Share

Bab 41

Penulis: Lusia Sudarti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

41. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

Orang Dari Masa Lalu, Mencoba Menghancurkan Rumah Tanggal

Penulis : Lusia Sudarti

Part 41

"Baiklah Kak, nanti sekitar pukul sepuluh saya kerumah Kakak," ujar Suamiku.

"Ayo diminum Kak, udah dingin kopinya."

"Oh iya!" Kak Andi meraih gelas lalu menyesapnya hingga tandas, menyisakan ampasnya aja.

"Ya sudah Mas, saya permisi dulu ya, saya ada urusan sebentar, nanti telpon aja ya Mas."

"Oh iya silahkan Kak," ujar Suamiku, kami mengantarkan Kak Andi hingga diluar teras.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Hari-hari berganti, minggu depan akan memasuki bulan suci ramadhan, sementara semua pekerjaan masih dibawah standar. Aku tak tau, apakah lebaran tahun ini bisa membeli pakaian untuk Anak-anakku atau tidak? Sedangkan untuk makan gali lubang tutup lubang.

Masih bersyukur, setidaknya masih bisa memberi makan untuk mereka. Biarlah, seandainya nanti mereka tak dapat membeli pakaian baru. Jika suatu saat punya uang sedikit lebih, akan aku belikan pakaian untuk mere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 42

    42. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Dia Kembali Untuk Memisahkan Kami Penulis : Lusia Sudarti Part 42Esok bulan ramadhan, Suamiku membanting tulang untuk menyambut puasa pertama. Maklum Anak-anakku selalu berpuasa. Kasihan jika sahur dan buka hanya dengan nasi putih aja. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Malam telah larut tapi tanda-tanda Suamiku belum pulang, aku gelisah di teras seorang diri.Anak-anakku telah terlelap semua.Aku mengusir galau dihatiku dengan bermain ponsel. Ting! Aku kaget ada pesan whatsapp masuk. Karena penasaran aku membuka pesan tanpa nama.'Ternyata nomor Argi. Mau apa lagi sih dia," gerutuku. (Mbak, aku bela-belain membeli kebon hanya untuk kamu, tapi kenapa kamu meninggalkan aku?) Malas bacanya. Tak ada gunanya juga.Lebih baik aku membuka aplikasi menulis untuk update cerita yang kemarin kutulis. 'Kenapa ya hidupku kok begini amat, teman baik nggak punya, Ibu sudah kembali kepada-Nya. Sekalinya punya teman malah mau merusak rumah tanggaku! Aku termenung beb

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 43

    43. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Suamiku Bercerita. Penulis : Lusia Sudarti Part 43(Emang nya nggak ada laki-laki lain yang mau sama kamu? Hingga kamu memintaku untuk melepaskan Suamiku? Tak ada bosannya ya kamu mengganggu kehidupanku!) kukirim balasan yang lebih menyakitkan kepadanya. Ting! (Aku tau kamu hanya menginginkan harta Kak Iman kan ... ?) 'Apa ....? Aku menginginkan harta!" aku terkekeh seorang diri membaca pesan dari Viola, apa nggak kebalik?" cicitku. Aku begitu geram dengan semua tuduhannya.Pesan-pesannya hanya kubaca tapi tak kubalas. Malas meladeni manusia-manusia serakah uang menghalalkan segala cara.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Sepi sekali malam ini, biasanya Suamiku menemani duduk di teras samping. Tapi malam ini hanya aku seorang diri. Entah mengapa, setelah ada pesan-pesan dari Viola hatiku terasa gundah, was-was dan tak tenang.Viola adalah wanita yang dijodohkan dengan Suami, jauh sebelum bertemu denganku. Ia tetap mencari cara untuk memisahkan kami berdua

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 44

    44. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Mendapatkan THR. Penulis: Lusia Sudarti Part 44"Ma, mau dong," ia memandangku syahdu.Aku tersenyum dan menunduk. Kemudian ia dengan sigap membingkai wajahku.Dan ia mendekatkan bibirnya kepadaku~🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Sauuuurrr, saauurrr, saauuurr ... Panggilan dari masjid untuk membangunkan umat Islam yang akan menunaikan puasa dibulan Suci Ramadhan, bulan seribu kebaikan bergema, bersahut-sahutan dari seluruh Masjid dan Mushola. Aku segera beranjak untuk membersihkan diri, begitu pun Suamiku tercinta, mensucikan diri dari hadas besar.Kemudian aku mendirikan sholat hajat dua rakaat. Suamiku menyalakan kompor untuk menyeduh kopi.Aku menghangatkan lauk dari Bos Suamiku semalam, karena lauk dan sambel serta sayur terpisah jadi bisa dihangatkan kembali.Waktu masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Masih banyak waktu, kebetulan semua sudah selesai. Kami berbincang berdua. "Pa, Anak-anak kemaren berbuka dengan kelapa yang masih muda, ya

