SINDIRAN UNTUK DION."Apakau kau masih ragu? Bahkan aku bisa mempertaruhkan semua ucaapnku dengan semua kehormatanku, nama baikku, martabatku. Apakah itu kurang? Aku berani bersumpah bahwa setiap kata yang aku ucapkan adalah fakta!" teriak paman Hong.Steven langsung terdiam mendengar ucapan paman Hong. Dia melihat ketulusan paman Hong dan memang sertinya paman tidak berbohong. Namun Steven masih belum bisa terima dan penasaran apa yang membuat nya Kak Seruni sampai harus menyiakan beberapa detik dalam hidupnya."Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan semua itu. Tapi aku hanya ingin tahu kenapa Kak Seruni bisa begini? Kenapa dia harus kembali dan menyia- nyiakan beberapa detik yang berharga dalam hidupnya. Kenapa dia tidak mau turun dari bus? Kenapa dia harus kembali lagi ke belakang. Seberapa berharganya barang itu sampai dia harus mengorbankan nyawanya?" tanya Steven sambil mengepal tangannya. "Arrrrghhhh!" teriak Steven sambil berdiri pergi meninggalkan semua orang.Steven keluar
APAKAH INI ADIL, STEVEN?"Aruna," panggil Dion. "Beri aku waktu untuk memvalidasi rasaku juga sama seperti yang di lakukan oleh Steven," sahut Aruna.Dion hanya bisa terdiam, dia juga memaklumi jika karena bersikap seperti itu padanya. Aruna masuk ke dalam kontrakannya dulu yang sengaja dia kosongkan. Aruna memasuki kamar rumah susun itu. 'Tes' air mata Seruni menangis.Dulu dia membeli rumah susun ini bersama dengan Seruni agar tidak boros dan menghabiskan uang untuk mengekos. Usul itu di berikan oleh Seruni, dia nekat untuk membeli kos-kosan itu dengan pikiran bahwa suatu saat mereka akan tetap terus bersama dan membeli rumah susun itu tak akan ada ruginya bagi mereka.Setelah kepergian Seruni, Aruna masih menempati rumah susun ini sendiri selama beberapa tahun. Mungkin hampir tujuh tahun sebelum dia mengetahui Seruni dekat dengan Dion dan memilih mengekos beberapaa bulan. Selama dia ada di sana perasaan besalah selalu menghantui Aruna. Terlalu banyak kenangan pahit di sana, Aru
BERDAMAILAH DENGAN SEMUA KENYATAANNYA STEVEN"Kalau uang aku tak terlalu punya begitu banyak uang. Tapi aku tak keberatan menyerahkan seluruh uang yang aku punya untukmu," ujar Steven."Aku tidak pernah meminta uang...""Lalu?" sahut Steven."Aku hanya minta saat kau tahu apa yang di ambil oleh Kak Seruni kok bisa berjanji padaku bahwa tidak akan menyalahkan orang lain, kau tidak akan pernah kecewa padanya, dan kau tidak akan menuduhnya dengan yang macam- macam sama seperti apa yang kau lakukan padaku. Karena apa? Semua itu juga bukan salahnya juga. Ini semua murni karena Kak Seruni sangat menghargai benda itu, jadi kau tak berhak menyalahkan siapapun. Kalau kau setuju amaka aku akan memberitahumu sekarang, tapi jika kau tak setuju maka ya sudah, lebih baik rahasia itu hanya aku yang tahu sampai aku mati," jelas Aruna.'Glek' Steven tertegun. Wanita yang di hadapannya ini berbeda dengan watak kebanyakan wanita. Sangat tegas semua ucapannya. Aruna memandang Steven dengan penuh intimid
APAKAH ARUNA WANITA YANG KAU SUKAI?"Steven," panggil Aruna."Kau bisa menganggapku sebagai kakakmu sekarang. Apakah kau bersedia? Kau juga bisa menganggap anakku adalah keponakanmu," usul Aruna.Steven menatap Aruna dengan senyum haru. Dia langsung memeluk Aruna sambil menangis. Ego, gengsi yang di miliki Steven langsung luruh seiring tangisan yang jatuh di pipinya. Dia seperti mendapatkan lagi perasaan yang di cari. Meskipun bukan kakak kandungnya sendiri, namun dia sangat mensyukuri nya.Tanpa mereka sadari lagi, Dion melihat pemandangan menyentuh itu. Dia sengaja keluar kamar lagi membawakan dua botol air mineral untuk mereka. Namun pemandangan itu membuat Dion terdiam, dia tidak cemburu tapi dia justru terharu dengan sisi kedewasaan Aruna yang memang sering kali tak diperlihatkannya.Di sisi lain rumah Aruna, ternyata Arumi berbohong karena dia sampai malam belum bisa datang lagi untuk menjaga Bima. Sehingga mau tak mau, Rendi harus menjaganya sampai malam bersama dengan Selly
