Share

Daniel yang Terluka

Penulis: Von Hsu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-30 12:46:47

Setelah puas larut dalam segala kesedihan di hatinya, Emily melepaskan dirinya dari pelukan Sean. Air matanya meninggalkan jejak yang masih terlihat di pipinya. "Maafkan aku," bisiknya.

"Tidak apa-apa," jawab Sean penuh pengertian.

Selama ini Emily tidak pernah menunjukkan kesedihannya pada Grace maupun ayahnya. Dia selalu berusaha tegar karena dia tidak ingin membuat kedua orang yang disayanginya itu khawatir padanya. Tetapi hari ini dia merasa emosinya cukup terluapkan.

"Terima kasih, Sean," ucap Emily sebelum turun dari mobil.

Sean ikut mengantar kepergian Emily untuk masuk ke dalam rumahnya sambil melambaikan tangannya dan tersenyum. Emily membalas senyuman Sean dan melambaikan tangannya kembali. Pemandangan itu tidak luput dari perhatian Daniel. Dia mengamati dari kaca jendela mobil, raut wajahnya dingin. Saat Sean akan kembali masuk ke dalam mobilnya, dia melihat sebuah mobil hitam yang berada tidak jauh dari mobilnya.

Ketika Sean berjalan mendekati mobil tersebut, Daniel me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Ikatan Pertemanan yang Baru

    "Besok, saat kamu resmi bekerja, saya akan memberikan informasi lebih lanjut tentang investor tersebut. Bersiaplah dengan baik," ucap Pak Ryan, suaranya tenang namun penuh makna."Baik, Pak," jawab Emily, nada hormat tersirat dalam suaranya. "Tapi bagaimana jika saya tidak berhasil mendapatkan kepercayaan investor itu?" tanyanya. "Kalau begitu, kamu tidak akan bisa mendapatkan jabatan manajer investasi di perusahaan kami," jawab Pak Ryan. Emily terdiam, matanya terpaku pada meja. Jika dia ingin mendapatkan posisi itu, dia harus mendapatkan kepercayaan investor itu. Tidak ada pilihan lain. Tekanan yang dirasakannya semakin kuat, bagaikan tangan tak kasat mata mencekiknya. Dia harus berhasil.Seolah membaca pikiran Emily, Pak Ryan tersenyum hangat, matanya berbinar dengan keyakinan. "Saya yakin kamu akan mampu menghadapi tugas ini dengan baik. Saya yakin kepercayaan investor ini akan menjadi milikmu," ucapnya dengan penuh keyakinan, membuat hati Emily berdesir dengan campuran rasa gug

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Meyakinkan Investor

    Daniel juga sama terkejutnya dengan Emily. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Emily dalam keadaan seperti ini. Jantungnya berdetak kencang, dan dia berusaha bersikap normal, seperti tidak mengenalnya. Namun, di dalam hatinya, dia merasa sedikit bingung bagaimana Emily dan Alice bisa saling mengenal."Apakah kamu sudah lama menunggu?" tanya Daniel pada Alice, suaranya terdengar datar. Matanya menghindari kontak mata dengan Emily, berusaha untuk tidak menunjukkan rasa terkejutnya."Aku sudah lama menunggu. Aku pikir kamu tidak akan datang," jawab Alice berbohong padahal dia juga baru saja keluar dari butik. Matanya melirik ke arah Emily kemudian tersenyum kecil padanya, mengisyatkan kebohongan yang dilontarkannya pada Daniel. "Alice, aku pergi dulu ya," pamit Emily dengan suara pelan. "Aku masih harus menjemput putriku," suaranya terdengar sedikit gemetar. "Eh, tunggu sebentar," ujar Alice sambil menahan lengan Emily."Ada apa?" tanya Emily. Alice tersenyum ceria dan berkata, "O

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Misi Sulit Emily

    Emily terdiam, matanya terlihat gelisah saat dia mencerna informasi yang diberikan Pak Ryan. Keraguannya semakin dalam sebelum akhirnya dia bisa melanjutkan, "Apakah Investor yang harus saya yakinkan itu..." Suaranya terputus sejenak, mencerminkan kebingungan yang terus menghantui pikirannya.Pak Ryan mengangguk, "Dia pernah menjabat sebagai CEO di W Company." Jawaban singkat itu tidak hanya menghilangkan keraguan Emily, tapi juga menambah kepercayaan akan tebakannya. "'Pak Daniel Winston?' tanya Emily dengan nada ragu, berusaha memastikan tebakannya lagi. Pak Ryan memberikan anggukan sebelum menjawab pertanyaan Emily. "Tim HR perusahaan menemukan bahwa kamu sebelumnya pernah bekerja sebagai sekretaris yang bekerja langsung dengan Pak Daniel Winston. Hal ini membuat kami yakin bahwa posisi ini sangat cocok untukmu. Kami sangat berharap kamu dapat meyakinkan Pak Winston untuk berinvestasi di perusahaan ini."Emily merasa seolah dunianya runtuh tiba-tiba. Meskipun ia sangat berusaha m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Hujan dan Tekad