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 45

    45. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Mendapat Zakat Fitrah. Penulis : Lusia Sudarti Part 45 "Ini teh kotak Mas," ia mengangkat teh yang sedang disesapnya.Indra memperhatikan teh di tangan Nayla. "Dari mana beli teh kotak Ma?" "Enggak beli, dikasih bos Papa THR, itu diatas meja!" aku menunjukkan susunan minuman. "Wah, banyak sekali Ma." "Alhamdulillah, bisa untuk lebaran," sahutku.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Sehari sebelum lebaran. "Maafkan Papa sama Mama ya, Anak-anak Ma-Pa. Kami tidak bisa membelikan kalian pakaian lebaran. Mama juga gak bisa bikin atau beli kue," ungkap Suamiku.Ada setitik luka direlung hati ini melihat mereka semua tak berganti pakaian tahun ini."Assalamualaikum ...." "Itu siapa Ma," ujar Rani, ia beranjak menuju teras untuk melihat siapa yang mengucap salam. "Waalaikumsalam." "Ma, ada tamu ....!" teriaknya.Aku bergegas menghampiri mereka. "Oh iya Mas, ada apa ya?" aku bertanya kepada Mas Danu, pengurus masjid. "Ini Mbak, ada zakat fitrah dari Masjid

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 46

    46. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Penulis : Lusia Sudarti Part 46Entah apa yang akan terjadi setelah hari raya tahun ini. Apakah akan sedikit membaik perekonomian kami? Apa akan semakin terpuruk ....! Indra dan Nayla pun memakai pakaian tahun kemarin. Hatiku mencelos melihat mereka yang memakai pakaian kemarin dan juga sendal jepit. Tapi mau bagaimana lagi, aku tak mampu untuk membelikan yang baru buat mereka. "Rani ...." Teman-teman Rani bersilaturahmi kerumah kami. "Sini masuk! Rani ada dibelakang ....!" jawabku ketika teman-teman sekolah Rani bersilaturohmi kerumah kontrakanku.Mereka berlima masuk dan duduk di depan kue sederhana yang kubuat. "Itu di ambil Dek, Anggun, Desi, Ranti, Puji dan ... siapa itu yang satunya?" tanyaku kepada mereka. "Tika Tante," jawab Anggun, mereka tersenyum kepadaku. "Oh iya, Tante lupa terus, hehehe," aku terkekeh. "Maklum Tante suka lupa, ayo dicicipi makanannya!" tawarku. "Iya Tante," jawab mereka sopan, Rani masuk menemui teman

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 47

    47. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Kedatangan Guru Sekolah. Penulis : Lusia Sudarti Part 47 'Apa Suamiku membaca pesan-pesan Argi tadi ya? Memang tak ada yang kuhapus, karena aku ingin memberitaunya," lirihku dalam hati. "Ma, sini ..." Aku segera menghampiri Suamiku yang masih duduk di kursi teras, ia menatapku dengan wajah gamang. "Ma, ini pesan dari k3p4r4t itu ya?" ia bertanya kepadaku tanpa mengalihkan pandangan dari wajahku. "Iya Pa, entahlah kenapa semua orang seolah-olah berlomba untuk merusak rumah tangga kita!" aku menjawab pertanyaan dengan nada lirih. Suamiku menyulut satu batang rokok, ia begitu galau dan juga sedikit tertekan setelah membaca semua pesan di ponselku.Asap mengepul dari bibirnya.Sedang aku hanya diam memperhatikan dirinya. "Iya Ma, tapi jika dibiarkan, ia akan selalu. mengulanginya," sahutnya kemudian. "Iya Pa, dari pada menghabiskan energi dan buang-buang waktu lebih baik abaikan saja. Yang penting hatiku ini hanya untukmu, selamanya ..

