Share

Kembali Ke Rumah

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 18:06:04

Dexter sadar betul atas tindakan yang dilakukannya. Ia sudah memikirkan matang-matang segala risiko dan konsekuensinya. Dengan membawa Gendis ke rumah ia bisa mengawasinya walau tidak dua puluh empat jam. Sedangkan jika memindahkan ke apartemen lain Catherine berkemungkinan masih bisa melacaknya.

Dexter masih ingat kelanjutan pertengkarannya dengan Catherine. Perempuan itu mempermasalahkan sikap Dexter yang menurutnya terlalu berlebihan pada Gendis. Namun Dexter menjelaskan bahwa ia bersikap demikian karena perempuan itu sedang mengandung anak mereka berdua. Dan wanita hamil harus mendapat perlakuan yang istimewa demi calon bayi dalam kandungannya. Barulah Catherine mengerti.

Gendis duduk dengan tegang di sebelah Dexter. Banyak kekhawatiran menghantui kepalanya. Ia takut Catherine kembali memperlakukannya dengan buruk. Apalagi Dexter jarang di rumah. Jangan sampai Catherine lepas kontrol lalu membunuhnya atau mencekiknya hidup-hidup.

Dexter yang sedang menyetir menoleh ke arah Gendi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Selir Hati Tuan Muda   Terkejut

    Sudah hampir satu bulan Gendis berada di rumah Dexter. Sampai sejauh ini Catherine bersikap baik padanya. Entah itu di depan atau pun di belakang Dexter. Gendis bersyukur atas perubahan Catherine tersebut. Yang Gendis tidak tahu adalah bahwa Catherine mengetahui bahwa Dexter memasang CCTV di setiap sudut rumah sehingga tidak memberi celah pada Catherine untuk berbuat jahat.Setiap hari Dexter meninjaunya. Tidak ada yang aneh terjadi di rumah itu. Sikap Catherine juga biasa pada Gendis. Dexter tidak menyesali keputusannya membawa Gendis ke rumahnya.Hari-hari berlalu tanpa terasa. Bulan ini kandungan Gendis sudah berada di bulan ke sembilan. Gendis sudah merasakan sakit-sakit yang dirasakan ibu hamil seperti sakit pinggang, punggung dan perut. Serta pegal di mana-mana.Semakin dekat dengan due date-nya Gendis merasa sedih. Artinya sebentar lagi ia akan berpisah dengan anak yang sembilan bulan ini tumbuh di dalam rahimnya. Tiba-tiba rasa tidak rela itu datang.Gendis yang mengandung den

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Selir Hati Tuan Muda   Mungkinkah?

    Selama Gendis tinggal bersama dengannya dan Catherine, otomatis Dexter tidak bisa berhubungan langsung dengan Gendis. Dexter tidak bisa berinteraksi terlalu intim apalagi bermesraan dengannya. Dexter masih menghargai Catherine sebagai istri yang ia nikahi secara resmi baik itu secara agama dan negara. Dexter hanya berhubungan sewajarnya dengan Gendis.Malam ini ketiganya makan malam bersama. Mereka duduk dalam satu meja makan. Sejak Dexter kembali membawa Gendis pulang, satu kali pun perempuan itu tidak pernah diperlakukan bagai pembantu. Jika Gendis dan Dexter makan malam Gendis akan ikut makan bersama keduanya. Jika Dexter dan Catherine pergi ke luar maka Gendis juga akan diajak. Dexter khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Gendis jika perempuan itu tinggal sendiri. Apalagi kehamilannya sudah sangat tua dan hanya tinggal menunggu hari. Namun kali ini Dexter tidak bisa membawa Gendis. Ia harus meninggalkan kedua istrinya di rumah."Cat, besok sore aku harus berangkat ke London,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Selir Hati Tuan Muda   Inikah Saatnya?

