Share

191. LAVI #3

Aku tidak tahu sejak kapan terbangun, tetapi kami tertutup selimut tebal—setengah berbulu—dan Lavi, secara teknis, di pundakku. Jadi, satu-satunya yang kulihat sejak kesadaranku kembali, adalah citra Lavi yang paling alami.

Lavi juga sudah terbangun. Suara burung berkicau di luar. Beberapa garis matahari cerah mulai memasuki celah jendela. Baru awal pagi—tetapi kami terjaga meski hanya terdiam satu sama lain menikmati waktu yang berjalan. Suasananya menenangkan, nyaman, begitu damai. Kurasa aku tidak akan peduli kekacauan apa pun yang terjadi ketika kami dalam kedekatan ini.

Tentu saja aku berbaring menghadap Lavi, memerhatikan wajah manisnya dari dekat. Rambutnya terurai, sebagian di dekat mataku. Aku bisa mengungkapkan kasih sayang pada raut Lavi yang tenang—memberinya kecupan selamat pagi, atau sekadar menyugar rambutnya—tetapi kuputuskan tetap diam memerhatikannya.

Karena dalam kedekatan ini, Lavi menatap langit-langit dengan so

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status