Ryan mengenakan pakaian resmi. Dia tersenyum sampai matanya tidak kelihatan dan pergi begitu saja.Ryan tetaplah Ryan.Sera sudah menghabiskan sedikit uang untuk Ryan, mengundang orang di istana yang datang kemari makan siang sebagai tanda terima kasih kepada mereka.Perdana Menteri menggandeng tangan Dayang Merry dan berjalan di taman dalam suasana musim gugur. Pohon-pohon sudah menguning. Bunga mawar merambat di dinding dan mekar dengan warna ungu dan merah muda. Bunga peony yang dikirim oleh Tuan Leng akan segera mekar. Beberapa saat lagi, taman akan terlihat lebih indah.Keduanya duduk di gazebo. Perdana Menteri Chu menatap danau, angin musim gugur membawa daun-daun yang berguguran di kejauhan. Dia berkata dengan emosional, "Pada saat itu, jika aku melamarmu di depan semua orang, apakah kamu akan terima?"Saat memikirkan tentang masa lalu, ada rasa sedih dan bahagia. Dayang Merry menggelengkan kepala dengan lembut. "Aku tidak tahu, aku benar -benar berharap bisa kembali ke ma
Sera sangat terkejut, "Ryan, kamu seharusnya meminta ibumu untuk pergi melamar. Bagaimana boleh aku yang pergi melamar?"Ryan berkata, "Boleh, Putri Mahkota, aku sudah menjadi pejabat kerajaan, Putri Mahkota masih atasanku, Anda adalah majikanku, Anda bisa pergi melamar bersamaku.”."Tapi …." Sera ingat Deon pernah memberitahunya tentang keluarga Ryan dan bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, "Apakah ibumu tidak bersedia melamar? Apakah kamu sudah memberi tahu mereka tentang pengangkatan dirimu?"Ryan berkata dengan ragu-ragu, "Aku sudah pulang, tapi masih belum sempat memberi tahu mereka tentang hal ini. Aku langsung mengatakan ingin melamar. Mereka merasa aku sedikit ... memalukan, ibu merasa lamaran ini agak sulit, jadi tidak terlalu bersedia."Sera menatap Ryan yang terbata-bata dan merasa bahwa kata-kata yang diucapkan ibunya mungkin bukan itu. Kemungkinan ibunya mengatakan sesuatu yang mirip dengan katak yang ingin makan daging angsa."Ryan, aku tidak tahu apakah aku pan
Ketika Sera mendengar rumah harganya mahal, hati Sera menjadi panik. "Jika membeli rumah di dekat sini, berapa harganya?"Bima menatap Sera dan berkata, "Berdasarkan gaji Ryan saat ini, jika membeli rumah di dekat sini, mungkin dalam seratus tahun dia masih belum sanggup membelinya.""Ah!" Sera terkejut. Harga rumah sangat mahal. Gaji Ryan sekarang 6 ratus tael setahun, 6 ribu tael dalam sepuluh tahun dan 60 ribu tael seratus tahun. "Tapi, saat membangun sekolah pengobatan, menggunakan tanah yang begitu luas, mungkin tanahnya bisa untuk membangun belasan rumah yang besar. Tanah dan ditambah pembangunan, harganya hanya 2 ratus ribu taal. "Tuan Bima tertawa, "Putri Mahkota, bagaimana bisa disamakan? Lokasi sekolah sangat terpencil, dan 2 ribu tael ini belum termasuk harga tanah yang sebenarnya. Rumah di sekitar sini sangat mahal karena harga tanahnya yang mahal. Ini adalah area kediaman orang kaya dan kediaman para raja. Sudah jarang ada tanah kosong lagi. Menurut Putri, mungkinka
"Kita pulang dan diskusi dulu." Sera tertekan oleh harga rumahnya, karena dia pikir rumah-rumah di sini harganya tidak semahal itu.Mereka pulang ke kediaman. Dayang Nadiin dan Ryan juga sudah pulang. Wajah Dayang Nadiin agak muram. Ryan tidak mengatakan apa-apa, dia menundukan kepalanya dan mengikuti Dayang Nadiin masuk."Bagaimana?" tanya Sera.Dia memandang Ryan sekilas dan tersenyum dengan terpaksa, “ Nyonya Xu agak sibuk hari ini, jadi hanya bisa ngobrol sebentar saja. Nanti aku akan ke sana lagi.”Sera memandang Ryan dan tahu bahwa tidak sesederhana itu, jadi dia meminta Ryan keluar dulu. Dia menyuruh Dayang Nadiin masuk ke kamar dan berbicara dengannya.Dayang memasuki kamar dan menutup pintu. Dia mulai mengeluh. "Putri Mahkota, aku belum pernah melihat wanita yang sejahat itu, sikapnya sangat dingin, dan yang paling parah kita tidak diizinkan memasuki rumah. Dia bilang akan mengganggu anaknya belajar, akhirnya kita bisa mengatakan tentang lamaran Ryan, tetapi dia langsung