    Gendis berjalan bersisian dengan Dexter dengan tangan saling terkait. Keduanya memakai pakaian berwarna putih. Bukan hanya pakaian putih biasa namun pakaian pengantin yang indah. Senyum bahagia tidak ada habisnya menghiasi bibir Gendis. Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Dexter. Pria itu akan menikahinya dengan resmi secara agama maupun negara. Hubungan Dexter dengan Catherine sudah lama berakhir. Dexter juga sudah lama mengajak Gendis menikah dengan resmi tapi Gendis belum mau. Ia merasa sebagai orang ketiga karena membuat Dexter dan Catherine berpisah walau berkali-kali Dexter menerangkan padanya dirinya bukanlah perebut suami orang. Baru hari ini pintu hatinya terbuka untuk menerima pria itu.Gendis tersentak.Ia terbangun dari tidurnya dengan tiba-tiba. Ternyata tadi ia bermimpi. Anak di dalam perutnya menendang dengan begitu kuat, membuatnya tidak tahan dan langsung membuka mata.Hal pertama yang ia lihat adalah jam yang berada di dinding. Pukul 20.05. Ternyata cukup lam

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Selir Hati Tuan Muda   Melahirkan Buah Hatimu

    Catherine langsung panik melihat keadaan Gendis. Selama beberapa saat ia merasa kebingungan. Apa yang harus dilakukannya? Ia hanya sendiri di sini. Tidak ada siapa pun yang bisa membantunya."Gimana sih kamu? Katanya baru akan melahirkan minggu depan!""Sa-saya juga nggak tahu, Bu. Tolong bawa saya ke rumah sakit sekarang. Saya tidak kuat lagi ...," pinta Gendis yang semakin tidak berdaya. Gendis sudah kembali terbujur di lantai."Sekarang berdiri, kita ke rumah sakit!""Saya nggak kuat, Bu. Saya nggak bisa berdiri." Jangankan untuk berdiri, untuk duduk saja Gendis tidak memiliki kekuatan."Apa? Jadi gimana caranya kita ke rumah sakit?"Gendis terdiam. Ia bisa mengatakan agar Catherine menggendongnya tapi perempuan itu mana sanggup. Dan barang tentu akan marah padanya."Maaf, Bu Catherine, saya memang nggak sanggup berdiri. Sekujur tubuh saya lemah. Tapi apa Ibu bisa menapah saya?" pinta Gendis begitu penuh permohonan.Catherine mengembuskan napanya kasar. Ia tidak ingin melakukannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Selir Hati Tuan Muda   Pasca Melahirkan

    Gendis terjaga dengan mata yang masih terasa berat untuk dibuka. Ia terkejut ketika memegang perutnya dan menyadari bahwa perutnya sudah kempes. Ternyata ia sudah melahirkan. Tadi selepas melahirkan ia terlalu lelah dan ngantuk sehingga tertidur."Berapa lama aku tertidur? Anakku mana? Kok nggak ada?" gumamnya kaget lalu terduduk dengan cepat.Gendis melihat ke sekelilingnya dan menemukan ada Catherine sedang menggendong seorang bayi tidak jauh dari tempat tidurnya berada."Bu Catherine, apa itu anak saya?" Gendis bertanya pelan. Segaris senyum samar terbit di bibirnya. Ya Tuhan, anaknya sudah lahir. Gendis bisa menggendongnya sekarang. Gendis akan memeluk dan menciumnya dengan penuh perasaan sayang."What?" Catherine mengernyit. "Kamu bilang apa? Anak kamu?""Itu anak saya kan, Bu? Saya baru melahirkannya tadi. Tolong, Bu. Saya ingin memeluknya. Saya ingin menyusui dia," pinta Gendis begitu penuh harap sambil merentangkan tangannya ke arah Catherine.Alih-alih akan mengabulkan Cather

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Selir Hati Tuan Muda   Curiga

    Mobil yang dikendarai Catherine memasuki halaman rumah. Sepanjang perjalanan pulang perempuan itu tidak berhenti mengomel. Penyebabnya adalah bayi laki-laki yang ia letakkan di jok belakang tidak berhenti menangis. Entah apa yang diinginkan anak itu.Catherine menurunkan bayi tersebut dari mobil. Setelahnya perempuan itu bergerak cepat menurunkan barang-barang yang lain. Ia sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tadi Catherine membeli botol susu dan susu formula di tengah perjalanan."Ribut banget sih! Bisa diam nggak?" Catherine membentak anak berumur dua hari itu yang masih menangis keras memekakkan telinga.Dengan terburu-buru Catherine membuatkan susu untuknya. Namun karena perempuan itu belum berpengalaman ia justru membuat susu yang terlalu panas. Alih-alih akan berhenti menangis, tangis anak yang belum diberi nama itu malah semakin keras. Catherine jadi bingung sendiri apa yang harus dilakukannya.Selama beberapa menit perempuan itu mondar-mandir di kamarnya sambil memikirkan lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Selir Hati Tuan Muda   Mencari Cara Untuk Bertahan Hidup