    Mata Daniel menatap Emily dengan cemas dan marah. Kenangan tentang perkataan ayah kandung Emily tentang takdir kematian Emily jika bersamanya terus menghantuinya. Tindakan Emily menghalangi jalan mobilnya yang sedang melaju membuat rasa takutnya semakin menjadi-jadi."Kenapa kamu selalu menghindariku? Bisakah kita berbicara sebentar saja?" tanya Emily dengan nada serius. Matanya menatap tajam dan dingin mata Emily. "Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan," jawabnya, suaranya datar. "Pergilah, jangan halangi jalanku lagi."Daniel berbalik, memasuki mobilnya dengan cepat. Emily mencoba meraih pintu mobil, mengetuk kaca jendela mobil Daniel. "Daniel! Tunggu!" teriaknya, suaranya tertelan oleh deru mesin yang mulai menyala. Mobil Daniel melaju, meninggalkan Emily yang berdiri di tengah jalan. "Bagaimana aku bisa menjelaskan tentang proposal ini padanya jika dia terus menghindar seperti ini?" gumam Emily, suaranya tertekan, mencerminkan kekesalan yang menggerogoti hatinya. Emily menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Wajah Baru Daniel

    Emily berputar-putar di dalam rumah, kebingungan saat mendapati kamar tidur Daniel kosong. "Ke mana dia?" gumam Emily kesal, suaranya berbisik pelan. Saat Emily memasuki sebuah ruangan yang tidak terkunci, ruangan itu terlihat gelap. Pintu jendela terbuka lebar, suara rintikan hujan yang deras terdengar dari luar dan di balik jendela terlihat seseorang berdiri di balkon, siluetnya samar-samar dalam ruangan redup yang hanya disinari cahaya bulan yang masuk. Emily mendekati orang itu, jantungnya berdetak kencang. Seiring langkahnya mendekat, siluet itu semakin jelas. Orang itu tengah berdiri di balkon, tampak termenung, menatap kosong ke arah langit yang gelap. "Daniel," panggil Emily. Daniel menoleh, matanya bertemu dengan tatapan Emily. Tatapannya dingin, tanpa sedikitpun kelembutan. Asap rokok mengepul keluar dari bibirnya, terbawa angin malam yang dingin. Emily terkejut melihat perubahan mantan suaminya. Dia yakin Daniel tidak pernah merokok sebelumnya. Tetapi saat ini, jari pri

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kembali Gagal

    Pertanyaan Emily membuat Sean terdiam. Beberapa menit yang lalu, Daniel meneleponnya dan memintanya untuk menjemput Emily pulang. Daniel khawatir karena Emily harus pulang dalam keadaan hujan deras seperti ini. Sean yang baru menyadari bahwa Emily sedang berada di rumah Daniel, langsung menginjak pedal gas, melaju kencang menuju rumah Daniel. Rasa cemburu menggerogoti hatinya. "Sean," panggil Emily, membuyarkan lamunannya. "Iya, ada apa?" tanya Sean. "Bagaimana kamu bisa tahu aku berada di rumah Daniel?" Emily kembali mengulang pertanyaannya. "Ah, kebetulan aku sedang ada urusan penting untuk membahas pekerjaan dengan Daniel. Tetapi asisten rumah tangga Daniel mengatakan kebetulan kamu juga berada di sini," jawab Sean, berbohong pada Emily. "Oh begitu," jawab Emily dengan nada datar. 'Maafkan aku yang berbohong padamu, Emily. Aku merasa sedikit bersalah karena memanfaatkan situasi tentang takdir kalian yang tidak bisa bersama. Tapi aku juga merasa lega karena dengan takdir itu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Keputusan Daniel