Dia duduk dan memeluk Sera. "Apakah Putri kita patuh hari ini?""Dia tidak terlalu merepotkan." Sera berkata sambil tersenyum dan menyentuh perutnya.Deon berkata dengan gembira, "Menang anak perempuan, tahu cara menyayangi Ibunya."Sera tersenyum sebentar dan wajahnya kembali muram."Ada apa? Siapa yang membuatmu tidak senang?" Deon mencium pipinya. Sekarang Sera lebih berisi, wajahnya chubby dan sangat manis."Masalah pernikahan Ryan, aku pergi melihat beberapa rumah hari ini, rumahnya kecil dan mahal.""Bukankah dia bisa tinggal di kediaman kita? Berikan dia paviliun sendiri." Kata Deon.Sera menatap Deon, "Jika suatu hari putrimu menikah, menantumu membawa putrimu tinggal bersama majikannya. Apakah kamu akan terima?"Deon langsung mengangkat alisnya, "Suruh dia pergi, jika tidak punya rumah jangan berani menikahi putriku!""Jadi bagaimana mungkin keluarga Yuan akan membiarkan Shinta mengalami hal ini?" Sera menghela napas, "Aku hanya tidak menyangka rumah di sekitar sini b
"Baik, baik, kamu adalah tuannya." Permasalahan dalam hati Sera sudah terselesaikan. Dia merasa sangat bahagia, yang paling penting adalah tidak perlu menghabiskan banyak uang.Sera segera memanggil Bima dan memberitahunya tentang hal ini. Sera berkata, "Kamu cari orang untuk mulai membangun 2 rumah. Satu rumah masing-masing sekitar 2 hektar. Rumahnya seperti apa, kamu yang tentukan. Aku akan siapkan sekitar 4 ribu tael, harusnya sudah cukup."Bima tidak menyangka Deon bersedia memberikan tanah itu. Membangun akademi seni bela diri adalah impian Deon. Bima mendengar Sera mengatakan bahwa dia akan membangun 2 rumah. Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, “Kenapa bangun 2 rumah?"Sera tertawa, "Ryan 1 rumah, bagaimana mungkin Bima tidak punya?""Ah?" Bima memandang Sera dengan terkejut, "Putri Mahkota, ini ....""Jangan bilang ini-itu lagi, Bima, harus mulai besok ya, tidak masalah jika upahnya lebih sedikit, tapi harus segera diselesaikan," Sera berbalik setelah menyelesaikan ka
Dayang Nadiin tidak bisa tidur nyenyak. Dia pergi melayani Putri Mahkota pagi-pagi. Deon pagi-pagi sudah berangkat ke istana. Saat Deon berangkat lebih pagi, Sera juga ikut bangun lebih pagi.Ketika Dayang Nadiin ke kamarnya, Sera sedang membaca buku."Bagaimana hasilnya?" Sera melihat wajah muram Dayang Nadiin. Dia langsung tahu bahwa hasilnya tidak terlalu baik.Dayang Nadiin menyeduh teh longan untuk Sera. Teh disajikan di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Dayang Nadiin berkata sambil menghela napas, "Putri Mahkota, lebih baik Anda yang pergi melamar. Aku dan Ryan pergi ke rumahnya lagi tadi malam. Tuan Xu bahkan lebih konyol lagi, dia langsung melarang Ryan untuk pergi melamar. Dia suruh Ryan tahu diri. Dia tidak bersedia untuk pergi melamar, tidak malu di depan rekan kerjanya. Dia bilang, keluarga Yuan pasti tidak akan setuju dan akan mempermalukan dirinya. Dia bilang Ryan tidak tahu diri, bahkan mengatakan hal yang tidak enak didengar, dia juga memukul Ryan ....”"
"Kamu tidak boleh gugup pergi ke medan perang. Buat apa gugup?" Sera tersenyum dan menenangkan Ryan. Sera melihat ada bekas tamparan di wajah Ryan. Sera merasa sedih dan melihat ke tempat lain.Ryan tampaknya telah melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan kemarin malam. Dia hanya fokus bahwa hari ini, dia akan pergi melamar. Dia sudah terbiasa dengan perlakuan mereka di rumah. Saat mendapatkan pukulan yang besar, dia bisa menenangkan emosinya dalam waktu singkat.Ini adalah gunanya menjadi orang yang optimis.Selir Sun dan Selena datang dan melihat penampilan Ryan yang tampan. Mereka mengira matanya buta, tidak disangka setelah didandani, Ryan menjadi tuan muda yang tampan.Ryan yang selalu tersenyum bodoh, sekarang tampil penuh percaya diri.Sera memandang Selena dan tertawa, "Kenapa kamu ada di sini? Apakah kamu janjian dengan Selir Sun?"Selena berkata, "Tidak, aku kasih tahu kamu sesuatu, tadi kebetulan bertemu Selir Sun di luar, aku baru tahu hari ini Ryan akan pergi mela