Share

SANDIWARA CINTA!

last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 15:32:04

SANDIWARA CINTA

[Pak Dion pulang jam berapa?] Send. Pesan itu sudah di kirimnya.

'Ceklek' pintu ruang tamu di buka. Ternyata Dion pun baru pulang kerja. Dia masih mengeakan jas lengkap, mendengar HP nya berbunyi dia mengambilnya. satu pesan dari Aruna. Dion membacanya sambil tersenyum sendiri. Saat dia melangkah masuk ke dalam rumah, dia tanpa sengaja melihat sepatu itu sudah tertata rapi. Sepatu yang di berikan pada Aruna nampak berjejer di sana. Dion tersenyum penuh arti.

"Apakah aku jatuh cinta?" batin Dion dalam hati sambil menggelengkan kepalanya lemah.

"Kau belum tidur, Aruna?" tanya Dion melihat Aruna masih melamun sambil menonton TV.

"Eh Pak Dion," kata Aruna memegang Hpnya.

"Pak Dion, sudah pulang?" sambungnya.

"Ada apa, Aruna? Mengapa kau sampai mengirimiku pesan?" tanya Dion.

"Eh, em anu, tidak ada apa- apa, Pak. Cuma tadi Bima bilang, kalau dia ingin tidur kau temani. Dia sepertinya mau mendengarkan mu mendongeng," jawabnya.

"Apa dia belum tidur?"

"Baru saja dia bisa tidur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   ROTI GOSONG BUATAN ARUNA!

    ROTI GOSONG BUATAN ARUNA! Steven datang sambil membawa dua gelas air mineral dalam botol. Dia sangat terkejut melihat apa yang sedang terjadi dalam kolam. Dia tidak menyangka Arumi bisa berenang sepanjang itu. Apalagi Arumi menolong anak yang tenggelam. Arumi membawa bocah yang tenggelam itu sampai pinggir kolam. Saat sudah sampai pinggir dia melihat Steven."Apa maksud semua ini, Kak?" tanya Steven. Arumi menatap Steven cukup kaget dan menelan ludahnya kasar. Steven sampai di buat tertegun dengan tingkah Arumi. Dia nampak seperti perenang yang mumpuni. Bukan seperti orang- orang yang baru belajar berenang."Apakah ini artinya aku di bohongi?" batin Steven dalam hati sambil menatap Arumi."Aduh terimakasih ya, Mbak," ucap seorang Ibu muda yang ternyata Ibu dari anak yang tenggelam itu."Oh tidak apa -apa, Bu. Tapi lain kali kalian harus mengawasinya dengan baik! Apalagi anak kecil berada di kolam dewasa, kolam ini terlalu dalam untuk adeknya," jelas A

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PENGORBANAN DION VS RENDI!

    PENGORBANAN DION VS RENDI!"Bagaimana bisa begitu? Kau tidak boleh membohongi orang kan, itu tak bermoral. Selain itu Ini pertama kalinya kita ikut kegiatan orang tua dan anak. Jadi kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makanan itu sendiri," tegur Aruna."Gagal itu biasa, Bima. Tapi tidak masalah kita harus berani mencoba. Benarkan? Kau tenang saja ini hanya gagal, mungkin karena Ibu tadi salah memanggangnya. Harusnya dengan suhu 150 derajat lebih dari 20 menit, kita akan mencoba dan Ibu nanti akan menurunkan suhunya," kata Aruna masih berusaha."Bu...""Sudah serahkan saja semua pada Ibu! Ibu akan mengurusnya," ucap Aruna. 'Tring' Tring' satu panggilan masuk di HP Aruna. Panggilan itu ternyata dari Hendi. Aruna segera menganggkatnya. Ternyata Hendi mengajak Bima untuk jalan- jalan. Aruna pun mengizinkannya. Apalagi dengan Hendi, dia sangat percaya padanya. Bima pun untungnya bukan tipikal anak yang rewel. Saat dia jelaskan bahwa Hendi adala

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   BAGAIMANA TENTANG PERASAANMU, ARUNA?