    Insting Emily seketika terpicu saat kecelakaan hampir terjadi. Dengan refleks yang cepat, dia menginjak rem untuk menghindari tabrakan dengan mobil di sampingnya yang melaju kencang. Namun, mobil di belakangnya tidak memiliki waktu untuk bereaksi dan dengan suara dentuman keras, mobil tersebut menabrak bagian belakang mobil Emily. Suara klakson mulai terdengar di mana-mana saat mobil Emily berhenti di tengah jalan. Ekspresi terkejut yang mendalam terpancar jelas dari wajah Daniel saat dia menyaksikan bahaya yang mengintai Emily. Matanya membulat, dan dalam sekejap, gelombang kepanikan dan kekhawatiran mendalam melanda dirinya. "Hentikan mobilnya, Richard!" desis Daniel dalam keadaan panik, suaranya terdengar tenang namun terselip ketakutan yang tak tersembunyi di tengah keadaan genting itu. Seorang pria turun dari mobilnya dengan wajah penuh kejutan karena Emily menghentikan mobilnya mendadak, menyebabkan bagian depan mobilnya rusak. "Turun kamu!" teriak pria itu sambil mengetuk k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Sebuah Harapan yang Sulit

    Mendengar perkataan asisten rumah itu membuat Emily kembali terhanyut dalam kenangan malam itu, di mana bayangan tentang Daniel yang merokok di hadapannya untuk pertama kali. Emily meraih napas dalam-dalam, bibirnya melengkung dalam senyum pahit saat dia berkata, "Kami tidak mungkin bisa bersatu kembali." Akhirnya, langkah mereka membawa mereka ke ruang makan yang mewah di dalam kediaman Daniel. "Nyonya, mohon tunggu sebentar. Kami akan segera mempersiapkan makanan untuk Nyonya," ucap asisten rumah tangga dengan suara lembut, matanya mencerminkan kerendahan hati dan dedikasi yang tak tergoyahkan. "Baiklah," jawab Emily dengan suara lembut sambil duduk di ruang makan yang megah, menunggu dengan sabar. Tidak butuh waktu lama, beberapa asisten rumah tangga dengan cermat menghidangkan hidangan-hidangan lezat di atas meja, menciptakan harmoni aroma yang menggoda di ruangan yang elegan itu. "Silahkan dimakan, Nyonya," ucap asisten rumah tangga kepercayaan kakek Daniel sebelum pamit da

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12

Bab terbaru

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kekuatan Cinta (The End)

    "Apa?" Daniel terkesiap, matanya membulat karena terkejut mendengar ucapan Emily tetapi sesaat kemudian senyum tipis terukir di bibirnya. Dia mendekat, berjongkok di hadapan Emily yang duduk di kursi roda, hingga pandangan mereka bertemu.Daniel menjentikkan jari telunjuknya, menyentuh kening Emily. "Ah, sakit! Apa yang kamu lakukan?" Emily mengerutkan kening, sedikit kesal."Menghukum seseorang yang selalu berpikiran tidak-tidak," jawab Daniel. "Dari mana kamu mendengar bahwa aku telah menikah dengan Alice?" tanya Daniel, tatapan mata birunya yang dalam dan teduh membuat jantung Emily berdebar kencang. Daniel memang sangat tampan, pesonanya tak pernah pudar.Emily terdiam, terpana sesaat. "Ehmm," gumamnya, berusaha membasahi kerongkongannya yang terasa kering. "Aku mendengarnya ketika Alice mengunjungiku saat itu. Maria memberikan selamat pada Alice atas pernikahannya."Mendengar ucapan Emily, Daniel tertawa begitu lebar, suaranya bergema di ruangan itu. "Kamu berpikir bahwa aku yan

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Perjalanan Panjang untuk Kembali

    Sinar matahari pagi menyelinap melalui celah tirai saat Emily perlahan membuka matanya. Kelopak matanya terasa berat. Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan penglihatannya. Perlahan, dia bisa melihat dinding berwarna putih bersih.'Di mana aku? Apa yang terjadi?' batin Emily. Sebuah perasaan aneh mencengkeram hatinya. Dia merasa kosong, seperti kehilangan sesuatu yang penting. Air mata membasahi pipinya, kesedihan terasa menyesakkannya, tetapi dia tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Dia tidak lagi mengingat dirinya yang tersesat di hutan dan bertemu dengan ayah kandungnya, Thomas. Mesin-mesin di samping tempat tidurnya berdengung pelan, bunyi bipnya yang berirama menjadi pengingat konstan akan keadaannya yang rapuh. Grafik di monitor melacak naik turun detak jantungnya. Sebuah infus terpasang di lengannya, cairan bening mengalir perlahan, membantu tubuhnya yang lemah. Alat bantu pernapasan menyertai setiap hela napasnya yang terasa berat. "Selamat atas pernikahanmu, Nyonya Alice,

