Home / Romansa / Semalam Bersama Tuan Presdir / MISI MENGEJAR CINTA PART ENAM ARTI KETULUSAN!

Share

MISI MENGEJAR CINTA PART ENAM ARTI KETULUSAN!

last update Last Updated: 2024-01-07 01:06:47

MISI MENGEJAR CINTA PART ENAM!

"Apakah kau tidak bisa memberikan nomor teleponmu langsung padanya? Mengapa sekarang justru aku yang kerepotan sendiri? Lihatlah sekarang jadinya, setiap kali Bima mencarimu dia harus meneleponku! Lalu aku harus menghubungimu, kita harus bertemu, baru kau dan dia bisa mengobrol. Menurutku ini adalah hal yang sama sekali tidak efisien dan membuanag waktu," keluh Rendi.

"Bagaimana boleh begitu, ini adalah perjanjianku dengan Bima. Bayangkan saja kalau Bima memiliki nomerku sendiri, tak akan asik," jelas Selly.

"Apa maksudmu?" tanya Rendi.

"Ck! Dasar tak peka. Bagaimana mungkin aku punya begitu banyak alasan untuk menemuimu kalau Bima memiliki nomerku. Dengan begini kan kau akan selalu mencariku," kata Selly dengan menyengir memandang wajah Rendi.

Selly memang selalu punya cara dan tak kehabisan akal agar bisa selalu bersama Rendi. Dia kali ini berhasil memanfaatkan Bima dalam situasi dan kondisi terjepit seperti ini, membuat Bima be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MISI MENGEJAR CINTA PART TUJUH SAMPAI DI KEJAR LC!!

    MISI MENGEJAR CINTA PART TUJUH SAMPAI DI KEJAR LC! Selesai rapat Aruna keluar bersama Dion, mereka terkejut saat keluar melihat Hendi sedang merangkai bunga dalam gelas tinggi di meja kerja Aruna. Aruna hanya menghela nafasnya heran. Dia benar- benar harus ekstra sabar menghadapi Dion dan Hendi."Hehehe, Maaf Aruna. Aku sengaja masuk ke ruangamu tanpa permisi karena ingin membuatkan rangkaian bunga ini untukmu. Aku sengaja berjuang merebut seikat bunga dari mereka semua demi niat baikmu Pak Dion," ucap Hendi. Dion yang ada di belakang Aruna pun hanya mengacungkan jempol tangannya."Jadi aku tak mau niat Pak Dion sia- sia. Arunam aku pamit pergi keluar dulu ya," sambung Hendi langsung pergi meninggalkan Dion dan Aruna. Aruna pun menggelengkan kepalanya. Dia duduk di ruang kerjanya, dia sekarang menatap Dion, begitupun dengan Dion menatap Aruna. Mereka saling bertatapan. Lalu serempak mereka mengatakan."Kau!" kata Dion dan Aruna bersamaan."Kau dulu," perint

    Last Updated : 2024-01-08
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MISI MENGEJAR CINTA PART DELAPAN IDE KONYOL STEVEN!

    MISI MENGEJAR CINTA PART DELAPAN IDE KONYOL STEVEN!"Sepertinya memang tampan. Mau minta kontak mereka? Lumayan tamu sepi," bisik kedua gadis itu menggodanya. Seorang wanita paling cantik datang menggoda Seven dan Dion."Hay, Om! Hay kakak tampan, mau bermain bersama? Yukk!" ajak wanita itu. Seketika Steven dan Dion menoleh ke arah dua gadis. Wanita penggoda alias LC itu langsung mundur beberapa langkah. Hal itu karena dia melihat wajah kedua orang lelaki yang di godanya nampak seperti orang frustasi dan datar."Ah maaf mengganggu. Silahkan lanjutkan," kata wanita penggoda itu sambil menggelengkan kepalanya kepada teman-temannya di bangku lain."Steven," panggil Dion."Hmmmm," sahut Steven."Kau payah sekali. Semua trik-trik yang kau katakan dan kau ajarkan itu sama sekali tidak berguna! Ya, tak mengefek! Nol, nihil," keluh Dion."Asal kau tahu saja, Aruna sama sekali tidak termakan trik ini. Aku seperti lelaki kekanak- kanakan di hadapannya. Apakah

    Last Updated : 2024-01-08
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MISI MENGEJAR CINTA PART SEMBILAN EKSEKUSI.