    BAGAIMANA TENTANG PERASAANMU, ARUNA?"Apakah itu sebabnya Ibumu belajar membuat kue?" tanya Dion."Benat Ayah Baik! Ibu itu mempelajarinya dengan sangat serius, meskipun aku yakin hasilnya akan gagal. Awalnya aku ingin Ayah Baik juga ikut, sayangnya Ibu bilang Ayah tidak punya waktu," keluh Bima."Benarkah Ibumu bilang begitu?" tanya Dion. Bima menganggukkan kepala."Ya, dia bilang begitu. Aku tidak boleh banyak berharap pada Ayah Baik karena Ayah Baik tentu memiliki kesibukan lain. Jadi aku sebagai anak harus baik dan mengerti. Ayah Baik kan bekerja untuk Bima juga," jelas Bima."Siapa bilang aku tidak punya waktu untuk anak tunggalku ini? Memang benar Ayah sangat sibuk dua hari ini. Tapi Ayah janji, bahwa Ayah akan menemanimu setelah pulang nanti," ucap Dion."Ya sudah aku maafkan! Tapi Ayah janji ya," ujar Bima."Pasti! Kalau begitu Ayah matikan ya video call nya. Bye bye bye," pamit Dion."Bye! Bye Ayah Baik! Aku cinta Ayah," sahut Bima memat

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   BIMA SI ANAK BROKEN HOME!

    BIMA SI ANAK BROKEN HOME!"Apakah aku harus berkata jujur padamu, Mas?" tanya Aruna."Kalau boleh aku ingin kau menjawabnya dengan jujur, Aruna," jawab Rendi."Sejujurnya aku memang berharap bahwa dia bisa ikut dengan kami. Mas Rendi, akhir- akhir ini aku juga baru tahu dan menyadarinya belakangan ini, sepertinya aku memang membutuhkan sosok seorang Ayah untuk Bima," ucap Aruna."Ada apa? Apakah Dion mengatakan sesuatu padamu sehingga kau berkata seperti ini, Aruna?" tanya Rendi."Tidak, Mas Rendi. Aku hanya memikirkan dampak anak broken home pada Bima. Aku takut, Bima akan merasakan dampak psikologisnya. Dia akan malu dan merasa tidak percaya diri. Sulit untuk mengembalikan percaya diri mereka meskipun sudah menggunakan berbagai cara, Mas. Aku sadar, Bima sering menyendiri dari pergaulan karena merasa rendah diri saat melihat temannya bersama Ayahnya. Aplagi aku menyadari bahwa kurangnya perhatian, waktu untuk dihabiskan dengan Bima karena bekerja, sampai d

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   SATU TAMBAH SATU SAMA DENGAN DUA! AKU DAN KAMU ITU ADALAH CINTA!

    SATU TAMBAH SATU SAMA DENGAN DUA! AKU DAN KAMU ITU ADALAH CINTA!"Kalau aku benar -benar begini?" tanya Steven sambil mendekat pada Arumi dan tersenyum."Jawablah pertanyaanku, Arumi!" perintah Steven."Bagaimana kalau aku tidak memberitahumu? Tebak lah," ujar Arumi. Steven semakin mendekatkan wajahnya pada Arumi. Bibirnya semakin mendekat hal ini membuat Arumi cukup terkejut dengan keberaniannya. Tanpa di sangka, Steven mencium bibir Arumi dengan kecupan manja. Sesaat setelah itu Steven melepaskan ciumannya kemudian tersenyum kemudian dan dia muntah. Arumi terkejut dengan apa yang di lakukan Steven bercampur malu."Steven! Steven! Kau kenapa?" tanya Arumi. "Arumi satu tambah satu sama dengan dua," ujar Steven tiba- tiba bangun dan ambruk lagi."Aihhh! Anak ini, kalau sudah mabuk mengapa tak mengaku saja sih? Membuat ribet dan memalukan," gumam Arumi."Biar aku nanti cepat mengantarkanmu ke rumahku dulu!" gerutu Arumi."sttt! Kenapa kau ce

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   KEJUTAN UNTUK BIMA!

