Share

322. GUBUK HUTAN #2

Medan awal yang kami temukan, adalah puing-puing.

Benar-benar membangkitkan banyak kenangan.

Aku tidak yakin itu puing-puing kota. Setelah 500 tahun peradaban, cukup mustahil masih ada bekas-bekas peninggalan manusia yang bertahan—meski ada begitu banyak bekas bangunan tersebar. Vegetasi sudah menguasai alam. Lumut di mana-mana. Hanya saja, bekas bangunan masih tersisa.

“Memang benar,” gumam Reila, memandang sekitar. “Bukan puing-puing yang sama seperti dulu. Kupikir kita bakal bertemu jembatan itu lagi.”

Reila berjalan di dekatku, mengiringi langkah kaki yang sebenarnya cukup cepat dibanding jalan normal. Setelah—entah berapa kilometer berlari—kini kami agak mulai memelankan laju. Dalton berjalan agak ke depan. Tidak ada apa-apa di sekitar kami. Hanya puing-puing dan aspal retak berlapis lumut dan sulur, jadi kami bisa lihat Dalton secara jelas. Pohon-pohon liar tumbuh di sekitar, tetapi tak terlalu banyak hingga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status