Share

Pamit

Penulis: St. Aminah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-05 08:41:28

Akhirnya mereka pergi dari sana dan mulai besok Dayana akan bekerja tanpa henti. Pagi sampai siang, ia akan menari di alun-alun dan dari sore sampai tengah malam ia akan bekerja di Bar. Selama 2 bulan berjalan bekerja banting tulang tanpa lelah di dua tempat membuatnya sangat lelah dan nyeri akan tubuhnya namun di dalam pikiran dan hatinya ia memikirkan anaknya. Dayana sangat merindukan sosok Kelly.

Selama di Bar cukup baik karena Alex kadang menjaganya apabila ada orang yang bersikap sarkas padanya tetapi untuk sekedar menemani minum ia bersedia dengan senang hati sambil bercanda. Ia tidak terlalu mempermasalahkan kerjaannya karena memang inilah cara kerjanya.

Tak dirasa hampir 5 bulan ia bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang yang cukup banyak dalam tabungannya. Ia sangat senang dan ingin cepat—cepat pergi ke Inggris. Kali ini di saat menari di alun-alun taman kota Dayana didatangi Bondan dan Ana. Mereka memlih berbincang di pojok taman.

“Ada apa, Na, Dan?” tanya Dayana melirik keduanya bergantian.

“Nih,” Ana mengeluarkan amplop coklat yang cukup tebal.

“Apa ini?” tanya Dayana yang terlihat bingung.

Ana mengambil tangan Dayana untuk memberikannya, “ini uang tidak banyak buat kamu ke Inggris,” beritahu Ana.

“Eh,” Dayana langsung menarik tangannya dan menolak amplop berisi uang tunai tersebut.

Ana lagi-lagi menarik tangan Dayana dan memaksa perempuan itu menerimanya.

“Ambil, demi Kelly,” ucap Ana.

“Iya, Day, kamu bisa secepatnya ke Inggris cari Kelly.” Tambah Bondan.

“Tapi,” Dayana merasa tak enak hati.

“Ambil, ok, aku ikhlas, asal kamu bisa liat Kelly lagi,” Ana meyakinkan Dayana untuk menerimanya dengan senyum.

Dayana yang belum bisa menerima menghela nafasnya dan memberikan senyum dengan rasa terima kasih yang sangat tulus, ia bahkan langsung memeluk Ana.

“Thanks, An, thanks,” ucap Dayana haru.

“Iyah, ini untuk kamu dan Kelly,”

Dayana mengusap air matanya dan tak ingin melanjutkan tangisnya, ia sekali memeluk Bondan dengan perasaan yang sangat bahagia.

“Thanks, Dan,” ucap Dayana.

“Sama-sama, jadi kamu bisa urus  keberangkatan kamu mulai sekarang.” Kata Bondan.

Dayana mengangguk dengan keras, “pasti-pasti, thanks An, Dan.”

Setelah hari itu, Dayana kembali mengunjungi Bondan untuk mengambil beberapa berkas yang harus dibawa untuk keperluan di pesawat. Saat ini ia telah berada di dalam apartemen Bondan. Disana Bondan langsung menanyakannya soal kemantapan hatinya yang ingin pergi mencari Kelly.

 “Oh iya, kamu jadi berangkat besok?” tanya Bondan sambil membuka laci kerjanya dan mengambil sesuatu dari sana, sebuah amplop coklat dan memberikannya pada Dayana.

“Iya, makanya aku kesini buat pamit.” Kata Dayana.

“Ini apa?” tanya Dayana soal amplop tersebut.

“Ini alamat orang yang aku kenal di Inggris, dia orang Indonesia juga, tapi menikah dan menetap disana, aku udah bilang sama dia biar kamu bisa tinggal disana. Dia juga pinter nari, loh.” Beritahu Bondan.

“Serius?” Dayana merasa tak percaya apa yang didengarnya.

“Iya, kamu bisa tinggal disana, dia juga sendiri, anak satu-satunya udah nikah dan suaminya udah meninggal, jadi dia lagi sendiri aja. Namanya, Khaterina,” beritahu Bondan.

