BAYI TAK BERNASAB'Tring' Tringi 'Tring' HP Rio berbunyi. Sifa menelpon. Hati Rio berdetak keras."Apakah Sifa sudah pulang? Mengapa cepat sekali?" batin Rio. Dia bingung, haruskan telpon itu di angkat? Atau di biarkan saja? Akhirnya Rio pun mengangkat telpon istrinya agar tak curiga. Dia lalu mengusap layar Hp nya sambil berjalan menuju lift satunya karena tak ingin kehilangan jejak Pohan."Hallo, asaalamualakum," sapa Rio."Waalaikumsalam! Mas, dimana? Sudah makan?" tanya Sifa."Eh belum, Dek! Masih banyak pekerjaan. Kau di mana? Sudah makan?" tanya Rio sambil memencet lantai lift yang di tuju.Mereka akhirnya berbasa basi sebentar. Saat sudah sampai di lantai yang di tuju Rio mengamati di ujung lantai apartemen yang kebetulan terdapat balkon untuk umum. Rio pun menunggu di sana sambil mengawasi semua pintu apartemen. Karena setiap lantai hanya ada empat ruangan. Akhirnya di tunggu punya tunggu sampai hampir malam. Rio pun melupakan shalatnya demi bisa memata-matai Gendis dan Pohan.
IZINKAN AKU MASUK, GENDHIS!"Berarti mereka tak bisa menuntut ya, Ustad?" tanya Rio."Para MUI memberikan sanksi kepada bapak gen berupa ta’zir melalui pemerintah yang berwenang yaitu untuk menafkahi anak hasil zinanya supaya tercukupi kebutuhan hidupnya dan juga memberikan sanksi supaya bapak gennya melakukan wasiat wajibah supaya hartanya bisa tersalurkan kepada si anak setelah dia meninggal nantinya. Kebijakaan putusan MUI tersebut tiada lain adalah untuk melindungi kepentingan anak, bukan untuk mensahkan hubungan nasab antara anak dan bapak gen nya, putusan ini juga sangat berkesesuaian dengan kebijakan negara Republik Indonesia yang terdapat dalam Undang-undang Perlindungan Anak yang pada intinya mengatur untuk kepentingan anak," jelas Ustad Hisyam."Namun bagaimanapun juga bayi itu adalah anak suci! Dia tidak mewaris dosa kedua orang tuanya. Tapi kerap menjadi masalah saat ayahnya tidak bertanggungjawab dengan alasan anak tersebut bukan hasil dari pernikahan yang sah."Benar Pak
MENCARI TAHU!"Gendhis izinkan aku masuk, Baby! Izinkan," pinta Rio sambil menjorokkan pintu."Pergi, Mas!" perintah Gendhis"Tidak! Aku tak akan pergi sebelum berbicara denganmu," ucap Rio.Karena tak ingin membuat kegaduhan, Gendis pun akhirnya membiarkan Rio masuk ke dalam unit apartemen miliknya. Tak ada pilihan lain, dia tahu betpa keras kepalanya Rio."Baiklah aku akan mengizinkan mau masuk tetapi dengan syarat kau jangan membuat ulah di sini," perintah Rio.Akhirnya Gendis membiarkan Rio masuk dalam apartemen miliknya. Rio pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Dia melepaskan sepatunya lalu duduk di suhu ruang tamu kecil. Dia duduk di dalam sofa. Meskipun ada anak kecil di dalamnya namun ruangan itu nampak tertata rapi dan apik."Bu! Bu!" teriak seseorang anak kecil berjalan setengah berlari."Hati-hati, Kai! Sayang! Kau nanti akan jatuh jika berjalan seperti itu," tegur Gendis. Gendis pun langsung berjalan ke arah bayi itu dia menggendongnya.Trenyuh hati Rio melihat pemanda
DUA CANGKIR KOPI DI SAAT HUJAN BULAN JUNI!"Minumlah!" perintah Gendhis."Bahkan kau membuat kopi ini dengan rasa dan takaran yang masih sama. Apakah memang rasa itu juga masih sama?" tanya Rio"Memang daya ingatku saja yang masih tajam! Lagian tak ada yang spesial kok, hanya kopi yang biasa di minum orang- orang. Bahkan Pohan pun menggunakan takaran itu untuk setiap kopi yang di teguknya di rumah ini! Jadi menurutku tak usah besar kepala," ujar Gendhis.Suasana pagi beranjak siang itu cukup mendung. Mungkin karena musim sudah memasuki bulan penghujan. Ah tapi bukankah ini bulan Juni. Harusnya tak ada hujan di bulan ini seperti kata Sapardi Djoko Damono. Gendhis mengambil kopinya, dia menikmati aroma kopi yang menguar. Aroma kopi lampung di mix dengan aceh Gayo. Gendhis menikmati suasana pagi ini sambil menyeruput kopi panasnya."Kenapa kau lari dari semua masalah ini? Bukankah itu seperti pengecut?" tanya Rio setengah mengejek."Gendis yang aku kenal tak sep