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 48

    48. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Hasil Rontgent Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 48 "Terus bagaimana Bu, masalah bayaran, Ibu dan Bapak tidak usah memikirkannya, kami ikhlas," tanya Pak Akbar kemudian, mereka menatap kami penuh harap. Aku dan Suami saling pandang sesaat."Baiklah Bu, saya mengijinkan Rani untuk mengikuti liburan sekolah. Dengan catatan, saya mengijinkan karena Ibu dan Bapak yang telah berbaik hati kepada kami, akan tetapi saya masih akan tetap mengembalikannya suatu hari nanti, entah satu pekan kemudian, atau satu bulan kemudian. Karena saat ini keadaan kami betul-betul kesulitan, musibah silih berganti," jawabku dan kujabarkan semua apa yang sedang menimpa keluargaku. "Oh tidak usah Bu, Pak. Kami benar-benar ridho lillaahi ta'ala kok," sahut Pak Akbar dan dibenarkan oleh Ibu Leni. "Terima kasih banyak Bu, saya yakin Putri pasti bahagia mendengar kabar ini!" ungkap Bu Leni.Mereka berdua tersenyum haru, pun dengan kami. Kami pun mengucapkan bany

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 49

    49. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Hanya Makan Daun Singkong Rebus dan Sambel Ulek. Penulis : Lusia Sudarti Part 49 "Tapi Pa, satu juta itu bunganya /dua minggu menjadi lima ratus ribu, itu bunganya aja," jelasku lirih. Ia tampak terkejut mendengar ucapanku. "Oh ya Ma, sebesar itukah bunganya?" kaget Suamiku.Aku hanya mengangguk. "Sabar ya Ma, suatu saat nanti kehidupan kita pasti berubah. Papa belum bisa kasih bekel buat Mama di rumah, Papa juga gak ada uang sama sekali mau kerja," ia menunduk lesu. "Iya gak apa-apa Pa, uang jalan kan emang udah kepake, untuk berobat, untuk beli solar, untuk makan walau gak banyak," jawabku. "Tapi nanti Mama sama Anak-anak gimana makannya?" Suamiku masih sangat bingung dan tak tega meninggalkan kami dalam keadaan tak punya apa-apa sama sekali. "Nanti bisa cari pinjeman Pa, yang bikin bingung, Papa juga gak punya uang untuk makan," ucapku lirih dan sendu. "Kalau Papa gak usah difikirin Ma, bisa pinjem juga ke yang lain," jawabnya se

Bab terbaru

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 60

    60. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Tahun Penuh Kebahagiaan Penulis: Lusia Sudarti Part 60 (part terakhir) "Terima kasih untuk cintamu, untuk Papa Sayang!" Suamiku mengecup pucuk kepalaku, nampak sekali Suamiku begitu bahagia dari caranya menatapku ..."Terimakasih juga atas cinta yang Papa berikan buat Mama Pa! Mama begitu bahagia bisa menjadi bagian dari hidup Papa." "Tetaplah disamping Papa Ma ..." "Sudah larut, tidurlah Pa, sini Mama usap kepala Papa," aku menepuk kedua pahaku, memintanya untuk merebahkan kepalanya di pangkuanku. 'Malam belum terlalu larut saat aku bermimpi, hingga Suamiku membangunkan aku, kini ia terlelap begitu damai dalam pangkuanku! Tuhan ... aku bersyukur atas jodoh yang Engkau tetapkan untukku, yang menemani hidupku di dunia ini, amiinn ..." 🌺🌺🌺🌺🌺🌺Aku memang tidak cantik, tetapi tidak pula jelek, wajahku manis semanis madu. Wkwkwk. Tahun ini adalah tahun penuh kebahagiaan buat keluarga kami.Selama memasuki bulan diawal tahun ini, hid

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 59

    59. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Bermimpi Penulis : Lusia Sudarti Part 59Tak berapa lama, dari jauh terlihat sorot lampu yang menyinari area lokasi dan menerangi mobil dimana aku seorang diri di dalamnya. Sebetulnya di belakang mobil, masih banyak mobil yang antri seperti kami."Ma ..." Tok! Tok! Tok! Aku segera membuka pintu mobil, Suamiku tersenyum manis kepadaku yang duduk dijok stir. "Enggak ada apa-apa kan Ma ...?" tanya-nya sembari naik kedalam mobil. "Iya Pa, tapi tetap aja takut hehehe!" aku terkekeh sembari beralih tempat duduk. "Enggak akan ada yang menggigit, paling juga ada yang mau menculik!" Seloroh Suamiku sambil membuka plastik dan mengeluarkan dua bungkus nasi. "Ini Ma nasinya!" ia menyerahkan satu bungkus nasi dan aku meraihnya.Aku rasanya tak sabar untuk menyantap nasi yang aromanya begitu menggoda indera penciuman. Setelah mencuci tangan dan membaca doa makan, aku dan Suamiku segera menyantap makanan kami dengan lahap. "Alhamdulilah Ya Alla