“Wah, kamu emang luar biasa, Dan, muachhh...” Dayana langsung memberi ciuman kilat pada pipi Bondan.

“Ihhh...”

“Thank you, thank you, thank you, Bondan! Aku nggak akan lupain jasa kamu.” Kata Dayana yang sangat bahagia.

“Iya, sama-sama. Dan inget, setelah ketemu Kelly, kamu harus sampain ke dia kalau om Bondan kangen banget sama dia,” pinta Bondan.

“Pasti, setelah aku pulang, aku juga akan bawa banyak hadiah buat kamu, Dan” Seloroh Dayana.

Setelah dari apartemen Bondan, Dayana mengunjungi teman-teman tarinya dengan membawakan beberapa jajanan sederhana untuk berpamitan. Setelah selesai barulah ia pergi ke toko Ana untuk berpamitan pula.

“An!” panggilnya mencari Ana dalam toko.

“Mbak Ana lagi dibelakang, mbak,” kata salah satu penjaga toko baju tersebut.

 “Dayana! Sini dibelakang!” seru Ana dari belakang. Dayana pun menghampiri ke belakang. Disana Ana tengah memandangi jalanan sambil menyirup es teh. Dayana duduk disebelahnya. Dayana turut memandangi orang-orang lalu lalang dengan berbagai kesibukan.

“Jadi pergi besok?” tanya Ana melirik.

Dayana mengangguk asambil menyerup es teh Ana.

“Semuanya udah siap?” tanya Ana lagi.

Dayana kembali memngangguk.

“Huh” Ana menghela nafas dalam dan kembali melihat jalan.

“Hati-hati, ya.” suaranya lagi.

Dayana menaruh es teh itu dan terlihat resah. “Kalu aku nggak bisa nemuin Kelly, gimana, Na?” tanya Dayana sendu.

“Tenang, Bondan kan udah kasih petunjuk,” kata Ana.

“Iya, tapi gimana kalau Mas Ganesh nggak mau aku ketemu sama Kelly?” ucap Dayana lagi pesimis.

“Kalau gitu, diem-diem aja, kan niat kamu cuma mau liat pertumbuhan Kelly,  dan kamu bisa langsung balik kesini, jadi nggak papa kalau kamu liat dia diem-diem aja.” saran Ana.

“Ck” Dayana terdengar resah.

“Day, gini, kalau kamu mau netap di Inggris juga nggak papa, kalau kamu ingin liat pertumbuhan Kelly seterusnya,” imbuh Ana.

Dayana langsung melirik Ana kejut, “Enggak, ah, ngapain tinggal disana, kerjaan sama keluarga ku ada disini, ngapain tinggal disana, mungkin aku akan kesana satu tahun sekali untuk liat pertumbuhan Kelly doang habis itu pulang.” Kata Dayana.

“Iya udah kalau gitu berarti kamu harus cepat-cepat cari Kelly biar kamu cepat tenang, ok.”

Dayana mengangguk dengan keras lalu memeluk Ana.

“Doain ya, An, biar aku cepet ketemu Kelly,” pinta Dayana.

“Pasti, kamu jaga diri disana, ya.”  kata Ana.

Tinggal beberapa jam lagi Dayana akan berangkat, pagi-pagi sekali Bondan dan Ana mengunjunginya untuk mengantar Dayana ke bandara. Semua barang telah di bawa. Kini mereka telah sampai di Bandara. Dayana mengurus beberapa ketentuan yang ada habis itu ia akan berangkat tetapi sebelum itu ia berpamitan dengan Ana dan Bondan.

“Jaga diri, Day,” ucap Bndan yang cukup khawatir.

“Pasti.” Jawab Dayana.

Ana memeluk Dayana erat, “ketemu Kelly dan langsung pulang, ya, Day, jangan lama-lama, aku bakalan kangen banget,” kata Ana.

Dayana terkekeh ringan, “Iya, ya, pasti bakalan pulang, kok.”

“Day, semua petunjuknya aku kirim ke email kamu, jangan lupa di liat.” Beritahu Bondan.