KEPUTUSAN BESAR"Gendhis, izinkan aku mengetahui bagaimana ceritanya, bagaimana bisa kau sampai sini! Aku ingin mendengar ketegaranmu, kehebatanmu sebagai seorang Ibu," pinta Rio.Gendis memandang ke arah depan dengan tatapan kosong. Perlahan dia membuka lagi lembaran masa lalunya. Saat dia memutuskan untuk pergi ke Surabaya dan meninggalkan semua di Ponorogo. Dia mengambil keputusan besar dalam hidupnya, bahkan sampai saat ini tak ada keluarganya yang tahu juga dia punya anak. Gendhis benar- benar survive sendiri, dia melahirkan dan membesarkan putranya Kai sendiri. Dan itu bukanlah hal yang mudah'Krek' pintu di buka. Rio dan Gendhis menengok ke arah pindu. Dia melihat siapa datang, ternyata Pohan datang sambil membawakan box entah berisi apa. Gendhis cukup terkejut dengan kedatangan Pohan, begitupun Pohan yang tak menyangka dengan kedatangan seorang lelaki yang mendadak di rumahn Gendis. Namun dia masih bersikap tenang seolah tak terjadi apapun. Karena Pohan yakin dia lah pemenangn
DISFUNGSI EREKSI? ATAU EJAKULASI DINI?"Apa sanggahanmu?" tanya Pohan sambil tersenyum sinis.Rio hanya terdiam tak menyanggah. Dia sudah kalah jauh dengan Pohan dari segi pengetahuan. Rio hanya menghela nafasnya panjang."Memang aku tak bisa menyanggahmu! Namun yang pasti hanya akulah yang berhak dengan anak itu! Bukankah begitu, Gendis?" tanya Rio mencari pembelaaan.Pohan mengangkat tangannya, dia tak ingin Gendhis menyahutnya. Karena dia ingin berdebat dengan Rio. Lelaki pecundang di pandangan Pohan."Hey Rio! Biar begini aku juga tahu bagaimana hukum tentang islam! Bahkan bagi penganut agama Islam, anak luar kawin tidak dapat di kategorikan sebagai anak sah. Penganut agama Islam juga tidak boleh melakukan pengakuan terhadap anak luar kawin, tetapi anak tersebut harus dilindungi. Bukan berarti ayah biologis dari anak luar kawin itu lepas tanggung jawab, pasalnya ayah biologis bisa dituntut oleh si anak dan ibunya untuk memenuhi pemberian nafkah, biaya penghidupan, perawatan, pendi
AJAKAN ADU TES DNA!"Apa kau yakin itu anakmu? Bagaimana kalau dia anakku?" tanya Pohan sambil maju mendekati Rio.'Bugh' dengan sekuat tenaga Tuhan menghantam wajah Rio tepat di rahangnya Rio pun sekoyongan lalu terjatuh di sisi kanan balkon"HENTIKAN!" teriak Gendis melihat dua lelaki itu saling adu jotos di rumahnya.Tanpa pikir panjang Gendhis dia memeluk Pohan dengan kencang agar tak bertindak kasar lagi pada Rio. Gendhis tahu Pohan sangat ahli dalam hal bela diri, sedangkan Rio? Jangan kan membela diri membela dirinya sendiri saja dia tak bisa."Baiklah! Kita tes DNA bagaimana? Apa kau berani?" tanya Rio menjawab tantangan Pohan.Namun Rio lupa kalau Pohan adalah seorang yang ahli di bidang hukum, hanya saja dia berjuang di bidang hukum bisnis bukanlah hukum untuk bidang pidana dan perdata. Dia menekuni nya karena sejalur dengan passionnya di bisnis. Hukum bisnis dapat dipahami sebagai hukum yang mengatur kegiatan ekonomi. Kegiatan tersebut berupa perdagangan, jasa, dan keuangan
ISTRI SAH DI AGAMA DAN NEGARA!"Apa masalahnya? Bukankah dalam islam boleh menikah lebih dari satu wanita?" tanya Rio."Baiklah! Tapi aku mau pernikahan yang sah! Pernikahan yang di sahkan secara agama bukan pernikahan bawah tangan. Apa kau sanggup?" tantang Gendhis.Asas Monogami dalam UU Perkawinan. Menurut UU Perkawinan, perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi, pada dasarnya hukum perkawinan Indonesia berasaskan monogami. Asas monogami ini ditegaskan kembali dalam Pasal 3 ayat (1) UU Perkawinan beserta penjelasannya yang berbunyi: Pada azasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami (asas monogami).Kendati demikian, UU Perkawinan memberikan pengecualian yang memungkinkan seorang suami untuk melakukan poligami. Apa itu poligam