    MISI MENGEJAR CINTA PART SEMBILAN EKSEKUSI."Sialan mengapa anak muda seperti dia justru lebih handal melakukannya? Apakah karena dia orang biasa sehingga tak takut skandal ya?" batin Dion dalam hati."Kenapa kau kaget sekali? Bukankah kalau di pikir lebih handal dirimu melakukannya, bahkan kau sampai memiliki anak dengan Kak Aruna," sindir Steven. Dion terdiam sejenak. Padahal kejadian itu hanya karena kesalahan semalam saja. Namun dia tak mungkin juga mengatakan semuanya pada Steven. Bisa bisa dia akan di bully nya setiap hari."Ck! Ini bukan tentang itu semua," elak Dion."Makanya Pak Dion kau harus mengikuti semua saranku. Fokuslah dengan tujuan utamanya bahwa kau harus membuat kak Aruna melihat pesonamu sebagai pria dewasa bukan dengan ide gilanya itu," jelas Steven."Pesona lelaki dewasa, aku agak sedikit tak paham maksudmu ini," gumam Dion yang memang polos dan bodoh dalam masalah percintaan. Mereka bersulang lagi. Dion masih mencoba mencerna mak

    Last Updated : 2024-01-09
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MISI MENGEJAR CINTA PART SEPULUH GAGAL DAN MEMALUKAN!

    MISI MENGEJAR CINTA PART SEPULUH GAGAL DAN MEMALUKAN! Aruna tersenyum senang mendengar ucapannya. Steven benar- benar lelaki masih muda dan bertanggung jawab. Tiba- tiba Dion datang dengan menggunakan baju handuk piyama nya."Tidak perlu merepotkan Steven tentang hal ini. Aku juga bisa," kata Dion. "Kenapa kau ada di sini?" tanya Aruna pada Dion."Tadi kak Dion bilang mau ngajak aku makan pagi bersama Kak Aruna, Kakak kan tahu bahwa Pak Dion tak memiliki banyak teman di sini. Apalagi dia sekarang ingin mncoba hidup sehat, jadi aku mengajaknya untuk berenang dulu sebelum mencari sarapan sehat. Lalu aku bilang saja jujur sedang mengajari Bima renang, aku tidak menyangka dia akan datang," jelas Steven."Oh! Jadi kau tidak menyangka juga ya?" sindir Aruna melihat Steven dan Dion saling berpandangan. Aruna sudah curiga jika itu adalah kesepakatan dan konspirasi antara Dion dan Steven saja, sangat mencurigakan. Mendapatkan tatapan tajam dari Aruna membuat Dion h

    Last Updated : 2024-01-09
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MISI MENGEJAR CINTA PART SEBELAS GAGAL DAN MEMALUKAN!

    MISI MENGEJAR CINTA PART SEBELAS GAGAL DAN MEMALUKAN!"Tentu saja! Aku mau renang," jawab Bima. Dion berjalan ke tangga kolam renang dan mendekati Bima."Bima, apakah sekarang Ayah bertingkah konyol?" tanya Dion pada anaknya. Bima menganggukkan kepalanya."Iya, Ayah Baik memang tampak konyol sekali," sahut Bima dengan wajah polosnya."Ck! Kau anakku tapi bisa- bisanya membullyku! Bima asal kau tahu saja bahwa Ayah Baik berpenampilan seperti ini karena Ide Om Tampanmu Steven itu," jawab Dion. Di sisi lain karena hari ini adalah hari libur, maka Arumi memiliki banyak waktu luang. Dia memang tadi mengajak Aruna sekedar mengopi bersama, namun ternyata Aruna masih sibuk mengantar Bima berenang dan nanti akan mengabarinya lagi. Tiba- tiba HP Aruna berdering, satu panggilan masuk dari satpam depan kompleks."Halo selamat pagi, Bu Arumi. Maaf jika menganggu wkatu Ibu, saya hanya ingin memberi tahukan pada Ibu Arumi saja, bahwa tadi ada yang penghuni yang menelpon dan berkata mobil milik Ibu

    Last Updated : 2024-01-10
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   AMBISI MEMBUAT NYAWA HAMPIR HILANG!