“Dan, jangan lupa kabarin kami kalau kamu udah sampai sana.”

“Iya, ya, pasti, kalian jangan terlalu khawatir, ini bukan kali pertama aku keluar negeri, jadi jangan terlalu khawatir, ok.” Ucap Dayana mengurangi rasa khawatir kedua sahabatnya.

“Yaudah, sana” kata Bondan.

“Jangan lupa alamat Khaterina,” peringat Bondan.

“Iya.” Jawab Dayana yang berlalu pergi.

Lambaian tangan Ana dan Bondan mengantar kepergian Dayana.

Menempuh enam belas jam perjalan lebih, akhirnya Dayana pun sampai di bandara Gatwick dengan baik walau ia sedikit mengalami jat lag akibat perjalanan yang cukup panjang. Setelah sampai ia memilih memulihkan diri di taxi yang ia tumpangi untuk melaju ke kota Birmingham sekaligus mencari alamat Khaterina. Namun, dalam perjalanan malam yang panjang, Dayana memutuskan untuk mencari motel terdekat karena pusing yang tak bisa lagi ia tahan. Ia berniat untuk mencari alamat Khaterina besok dan menginap malam ini saja di motel.

Bab terkait

  • Selir Rahasia Pangeran   Inggris

    Saat pagi hari di kota Birmingham yang sejuk dan dengan berbagai macam aktivitas yang menarik, Dayana melanjutkan perjalananannya untuk mencari alamat Khaterina. Hari ini adalah hari minggu yang menyenangkan karena taman Canon Hill Park yang sangat luas dipenuhi banyak orang yang bersantai dan bersepeda di sekeliliing taman menikmati alusnya angin taman. Dengan mantel yang tidak terlalu tebal, Dayana mulai menjelajahi kota Birmingham sambil mencari alamat Khaterina. Dijalan ia menjumpai tarian Morris yang menarik dirinya untuk diam melihat. Sangat menarik tarian trdisional Inggris satu ini. Usai melihat, Dayana kembali pergi dengan mengenakan taksi mencari alamat, tak disangka di alun-alun kota birmingham terlihat parade besar untuk menyambut kedatangan putra mahkota di Istana Buckingham Palace yang ditempati kediaman ratu Inggris. Dayana tidak terlalu ingin untuk melihat hal yang terbilang menarik saat melihat para putra mahkota datang berkunjung. Dayana lebih memilih mencari alamat

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Selir Rahasia Pangeran   Kelima Pangeran

    Pagi hari sekali Dayana mengunjungi Istana Dentanio bersama Khaterina, kerajaan yang ditempati oleh para pangeran kerajaan dari keluarga ke dua Raja Phillipe Flandrick dengan mendiang ratu Margarette Von Flandrick. Tujuannya untuk bekerja sebagai penari adalah harapan terakhirnya untuk bisa bertemu dengan anaknya. Mereka telah berada pada area kerajaan yang begitu sangat luas dengan pemandangan halaman yang memukau mata bahkan Dayana tmelihat sekeklilingnya yang bertaburan banyak sekali berbagai bunga yang indah. “Jangan terlalu gugup, Dayana, masuk ke istana pangeran tidak terlalu sulit. Hanya kuatkan mental saja.” Ucapan Khaterina di akhir kalimat cukup membuat Dayana berfikir hal lain untuk lebih waspada karena ini adalah kerajaan para pangeran kerajaan yang dibanggakan oleh Ratu Elizabeth II. Sesampainya di tempat pendaftaran, Dayana kembali gugup pasalnya pandangan orang eropa cukup menakutkan baginya apalagi tanpa senyum. Terlihat akward sekali. “Hello, Madam Crossy!" Khateri

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Selir Rahasia Pangeran   Pelacur?