    "Kok dia malah nangis ya? Biasanya bayi yang baru lahir bakal ngisap dada ibunya langsung," ujar Rosa keheranan."Aku kan udah bilang kalau ASI-ku nggak keluar makanya dia nggak mau," jawab Catherine bersikeras."Tapi orang yang baru melahirkan ASI-nya otomatis keluar lho, Cat! Kamu kok beda sendiri ya?" Rosa menatap intens pada Catherine seakan baru saja menemukan sebuah keanehan."Ya mana aku tahu, Ros! Kan udah kubilang kalau setiap orang hamil terus lahiran nggak ada yang sama. Semua tergantung kondisi dan keadaan." Catherine semakin jengkel pada Rosa yang terus menginterogasinya seolah ia baru saja melakukan kesalahan yang begitu besar."Oh iya, aku baru ingat. Aku nggak ngeliat Gendis dari tadi. Emang dia ke mana? Kenapa kamu bisa melahirkan sendiri? Kan ada Gendis," ucap Rosa lagi yang sepertinya belum puas mencecar Catherine, seakan sedang mencongkel letak kesalahannya sampai dapat."Gendis dijemput suaminya. Dia pulang kampung.""Lho, gimana sih? Kenapa kamu biarkan dia pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Selir Hati Tuan Muda   Jangan Mati Dulu

    Gendis sudah berada di tengah jalan raya. Berdiri di antara mobil-mobil dan kendaraan lainnya. Bagaimana caranya bernyanyi sedangkanhatinya begitu sedih?Mengabaikan sesaat rasa perih di hatinya, Gendis mendekat ke sebuah mobil berwarna hitam. Tahu Gendis datang, pengemudi mobil langsung menutup kaca mobilnya yang tadi terbuka rapat-rapat. Gendis terus berada di sana. Ia mencoba bernyanyi dengan suaranya yang pas-pasan."Jauh kau pergi meninggalkan diriku ...Disini aku merindukan dirimu ...Kini ku coba mencari penggantimu ...Namun tak lagi kanseperti dirimu oh kekasih ..."Setelah selesai menyanyi Gendis menengadahkan kedua tangannya ke dekat jendela mobil. Namun tidak ada reaksi apa-apa. Sang pengemudi tidak meresponnya. Mungkin ia merasa terganggu dengan kehadiran Gendis.Perempuan malang itu menelan salivanya yang pahit, kemudian menurunkan tangannya kembali.Gendis masih belum putus asa. Ia beralih pada kendaraan lainnya dengan harapan pemilik mobil yang ia datangi berbeda d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09

Bab terbaru

  • Selir Hati Tuan Muda   Happily Ever After

    "Mama, nun, Ma ..." Tangan kecil yang menggapai-gapai serta suara cadel yang memanggilnya memaksa Gendis membuka kedua matanya. Perempuan itu terjaga dari tidurnya dan mendapati putra kecil kesayanganya sedang berada di tengah-tengah di antara dirinya dan Dexter. Menyadari dirinya terbangun bersamaa Dexter di sisinya membuat seulas senyum tipis terukir manis di bibir Gendis.Sudah sejak dua belas bulan yang lalu situasi ini terjadi. Lebih tepatnya sejak dirinya menikah dengan Dexter."Pagi, Sayang, anak Mama udah bangun?""Dah, Ma.""Sini cium Mama dulu."Bobby menghambur menciumi pipi Gendis dengan penuh semangat yang membuat Gendis tertawa. Biasanya Gendis akan meletakkan Bobby di atas perutnya. Hanya saja hal itu tidak bisa lagi dilakukannya karena perutnya yang tinggi menyamai dada. Saat ini Gendis sedang mengandung. Tidak butuh waktu lama bagi Dexter membuatnya berbadan dua. Beberapa bulan pasca menikah Gendis dinyatakan positif hamil. Dan hal itu membuat seluruh keluarga berbaha