    KEJUTAN UNTUK BIMA! Hari ini adalah acara di sekolah Bima, pertemuan kedekatan orang tua dan anak. Acara itu ternyata cukup meriah sekali. Mereka masing -masing saling membawa makanan dari rumah lalu makanan itu di jejer dan di taat dalam meja. Ada banyak jenis makanan, seperti rice bowl, burger, cake, buah, sop buah, salad buah, tart, puding, dan sebagainya yang di hias dengan amat cantik kesukaan anak- anak. Aruna dan Bima pun menata brownies coklat hasil tangan Aruna di meja."Ibu, apakah kue ini enak?" tanya Bima. "Tenang saja Bima, Ibu membuatnya dengan sangat hati -hati pasti tidak ada masalah. Ibu belajar dari Ayah Rendi. Ibu juga sudah menyiapkan camilan sebagaai antisipasi, tapi mengapa mereka tidak ada yang mengeluarkan camilan ya?" sahut Aruna."Tenang saja, Bima. Ibu sudah membawa semua camilan kesukaan anak- anak," jelasnya lagi. Bahkan Aruna sudah bangun sedari jam tiga pagi tadi untuk menyiapkan brownies kukus itu. Namun Aruna baru menyadari sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   ARTI KELUARGA DI USIA KEPALA EMPAT!

    ARTI KELUARGA DI USIA KEPALA EMPAT!"Ayo anak- anak Ayah dan Ibu Bima sudah merepotkan diri mereka, sekarang sudah seharusnya kalian ucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu Bima," perintah Ibu guru Ling- Ling."Terima kasih!" kata anak- anak serempak. Aruna pun menjauhi kerumunan anak- anak itu dan berbisik pada Dion."Pak Dion, siapa yang akan membuat kue ini?" tanya Aruna."Aku," jawab Dion santai."Sudah tenang saja. Berikan padaku!" perintah Dion."Memang kau bisa buat?" tanya Aruna. Dion memandang Aruna sambil mengedipkan satu matanya."Helena! Kalau Helena mau membuat kue tart seperti apa? Aku akan meminta Ayah Baik untuk membuatkannya hanya untukmu, kue ini spesial untukmu saja," ujar Bima menggandeng lengan Helena mendekati stand nya."Aku ingin kue dengan gambar muka Elsa," jawabnya."Baik tidak masalah! Kami akan membuatnya sekarang, kalian mau kue tart seperti apa?" tanya Bima pada anak-anak lain."Aku ingin kelinci!" sahutnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   SEMANGKOK MIE NYEMEK KEDIRI BUKTI CINTA TULUS DARI HATI

    SEMANGKOK MIE NYEMEK KEDIRI BUKTI CINTA TULUS DARI HATI"Aku sungguh tidak mahir memasak, Pak Dion. Pasti tidak enak," sambung Aruna frustasi."Tenang saja, aku akan bantu Ibu memegang alatnya!" ujar Bima Bima. Dion pun menarik tangan Aruna. Mau tak mau Aruna bangkit ke meja, akhirnya mereka pun bertiga membuat kue seadanya. Bima dengan tangan kecilnya membantu memegang mixer mengocok krim yang habis. Sedangkan Aruna menuang krim dan dia meratakannya. Dion benar-benar menemukan arti kebahagiaan dan sebuah keluarga di usianya yang sudah tidak muda lagi. Tapi, dia merasa bersyukur masih bisa menikmati momen ini. Dion melukis potret mereka bertiga dalam kue, meski hasilnya pun pas- pasan. Saat tengah asik membuat kue, tiba- tiba Rendi datang ke sekolahan Bima. Rendi datang dan melihat bagaimana keceriaan Dion dan Aruna serta Bima. Rendi meletakkan kue itu di meja kecil dan pergi berlalu. Mungkin benar bagaimanapun juga Aruna dan Dion memiliki satu ikatan ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02