    Khaterina dan Dayana telah masuk keruang latihan. Puluhan penari tengah bersiap untuk latihan. Khaterina pun di sapa dengan hangat. “Pagi, Mrs. Khaterina!” sapa semuanya. Dayana yang berada disampingnya hanya tersenyum kaku memandang para penari yang memandangnya. “Pagi semuanya!” sapa Khaterina balik. “Siapa itu, Mrs. Khaterina?” tanya salah satu penari. Khaterina melirik Dayana lalu menyuruhnya mengikuti langkahnya untuk kedepan. “Berkumpullah, akan aku beritahu.” Semuanya berkumpul di depan Khaterina sementara Dayana masih terlihat malu. “Kenalkan semua, namanya Dayana dari Indonesia dan akan menjadi penari disini bersama kalian!” beritahunya. Prok.... prok... Semuanya bertepuk tangan dengan meriah dan terlihat senang dengan keberadaan Dayana. Dayana pikir orang-orang barat akan terasa dingin dan angkuh, namun sambutan dan sapaan mereka kepadanya cukup membuat dirinya lega. “Wahhh, dia sangat cantik Mrs Khaterina, hai Dayana!” ungkap salah satu penari yang terlihat senang

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-28
  • Selir Rahasia Pangeran   Khawatir

    Mengingat perbincangannya dengan teman-teman barunya di Istana, Dayana menjadi khawatir perihal memuaskan nafsu dan beberapa peraturan lainnya. Sejak pulang dan sampai tengah malam ia tidak bisa tidur sekalipun. Ia terus saja menatap dirinya di cermin sambil memperhatikan wajah dan badannya yang ia rasa harus di jaga.Dan keesokan harinya di dapur, Khaterina yang menyiapkan sarapan memanggil Dayana untuk sarapan Bersama.“Dayana! Apa kau sudah bangun! Keluarlah sarapan!” panggilnya sambil menyiapkan makanan di meja persegi itu.Tidak ada jawaban dan Khaterina lagi-lagi memanggil.“Dayana, cepatlah! Hari ini latihan terakhir menari jadi turunlah sarapan!” panggil Khaterina lagi.Huh…Khaterina sudah siap dengan makanannya. Namun Dayana belum kunjung keluar. Khaterina menjadi bingung dan memilih untuk menghampiri Dayana ke kamarnya.Namun niatnya terhenti saat Dayana muncul dan membuat Khaterina yang melihat penampilan Wanita itu menjadi aneh. Tubuh dan wajah Dayana terlihat kusam dan t

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Selir Rahasia Pangeran   Perceraian

    “Dayana, cepat! aku harus kerja!” seru seorang wanita dengan rambut keriting mengembang yang tengah menanti dengan tak sabaran di depan pintu sambil melirik jam tangan miliknya. Tok tok… Ia semakin mengetuknya dengan cukup keras. “Iya, ya, bentar!” balas Dayana dari dalam. “Aish, ck!” decaknya kesal dipagi hari, bahkan kaki dan tangannya tak berhenti berkutik seperti orang kesemutan. Tak lama akhirnya pintu terbuka dengan menampilkan Dayana yang telah rapi dengan menggendong seorang anak kecil yang tidak lain adalah anaknya- Kelly. “Aish, kenapa lama banget, sih!” cercanya. “Sorry, An. Nih, aku titip Kelly,” Dayana langsung memberikan anaknya pada Ana. “Udah sana cepet, nanti sidang cerainya dibatalin lagi karena kamu," Kata Ana. “Huuuh” Dayana menghela nafasnya cukup panjang untuk menstabilkan deru jantungnya. “Awas, jangan sampai gagal, ok,” peringat Ana pada Dayana yang hanya mengangguk saja. “Yaudah, aku berangkat." Dayana telah siap. "Kelly sayang, mommy pergi dulu, y

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Selir Rahasia Pangeran   Frustasi

