"Kalau begitu, namamu bukan Deon lagi, kamu kasih dia nama Berkat, nanti kamu akan dipanggil Berkat Tua." Sera meliriknya dan berseru beberapa kali, "Berkat, Berkat, Berkat!"Deon mengerutkan kening perlahan, berpikir dengan cermat, dan berkata, "Lupakan saja, sudahlah, namanya jangan Berkat, aku belum menemukan nama bagus, bagaimana jika kamu pikirkan juga nama apa yang bagus?""Aku akan memikirkannya dengan baik, aku tidak bisa membuat kesalahan seperti yang sebelumnya," kata Sera dengan penuh pertimbangan."Benar, sia-sia menyuruh Ryan memikirkan nama." Deon marah ketika dia mengingat hal itu.Saat mengungkit Ryan, Sera berkata, "Usia Ryan juga sudah tidak muda lagi, bukankah sudah waktunya dia berkeluarga?""Dia tidak akan bisa mendapatkan istri, dia sangat bodoh." Deon merasa bahwa Ryan tidak layak memiliki istri, dia sendiri pun tidak peduli."Apakah keluarga Ryan tidak mengatur pernikahan untuknya?"Deon berkata, "Ibunya meninggal waktu dia masih kecil, sekarang nyonya r
Deon berkata demikian, tetapi dia sendiri memikirkan hal ini kembali. Deon merasa tidak cukup memperhatikan Ryan.Dia berdiskusi dengan Bima keesokan harinya. Deon menetapkan posisi dan memberikan penghargaan untuk Ryan. Ryan ditetapkan sebagai Jenderal di Kediaman Putra Mahkota, yang bertanggung jawab atas kediaman. Dia sekarang menjadi pejabat di Kediaman Putra Mahkota, kedepannya akan punya tanggung jawab besar. Dia bisa dianggap sebagai orang berbakat di pemerintahan.Setelah Bima mendengarkan hal ini, dia sangat senang, "Ryan pasti akan senang sekali.""Kita lakukan seperti ini, aku akan minta Perdana Menteri Chu menjadi orang yang memberikan rekomendasi." Kata Deon."Baik, Anda lakukan saja, begitu surat keputusan keluar, kita akan mengadakan perjamuan untuk merayakannya." Bima sangat senang. "Sudah lama tidak ada perjamuan di kediaman, memang sudah waktunya mengadakan perjamuan, semua orang pasti akan senang.”Ada rekomendasi dari Perdana Menteri Chu, tentu saja semuanya be
Sera dan Deon saling melirik. Apakah ... kedua orang ini cocok? Ataukah Shinta hanya bicara sembarangan?Shinta berkata sambil tersenyum, "Nina, Ryan laki-laki yang baik, kamu pikirkan dulu."Ryan menatap Shinta yang berada dalam kerumunan. Dia ragu-ragu sesaat, berjalan perlahan dan berada di hadapan Shinta."Ryan, hari ini kamu keren sekali, aku sangat senang melihatmu." Shinta tersenyum dengan senang.Ryan terus memandangnya, dan tiba-tiba mengatakan, "Apakah kamu bersedia menikah denganku?"Shinta terpana sesaat dan kemudian tertawa. Dia menarik Nina kedepannya, "Apakah kamu terlalu panik? Nina ada di sini.""Aku bertanya padamu!" Ryan melirik Nina sebentar, "Ini tidak ada hubungannya dengan Nina, hubunganku dan NIna adalah hubungan seperti kakak adik."Dia menatap Shinta dengan penuh keberanian. "Aku bertanya padamu, Shinta, apakah kamu bersedia menikah denganku?"Adegan ini membuat semua orang terkejut. Ryan menyukai Shinta? Kapan itu terjadi?Betapa beraninya Ryan, Shint
Ryan mengenakan pakaian resmi. Dia tersenyum sampai matanya tidak kelihatan dan pergi begitu saja.Ryan tetaplah Ryan.Sera sudah menghabiskan sedikit uang untuk Ryan, mengundang orang di istana yang datang kemari makan siang sebagai tanda terima kasih kepada mereka.Perdana Menteri menggandeng tangan Dayang Merry dan berjalan di taman dalam suasana musim gugur. Pohon-pohon sudah menguning. Bunga mawar merambat di dinding dan mekar dengan warna ungu dan merah muda. Bunga peony yang dikirim oleh Tuan Leng akan segera mekar. Beberapa saat lagi, taman akan terlihat lebih indah.Keduanya duduk di gazebo. Perdana Menteri Chu menatap danau, angin musim gugur membawa daun-daun yang berguguran di kejauhan. Dia berkata dengan emosional, "Pada saat itu, jika aku melamarmu di depan semua orang, apakah kamu akan terima?"Saat memikirkan tentang masa lalu, ada rasa sedih dan bahagia. Dayang Merry menggelengkan kepala dengan lembut. "Aku tidak tahu, aku benar -benar berharap bisa kembali ke ma
