Ketika Jenderal Besar Qin melihat bahwa dia tidak bisa lagi menyerang dan prajuritnya sudah banyak yang luka parah. Dia tidak bisa menahan diri sehingga marah besar. Dia memerintahkan untuk tetap maju berperang, serang terus, serang terus, serang terus!Pasukan mereka yang berjumlah besar terhalang, bagian depan depan sudah mulai bergerak mundur. Deon dan pasukannya menyerang sekuat tenaga. Deon sudah tidak tahu lagi berapa banyak orang sudah dia bunuh, tubuhnya penuh dengan darah musuh. Deon juga terluka tetapi lukanya tidak serius. Harry dan Kean yang berada di sampingnya juga ikut membunuh musuh bersamanya. Pendekar dunia seni bela diri yang kuat juga ikut berperang. Saat ini ada beberapa orang yang terluka, tetapi tidak ada yang mati di medan perang ini.Pasukan musuh sudah tampak lelah. Teriakan untuk serang terus masih terdengar tetapi kecepatan menyerang mereka sudah mulai menurun.Deon melihat situasi ini dan meniup sangkakala sendiri. Jenderal yang sudah kelelahan mendengar
Percikan darah melayang di depan matanya, lengan Raja Zhou putus dan jatuh ke bawah. Jenderal Besar Qin membunuh dengan membabi buta. Dia menarik pedangnya ke belakang, mengangkat pedangnya, dan mengarahkannya ke arah kepala Raja ZhouRaja Wei terdorong dan jatuh dari kudanya. Dia terkejut dan sangat panik. Dia berteriak sekuat tenaga, "Kakak Keempat!"Dia menendang dan ingin menerjang ke sana untuk menyelamatkannya, tetapi terhalang oleh prajurit Beimo. Dia seperti binatang liar yang terluka, mengeluarkan teriakan yang memilukan, tetapi tidak bisa menyelamatkan Raja Zhou. Dia malah terluka oleh lawan di kedua sisinya.Lengan Raja Zhou putus sebelah. Dia terluka parah dan melihat ada pedang panjang mengarah ke arahnya. Tidak ada tempat untuk menghindar. Darah seluruh tubuhnya membeku. Dia seperti melihat malaikat pencabut nyawa, dia sangat putus asa sambil berteriak dengan keras, “Zhouna.”Terdengar suara "Krang krang", pedang tajam datang sekejap mata dan pedang besar itu bertab
Kaisar Tertinggi menurunkan dekrit, memerintahkan seluruh prajurit mundur dan kembali ke kota.Deon dibawa kembali. Saat mendengar bahwa pasukan akan mundur, dia datang menemui Kaisar Tertinggi dengan susah payah dan meminta mereka terus menyerang, agar semua usaha mereka tidak sia-sia. Deon terluka parah, bahkan untuk bernapas pun butuh usaha yang sangat keras. Setelah menyampaikan keinginannya, Deon terlihat seperti akan pingsan.Kaisar Tertinggi memandang kedua cucu yang terluka parah, merasa tertekan dan marah. Dia berkata, "Tidak, jenderal pihak lawan juga terluka. Saat kita mundur sekarang, mereka juga tidak akan bergegas pergi. Pasti hanya memulihkan diri. Waktu yang diberikan oleh Pangeran Feron hampir tiba, dia pasti sudah menyiapkan dengan baik. Aku percaya bahwa jika kita tidak dapat bertahan di momen penting ini, dia pasti memiliki cara untuk mengatasi hal ini atau menyelesaikannya perang ini."Perdana Menteri Chu merasa apa yang diucapkan Kaisar Tertinggi benar, dan men
Kean menemui Pangeran Feron dan mendapatkan Pil Solanum. Persiapan Pangeran Feron sudah hampir selesai. Setelah fajar, pada dasarnya semuanya sudah selesai.Setelah mengambil Pil Solanum, Kean segera kembali. Dia datang seperti bayangan dan ditambah dengan gelapnya malam, hampir tidak ada yang menyadari keberadaan dirinya. Jika ada yang merasakan kehadirannya juga akan merasa itu hanyalah bayangan.Deon meminum Pil Solanum dan kondisinya sedikit membaik. Namun, tabib perang mengatakan bahwa ada luka di paru-parunya.Wajah Kaisar Tertinggi suram dan dia bertanya kepada tabib perang, "Menurut hasil pemeriksaanmu, berapa lama lagi dia bisa bertahan?"Tabib istana mempertimbangkan, "Secara umum, Pil Solanum akan bekerja selama 2 atau 3 hari, Putra Mahkota memiliki fondasi tenaga dalam yang kuat, dia bisa bertahan 5 hari, kondisinya cukup baik."Kaisar Tertinggi mengerutkan kening, 5 hari, tidak bisa, mereka tidak bisa melakukan perjalananan dengan terburu-buru dari Kota Xiuzhou ke ib