    AMBISI MEMBUAT NYAWA HAMPIR HILANG! Melihat hal itu, Dion pun menoleh ke arah lelaki itu. Nampak seorang lelaki berenang, dia adalah teman Steven guru les di sana. Wajar saja jika mahir berenang, bukan Dion namanya jika tak panas hatinya. Bima kemudian berenang lagi ke arah Ayah Baiknya."Ayah Baik, lihat Ibu terus melihat Paman itu!" bisik Bima."Ayah Baik tahu kan apa yang harus Ayah Baik lakukan?" tanya Bima. Dion menoleh, melihat ke arah Aruna yang memang tampak melihat lelaki itu. Jiwa ambisius dan bersaing Dion muncul."Ck! Hanya begitu saja, percayalah Ayah baikmu ini bisa berenang lebih baik darinya!" ujar Dion dengan percaya dirinya."Ayok! Ayah Baik harus bersaing dengannya. Ayah Baik harus lebih semangat ya!" kata Bima memberikan semangat."Baik lah, kau lihat Bima! Kau akan bangga pada Ayah Baik! Tenang saja, Ayah akan membuktikannya," ujar Dion dengan percaya diri sambil memakai kacamata renangnya. Dia memutuskan untuk menebar pesona dan renang karena melihat tingkah Dio

    Last Updated : 2024-01-10
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   DATING APS! TELE SAMPAI MI CHAT!

    DATING APS! TELE SAMPAI MI CHAT!"Kau kenapa! Hah! Apa ada masalah? Mau bunuh diri dengan menyiksa jantungmu begitu? Hah?" tegur Aruna. Dion terdiam menikmati semua omelan Aruna, hal yang sudah di rindukannya sejak beberapa hari lalu. Dion menikmati omelan Aruna, sambil senyum senyum sendiri. Aruna makin marah melihat tingkah Dion."Awww!" pekik Dion. Aruna langsung melepaskan pelukan Bima dan menghampiri Dion."Pak Dion," panggil Aruna."Bagian mana yang sakit?" tanya Aruna khawatir."Tak apa-apa, tak apa-apa. Aku tadi hanya lupa pemanasan saja, rasanya aku terlalu bersemangat saja, tak menghiraukan peringatan jam ini," jawab Dion."Jangan tunggu sakit! Ayok kita ke rumah sakit," ajak Aruna berdiri."Tenang saja, tenang saja! Ini sudah jauh lebih baik. Apalagi melihatmu sudah mau bicara padaku, kau sudah cerewet seperti ini. Hal yang membuatku sembuh lebih cepat," kata Dion cengengesan."Pak Dion kita semua sudah dewasa! Kenapa kok kau bertingka

    Last Updated : 2024-01-11
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   APAKAH AYAH BAIKMU MASIH SAKIT?

    APAKAH AYAH BAIKMU MASIH SAKIT?"Dosa apa yang kau lakukan?" tebak Aruna langsung."Aku mendaftarkan kita ke dating aps!" jawab Arumi."Hah? Gila kau!" bentar Aruna."Sstttt! Jangan keras- keras! Pelan. Kau membuat semua orang menoleh ke arah kita," tegur Arumi."Aruna, kita itu sekarang harus mengikuti perkembangan zaman! Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi informasi maupun teknologi komunikasi akan semakin berkembang, ya. Dengan adanya kecanggihan dari sisi teknologi, penyebarluasan inormasi maupun cara berkomunikasi tak lagi terbatas ruang dan waktu. Hebatnya, segala bidang kehidupan yang tersentuh oleh teknologi ini merasakan sisi kemudahan serta efektivitasnya, ya. Salah satunya, yakni kegiatan dating atau berkencan yang juga dipermudah dengan adanya kemajuan teknologi, nih. Ya, kita menyebutnya dengan istilah dating apps," jelas Arumi. Dating apps merupakan solusi yang tepat untuk bisa berkenalan dengan banyak calon pasangan dan menentukan mana

