Share

533. HADIAH #2

Biasanya saat aku berlatih dengan kemampuan khususku di hutan belakang tidak ada orang yang perhatiannya tertarik dan menengok. Namun, itu tidak berlaku untuk saat ini. Saat aku tengah mencoba teknik baru, Reila muncul dengan sapaan, “Gila. Tempat ini bisa hancur. Mending lawan aku saja sekarang.”

Maka begitulah. Barangkali ini pertengkaran kakak adik paling mengerikan.

Kami tidak berlatih seharian, hanya beberapa jam—Reila bukan tipe yang suka meladeni pertempuran kemampuan khusus terlalu lama, Reila biasanya bakal langsung menyerang membabi-buta, tipe yang senang mengakhiri dengan cepat. Itu membuat latihanku semakin terpusat dan tiba-tiba Reila sudah bilang, “Aku capek. Sampai sini dulu, deh. Tapi aku punya saran buat Kakak.”

Karena dia memutuskan selesai, kuputuskan aku juga selesai.

“Mau berkuda, tidak?” tawarku.

“Siang-siang begini enaknya bersantai,” tolaknya.

Aku tidak ingin bersa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status