  • Selir Hati Tuan Muda   Kembali Padamu

    Gendis menegakkan duduknya. Seluruh indera perempuan itu terjaga waspada menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.Perlahan kelopak mata Dexter terbuka. Pertama-tama yang dirasakannya adalah penglihatannya yang terasa kabur. Namun lama kelamaan semua yang berada di ruang pandangnya mulai terlihat dengan jelas, termasuk presensi Gendis dan juga Bobby."Ndis ...," panggil lelaki itu lirih dengan keadaannya yang masih lemah."Dex, ini aku. Kamu sudah sadar?"Dexter tak seketika menjawab. Pria itu berupaya mengumpulkan serpihan ingatan. Namun semakin kuat ia mengingat, kepalanya terasa bertambah sakit. Bukan. Dexter tidak mengalami amnesia. Buktinya ia ingat siapa Gendis dan siapa Bobby. "Apa yang terjadi, Ndis?" tanyanya masih selesu tadi."Bu Catherine menusuk kamu dengan pisau. Lukamu sangat dalam dan harus dioperasi. Sejak pertama kejadian itu kamu nggak sadarkan diri. Ini adalah hari ketiga kamu di rumah sakit."Dexter termangu mendengar cerita Gendis. Lamat-lamat ingatannya akan

  • Selir Hati Tuan Muda   Bertiga Bersama

    Gendis keluar dari ruang rawat Dexter. Ia bermaksud pergi dari rumah sakit itu. Ia tidak mau terlibat dengan apa pun yang berhubungan dengan Dexter lagi. Hubungannya dengan Dexter sudah lama berakhir. Bagi Gendis lebih baik mereka menjalani hidup sendiri-sendiri seperti saat ini."Gendis!" Suara Martha menahan langkahnya, membuat Gendis menoleh ke belakang. Ia langsung menemukan Martha yang berjalan mendekat ke arahnya."Kamu mau ke mana?" tanya perempuan itu."Saya mau pulang, Bu.""Pulang?" Martha mengerutkan dahi. "Kamu nggak mau menunggu sampai Dexter sadar?""Maaf, Bu, saya nggak bisa," jawab Gendis memberi penolakan."Tapi Dexter butuh kamu. Kehadiran kamu sangat berarti buat dia."Gendis menahan senyum getir agar tidak terlihat. Jadi ceritanya sekarang dirinya sudah dianggap?"Oh iya, Rosa sudah cerita semua sama saya. Saya salut dan kagum sama kamu, Gendis. Kamu perempuan hebat dan luar biasa.""Terima kasih, Bu," jawab Gendis sekenanya. "Maaf, saya harus pulang. Ada hal lain

  • Selir Hati Tuan Muda   Membesuk Dexter

    Acara Junior Chef dengan cepat melejit dan terkenal di kalangan pemirsa Citra Televisi. Bukan hanya karena pesertanya anak-anak yang lucu dengan segala tingkah mereka yang beragam, namun juga karena adanya Gendis, juri yang cantik, masih muda dan energik. Otomatis Gendis menjadi idola baru bagi pemirsa Citra Televisi. Perlahan tapi pasti nama Gendis merambat naik dan mulai dikenal orang-orang. Beberapa orang yang mengenalnya ada yang meminta tanda tangan atau foto bersama saat bertemu dengan Gendis di luar, membuat Gendis merasa takjub pada pencapaiannya saat ini.Gendis baru saja keluar dari bangunan Citra Televisi ketika lagi-lagi ia bertemu dengan Rosa."Bu Rosa ..."Tiada senyum di bibir Rosa ketika Gendis menyapanya. Perempuan itu terlihat tegang yang membuat Gendis ikut kaku."Gendis, ikut dengan saya sekarang," kata Rosa tanpa basa-basi atau salam pembuka."Ke mana, Bu?""Ke rumah sakit.""Ke rumah sakit?" Gendi

  • Selir Hati Tuan Muda   Salah Sasaran

    "Ma-mami ... Sejak kapan Mami di sini?" tanya Rosa gelagapan."Memangnya kenapa? Kalian takut Mami mendengar semuanya?""Mami jangan salah paham dulu!" ujar Catherine ketakutan sambil berusaha memegang tangan mertuanya itu namun dengan cepat Martha menepisnya."Tadi Mami dengar katanya kamu mau membunuh Rosa. Itu betul?""Itu nggak benar, Mi. Itu hanya bercanda," sangkal Catherine dengan raut ketakutan. Semua image baik yang dibangunnya selama bertahun-tahun runtuh dalam sekejap."Ngeri sekali bercandamu, Cat. Bercandanya saja main bunuh-bunuhan, gimana aslinya?" Martha menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir pada kelakuan menantunya."Itulah salahnya Mami. Selalu saja suka menguping pembicaraan orang. Apa salahnya Mami tanya aku baik-baik?" Martha menatap Catherine lebih lekat mendengar perkataan Catherine yang terkesan sedang melawannya."Jadi kamu melawan Mami? Berani kamu sekarang?""Dari dulu aku memang berani, Mi. Aku nggak pernah takut pada siapa pun. Bahkan kalau aku ma

