Rudy Yuan, kakak Sera memeluk Sera dan berkata dengan terbata-bata, "Oke, oke, oke!"Deon melihat bahwa Sera tiba-tiba menangis bersama seorang pria, dan dia hendak melangkah maju. Dia berhenti setelah menyadari bahwa pria itu seharusnya adalah kakak kandung Sera.Deon melihat kedua saudara itu menangis sambil berpelukan, tiba-tiba Deon merasakan sakit di dalam dadanya, dan matanya sedikit terasa panas.Para Camilan berjalan diam-diam, menarik pakaian paman mereka, dan berteriak serempak, "Paman!"Rudy Yuan barulah melepaskan Sera, matanya sudah berlinang air mata. Dia menatap ketiga anak yang persis sama, dan merasa sangat bahagia. Dia mengulurkan tangan menggendong satu 2 anak di di masing-masing tangan, sedangkan Onde-Onde terlupakan.Dia telah melihat mereka dari video, tetapi ketika mereka benar-benar berdiri di depannya, Rudy Yuan merasa telah melewati dua dunia.Dia menaruh Bakpao dan Beras Ketan, lalu memeluk Onde-Onde dan menciumnya, "Anak baik."Sera menatap ke arah De
Deon berkata dengan enggan, "Sebelumnya aku tidak mau masuk di kendaraan ini, aku dulu selalu naik kereta. Aku tidak tahu apa yang terjadi kali ini. Mungkin kereta ini lebih bergoncang.""Sebentar lagi sampai, tahan dulu." Kata Rudy. Dia kemudian memberi pesan kepada para Camilan, "Sayang, jaga Ayah kalian.""Ya, kami mengerti!" kata ketiganya serempak.Sera melihat Deon dengan cemas, "Apakah kamu baik-baik saja?"“Aku mau muntah!” Deon menahan ketidaknyamanan dengan keras kepala, ini akan sangat memalukan jika tiba di rumah ibu mertuanya dengan kondisi begini."Mau duduk di depan? Biar aku yang menggendong bayi kembar di belakang!" kata Sera.Deon berkata dengan lemah, "Bukankah akan segera sampai?"“Ini sudah mau sampai!” jawab Rudy yang berusaha mengemudikan mobil sehalus mungkin untuk menjaga Putra Mahkota yang berharga ini.Deon selalu bertanya setiap 5 menit, “Apakah sudah sampai?”Akhirnya sampai, dia ingin menangis.Mobil masuk ke garasi dan berhenti, Sera segera ke
Ketika mereka sampai ke atas, anak-anak sudah menyambut mereka di pintu, mereka sudah familier dengan jalannya, seolah-olah berada di rumah sendiri. Mereka bahkan melangkah maju untuk menggandeng Deon, "Ayah, tubuhmu tidak cukup fit, kamu harus berolahraga setelah pulang."Deon menahan keinginan untuk memukul mereka, tetapi mengikuti juga mereka ke dalam rumah.Begitu memasuki pintu, Deon melihat foto besar tergantung di ruang tamu, foto itu adalah foto keluarga mereka. Ketika mereka merekam video, mereka mengambil foto keluarga bersama.Ini membuat Deon merasa familier, hati Deon tiba-tiba menjadi jauh lebih nyaman.Bayi kembar dibaringkan di sofa, Kak Rudy merentangkan tangannya ke Sera lagi, matanya memerah dan berkata, "Adik, selamat datang di rumah."Sera sudah menahan air mata sejak memasuki pintu, semua yang ada di depan matanya seperti mimpi, jika anak-anaknya dan Deon tidak ada di sisinya, dia akan benar-benar berpikir bahwa dia sedang bermimpi.Sera melihat lingkaran ma
Sera memeluk ibunya dari belakang, tangannya mengelilingi pinggang ibunya, dan air mata tidak bisa berhenti mengalir. "Bu, maafkan aku."Ibu Sera tidak bisa menahan dirinya lagi. Saat air mata mengalir, dia menoleh dan memeluk Sera. Pandangannya kabur dan dia berkata dengan terisak-isak, "Ibu sangat merindukanmu, Ibu sangat merindukanmu."Jantung Sera terasa sangat sakit, kata-kata ibunya seolah-olah menusuk hatinya. Sera memahami betapa menyakitkan bagi orang tua berpisah dengan anaknya. Dalam 4t tahun ini, dia sudah menekan perasaannya terhadap keluarganya. Saat melihat ibunya menangis, semua perasaannya menguap keluar.Deon awalnya berdiri dan ingin menyapa ayah mertuanya, tetapi dia mendengar tangisan yang memilukan di dapur. Dia langsung berlari ke dapur, melihat sepasang ibu dan anak yang menangis, dia perlahan mundur keluar.Begitu Deon kembali ke ruang tamu, dia melihat kesedihan di mata ayah mertuanya. Dia merasa tidak memiliki perasaan tentang keluarga ini sebelumnya, te