Bab terbaru

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   KEPUTUSAN ARUNA

    KEPUTUSAN ARUNA"Ibu, ayok kita temui Eyang," pinta Bima."Ayo Aruna kita harus segera menemui Juragan Waluyo, Ayahmu. Kita harus meyakinkannya bahwa kita bisa bersama dan semua akan baik-baik saja," bujuk Dion.Aruna memandangi wajah Dion dan putranya bergantian. Dia menghela nafas panjang, kedua lelaki ini memiliki sifat yang sama ketika sudah menginginkan sesuatu maka mau tak mau harus terpenuhi saat itu juga. Namun Aruna memiliki pemikiran lain, dia harus mempertimbangkan semua baik buruknya sebelum mengambil keputusan itu."Pak Dion, maaf. Bima maafkan Ibu ya, jika keputusan Ibu kali akan mengecewakanmu. Bima, tidak semua keinginanmu harus dipenuhi kan? Ada beberapa hal yang kau tidak bisa memaksakan kehendakm karena ada kehendak lain yang Ibu inginkan," kata Aruna."Kau tak boleh egois menginginkan semuanya harus sesuai dengan maumu," sambungnya.Dion pun langsung menoleh menatap ke arah Aruna. Dia menggeleng tak percaya jika Aruna akan menolak ajakannya. Dion menatap Aruna de

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU

    MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU "Aku tak ingin kau kenapa-kenapa, kemarin badanmu sangat demam sekali," kata Dion. "Tenanglah Pak Dion, aku Lebih tahu bagaimana dengan badanku. Apalagi semenjak aku menjadi seorang ibu maka aku harus bisa menghindari semuanya serta harus mengerjakan semua hal secara sendiri dalam kondisi apapun. Hebat bukan? Dan lagi, aku tak terbiasa tidur terlalu lama," kata Elena. "Apakah yakin sudah benar-benar baik?" tanya Dion mencoba memastikan karena khawatir bibir Aruna masih sangat pucat pasi. "Tentu," sahut Aruna. "Aruna aku ingin bicara serius dengaanmu," ucap Dion lagi. "Apakah benar kau dari rumah bapakku, PakDion?" tanya Aruna. Dion pun menganggukkan kepalanya. "Ya aku dari sana," jawab Dion memangku Bima dan duduk di lantai menghadap ke arah Aruna. Aruna tersenyum kecut, dia benar-benar tak mengira jika Dion akan berbuat senekat ini. Bukan tak senang dirinya diperjuangkan hanya saja dia takut Dion menghadapi kerasnya sifar Juragan Waluyo

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NEGOSIASI DENGAN BIMA!

    NEGOSIASI DENGAN BIMA!Dia ingin segera memberikan kabar gembira itu pada Aruna dan tak mau menunda lagi. Takut jika kedua orang tua Aruna berubah pemikiran. Dia harus sesegera mungkin mengajak Aruna ke sana lagi.Dion pun segera melajukan mobilnya menuju ke apartemen milik Aruna. Dia segera menuju ke kamar milik Aruna yang memang sedang tertidur karena badannya belum sembuh benar. Untung saja Aruna sudah memberikan kode akses masuk ke dalam rumahnya. 'Ting' pintu pun terbuka, dia melihat sekelilingnya mencari anaknya."Bima! Bima!" teriak Dion memanggil Sang putra."Ya Ayah Baik," sahut Bima dari dalam kamarnya. Dion pun segera masuk ke dalam kamar. Da melihat putranya sedang asyik bermain Lego sendiri.Dia tak melihat Aruna di sana."Dimana ibumu, Sayang?" tanya Dion. Bima menole dan tersenyum ke arah Ayah Baiknya."Em, Ibu ya? Dia sedang tidur Ayah Baik. Katanya badannya masih tidak enak, tapi aku sudah menjaganya dengan baik. Aku sudah memastikan ibu untuk meminum obatnya sama

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MERESTUI DENGAN SYARAT?