Namanya Aruna"Aruna, namanya Aruna," tegas Rendi."Oh namanya Aruna ya? Apakah Aruna adalah orang yang selalu kau sukai?" tanya Selly.Rendi menghela nafasnya panjang. Dia terdiam sampai mobil itu sampai ke pekarangan rumah Selly. Selly pun cukup tahu diri, bahwa mencintai Rendi memang membutuhkan effort yang lebih. Ingin rasanya dia bermanja seperti pasangan yang lainnya, tapi dia juga jadi harus bahwa dirinya dan Rendi memang tak memiliki ikatan apapun. Jadi dia tak berharap untuk lelaki itu membuka kan pintu mobil layaknya seperti pasangan kekasih.Rendi tak lantas terus pulang, dia mengantarkan Selly sampai ke depan pintu rumahnya. Mereka harus melewati taman yang cukup luas, karena mama Selly merupakan pencinta tanaman. Mereka berjalan sambil diam sambil berpikir masing- masing. "Dokter Rendi," panggil Selly."Ya," jawab Rendy sambil menoleh."Bagaimana apakah pertanyaanku tadi benar? Apakah Aruna adalah orang yang kau sukai?" tanya Selly lagi.Rendy pun hanya bisa terdiam seje
KEPERCAYAAN ITU DI PEROLEH, MENCINTAI GRATIS!"Jangan berkecil hati, Nona cantik. Apakah kau lupa kalau ads kata pepatah jawa witing tresno jalaran soko kulino. Simbok tahu betul saat ini kau sedang mengejarnya kan? Lanjutkan saja jika kau memang benar-benar mencintai lelaki itu. Percayalah saat wanita yang mengejar pria maka aku jamin dia akan menyukaimu juga," ujar Mbok Jum mencoba menghiburnya."Benarkah, Mbok?" tanya Selly."Benar dong. Kau sangat cantik Nona mudaku. Pasti cepat atau lambat lelaki itu pasti akan menyukaimu. Kau sangat ceria, kau tulus, dan kau penyayang, Nona," kata Mbok Jum."Ah terimakasih, Mbok Jum," kata Selly sambil bangun dari tidurnya. Selly langsung memeluk pembantu nya. Sedikit banyak dia sekarang terhibur dengan ucapan Simboknya itu. Selly merasa lebih baik, Mbok Jum membelai rambut majikan muda nya itu."Benar, terima kasih ya, Mbok. Terimakasih karena dengan Mbok Jum mengatakan itu, aku tidak akan menyerah. Terima kasih ya," kata Selly sambil tersenyu
APAKAH PAK DION MASIH MENCINTAI ARUNA?Keesokan harinya Dion mengetuk pintu rumah susun Aruna. Bahkan dia membelikan makanan khusus kesukaan Aruna. Dia masih sangat ingat, setiap pagi dulu Aruna lebih suka makan yang hangat dan ringan bukan nasi. Dion sengaja membuatkan bubur kacang hijau dan bakcang hangat."Ah pasti Aruna senang aku membawakan ini, apalagi bakcang tak setiap hari ada," batin Dion dalam hari.Kebetulan hari ini memang hari Bakcang atau Hari Peh Cun, yang dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 menurut penanggalan Khongcu Lek. Bakcang merupakan hidangan khas yang terbuat dari ketan yang diisi daging cincang dan sangat erat hubungannya dengan masyarakat Tionghoa. Penetapan Hari Bakcang tidak terlepas dari perayaan Peh Cun yang terkait dengan cerita legenda yang melibatkan Qu Yuan. Bacang atau bakcang (Hanzi: 肉粽; Pinyin: ròuzòng; Pe̍h-ōe-jī: bah-chàng) adalah penganan tradisional masyarakat Tionghoa. Kata 'bakcang' sendiri berasal dari bahasa Hokkien (bah tsàng) yang la
AKU MENCINTAIMU, ARUNA."Pak Dion," panggil Steven. Dion menoleh."Apakah setelah tahu semua fakta ini, Pak Dion masih mencintai Aruna?" tanya Steven. Dion menganggukkan kepalanya."Karena yang aku cintai ternyata bukan Seruni, melainkan orang yang bernama Aruna. Seruni dan aku adalah sepenggal kisah masa kecil, kami terbiasa bersama dan Serunin lah yang mendukungku. Dia selalu ada di garda terdepanku dan dia selalu menemaniku, mungkin aku salah mengartikan itu sebagai cinta. Padahal itu karena terbiasa bersama, sedangkan pada Aruna itu lain," jawab Dion."Aku merasa benar-benar mencintainya, cinta dalam arti sesungguhnya," sambungnya."Sayang sekali," gumam Steven."Hal ini juga baru aku pahami dan aku sadari belakangan ini," jawab Dion."Lalu bagaimana dengan kakakku?" tanya Steven."Dia adalah adikku sendiri dan selamanya aku akan menganggapnya seperti itu," jawab Dion."Baiklah kalau begitu," sahut Steven."Mari kita masuk. Aku ingin