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   KEPUTUSAN ARUNA

    KEPUTUSAN ARUNA"Ibu, ayok kita temui Eyang," pinta Bima."Ayo Aruna kita harus segera menemui Juragan Waluyo, Ayahmu. Kita harus meyakinkannya bahwa kita bisa bersama dan semua akan baik-baik saja," bujuk Dion.Aruna memandangi wajah Dion dan putranya bergantian. Dia menghela nafas panjang, kedua lelaki ini memiliki sifat yang sama ketika sudah menginginkan sesuatu maka mau tak mau harus terpenuhi saat itu juga. Namun Aruna memiliki pemikiran lain, dia harus mempertimbangkan semua baik buruknya sebelum mengambil keputusan itu."Pak Dion, maaf. Bima maafkan Ibu ya, jika keputusan Ibu kali akan mengecewakanmu. Bima, tidak semua keinginanmu harus dipenuhi kan? Ada beberapa hal yang kau tidak bisa memaksakan kehendakm karena ada kehendak lain yang Ibu inginkan," kata Aruna."Kau tak boleh egois menginginkan semuanya harus sesuai dengan maumu," sambungnya.Dion pun langsung menoleh menatap ke arah Aruna. Dia menggeleng tak percaya jika Aruna akan menolak ajakannya. Dion menatap Aruna de

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU

    MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU "Aku tak ingin kau kenapa-kenapa, kemarin badanmu sangat demam sekali," kata Dion. "Tenanglah Pak Dion, aku Lebih tahu bagaimana dengan badanku. Apalagi semenjak aku menjadi seorang ibu maka aku harus bisa menghindari semuanya serta harus mengerjakan semua hal secara sendiri dalam kondisi apapun. Hebat bukan? Dan lagi, aku tak terbiasa tidur terlalu lama," kata Elena. "Apakah yakin sudah benar-benar baik?" tanya Dion mencoba memastikan karena khawatir bibir Aruna masih sangat pucat pasi. "Tentu," sahut Aruna. "Aruna aku ingin bicara serius dengaanmu," ucap Dion lagi. "Apakah benar kau dari rumah bapakku, PakDion?" tanya Aruna. Dion pun menganggukkan kepalanya. "Ya aku dari sana," jawab Dion memangku Bima dan duduk di lantai menghadap ke arah Aruna. Aruna tersenyum kecut, dia benar-benar tak mengira jika Dion akan berbuat senekat ini. Bukan tak senang dirinya diperjuangkan hanya saja dia takut Dion menghadapi kerasnya sifar Juragan Waluyo

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NEGOSIASI DENGAN BIMA!

    NEGOSIASI DENGAN BIMA!Dia ingin segera memberikan kabar gembira itu pada Aruna dan tak mau menunda lagi. Takut jika kedua orang tua Aruna berubah pemikiran. Dia harus sesegera mungkin mengajak Aruna ke sana lagi.Dion pun segera melajukan mobilnya menuju ke apartemen milik Aruna. Dia segera menuju ke kamar milik Aruna yang memang sedang tertidur karena badannya belum sembuh benar. Untung saja Aruna sudah memberikan kode akses masuk ke dalam rumahnya. 'Ting' pintu pun terbuka, dia melihat sekelilingnya mencari anaknya."Bima! Bima!" teriak Dion memanggil Sang putra."Ya Ayah Baik," sahut Bima dari dalam kamarnya. Dion pun segera masuk ke dalam kamar. Da melihat putranya sedang asyik bermain Lego sendiri.Dia tak melihat Aruna di sana."Dimana ibumu, Sayang?" tanya Dion. Bima menole dan tersenyum ke arah Ayah Baiknya."Em, Ibu ya? Dia sedang tidur Ayah Baik. Katanya badannya masih tidak enak, tapi aku sudah menjaganya dengan baik. Aku sudah memastikan ibu untuk meminum obatnya sama

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MERESTUI DENGAN SYARAT?