    Ana telah mengetuk berkali-kali pintu Dayana ditiap paginya tetapi yang ia dengar hanya gemericik air keran. Ana menduga Dayana tengah mandi atau mencuci piring. Ia juga pernah mencoba membuat Dayana keluar namun wanita itu tak pernah sekali pun keluar. Pekerjaan nya pun terbengkalai karena kejadian itu. Tetapi pada suatu hari saat dimana manager tari Dayana datang, laki-laki tambun itu berusaha membuat Dayana keluar. “Dayana!” Tok tok tok... “Dayana, ini aku Bondan!” panggilnya. “Dayana, aku tau semua masalahmu, aku tau kau bercerai dan kehilangan Kelly, tapi kami disini Dayana, Dayana, bukalah sekali saja. Mari kita bicarakan ini, ok, kamu tidak bisa terus hidup ini dan aku akan membantumu mencari Kelly,” ucap Bondan. Ceklek... Pintu akhirnya terbuka sedikit memberikan cela bagi Bondan untuk masuk. Bondan merasa begitu senang karena Dayana mendengarkannya. Ia bergegas masuk menemui Dayana. Melihat rumah yang berantakan dan tak terurus, serta dengan keadaan Dayana yang memperiha

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Selir Rahasia Pangeran   Harapan

    Dalam perjalanan pulang Dayana berfikir untuk pergi sebuah tempat dan menyuruh sopir taksi memutar jalan. Tak lama ia telah sampai tempat yang ia tuju, sebuah padepokan tempat oranng belajar menari. Penari handal seperti dirinya dulu pernah belajar di padepokan ini, tempat dirinya di bina dengan berbagai macam tarian, tradisional jawa, modern, maupun tarian klasik barat. Dilihatnya banyak sekali anak kaula muda yang sedang belajar menari tradisional jawa yang khas. Dayana kembali teringat akan masa-masa dulu saat belajar keras disini, mulai dari usianya tujuh tahun sampai tujuh belas tahun baru ia keluar untuk meniti karirnya. Saat ini ia tengah berkeliling sambil melihat mereka yang belajar menari. Di suatu waktu ia terpaku dan tersenyum lebar saat melihat guru tari yang sangat ia rindukan. Guru tari itu melihatnya dan menyapanya dengan senyum. Dayana memutuskan untuk melihat dan menunggu sampai kegiatan selesai. Tak lama menunggu akhirnya sang guru mendatanginya. “Dayana,” “Sal

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05

Bab terbaru

  • Selir Rahasia Pangeran   Khawatir

    Mengingat perbincangannya dengan teman-teman barunya di Istana, Dayana menjadi khawatir perihal memuaskan nafsu dan beberapa peraturan lainnya. Sejak pulang dan sampai tengah malam ia tidak bisa tidur sekalipun. Ia terus saja menatap dirinya di cermin sambil memperhatikan wajah dan badannya yang ia rasa harus di jaga.Dan keesokan harinya di dapur, Khaterina yang menyiapkan sarapan memanggil Dayana untuk sarapan Bersama.“Dayana! Apa kau sudah bangun! Keluarlah sarapan!” panggilnya sambil menyiapkan makanan di meja persegi itu.Tidak ada jawaban dan Khaterina lagi-lagi memanggil.“Dayana, cepatlah! Hari ini latihan terakhir menari jadi turunlah sarapan!” panggil Khaterina lagi.Huh…Khaterina sudah siap dengan makanannya. Namun Dayana belum kunjung keluar. Khaterina menjadi bingung dan memilih untuk menghampiri Dayana ke kamarnya.Namun niatnya terhenti saat Dayana muncul dan membuat Khaterina yang melihat penampilan Wanita itu menjadi aneh. Tubuh dan wajah Dayana terlihat kusam dan t

  • Selir Rahasia Pangeran   Pelacur?

    Khaterina dan Dayana telah masuk keruang latihan. Puluhan penari tengah bersiap untuk latihan. Khaterina pun di sapa dengan hangat. “Pagi, Mrs. Khaterina!” sapa semuanya. Dayana yang berada disampingnya hanya tersenyum kaku memandang para penari yang memandangnya. “Pagi semuanya!” sapa Khaterina balik. “Siapa itu, Mrs. Khaterina?” tanya salah satu penari. Khaterina melirik Dayana lalu menyuruhnya mengikuti langkahnya untuk kedepan. “Berkumpullah, akan aku beritahu.” Semuanya berkumpul di depan Khaterina sementara Dayana masih terlihat malu. “Kenalkan semua, namanya Dayana dari Indonesia dan akan menjadi penari disini bersama kalian!” beritahunya. Prok.... prok... Semuanya bertepuk tangan dengan meriah dan terlihat senang dengan keberadaan Dayana. Dayana pikir orang-orang barat akan terasa dingin dan angkuh, namun sambutan dan sapaan mereka kepadanya cukup membuat dirinya lega. “Wahhh, dia sangat cantik Mrs Khaterina, hai Dayana!” ungkap salah satu penari yang terlihat senang