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Seorang Ayah

    Entah sudah berapa lama Emily berjalan mengitari hutan itu, tak tentu arah. Tidak ada satu pun yang menjawabnya, tidak ada satu pun yang mendengarnya, tidak ada satu pun yang mengenalnya. Air mata terus membasahi pipi Emily. Dia ingin kembali, ingin mengakhiri semua penderitaan yang terasa menyesakkan di hatinya. Dia kelelahan, tetapi dia terus memaksa dirinya untuk berjalan maju tanpa tujuan. "Emily," suara kasar seorang pria memecah kesunyian. Akhirnya ada yang mengenalnya di hutan itu dan memanggilnya. Emily menoleh, jantungnya berdebar kencang, dan melihat sesosok pria muncul dari balik pepohonan. Mata pria itu menyimpan kesedihan yang mendalam. Wajahnya, kasar tetapi menyimpan kelembutan yang familiar. Saat mata mereka bertemu, Emily terbelalak tak percaya karena apa yang dilihat di depan matanya tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, Thomas. "Bagaimana... bagaimana kamu bisa ada di sini?" Rasa terkejut dan kebingungan berputar-putar di kepala Emily. Dia tak mampu memahami a

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Aku Hanya Ingin Pulang

    Hawa dingin rumah sakit mencengkeram Daniel, menusuknya hingga ke tulang. Sudah berjam-jam Emily terbaring di ruang gawat darurat, menyiksa Daniel dengan ketakutan dan ketidakpastian. Pandangannya tertuju pada pintu ruang gawat darurat, berharap sebuah keajaiban akan muncul dari baliknya. "Aku mohon bertahanlah, Emily," bisik Daniel, suaranya serak menahan kepedihan. "Takdir itu tidak boleh terjadi," gumam Daniel, tangannya mengepal erat. "Kamu tidak boleh meninggalkanku."Bayangan masa depan yang suram menelan Daniel, mencekiknya dengan rasa takut. Tujuh tahun hidup tanpa Emily sudah menjadi siksaan baginya, bagaimana jika dia harus kehilangannya selamanya? Daniel tidak bisa membayangkan itu, sebuah mimpi buruk yang tak ingin dia jalani. Dia terjebak dalam kesedihan dan penyesalan, terhantui oleh kenangan indah yang kini terasa begitu jauh. "Bagaimana keadaan Emily?" Suara itu, panik dan cemas, mengagetkannya. Daniel mengangkat kepalanya, matanya berkaca-kaca, tatapannya kosong.

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Jatuhnya Anthony

    Anthony dengan keringat dingin yang menetes di pelipisnya, berlari menuju pintu belakang. Dia berhasil mencapai mobil yang sudah disiapkan, jantungnya berdebar kencang. Dia langsung melompat masuk dan menghidupkan mesin mobil. Mobil itu melesat meninggalkan gudang yang kini dipenuhi asap dan teriakan. Mobil polisi dengan lampu merah-biru berkedip-kedip seperti mata predator, mengejarnya dari belakang. Sirene meraung-raung, mengiris keheningan."Sial!" desis Anthony, tangannya menggenggam setir erat, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Dia menginjak pedal gas, mobilnya meraung, melaju kencang di jalan yang lumayan ramai. Anthony melirik spion, melihat mobil polisi yang mengejarnya semakin dekat. Jantungnya berdebar kencang, namun dia harus mengendalikan dirinya agar tidak panik. Dia harus lolos. Matahari sore menyinari jalanan, membuat bayangan panjang di aspal. Anthony meliuk-liuk di jalanan, menghindari mobil-mobil lain yang melaju dengan kecepatan normal.Setelah beberap

