kalian cukup membawa makanan dan minuman atau pun cemilan yang bisa menemani belajar nanti, dan itu hanya untuk tambahan saja karena di rumah ku nanti akan aku sediakan untuk kalian saat datang nanti"Teman Dave: "baiklah, terima kasih banyak Dave"Setelah selesai berunding di grup mengenai aktivitas yang akan dilakukan yaitu belajar
Keesokkan harinya, para murid yang datang ke sekolah masih tetap sama. Tidak sama sekali berkurang dari jumlah biasanya, karena besok adalah hari yang akan menjadi perang dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri yaitu ujian akhir semester.Bukan hanya para murid yang datang dengan jumlah yang lengkap ke sekolah, ternyata para guru pun juga ikut serta karena mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mendidik murid-muridnya. Dave memperhatikan satu per satu dari wajah guru-guru yang muncul di sekolah har ini. "Sepertinya guru matematika tidak masuk hari ini, tapi mengapa? Apa mungkin ini akibat kejadian kemarin? Heum... baiklah akan aku tanya nanti" ucap Dave saat itu.Melihat ke arah belakang, Dave sepertinya merasa dibuntuti oleh seseorang dari tadi. "Siapa disana? Jangan sembarang mengintip orang dari kejauhan seperti ini atau nanti akan aku laporan ke penjaga sekolah dan bila terlalu kelewatan maka akan aku juga bisa membuat laporan ke poli
Melihat sosok yang liar dan penuh dengan kesengajaan. Tidak mungkin bisa orang ini mencerminkan sosok panutan bagi para murid-muridnya, cara dia berbicara, bersikap, dan berkomunikasi itu sepertinya memang bukan seorang guru yang berwibawa.Dave semakin kesal, wajahnya meluapkan amarah yang semakin pula meluap. Dave sadar jika dirinya memang tidak pernah mendapatkan perlakuan se-hina ini, namun apa pantas jika orang yang mempunyai materi yang kurang, harus dilakukan seperti ini? Sepertinya itu bukan sama sekali perilaku kemanusiaan yang seharusnya dilaksanakan kepada semua manusia secara adil.Tahun demi tahun, hari demi hari, bulan demi bulan juga berganti tanpa sadar. Perubahan jaman seharusnya bisa membawa seseorang lebih maju dan lebih baik kedepannya. Tapi mengapa justru makin ke arah kehancuran masa depan?Teman Dave benar-benar ketakutan, semua perhatian tertuju padanya, hinaan yang seharusnya dulu tidak pernah ia
"selamat siang anak-anak yang ibu nanti-nanti" pagi ini ucapan salam dari wali kelas kami sepertinya terlihat sangat bersemangat dari biasanya, apa mungkin tadi pagi dia salah makan saat sarapan pagi ya?Wali kelas kami menyuruh mengeluarkan buku serta alat tulis yang nantinya akan sangat berguna ketika jam pelajaran berlangsung nanti. "Dave, apa kau membawa pulpen dua?" Tanya Ron yang dimana merupakan salah satu teman-teman yang Dave punya.Dave menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri karena mengetahui sifat pelupa yang memang menjadi ciri khas dari Ron temannya itu, selama ini Ron selalu berusaha untuk merubah sifat lupanya itu, namun tetap saja masih dalam tahap proses dan belum langsung seketika menjadi sosok profesor yang akan mengingat segala hal."Nih pulpennya, oiya nanti kalau kau memang tidak punya pulpen sama sekali, kau bisa ambil pulpen itu dan membawanya pulang" balas Dave, sambil memberikan pulpen yan