FAKTA YANG NYATA!"Kak ya, Please! Kak di rumah sakit sangat membosankan bukannya sembuh aku akan makin setres di sini. Padahal aku harus merasa bahagia secara konsisten dapat menurunkan kadar kortisol dalam darah. Hal ini berkaitan dengan stres yang berlebihan dapat meningkatkan kortisol (hormon stres) dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan tidur, penambahan berat badan, dan tekanan darah tinggi," alasan Dion."Apalagi perasaan bahagia dapat mendukung kinerja dari sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai infeksi atau penyakit. Kebahagian yang diciptakan oleh diri sendiri dapat melindungi diri dari risiko terkena penyakit jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perasaan bahagia dapat meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan risiko terkena penyakit jantung sebesar 13-26%, Kak. Jadi izinkan aku ya, Kak," pinta Dion seperti anak kecil. Cindy hanya diam tak menjawab."Kau kan sayang padaku, Kak. Jadi apa salahnya kau menghubungi Profesor Tjahyadi, a
MENGATUR STRATEGI DAN HARGA SAHAM PASAR!"Bagaimana Pak Dion?" tanya Hendra. "Ah baiklah nanti saya akan pertimbangkan lagi Pak Hendra. Terima kasih ya, Pak Hendra atas informasinya. Maaf mengganggu malam ini," jawab Dion.Dion pun berbasa basi sebentar sebelum menutup teleponnya. Sekarang Dion baru mempercayai bahwa ucapan kakak perempuannya itu adalah kejujuran. Dion langsung menghela nafasnya panjang sambil mencoba memikirkan taktik apa yang bisa dia gunakan kali ini. "Lihatkan aku sudah bilang kan bahwa memang perusahaan itu di jual cepat," kata Kak Cindy."Kak tolong ambilkan laptopku di meja," perintah Dion.Cindy pun langsung mengambilkan dompet laptop yang berisi tablet milik Dion. Tanpa banyak bicara Dion langsung membuka nya dan dia kembali bekerja untuk menghitung harga pasaran saham itu."Dion," panggil Cindy."Hah?" sahut Dion."Kau memang rada ada gila-gila nya ya. Kau sedang sakit! Mengapa kau tak istirahat lalu bekerja seperti itu? Kau tak memikirkan kesehatanmu?"
TIM HORE PENDUKUNG DION"Pak Dion, Dokter bilang kau harus menginap beberapa hari lagi. Mengapa kau membujuk Kak Cindy untuk mengizinkanmu pulang hari ini juga? Kenapa sih kau itu susah sekali untuk dirawat di rumah sakit dan sekedar beristirahat. Kenapa kau selalu menginginkan pulang? Setidaknya di rumah sakit ada tenaga medis dan dokter yang bisa merawatmu kapan saja," keluh Hendi."Sudahlah Hendi, kau tahu kan pepatah lama mengatakan bahwa tempat yang lebih nyaman hanya di rumah. Berada di rumah mampu membuat suasana hatinya menjadi bagus dan hatinya membaik juga. Benar kan? Jadi biarkan saja Presiden direktur mu ini beristirahat dengan tenang di rumah, aku akan meminta dokter khusus memantaunya datang setiap hari," kata Cindy."Ah ya sudahlah kalau memang Bos wanita yang mengatakannya, maka aku akan percaya. Benar juga bahwa Pak Dion ini emmang sedikit kolot, karena dia lebih suka di rumah saja, tenang saja aku pasti merawatmu dengan baik, lebih rajin merawatmu daripada ibumu. Apa
RENCANA!"Baguslah kita kembali ke kantor, Hendi. Kita akan bekerja dan aku akan menjadi bosmu beberapa hari hari ini beberapa hari ini," perintah Cindy sambil menggeret lengan Hendi untuk pergi meninggalkan Dion dan Aruna."Aruna kalau begitu tolong ya !!!" Pesan Cindy."Tenang saja, Kak Cindy. Aku akan menjaganya," ucap Aruna."Ah aku lega sekali meninggalkan adik kesayanganku sekarang ini di tangan orang yang tepat," kata Cindy sambil menggedipkan matanya pada Dion.Diion tersenyum senang, paling tidak kini dia sadar kakak perempuannya ini ada di pihaknya. Hari ini Cindy akan mulai menggantikan jabatan Dion sebenarnya. Dia benar-benar serius untuk membeli dan mengakuisisi PT milik keluarga Arumi, sengaja dia yang maju agar tak terlalu banyak rumor beredar di luar sana. Semalam dia dan Dion sudah sepakat untuk membiarkan Arumi saja yang maju membeli saham itu agar tak menimbulkan huru hara dalam interen kantor mereka.Bukan tanpa alasan srategi ini di pilih oleh Cindy dan Dion. Me