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Cinta

    "Bos!" teriak salah satu anak buah Anthony, wajahnya pucat pasi setelah menerima telepon dan mendengar suara di seberang yang terdengar panik, memberitahukan tentang penangkapan operasi mereka. "Barang-barang kita... polisi sudah mengamankan semuanya!""Sialan!" Anthony menggeram.Tatapan Anthony lurus menusuk ke arah Daniel yang berdiri tenang di hadapannya, senyum kemenangan jelas terukir di bibirnya. "Apakah ini juga kerjaanmu?" desis Anthony, suaranya bergetar menahan amarah yang siap meledak. Daniel mengangkat bahu, senyumnya tipis, sebuah ejekan dingin yang terukir di bibirnya. Tindakannya, penuh penghinaan, seolah membenarkan bahwa dia adalah dalang di balik kehancuran rencana Anthony. "Kamu sebaiknya pensiun dari bisnis gelapmu. Beristirahatlah dan terima hukumanmu sekarang."Anthony mengepalkan tangannya, urat-urat di tangannya menonjol. Kebencian membara di matanya, menggerogoti sisa-sisa kesabarannya.Sementara itu, di luar gudang, petugas polisi, bersenjata senapan dan p

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   The Shadow

    Sean mengangkat kayu itu, matanya berkilat dengan amarah. Dia menyerbu ke arah Daniel, kayu itu mengarah ke tubuhnya. Bunyi gedebuk menggelegar menggema di ruangan itu saat kayu itu menghantam Daniel, tubuhnya terbanting ke lantai. Pandangan Daniel berputar, dunia di sekelilingnya menjadi kabur. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya, menusuk tulang rusuknya, membuat setiap ototnya bergetar. "Sean, hentikan!" teriak Emily, suaranya terputus-putus. "Aku mohon, jangan lakukan ini!""Diam!" raungan pria berpakaian hitam itu menggema di ruangan. Pisaunya yang mengkilap dan dingin semakin menempel lekat di leher Emily, membuat Emily terdiam. Tubuhnya gemetar, keringat dingin membasahi kulitnya, dan napasnya terengah-engah. Anthony menyeringai, matanya berkilat jahat. "Pukul lagi!" teriaknya, suaranya dingin dan penuh ancaman. Mendengar perintah Anthony, Sean kembali mengayunkan kayu itu ke arah Daniel, memukulnya berkali-kali. Sementara air mata Emily mengalir deras di pipinya, tub

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Harga Sebuah Kebebasan

    Emily diseret hingga dipaksa berlutut, kakinya lemas di bawah tekanan. Tangannya terikat, tergantung tak berdaya. Rahang Daniel mengeras, amarah membara dalam dadanya. Salah satu pria berpakaian hitam, mengeluarkan pisau yang berkilauan. Pisau itu menempel mengancam di leher Emily yang halus."Hentikan! Jangan sakiti dia!" raung Daniel, suaranya serak karena keputusasaan. "Aku akan membunuhmu," Sean menggeram, tubuhnya memberontak dalam cengkeraman para pria berpakaian hitam. Daniel menatap Anthony dengan tatapan dingin. "Lepaskan dia," katanya, suaranya penuh otoritas, "Atau kau akan menyesalinya."Air mata mengalir di pipi Emily, meskipun dia berusaha menahannya. Dia tampak begitu ketakutan tetapi berusaha tampak tegar. "Menarik sekali," Anthony mencibir, senyumnya merekah seperti pisau tajam. "Dua pria mencintai wanita yang sama." "Melihat ini," Anthony berkata, senyumnya mengejek, "mengingatkanku pada masa lalu. Bukan begitu, Sophia?" Sophia mengerutkan kening. "Apa maksudmu?

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Bayangan Kematian

    "Richard, bajingan itu kembali. Dia masih hidup. Jika terjadi sesuatu padaku, tolong lakukan seperti yang kita bicarakan. Tolong lindungi Grace dan Emily." Kata-kata Daniel masih bergema di kepala Richard. Jantungnya berdebar kencang, rasa takut merayap di dalam dirinya. Hilangnya Emily terasa aneh, seperti ada kaitannya dengan mantan sopir Daniel. Richard menginjak pedal gas, mobilnya melaju cepat di jalanan. Dia harus segera sampai ke rumah sakit. Dia harus tahu apa yang terjadi, apa yang membuat Emily menghilang begitu mendadak. Beberapa saat kemudian, rumah sakit tampak di depan matanya. Richard memarkirkan mobilnya dengan perasaan tidak karuan.Richard melangkah cepat ke ruang rawat inap Emily, jantungnya berdebar kencang. Di sana, dia melihat Maria, wajahnya pucat dan penuh kekhawatiran. Beberapa perawat berdiri di dekatnya, berbisik dengan serius, tidak ada yang menyadari kehadiran Richard. "Apa yang terjadi?" tanya Richard. "Pak Richard, Nyonya Emily... dia menghilang," u

DMCA.com Protection Status