MISI MENGEJAR CINTA PART SEMBILAN EKSEKUSI.
"Sialan mengapa anak muda seperti dia justru lebih handal melakukannya? Apakah karena dia orang biasa sehingga tak takut skandal ya?" batin Dion dalam hati."Kenapa kau kaget sekali? Bukankah kalau di pikir lebih handal dirimu melakukannya, bahkan kau sampai memiliki anak dengan Kak Aruna," sindir Steven. Dion terdiam sejenak. Padahal kejadian itu hanya karena kesalahan semalam saja. Namun dia tak mungkin juga mengatakan semuanya pada Steven. Bisa bisa dia akan di bully nya setiap hari."Ck! Ini bukan tentang itu semua," elak Dion."Makanya Pak Dion kau harus mengikuti semua saranku. Fokuslah dengan tujuan utamanya bahwa kau harus membuat kak Aruna melihat pesonamu sebagai pria dewasa bukan dengan ide gilanya itu," jelas Steven."Pesona lelaki dewasa, aku agak sedikit tak paham maksudmu ini," gumam Dion yang memang polos dan bodoh dalam masalah percintaan. Mereka bersulang lagi. Dion masih mencoba mencerna makMISI MENGEJAR CINTA PART SEPULUH GAGAL DAN MEMALUKAN! Aruna tersenyum senang mendengar ucapannya. Steven benar- benar lelaki masih muda dan bertanggung jawab. Tiba- tiba Dion datang dengan menggunakan baju handuk piyama nya."Tidak perlu merepotkan Steven tentang hal ini. Aku juga bisa," kata Dion. "Kenapa kau ada di sini?" tanya Aruna pada Dion."Tadi kak Dion bilang mau ngajak aku makan pagi bersama Kak Aruna, Kakak kan tahu bahwa Pak Dion tak memiliki banyak teman di sini. Apalagi dia sekarang ingin mncoba hidup sehat, jadi aku mengajaknya untuk berenang dulu sebelum mencari sarapan sehat. Lalu aku bilang saja jujur sedang mengajari Bima renang, aku tidak menyangka dia akan datang," jelas Steven."Oh! Jadi kau tidak menyangka juga ya?" sindir Aruna melihat Steven dan Dion saling berpandangan. Aruna sudah curiga jika itu adalah kesepakatan dan konspirasi antara Dion dan Steven saja, sangat mencurigakan. Mendapatkan tatapan tajam dari Aruna membuat Dion h
MISI MENGEJAR CINTA PART SEBELAS GAGAL DAN MEMALUKAN!"Tentu saja! Aku mau renang," jawab Bima. Dion berjalan ke tangga kolam renang dan mendekati Bima."Bima, apakah sekarang Ayah bertingkah konyol?" tanya Dion pada anaknya. Bima menganggukkan kepalanya."Iya, Ayah Baik memang tampak konyol sekali," sahut Bima dengan wajah polosnya."Ck! Kau anakku tapi bisa- bisanya membullyku! Bima asal kau tahu saja bahwa Ayah Baik berpenampilan seperti ini karena Ide Om Tampanmu Steven itu," jawab Dion. Di sisi lain karena hari ini adalah hari libur, maka Arumi memiliki banyak waktu luang. Dia memang tadi mengajak Aruna sekedar mengopi bersama, namun ternyata Aruna masih sibuk mengantar Bima berenang dan nanti akan mengabarinya lagi. Tiba- tiba HP Aruna berdering, satu panggilan masuk dari satpam depan kompleks."Halo selamat pagi, Bu Arumi. Maaf jika menganggu wkatu Ibu, saya hanya ingin memberi tahukan pada Ibu Arumi saja, bahwa tadi ada yang penghuni yang menelpon dan berkata mobil milik Ibu
AMBISI MEMBUAT NYAWA HAMPIR HILANG! Melihat hal itu, Dion pun menoleh ke arah lelaki itu. Nampak seorang lelaki berenang, dia adalah teman Steven guru les di sana. Wajar saja jika mahir berenang, bukan Dion namanya jika tak panas hatinya. Bima kemudian berenang lagi ke arah Ayah Baiknya."Ayah Baik, lihat Ibu terus melihat Paman itu!" bisik Bima."Ayah Baik tahu kan apa yang harus Ayah Baik lakukan?" tanya Bima. Dion menoleh, melihat ke arah Aruna yang memang tampak melihat lelaki itu. Jiwa ambisius dan bersaing Dion muncul."Ck! Hanya begitu saja, percayalah Ayah baikmu ini bisa berenang lebih baik darinya!" ujar Dion dengan percaya dirinya."Ayok! Ayah Baik harus bersaing dengannya. Ayah Baik harus lebih semangat ya!" kata Bima memberikan semangat."Baik lah, kau lihat Bima! Kau akan bangga pada Ayah Baik! Tenang saja, Ayah akan membuktikannya," ujar Dion dengan percaya diri sambil memakai kacamata renangnya. Dia memutuskan untuk menebar pesona dan renang karena melihat tingkah Dio