    MERESTUI DENGAN SYARAT?"Semua saya lakukan demi Aruna dan demi Bima semuanya. Seperti yang Bapak tahu sendiri, sampai saat ini pun Aruna juga belum memiliki sosok lelaki lain. Apakah Bapak berpikir jika Aruna tidak lak? Tentu dengan tegas dan jawabannya bisa kita ketahui semua tidak itu alasannya. Aruna sangat cantik dengan segala potensi yang dia miliki. Bukankah masih menjadi tanda tanya mengapa dia tak pernah menikah atau menjalankan hubungan baru dengan lelaki lain kan, Pak? Mengapa Aruna melakukan ini semua dan sebagai seorang laki-laki tentu Bapak tahu apa jawabannya kan?" jelas Dion.Juragan Waluyo terdiam mendnegar semua penjelasan Dion panjang lebar itu. Pun dengan Nyi Waluyo, ya mereka semua tidak bisa memunafikkan semua yang dikatakan oleh Dion benar. Selama ini Aruna bukannya tak laku tetapi dia memang menutup diri dan dia tahu alasan anaknya itu apa, yaitu Aruna susah sekali jatuh cinta dan mungkin cintanya telah habis bersama Dion. Apalagi sekarang dia memili

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1

    PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1 "Sudahlah Pak apalagi yang mau ditutupi? Toh ini kenyataan semalam aku yakin juga Aruna juga sakit. Tapi pertanyaannya apakah ada yang merawat atau tidak. Apakah kau merawatnya, Nak?" tanya Nyi Waluyo. Dion menganggukkan kepalanya. "Ya, Bu. Saya merawatnya dengan baik dan memang benar semalam Aruna sakit. Tenang saja, saya sudah memberinya pereda panas dan membuat bubur," jelas Dion. "Syukurlah kalau kau memang memiliki sedikit perhatian kepada Aruna. Sebenarnya bapaknya dari semalam juga sangat khawatir padanya, namun kau paham kan kadang seorang lelaki tidak bisa mengungkapkan rasa sayangnya. Tapi dia tak mau menunjukkan kekhawatirannya itu pada Aruna," ucap Nyi Waluyo. "Kau tahu sendirilah kadang lelaki itu memang memiliki titik egois dan rasa cemburu kepada anak perempuannya yang sedikit berlebihan" ujarnya. Baru setelah mendengar pernyataan dari Nyi Waluyo itu sekarang dia mengerti ke mana arah

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA

    MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA"Berani juga kau ke sini!" kata juragan Waluyo dari arah samping. Dion pun menoleh, dia melihat juragan Waluyo datang dengan menggunakan tongkatnya dan memakai pakaian hitam-hitam nampak sangat elegan dan wibawanya sangat keluar. Beda dengan tadi malam yang mungkin karena diliputi amarah yang besar sehingga tak menampakkan wibawa juragan Waluyo. Seketika jantung Dion berdetak kers, dia segera menyalami Juragan Waluyo meskipun merasa sedikit ngeri juga dengan penampilan juragan Waluya yang terkesan seperti dukun bagi Dion. Juragan Waluyo hanya menanggapi sekilas lalu duduk."Duduklah!" perintah juragan Waluyo. Dion pun duduk di berhadapan dengan juragan Waluyo."Ti! Narti! Buatkan minuman untuk tamu, Ti!" perintah Juragan Waluyo lagi."Nggeh Juragan!" sahut suara seorang wanita dari belakang."Sialan sepertinya memang Aruna bukan berasal dari keluarga sembarangan. Ini mungkin yang disebut dengan orang kaya tetapi hidup di desa, sungg

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MENDATANGI JURAGAN WALUYO!