Sera sangat terkejut, "Ryan, kamu seharusnya meminta ibumu untuk pergi melamar. Bagaimana boleh aku yang pergi melamar?"Ryan berkata, "Boleh, Putri Mahkota, aku sudah menjadi pejabat kerajaan, Putri Mahkota masih atasanku, Anda adalah majikanku, Anda bisa pergi melamar bersamaku.”."Tapi …." Sera ingat Deon pernah memberitahunya tentang keluarga Ryan dan bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, "Apakah ibumu tidak bersedia melamar? Apakah kamu sudah memberi tahu mereka tentang pengangkatan dirimu?"Ryan berkata dengan ragu-ragu, "Aku sudah pulang, tapi masih belum sempat memberi tahu mereka tentang hal ini. Aku langsung mengatakan ingin melamar. Mereka merasa aku sedikit ... memalukan, ibu merasa lamaran ini agak sulit, jadi tidak terlalu bersedia."Sera menatap Ryan yang terbata-bata dan merasa bahwa kata-kata yang diucapkan ibunya mungkin bukan itu. Kemungkinan ibunya mengatakan sesuatu yang mirip dengan katak yang ingin makan daging angsa."Ryan, aku tidak tahu apakah aku pan
Ketika Sera mendengar rumah harganya mahal, hati Sera menjadi panik. "Jika membeli rumah di dekat sini, berapa harganya?"Bima menatap Sera dan berkata, "Berdasarkan gaji Ryan saat ini, jika membeli rumah di dekat sini, mungkin dalam seratus tahun dia masih belum sanggup membelinya.""Ah!" Sera terkejut. Harga rumah sangat mahal. Gaji Ryan sekarang 6 ratus tael setahun, 6 ribu tael dalam sepuluh tahun dan 60 ribu tael seratus tahun. "Tapi, saat membangun sekolah pengobatan, menggunakan tanah yang begitu luas, mungkin tanahnya bisa untuk membangun belasan rumah yang besar. Tanah dan ditambah pembangunan, harganya hanya 2 ratus ribu taal. "Tuan Bima tertawa, "Putri Mahkota, bagaimana bisa disamakan? Lokasi sekolah sangat terpencil, dan 2 ribu tael ini belum termasuk harga tanah yang sebenarnya. Rumah di sekitar sini sangat mahal karena harga tanahnya yang mahal. Ini adalah area kediaman orang kaya dan kediaman para raja. Sudah jarang ada tanah kosong lagi. Menurut Putri, mungkinka
"Kita pulang dan diskusi dulu." Sera tertekan oleh harga rumahnya, karena dia pikir rumah-rumah di sini harganya tidak semahal itu.Mereka pulang ke kediaman. Dayang Nadiin dan Ryan juga sudah pulang. Wajah Dayang Nadiin agak muram. Ryan tidak mengatakan apa-apa, dia menundukan kepalanya dan mengikuti Dayang Nadiin masuk."Bagaimana?" tanya Sera.Dia memandang Ryan sekilas dan tersenyum dengan terpaksa, “ Nyonya Xu agak sibuk hari ini, jadi hanya bisa ngobrol sebentar saja. Nanti aku akan ke sana lagi.”Sera memandang Ryan dan tahu bahwa tidak sesederhana itu, jadi dia meminta Ryan keluar dulu. Dia menyuruh Dayang Nadiin masuk ke kamar dan berbicara dengannya.Dayang memasuki kamar dan menutup pintu. Dia mulai mengeluh. "Putri Mahkota, aku belum pernah melihat wanita yang sejahat itu, sikapnya sangat dingin, dan yang paling parah kita tidak diizinkan memasuki rumah. Dia bilang akan mengganggu anaknya belajar, akhirnya kita bisa mengatakan tentang lamaran Ryan, tetapi dia langsung
Dia duduk dan memeluk Sera. "Apakah Putri kita patuh hari ini?""Dia tidak terlalu merepotkan." Sera berkata sambil tersenyum dan menyentuh perutnya.Deon berkata dengan gembira, "Menang anak perempuan, tahu cara menyayangi Ibunya."Sera tersenyum sebentar dan wajahnya kembali muram."Ada apa? Siapa yang membuatmu tidak senang?" Deon mencium pipinya. Sekarang Sera lebih berisi, wajahnya chubby dan sangat manis."Masalah pernikahan Ryan, aku pergi melihat beberapa rumah hari ini, rumahnya kecil dan mahal.""Bukankah dia bisa tinggal di kediaman kita? Berikan dia paviliun sendiri." Kata Deon.Sera menatap Deon, "Jika suatu hari putrimu menikah, menantumu membawa putrimu tinggal bersama majikannya. Apakah kamu akan terima?"Deon langsung mengangkat alisnya, "Suruh dia pergi, jika tidak punya rumah jangan berani menikahi putriku!""Jadi bagaimana mungkin keluarga Yuan akan membiarkan Shinta mengalami hal ini?" Sera menghela napas, "Aku hanya tidak menyangka rumah di sekitar sini b