    MERESTUI DENGAN SYARAT?"Semua saya lakukan demi Aruna dan demi Bima semuanya. Seperti yang Bapak tahu sendiri, sampai saat ini pun Aruna juga belum memiliki sosok lelaki lain. Apakah Bapak berpikir jika Aruna tidak lak? Tentu dengan tegas dan jawabannya bisa kita ketahui semua tidak itu alasannya. Aruna sangat cantik dengan segala potensi yang dia miliki. Bukankah masih menjadi tanda tanya mengapa dia tak pernah menikah atau menjalankan hubungan baru dengan lelaki lain kan, Pak? Mengapa Aruna melakukan ini semua dan sebagai seorang laki-laki tentu Bapak tahu apa jawabannya kan?" jelas Dion.Juragan Waluyo terdiam mendnegar semua penjelasan Dion panjang lebar itu. Pun dengan Nyi Waluyo, ya mereka semua tidak bisa memunafikkan semua yang dikatakan oleh Dion benar. Selama ini Aruna bukannya tak laku tetapi dia memang menutup diri dan dia tahu alasan anaknya itu apa, yaitu Aruna susah sekali jatuh cinta dan mungkin cintanya telah habis bersama Dion. Apalagi sekarang dia memili

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1

    PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1 "Sudahlah Pak apalagi yang mau ditutupi? Toh ini kenyataan semalam aku yakin juga Aruna juga sakit. Tapi pertanyaannya apakah ada yang merawat atau tidak. Apakah kau merawatnya, Nak?" tanya Nyi Waluyo. Dion menganggukkan kepalanya. "Ya, Bu. Saya merawatnya dengan baik dan memang benar semalam Aruna sakit. Tenang saja, saya sudah memberinya pereda panas dan membuat bubur," jelas Dion. "Syukurlah kalau kau memang memiliki sedikit perhatian kepada Aruna. Sebenarnya bapaknya dari semalam juga sangat khawatir padanya, namun kau paham kan kadang seorang lelaki tidak bisa mengungkapkan rasa sayangnya. Tapi dia tak mau menunjukkan kekhawatirannya itu pada Aruna," ucap Nyi Waluyo. "Kau tahu sendirilah kadang lelaki itu memang memiliki titik egois dan rasa cemburu kepada anak perempuannya yang sedikit berlebihan" ujarnya. Baru setelah mendengar pernyataan dari Nyi Waluyo itu sekarang dia mengerti ke mana arah

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA

    MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA"Berani juga kau ke sini!" kata juragan Waluyo dari arah samping. Dion pun menoleh, dia melihat juragan Waluyo datang dengan menggunakan tongkatnya dan memakai pakaian hitam-hitam nampak sangat elegan dan wibawanya sangat keluar. Beda dengan tadi malam yang mungkin karena diliputi amarah yang besar sehingga tak menampakkan wibawa juragan Waluyo. Seketika jantung Dion berdetak kers, dia segera menyalami Juragan Waluyo meskipun merasa sedikit ngeri juga dengan penampilan juragan Waluya yang terkesan seperti dukun bagi Dion. Juragan Waluyo hanya menanggapi sekilas lalu duduk."Duduklah!" perintah juragan Waluyo. Dion pun duduk di berhadapan dengan juragan Waluyo."Ti! Narti! Buatkan minuman untuk tamu, Ti!" perintah Juragan Waluyo lagi."Nggeh Juragan!" sahut suara seorang wanita dari belakang."Sialan sepertinya memang Aruna bukan berasal dari keluarga sembarangan. Ini mungkin yang disebut dengan orang kaya tetapi hidup di desa, sungg

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MENDATANGI JURAGAN WALUYO!