RENCANA MENJUAL PERUSAHAAN?"Ayo kau harus sarapan pagi dan segera minum obat," ujar Aruna"Bima, kau juga makan sekalian. Kau terlalu sibuk menyiapkan makan sampai lupa sarapabmu. Mari kita makan bersama," ajak Aruna."Baik," sahut Bima dan Dion secara bersamaan sambil menuju ke ruang makan. Nampak hidangan sudah tersaji di meja makan."Meski aku bilang akan merawatmu tapi aku juga tidak bisa menelantarkan pekerjaanku, Pak Dion. Ingat lah juga aku bekerja pada perusahaan orang dan dalam team. Jadi aku tak bisa bertindak semauku sendiri. Jadi selain minum obat jangan membuat hal khusus dan konyol. Baik-baik lah bermain dengan Bima dulu. Dan ingat jangan pernah memanggilku untuk hal-hal yang tak penting lainnya!" jelas Aruna sambil menyodorkan piring berisi bubur ayam buatannya. "Baik aku mengerti, Aruna. Mengapa kau galak sekali. Lalu bagaimana kalau aku ke toilet dan mandi?" tanya Dion sambil memasang wajahnya yang mesum itu."Omong kosong! Kau masih sangat sehat sebenarnya untuk be
APAKAH KAU AKAN MATI?"Itu tidak mungkin, Pak Dion. Kau salah informasi mungkin. Mengapa dan apa alasannya perusahaan itu di jual? Sedangkan situasi di perusahaan sangat baik saat ini. Bahkan kau tahu sendiri beberapa kali kita menghadirkan proyek yang bagus. Jadi tak mungkin jika perusahaan itu dijual, akan sangat rugi nantinya," kata Aruna yang syokBagaimana Aruna tak kaget selama ini dia mengira perusahaan itu baik-baik saja. Bahkan selama Arumi masih di Indonesia dia tak pernah membahas tentang perusahaannya, jadi dia pikir semua baik-baik saja. Bahkan ayahnya sendiri pun tidak pernah membahas masalah ini. Sedangkan ayahnya memiliki saham beberapa persen di perusahaan itu."Apakah kau tak percaya padaku, Aruna?" tanya Dion."Pemodelan jantung, rumah sakit jantung lisensi, caterng sudah di jalur yang sangat tepat dan segera menghasilkan keuntungan. Bahkan Pak Dion tahu sendiri rumah sakit akan dibuka sebentar lagi. Lalu dari mana kau bisa berkata seperti itu?" tanya Aruna."Apaka
PERASAAN CINTA YANG SESUNGGUHNYA"Siapa suruh dia berhati besi dan keras kepala. Aku sangat sehat, aku sudah berjanji untuk menemanimu dalam semua hal dan membersamaimu sampai kau dewasa nanti. Apakah kau lupa?" tanya Dion sambil memeluk Bima."Namun ada satu hal yang tidak boleh kau contoh dariku, Bima," pesan Dion."Apa itu Ayah Baik?" tanya Bima."Kau tidak boleh menakuti Ibu Aruna dengan hal-hal seperti ini saat dewasa nanti. Bagaimanapun juga dia ibumu," pesan Dion."Terang saja Ayah Baik. Aku lebih tidak tega membuatnya sedih daripada dirimu," ujar Bima."Baiklah kalau begitu, sini peluk Ayah dulu!" perintah Dion. Bima pun segera memeluk Ayah baiknya itu."Malam ini kau tidur dengan Ayah ya," pinta Dion.Bima pun menganggukkan kepalanya. Dion memeluk Bima dalam dekapan tidurnya, dia merasa hari ini benar-benar menjadi hari yang sangat spesial untuknya. Karena dia bisa merasakan kasih sayang anaknya secara full time begini. Hal yang tidak pernah dia rasakan dulu. Sedangkan di si
SALING MELENGKAPI ATAU ASISTEN PRIBADI?Di sisi lain, di Tiongkok. Arumi nampak keluar dari salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai kiblat teknologi rumah sakit jantung lisensi. Dia keluar bersama kepala direktur Liem yang nampak ramah sekali mengantarnya."Direktur Liem seharusnya kau tidak perlu sampai mengantarku ke depan," ucap Arumi."Terima kasih kau sudah meluangkan waktu berhargamu untukku. Semoga kerja sama kita ke depannya bisa berjalan dengan lancar untuk ke depannya, Dokter. Saya sangat berharap untuk ke depannya kita bisa sering bertemu dan berkunjung," sambungnya."Xie, xie. Kami juga merasa senang dan sangat terhormat ketika kau datang ke sini, Ibu Arumi. Rumah sakit kami dalam penerapan klinis pemodelan rumah jantung dan catering paling sehat untuk kiblat teknologi dunia akan sangat senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Hadinata WIjaya, milik Pak Dion. Siapa yang tak kenal perusahaan besar itu? Apalagi kalian hendak membuka pengembangan rumah sakit sendiri.