Setelah semalaman, Deon sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di sini, perasaan panik dan khawatirnya pada saat datang sudah hilang. Dia berusaha memahami hal yang tidak dimengerti di dunia ini, minyak apa yang digunakan lampu-lampu, tetapi dia tidak bertanya, karena dia tahu itu akan membuat orang tertawa. Dia diam-diam mengingat semua yang tidak dia pahami, nanti malam saat tidur dia akan tanyakan pada Sera.Ibu Sera membelikan Deon pakaian sesuai dengan keterangan kakak Sera, tapi semuanya tidak muat.Kemejanya terlalu sempit dan pendek. Panjang celana sudah cukup, tetapi celananya tidak muat dan tidak dapat ditarik ke atas. Ibu Sera memarahi kakak Sera, tubuh ini mana mungkin 65 kilo.Rudy Yun menggaruk kepalanya, sebelumnya dia melihat Deon mengenakan pakaian tradisional yang melambai-lambai. Siapa yang sangka tubuhnya sebesar itu? Kakak Sera tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, "Berapa berat badanmu?""Sembilan puluh delapan kilo!" kata Deon."Bagaimana mungkin?" Kaka
Mereka baru tiba di toko jam 21:00 malam. Toko itu pada umumnya tutup pada pukul 22:00 malam.Sera pergi ke stand milk tea dan memesan beberapa gelas milk tea. Nanti dia akan datang kembali untuk mengambilnya setelah membeli pakaian.Mata pelayan memandang Deon dengan takjub. Deon memang sangat tinggi, sehingga banyak gadis melihatnya. Apalagi setelah berganti pakaian, dia berdiri di depan cermin dan tampak keren, membuat orang memanggilnya sebagai kakak kaki panjang.Deon bertanya pada Sera, "Perempuan di sini tidak memakai rok ya.""Ada yang pakai juga." Sera merapikan kerah bajunya. Jika Deon memotong rambutnya, dia akan tampak seperti artis Korea.Sera membeli dua jeans, dua atasan, dan mantel. Bagaimanapun, sudah cukup kenakan selama dua hari ini.Mereka kembali untuk mengambil milk tea, Sera bertanya kepada Deon, "Kamu mau coba?""Bubble milk tea?" Deon sudah sering mendengarnya dari para Camilan, tetapi dia tidak tahu apa itu. Bubble apakah bisa diminum?"Ya, cobalah!" Se
Rumah mertuanya ada tiga kamar, Deon berpikir bahwa dia pasti akan tidur bersama Sera. Sebelum dia tidur, Sera mengatakan kepadanya bahwa dia akan tidur dengan ibunya. Mereka berdua ingin mengobrol, Deon akan tidur bersama bayi kembar."Jika begitu aku tidur dengan para Camilan." Deon dan Sera sudah bersama cukup lama. Kecuali Deon ke luar kota, mereka berdua selalu tidur bersama dan tiba-tiba sekarang harus tidur secara terpisah. Deon benar-benar tidak terbiasa, tetapi kondisinya rumahnya seperti ini, jadi dia hanya bisa menerimanya.Sera bersandar di bahunya, "Camilan bilang mereka ingin tidur dengan kakakku, dan kakakku sudah setuju.""Aku tidur sendiri? Bagaimana dengan ayah mertua?" Deon menatapnya dengan terkejut.Sera tertawa, "Ayahku bilang dia ingin bersamamu satu malam. Dia sangat tertarik dengan Dinasti Tang Utara. Dia ingin mengobrol denganmu."Deon terkejut dan menatap Sera, "Apa?"Deon tidak mau tidur dengan seorang pria."Kamu tadi bilang di lift, kamu tidak akan m
Deon memanggil ayah untuk pertama kalinya. Sebenarnya cukup lancar memanggilnya, padahal dia berpikir ini akan terasa canggung.Ayah Sera sedikit terpana, dan kemudian matanya kemerahan, "Baik, baik, mau minum bir? Aku bawa bir ke sini, kita lakukan pembicaraan sesama laki-laki."Deon mendengarkan kata bir dan ingin minum satu teguk. Dia harus tidur di kamar yang sama dengan orang asing, mungkin dia memerlukan bir.Dua kaleng bir dingin dikeluarkan dari lemari es. Deon belum pernah minum ini. Ayah Sera membantu Deon membukanya. Deon minum dan terasa cukup enak."Aku belum pernah minum arak semacam ini. Di tempat kami, kami minum arak." Deon duduk di dekat tempat tidur dan melihat ayah Sera yang mulai berbicara."Kamu katakan lebih banyak tentang Dinasti Tang Utara, aku ingin mendengarnya." Ayah Sera sekarang sangat ingin tahu tentang Dinasti Tang Utara. Putrinya sekarang berada di Dinasti Tang Utara.Deon awalnya berpikir bahwa percakapan ini akan terasa ganjil, tetapi pengetahua