    MENDATANGI JURAGAN WALUYO!Pagi harinya Aruna terbangun saat sinar matahari datang, masuk ke kamarnya melalui kelambu. Aruna langsung mengerjapkan matanya. Dia melihat ke arah bawah, ternyata Dion sedang memegangi tangannya tidur di kursi sofa yang di dekatkan pada tubuhnya. Sedangkan Bima berada di pelukannya. Aruna pun mulai beranjak untuk membuat sarapan untuk mereka, untung saja semalam Dion dengan gesit merawatnya. Kepalanya sudah tak pusing lagi."Aruna kau sudah bangun? Masih pusing? Bagaimana keadaanmu?" tanya Aruna."Aku sudah lumayan Baik, Pak Dion. Kau tak papa tidur dibawah begitu? Apa kau tak masuk angin nanti? Kau tidur di ruangan AC tanpa selimut. Kau baik-baik saja? Aku buatkan susu jahe ya," kata Aruna mulai khawatir. "Tenanglah, Aruna. Ini semua tidak sebanding dengan apa yang kau dan Bima sudah rasakan dulu. Aku tak masalah, jadi kau jangan khawatir," jawab Dion."Terima kasih ya, Pak Dion. Terima kasih kau sudah merawatku, berkat dirimu aku merasa jauh lebih ba

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   ARUNA SAKIT!

    Aruna Sakit!"Ibu, Ibu dan Ayah baik tak apa-apa kan? Kalian akan bersama kan?" tanya Bima."Tidur yuk!" ajak Aruna pada Bima.Dion menoleh, dia melihat Aruna memperjuangkannya seperti ini, tiba-tiba perasaan bersalah dan menyesal bergelanyut di benaknya. Dulu dia meninggalkan Aruna dan salah paham kepadanya sampai bertahun-tahun akhirnya Aruna harus menyimpan semua kesakitan ini sendiri. Kerasnya hidup mengasuh Bima, hambatan yang dilakukan dan dirasakan hanya bisa dirasakan dengan juragan Waluyo. Orang yang seharusnya tak ikut bertanggung jawab dalam masalah ini. Itulah yang membuat dia menutupi kebodohannya sendiri yang sangat egois. "Apakah Eyang tak suka dengan Ayah Baik? Apakah Eyang akan melarang Ayah Baik ke sini?" tanya Bima."Tidak kok. Eyang tak marah," kata Aruna."Lalu kenapa tadi Eyang langsung pulang dan marah?" tanya Bima."Mungkin Eyang lelah. Maaf ya jika kau harus terbangun. Sekarang tidur ya, Nak," perintah Aruna sambil menggendongnya."Ayah Baik, ayok! Temani Bi

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NYI WALUYO TURUN TANGAN!

    NYI WALUYO TURUN TANGAN!"Eyang, Apakah Eyang Kakung tahu jika Bima dan Ayah baik memiliki persamaan? Kami memiliki penyakit yang istimewa dan hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Bukankah selama ini Eyang dan Ibu selalu panik pada perasaan yang dirasakan Bima dan kesakitan ini? Tetapi sekarang rasanya Ibu dan Eyang tidak perlu khawatir lagi, karena ada Ayah Baik yang akan menemani Bima. Kami seringkali meminum obat bersama, karena memang kami harus minum vitamin untuk menjaga dunia. Benar kan Ayah Baik?" tanya Bima sambil mengusap air mata Dion yang juga turut jatuh.Juragan Waluyo langsung terdiam mendengar pernyataan cucunya itu. Ya dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika yang mengatakan hal seperti itu adalah Bima. Karena memang selama ini dia sangat mencintai Bima dan tidak ingin terjadi hal-hal mengerikan pada Bima."Eyang, kenapa Eyang harus marah-marah kepada Ayah Baik? Percayalah sungguh Ayah Baik ini adalah orang yang sangat baik sekali kepada Bima, juga pada Ibu

DMCA.com Protection Status