Dia sudah keras kepala dari kecil, tidak bisa mengucapkan kata-kata manis kepada orang lain, sangat independen dan punya prinsip. Wajar saja jika ayahnya tidak perlu mengkhawatirkan dirinya.Ibu kota.Sera terbangun dari mimpi buruk di tengah malam dan buru-buru duduk. Dia teringat mimpi buruk, seluruh tubuhnya dingin dan gemetar. Dia bermimpi Deon berbaring dengan penuh darah, semua orang sibuk berperang dan tidak ada yang melihat dirinya.Lara meronda pada malam ini. Dia bergegas masuk, menuangkan segelas air, dan bertanya, "Putri Mahkota, ada apa? Apakah Putri bermimpi buruk?"Dahi Sera berkeringat. Dia mengulurkan tangan dan menyeka keringatnya . Seluruh tubuhnya tampak panik. Setelah mengambil gelas air dari Lara, langsung diminum habis, dan kemudian bertanya dengan wajah pucat, "Kenapa kamu masih berjaga malam-malam? Bukankah aku sudah minta kamu pergi, pergilah tidur.""Saya khawatir Putri terjaga di tengah malam. Apakah sudah merasa lebih baik?" Lara mengambil gelas dan me
Keduanya merasa sedikit malu, mereka hampir tidak bisa membedakan antara mimpi atau kenyataan."Ada apa? Kalian mimpi buruk? Tadi memanggil ayah." Sera berjalan dengan cepat dan memeluk kedua anaknya. Sera merasa bahwa suhu tubuh mereka agak tinggi. Dia terkejut mengukur suhu di dahi mereka.Demam!"Lara, Fara, kalian berdua masak air dan bangunkan pengasuh." Sera membalikkan badan dan memerintahkan mereka. Setelah keduanya bergegas keluar, Sera mengeluarkan kotak obat dan mengambil termometer pengukur panas dari dalam kotak obat.Setelah memeriksa dengan termometer, ternyata suhu mereka 400. Untung saja hal ini tidak membuat Sera panik.Pengasuh mendengar para pangeran deman, bergegas bangun dan berkata, "Tadi sebelum tidur mereka baik-baik saja, kenapa ya, kenapa bisa demam?"Sera melihat wajah pengasuh yang pucat pasi, mereka mengkhawatirkan si Kembar, dan juga takut disalahkan oleh Sera. Mereka buru-buru berkata, “Tidak apa-apa, anak-anak memang sering demam, sudah biasa.”"
"Demam juga tidak boleh bicara sembarangan!" Kata Bakpao dengan marah dan menoleh ke arah Seven Up, "Apa yang kamu impikan?"Seven Up menggelengkan kepalanya, "Aku mimpi ayah pulang.""Benar, ayah akan memenangkan perang dan segera pulang. Mulut itu buat makan, bukan untuk berbicara sembarangan." Bakpao memarahi adiknya dan berbalik untuk menenangkan Sera, "Ibu, jangan khawatir, jika terjadi sesuatu dengan ayah, kami pasti tahu, kami tidak merasakan apa-apa maka tidak terjadi apa-apa sama sekali. "Sera sedikit tersenyum, "Baik, Ibu tidak khawatir, kamu tidurlah, Ibu akan merawat adikmu, mereka masih demam.""Baik, Ibu tidur di sini!" Bakpao menarik tangannya, Onde-Onde dan Beras Ketan yang baru terbangun duduk dengan bengong menatap mereka, karena tidak tahu apa yang terjadi.Sera meminta semua orang untuk beristirahat. Dia hanya menatap si Kembar. Setelah berbaring, si Kembar tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi sepertinya sedikit takut.Sera juga takut akan hal itu. Ini sama se
Sera terkejut. Dia duduk dan melihat dahi mereka. Dia menemukan sepertinya ada beberapa memar di dahi, tapi itu tidak terlihat jelas. Dia mengulurkan tangannya dan memegangnya dengan lembut, "Apakah sakit?""Sedikit!"Sera bertanya, "Apakah kalian terjatuh hari ini?"Bakpao berkata dari samping, "Jatuh. Jatuh dari pohon kemarin. Pengasuh tidak melihatnya."Sera menoleh untuk melihat Bakpao, "Mengapa kamu tidak memberi tahu Ibu ketika kamu melihatnya?"Bakpao berkata, "Mereka bilang tidak sakit. Lagi pula, mereka segera akan sembuh. Luka akan sembuh dengan sendirinya. Ini hanya masalah waktu pemulihannya."Sera mengerutkan kening, "Tapi mereka terjatuh kemarin dan hari ini belum sembuh. Tidak, ini sudah lewat tengah malam. Ini hari ketiga. Kenapa masih sakit?"Wajah si Kembar tenang dan berperilaku baik, mereka tidak berani menjawab, mereka hanya mengulurkan tangan dengan lembut mengusap dahi dan di antara alis mereka.“Apakah kepala kalian terbentur?” Hati Sera mencelos, “Apaka