DATING APS! TELE SAMPAI MI CHAT!"Kau kenapa! Hah! Apa ada masalah? Mau bunuh diri dengan menyiksa jantungmu begitu? Hah?" tegur Aruna. Dion terdiam menikmati semua omelan Aruna, hal yang sudah di rindukannya sejak beberapa hari lalu. Dion menikmati omelan Aruna, sambil senyum senyum sendiri. Aruna makin marah melihat tingkah Dion."Awww!" pekik Dion. Aruna langsung melepaskan pelukan Bima dan menghampiri Dion."Pak Dion," panggil Aruna."Bagian mana yang sakit?" tanya Aruna khawatir."Tak apa-apa, tak apa-apa. Aku tadi hanya lupa pemanasan saja, rasanya aku terlalu bersemangat saja, tak menghiraukan peringatan jam ini," jawab Dion."Jangan tunggu sakit! Ayok kita ke rumah sakit," ajak Aruna berdiri."Tenang saja, tenang saja! Ini sudah jauh lebih baik. Apalagi melihatmu sudah mau bicara padaku, kau sudah cerewet seperti ini. Hal yang membuatku sembuh lebih cepat," kata Dion cengengesan."Pak Dion kita semua sudah dewasa! Kenapa kok kau bertingka
APAKAH AYAH BAIKMU MASIH SAKIT?"Dosa apa yang kau lakukan?" tebak Aruna langsung."Aku mendaftarkan kita ke dating aps!" jawab Arumi."Hah? Gila kau!" bentar Aruna."Sstttt! Jangan keras- keras! Pelan. Kau membuat semua orang menoleh ke arah kita," tegur Arumi."Aruna, kita itu sekarang harus mengikuti perkembangan zaman! Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi informasi maupun teknologi komunikasi akan semakin berkembang, ya. Dengan adanya kecanggihan dari sisi teknologi, penyebarluasan inormasi maupun cara berkomunikasi tak lagi terbatas ruang dan waktu. Hebatnya, segala bidang kehidupan yang tersentuh oleh teknologi ini merasakan sisi kemudahan serta efektivitasnya, ya. Salah satunya, yakni kegiatan dating atau berkencan yang juga dipermudah dengan adanya kemajuan teknologi, nih. Ya, kita menyebutnya dengan istilah dating apps," jelas Arumi. Dating apps merupakan solusi yang tepat untuk bisa berkenalan dengan banyak calon pasangan dan menentukan mana
PENYAKIT TURUNAN DAN PESAN DARI EYANG"Ayah Baik ingin minum obat," jawab Bima,'Deg' hati Aruna langsung berdetak, apakah benar Dion memang masih sakit. Tak mungkin jika dia menyuruh Bima berbohong untuk masalah serius seperti ini."Apakah Ayah Baikmu baik- baik saja?" tanya Aruna sambil menampakkan muka khawatirnya. Bima menggelengkan kepalanya."Lalu kenapa ayah minum obat?" ucap Aruna."Katanya dia sama sepertiku, Ibu," jawab Bima dengan polosnya. Tanpa banyak bicara Aruna pun langsung mengambilkan segelas air untuk Dion dan menyerahkan gelas air pada Bima untuk di serahkannya. Aruna sangat tahu betul bahwa Dion sudah melakukan transplantasi jantung yang merupakan langkah penanganan terakhir untuk mengatasi penyakit jantung. Tindakan ini dilakukan bila pemberian obat-obatan dan metode pengobatan lain sudah tidak lagi efektif untuk mengatasi masalah jantung yang terjadi. Transplantasi jantung adalah proses pengangkatan jantung yang sudah tidak bekerja sec
RESTU ORANG TUA ARUNA?"Benarkah?" tanya Dion sambil duduk di hadapan Aruna yang sedang mengahangatkan makanan di kompor."Ini kesempatanku untuk tahu siapa Aruna sebenarnya dan latar belakang keluarganya," batin Dion dalam hati."Memangnya dari mana asalnya ayam lodho ini?" tanya Dion berusaha memancing aruna agar tahu dari mana asal usul gadis ini.Sebenarnya bisa saja Dion mendapatkan informasi dengan cepat tentang Aruna dengan menyuruh Hendi. Namun dia tak mau. Dion ingin berusaha sendiri dan menunjukkan pada Aruna bahwa dirinya mampu melakukan semua tanpa menggunakan kekuasaannya dan uang yang di milikinya."Dulunya, ayam lodho merupakan sajian untuk hajatan di Trenggalek. Selain itu, ayam lodho juga kerap disajikan saat Lebaran bersama nasi atau lontong. Kini, tak hanya ada saat hajatan atau lebaran saja. Olahan ayam lezat ini juga menjadi kuliner khas Jawa Timur yang mudah ditemukan dan bisa dinikmati sehari-hari. Banyak rumah makan atau kedai pinggi
JANGAN LIBATKAN ORANG TUAKU, PAK DION!"Apakah ini pujian? Cibiran? atau sindiran?" sahut Dion."Terserah kau bisa mengartikan semuanya. Jadi apa maksudmu?" tanya Aruna."Stop! Aku tak mau mendengar kau meminta maaf lagi. Aku sudah tahu itu jadi aku tak akan marah ataupun kaget. Menurutku itu adalah hal yang wajar bagiku, justru jika kau tiba-tiba mendadak berubah menjadi sosok seorang lelaki yang peduli begini aku yang heran. Ada apa dan apa yang sedang terjadi denganmu? Mengapa kau sampai bisa peduli begini padaku?" tanya Aruna."Apakah ini pujian? Cibiran? atau sindiran?" sahut Dion."Terserah kau bisa mengartikan semuanya. Jadi apa maksudmu, Pak Dion?" tanya Aruna."Sungguh Aruna, kali ini aku benar-benar serius. Aku tak tahu jika kau masih memiliki keluarga, ya mungkin ini telat tapi jujur saja aku ingin meminta maaf kepada keluargamu, Aruna," jawab Dion tulus."Meminta maaf? Untuk apa?" ledek Aruna sambil tersenyum sinis. Bagaimana tidak,