Share

156. BUNGA #4

Setidaknya, Kara juga menangis karena berulang kali mengusap matanya.

Dan di antara kami, yang paling sulit berhenti menangis, itu Fal. Entah sejak kapan dia mulai menangis yang paling keras, yang juga membuatku mulai tertawa. Fal dengan isak tangisnya, berkata penuh bahagia, “Forlan akhirnya ketawa.”

“Maaf membuatmu cemas, Fal,” kataku, mengusap air matanya.

“Forlan ketawa,” isaknya, masih bersikukuh.

Jadi, posisi kami kembali seperti semula. Bedanya, Fal tidak mau lagi duduk normal, hanya membenamkan kepala di bahuku, berniat terlelap di pangkuanku.

Kara menggeleng penuh senyum. “Sungguh. Falesha—Nak, terima kasih. Selamat atas keberhasilan misi pertamamu.”

“Apa?” sahutku, langsung menatap Fal yang mengangguk. “Misi pertama?”

“Menahanmu,” sebut Kara. “Misi pertama Falesha.”

“Itu misinya?”

“Itu misinya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status