Share

169. LUBANG #5

Hal beruntungnya, kesadaranku tetap terjaga.

Namun, gelap, tidak terlihat apa-apa. Satu-satunya yang terasa hanya debu.

Aku bisa merasakan posisi tubuhku: telentang. Bagian bawahku tidak rata, sepertinya puing-puing bangunan. Aromanya tercampur antara tanah, debu, dan abu ledakan. Debunya jelas bercampur aduk, masih pekat. Sulit memahami apa yang ada di sekitar. Semua indraku terganggu. Mata tidak bisa membedakan mana yang dilihat saat terbuka dan tertutup. Rasanya seperti mau mati. Andai tidak memiliki kemampuan ini, aku yakin kami semua sudah tidak lagi di dunia.

Suara pertama yang terdengar itu batuk Layla. Dia dekat.

Kabar baiknya, dia langsung memanggil nama, meskipun lirih. “Forlan?”

Aku tidak menjawab. Jadi, dia memanggil lagi. “Forlan?” Aku masih sulit membalas. Tenggorokanku kering. Lalu Layla memanggil lagi, tetapi dengan suara seperti hampir menangis. “Forlan? Di mana?”

“Layla, jangan mena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status