  • Selir Rahasia Pangeran   Kelima Pangeran

    Pagi hari sekali Dayana mengunjungi Istana Dentanio bersama Khaterina, kerajaan yang ditempati oleh para pangeran kerajaan dari keluarga ke dua Raja Phillipe Flandrick dengan mendiang ratu Margarette Von Flandrick. Tujuannya untuk bekerja sebagai penari adalah harapan terakhirnya untuk bisa bertemu dengan anaknya. Mereka telah berada pada area kerajaan yang begitu sangat luas dengan pemandangan halaman yang memukau mata bahkan Dayana tmelihat sekeklilingnya yang bertaburan banyak sekali berbagai bunga yang indah. “Jangan terlalu gugup, Dayana, masuk ke istana pangeran tidak terlalu sulit. Hanya kuatkan mental saja.” Ucapan Khaterina di akhir kalimat cukup membuat Dayana berfikir hal lain untuk lebih waspada karena ini adalah kerajaan para pangeran kerajaan yang dibanggakan oleh Ratu Elizabeth II. Sesampainya di tempat pendaftaran, Dayana kembali gugup pasalnya pandangan orang eropa cukup menakutkan baginya apalagi tanpa senyum. Terlihat akward sekali. “Hello, Madam Crossy!" Khateri

  • Selir Rahasia Pangeran   Inggris

    Saat pagi hari di kota Birmingham yang sejuk dan dengan berbagai macam aktivitas yang menarik, Dayana melanjutkan perjalananannya untuk mencari alamat Khaterina. Hari ini adalah hari minggu yang menyenangkan karena taman Canon Hill Park yang sangat luas dipenuhi banyak orang yang bersantai dan bersepeda di sekeliliing taman menikmati alusnya angin taman. Dengan mantel yang tidak terlalu tebal, Dayana mulai menjelajahi kota Birmingham sambil mencari alamat Khaterina. Dijalan ia menjumpai tarian Morris yang menarik dirinya untuk diam melihat. Sangat menarik tarian trdisional Inggris satu ini. Usai melihat, Dayana kembali pergi dengan mengenakan taksi mencari alamat, tak disangka di alun-alun kota birmingham terlihat parade besar untuk menyambut kedatangan putra mahkota di Istana Buckingham Palace yang ditempati kediaman ratu Inggris. Dayana tidak terlalu ingin untuk melihat hal yang terbilang menarik saat melihat para putra mahkota datang berkunjung. Dayana lebih memilih mencari alamat

  • Selir Rahasia Pangeran   Pamit

    Akhirnya mereka pergi dari sana dan mulai besok Dayana akan bekerja tanpa henti. Pagi sampai siang, ia akan menari di alun-alun dan dari sore sampai tengah malam ia akan bekerja di Bar. Selama 2 bulan berjalan bekerja banting tulang tanpa lelah di dua tempat membuatnya sangat lelah dan nyeri akan tubuhnya namun di dalam pikiran dan hatinya ia memikirkan anaknya. Dayana sangat merindukan sosok Kelly. Selama di Bar cukup baik karena Alex kadang menjaganya apabila ada orang yang bersikap sarkas padanya tetapi untuk sekedar menemani minum ia bersedia dengan senang hati sambil bercanda. Ia tidak terlalu mempermasalahkan kerjaannya karena memang inilah cara kerjanya. Tak dirasa hampir 5 bulan ia bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang yang cukup banyak dalam tabungannya. Ia sangat senang dan ingin cepat—cepat pergi ke Inggris. Kali ini di saat menari di alun-alun taman kota Dayana didatangi Bondan dan Ana. Mereka memlih berbincang di pojok taman. “Ada apa, Na, Dan?” tanya Dayana melirik