    MENDATANGI JURAGAN WALUYO!Pagi harinya Aruna terbangun saat sinar matahari datang, masuk ke kamarnya melalui kelambu. Aruna langsung mengerjapkan matanya. Dia melihat ke arah bawah, ternyata Dion sedang memegangi tangannya tidur di kursi sofa yang di dekatkan pada tubuhnya. Sedangkan Bima berada di pelukannya. Aruna pun mulai beranjak untuk membuat sarapan untuk mereka, untung saja semalam Dion dengan gesit merawatnya. Kepalanya sudah tak pusing lagi."Aruna kau sudah bangun? Masih pusing? Bagaimana keadaanmu?" tanya Aruna."Aku sudah lumayan Baik, Pak Dion. Kau tak papa tidur dibawah begitu? Apa kau tak masuk angin nanti? Kau tidur di ruangan AC tanpa selimut. Kau baik-baik saja? Aku buatkan susu jahe ya," kata Aruna mulai khawatir. "Tenanglah, Aruna. Ini semua tidak sebanding dengan apa yang kau dan Bima sudah rasakan dulu. Aku tak masalah, jadi kau jangan khawatir," jawab Dion."Terima kasih ya, Pak Dion. Terima kasih kau sudah merawatku, berkat dirimu aku merasa jauh lebih ba

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   ARUNA SAKIT!

    Aruna Sakit!"Ibu, Ibu dan Ayah baik tak apa-apa kan? Kalian akan bersama kan?" tanya Bima."Tidur yuk!" ajak Aruna pada Bima.Dion menoleh, dia melihat Aruna memperjuangkannya seperti ini, tiba-tiba perasaan bersalah dan menyesal bergelanyut di benaknya. Dulu dia meninggalkan Aruna dan salah paham kepadanya sampai bertahun-tahun akhirnya Aruna harus menyimpan semua kesakitan ini sendiri. Kerasnya hidup mengasuh Bima, hambatan yang dilakukan dan dirasakan hanya bisa dirasakan dengan juragan Waluyo. Orang yang seharusnya tak ikut bertanggung jawab dalam masalah ini. Itulah yang membuat dia menutupi kebodohannya sendiri yang sangat egois. "Apakah Eyang tak suka dengan Ayah Baik? Apakah Eyang akan melarang Ayah Baik ke sini?" tanya Bima."Tidak kok. Eyang tak marah," kata Aruna."Lalu kenapa tadi Eyang langsung pulang dan marah?" tanya Bima."Mungkin Eyang lelah. Maaf ya jika kau harus terbangun. Sekarang tidur ya, Nak," perintah Aruna sambil menggendongnya."Ayah Baik, ayok! Temani Bi

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NYI WALUYO TURUN TANGAN!

    NYI WALUYO TURUN TANGAN!"Eyang, Apakah Eyang Kakung tahu jika Bima dan Ayah baik memiliki persamaan? Kami memiliki penyakit yang istimewa dan hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Bukankah selama ini Eyang dan Ibu selalu panik pada perasaan yang dirasakan Bima dan kesakitan ini? Tetapi sekarang rasanya Ibu dan Eyang tidak perlu khawatir lagi, karena ada Ayah Baik yang akan menemani Bima. Kami seringkali meminum obat bersama, karena memang kami harus minum vitamin untuk menjaga dunia. Benar kan Ayah Baik?" tanya Bima sambil mengusap air mata Dion yang juga turut jatuh.Juragan Waluyo langsung terdiam mendengar pernyataan cucunya itu. Ya dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika yang mengatakan hal seperti itu adalah Bima. Karena memang selama ini dia sangat mencintai Bima dan tidak ingin terjadi hal-hal mengerikan pada Bima."Eyang, kenapa Eyang harus marah-marah kepada Ayah Baik? Percayalah sungguh Ayah Baik ini adalah orang yang sangat baik sekali kepada Bima, juga pada Ibu

DMCA.com Protection Status