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 58

    58. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Berangkat Kerja Penulis : Lusia Sudarti Part 58"Terus gimana dengan sekolah Ma?" tanya Rani memecah keheningan "Untuk sementara Mama mau cari tukang ojeg," ucapku kemudian. Mereka semua terdiam mendengar ucapanku.Aku merenungi kehidupanku sekarang! Entahlah semoga ini awal yang baik untuk kami. Doa dan harapan yang tak pernah bosan dan putus kupanjatkan. "Ma, sudah sampai nih!" ujar Suamiku sambil menyentuh punggung tanganku. Aku tergagap karena terkejut, ternyata aku melamun, ia tersenyum melihatku yang terlonjak."Makanya gak usah melamun Ma!" canda Rani, ia bersiap turun dari mobil dan menurunkan semua alat-alat perlengkapan yang kami bawa. "Ayo turun Adek ...!" aku segera menuruni tangga mobil dan meraih Nayla untuk kugendong. Kami disambut hangat oleh keluargaku. Tarmi dan Anaknya, Tarmi seorang janda, Suaminya meninggal dunia tiga tahun lalu, karena menderita stroke.Mereka membantu membawa barang-barang yang kami bawa. "Dek

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 57

    57. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Penulis : Lusia Sudarti Part 57Aduh Mbak, kami belum punya, tetapi jika mau lima ratus dahulu ada nih," ia merogoh uang di saku celananya.Kemudian diberikannya kepadaku. Aku menerima uang dari tangan Bosku itu tanpa semangat! Tetapi aku masih menunjukkan sikap menghargai kepada mereka. Malam ini terasa begitu dingin, kebetulan aku lupa memakai switer, jadi angin malam seolah menusuk kulit hingga tembus tulang sum-sum. "Ayo pulangn Pa." Aku dan Suamiku lemas seketika! Kami sedikit kecewa, bukan sedikit sih ... janji mereka mau melunasi hari ini. Tapi sayangnya mereka masih mengingkarinya. Sedangkan aku dan Suamiku mempunyai janji untuk membayar dulu bunga pinjaman pan4s!Tapi apa boleh buat, yang ada dulu dibayarin, sisanya nanti kalo udah dapat lagi. "Gimana ini Pa, masa iya cuma segini! Kan bingung mau kasih taunya gimana! Sedangkan semua telah menjadi dua juta!" ucapku sedikit kecewa. "Mau gimana lagi Ma, kirim dulu yang ada!" ja

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 56

    56. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Pergantian Tahun Penulis : Lusia Sudarti Part 56"Heii, Mama gak apa-apa kok, udah jangan menangis, kita berdoa aja semoga kita dapat rizqi untuk membayar semuanya," aku memeluk mereka semua.Tak kupungkiri hatikupun sakit tiada terkira.Tetapi aku harus tegar demi mereka. "Mbak mau ngaji gak?" tanyaku seraya melerai pelukan. "Iya Ma ngaji," jawabnya. "Ya udah makan dulu lalu bersiap-siaplah," titahku kepada mereka berdua.Mereka pun mengangguk dan beranjak masuk. Aku menarik nafas dengan berat dan kuhempaskan perlahan.Aku membuka ponselku kembali dan menonton youtube bersama Nayla.Melihat tingkah lucu si kucing dalam video.Nayla tertawa terbahak-bahak hingga mengundang rasa penasaran kedua Kakaknya yang sedang beres-beres sebelum berangkat ngaji. "Hahaha, lihat Ma lucu sekali kucingnya, bisa beldili juga ngomong," teriak Nayla kembali, akupun tertawa melihatnya. "Mana Dek ...!" ujar Rani juga Indra berlari menuju kearahku dan Nay