  • Selir Rahasia Pangeran   Harapan

    Dalam perjalanan pulang Dayana berfikir untuk pergi sebuah tempat dan menyuruh sopir taksi memutar jalan. Tak lama ia telah sampai tempat yang ia tuju, sebuah padepokan tempat oranng belajar menari. Penari handal seperti dirinya dulu pernah belajar di padepokan ini, tempat dirinya di bina dengan berbagai macam tarian, tradisional jawa, modern, maupun tarian klasik barat. Dilihatnya banyak sekali anak kaula muda yang sedang belajar menari tradisional jawa yang khas. Dayana kembali teringat akan masa-masa dulu saat belajar keras disini, mulai dari usianya tujuh tahun sampai tujuh belas tahun baru ia keluar untuk meniti karirnya. Saat ini ia tengah berkeliling sambil melihat mereka yang belajar menari. Di suatu waktu ia terpaku dan tersenyum lebar saat melihat guru tari yang sangat ia rindukan. Guru tari itu melihatnya dan menyapanya dengan senyum. Dayana memutuskan untuk melihat dan menunggu sampai kegiatan selesai. Tak lama menunggu akhirnya sang guru mendatanginya. “Dayana,” “Sal

  • Selir Rahasia Pangeran   Frustasi

    Ana telah mengetuk berkali-kali pintu Dayana ditiap paginya tetapi yang ia dengar hanya gemericik air keran. Ana menduga Dayana tengah mandi atau mencuci piring. Ia juga pernah mencoba membuat Dayana keluar namun wanita itu tak pernah sekali pun keluar. Pekerjaan nya pun terbengkalai karena kejadian itu. Tetapi pada suatu hari saat dimana manager tari Dayana datang, laki-laki tambun itu berusaha membuat Dayana keluar. “Dayana!” Tok tok tok... “Dayana, ini aku Bondan!” panggilnya. “Dayana, aku tau semua masalahmu, aku tau kau bercerai dan kehilangan Kelly, tapi kami disini Dayana, Dayana, bukalah sekali saja. Mari kita bicarakan ini, ok, kamu tidak bisa terus hidup ini dan aku akan membantumu mencari Kelly,” ucap Bondan. Ceklek... Pintu akhirnya terbuka sedikit memberikan cela bagi Bondan untuk masuk. Bondan merasa begitu senang karena Dayana mendengarkannya. Ia bergegas masuk menemui Dayana. Melihat rumah yang berantakan dan tak terurus, serta dengan keadaan Dayana yang memperiha

  • Selir Rahasia Pangeran   Perceraian

    “Dayana, cepat! aku harus kerja!” seru seorang wanita dengan rambut keriting mengembang yang tengah menanti dengan tak sabaran di depan pintu sambil melirik jam tangan miliknya. Tok tok… Ia semakin mengetuknya dengan cukup keras. “Iya, ya, bentar!” balas Dayana dari dalam. “Aish, ck!” decaknya kesal dipagi hari, bahkan kaki dan tangannya tak berhenti berkutik seperti orang kesemutan. Tak lama akhirnya pintu terbuka dengan menampilkan Dayana yang telah rapi dengan menggendong seorang anak kecil yang tidak lain adalah anaknya- Kelly. “Aish, kenapa lama banget, sih!” cercanya. “Sorry, An. Nih, aku titip Kelly,” Dayana langsung memberikan anaknya pada Ana. “Udah sana cepet, nanti sidang cerainya dibatalin lagi karena kamu," Kata Ana. “Huuuh” Dayana menghela nafasnya cukup panjang untuk menstabilkan deru jantungnya. “Awas, jangan sampai gagal, ok,” peringat Ana pada Dayana yang hanya mengangguk saja. “Yaudah, aku berangkat." Dayana telah siap. "Kelly sayang, mommy pergi dulu, y

DMCA.com Protection Status