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 55

    55. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nas Selalu Sakit Hati Penulis : Lusia Sudarti Part 55 Tring! Aku terkejut mendengar suara nyaring dari ponselku. "Tolong antarkan sekarang ..." Aku hanya mengusap dada membaca pesan whatsapp dari Mbak Neni. "Mbak, saya belum gajihan, ada uang baru dapat sisa bayaran dari Kak Andi, tetapi gak cukup untuk bayar bunganya, di rumah saya beras pun gak ada, jadi untuk beli beras dan bahan-bahan masak yang lain karena sudah habis semua," segera aku mengirimkan balasan. Pesan balasanku pun telah dibaca dan dilayar ia sedang mengetik.Tring!"Tapi ini sudah berjalan tiga minggu, jadi gimana? Sedang perjanjian kemarin dua minggu bunganya lima ratus ribu jika meminjam satu juta ..." Aku membaca pesan itu dengan hati gundah gulana, bingung, sedih sekali pastinya.'Entah kenapa tak ada sedikitpun iba pada kami yang sedang betul-betul kesusahan.Untuk makan pun sulit," gumamku dalam hati. Sementara itu dalam kegelisahan aku melangkah masuk kedalam ka

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 54

    54. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Terlilit Hutang Kembali Penulis : Lusia Sudarti Part 54"Gak perlu ... aku mau belanja Mbak! Tolong kerjasamanya, aku juga butuh modal, dipasar gak bisa ngutang, seperti kamu yang seenaknya ngutang gak mau bayar!" ujarnya dengan angkuh, aku hanya terdiam, kata-katanya begitu menusuk kalbu yang paling dalam.Sakit sekali rasanya. Ira yang duduk disampingku seketika bungkam mendengar ucapan pedas Teh Yeni tukang sayur langganan kami.Suamiku turun dari atas mesin mobil, ia menghampiri Teh Yeni yang berdiri dengan congkak di hadapanku. "Sabar Teh, bukan gak mau bayar, tapi memang ekonomi kami sangat sulit, borongan mobil ini dikasbon sedikit-sedikit untuk beli beras satu atau dua kilo, untuk mengganjal perut Anak dan Istriku. Juga gak seberapa besar hasilnya, untuk makanpun pas-pasan, jadi Teh, bukan gak mau bayar, emang bener-bener gak punya," ujarnya dengan raut memerah, ia mencoba sabar untuk menghadapi Teh Yeni. Aku tau, ia pasti sangat

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 53

    53. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Penulis : Lusia Sudarti Part 53Aku meraih gawai lalu membukanya.Kedua netraku membola saat membaca pesan whatsapp itu. "Ada apa Ci?" tanya Ira penasaran, ia ikut membaca pesan yang tertera diponselku. "Ya Allah Ci, kamu terlilit hutang berbunga?" Kini gantian Ira yang terbelalak menatapku tak percaya. "Iya Ir," jawabku sembari menunduk membaca dengan seksama pesan whatsapp diponselku. "Mbak, gimana uang yang kemarin? Ini udah tiga minggu, sedangkan janji dua minggu! Waktu terus berjalan!" pesan whatsapp dari Mbak Neni. "Iya Mbak, kami belum gajian!" balasku. Tring! Rupanya langsung dibaca dan dibalas. "Bayar dulu bunganya," balasnya kemudian. "Iya Mbak, nanti kalo cair ya?" balasku. Aku mengetik balasan selanjutnya lalu kukirim kembali. Hanya diread, tetapi tak dibalas kembali. "Ya Allah Ci, berapa emangnya kamu pinjem?" seru Ira. Ia kembali menatapku. "Satu juta, bunganya perdua minggu lima ratus ribu, jadi semua satu juta

  • Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi   Bab 52

    52. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Bongkar Mesin. Penulis : Lusia Sudarti Part 52"Ma, ada wak Andi di rumah membawa mobil." "Iya udah, Papa belum pulang?" tanyaku sembari melangkah, menapaki jalan cor yang belum lama selesai dibangun. "Belum Ma," ujarnya disisiku.Sekirtar dua menit kami tiba dikontrakan, di teras Kak Andi telah menunggu, mobilpun telah terparkir cantik di halaman samping. "Udah lama Kak?" Tanyaku sembari menjatuhkan bobot di kursi teras, setelah mempersilhkan beliau duduk. "Belum Mbak, baru aja sampai," jawabnya. "Oh iya ya Kak." "Mbak, kalau Mas Iman mau menyalakan mesin ini kuncinya!" Kak Andi menunjukkan kunci distir mobil. "Iya Kak, insyaallah nanti malam kalau gak besok pagi di cek ya?" jawabku sembari memeriksa mobil. "Iya Mbak, saya permisi dulu!" Kak Andi pamit setelah memberi penjelasan kerusakan mobil kepadaku. "Minum dulu Kak." "Terima kasih banyak Mbak, baru saja minum!" tolaknya dengan halus. Kemudian beliau melangkah menuju jalan

DMCA.com Protection Status