  • Selir Hati Tuan Muda   Terbongkarnya Rahasia Catherine

    "Bagaimana cara agar perut terlihat besar seperti orang hamil?"Rosa mengetikkan sepotong kalimat tersebut di search engine ponsel pintarnya.Di detik selanjutnya mulut perempuan itu ternganga ketika melihat jawaban yang keluar."Perut bisa terlihat besar dengan memakai perut silikon palsu."Tidak hanya itu saja, di mesin pencari tersebut juga tersedia link yang menghubungkan ke berbagai market place yang menjual perut palsu tersebut.Rosa menelusurinya sati demi satu. Terbukti jika perut-perut silikon tersebut sering digunakan orang-orang untuk berpura-pura hamil dan lebih seringnya digunakan dalam film atau sinetron-sinetron.'Apa mungkin Catherine menggunakan perut seperti ini untuk mengelabui orang-orang?' Rosa tidak henti bertanya di dalam hatinya. Rosa bertekad untuk membuka kebusukan Catherine. Namun bagaimana cara membuktikannya? Apalagi perempuan itu begitu licik.Belum putus asa, Rosa kembali mengunjungi toko-toko yang menjual perut palsu tersebut. Ia membaca satu demi satu

  • Selir Hati Tuan Muda   Memecahkan Teka-Teki

    Sudah sejak lama Rosa menaruh curiga pada Catherine. Gerak-gerik perempuan itu terlihat begitu mencurigakan. Terlepas dari persaingan mereka untuk menjadi pewaris harta sang mertua, secara pribadi Rosa tidak menyukai Catherine. Kecurigaan Rosa semakin menjadi ketika tahu wajah Bobby tidak mirip dengan Dexter apalagi Catherine. Malah dari hari ke hari anak itu semakin menunjukkan kesamaan fisik dengan Gendis. Hanya saja Rosa tidak punya bukti yang kuat selain perselingkuhan Dexter dan Gendis."Mami, lihat! Kakak itu jago banget masaknya. Kuenya bagus, Mi. Pasti enak," seru Kelly yang sejak tadi menikmati tayangan di televisi.Renungan Rosa terhenti. Dialihkannya tatapan ke arah televisi. Di sana sedang ditayangkan acara Junior Chef. Ajang kompetisi memasak anak-anak berumur sepuluh sampai tiga belas tahun."Kelly mau ikut acara itu juga, Mi.""Tapi Kelly masih kecil, Sayang. Umur kamu belum cukup. Nanti ya kalau udah sebesar kakak itu.""Masih lama ya, Mi?" Kelly tampak kecewa."Dua at

  • Selir Hati Tuan Muda   Kecurigaan Rosa

    "Selamat datang kembali di Indonesia, Ndis." Perempuan muda berambut sepunggung itu menggumam pelan ketika kakinya menapak di bumi seturunnya ia dari pesawat. Dengan tekadnya yang bulat Gendis memutuskan kembali ke Indonesia walau Laura menghalangi dengan bujukan menggoda.Selepas dari bandara Gendis menuju sebuah hotel untuk istirahat karena ia tidak punya tempat berteduh.Sambil membaringkan tubuhnya, ingatan masa lalu menyapa benak Gendis. Dulu saat dirinya diusir Catherine ia tidak punya tempat tinggal sama sekali bahkan ia pernah menjadi pemulung yang tidur di antara gunungan sampah.Lihatlah sekarang, Gendis bisa memilih ingin tidur di mana pun yang ia suka. Gendis sangat mensyukuri kehidupannya saat ini yang serba berkecukupan. Uang apresiasi sebagai best student sangat cukup untuk kehidupannya sendiri selama beberapa tahun ke depan.Setelah bangun tidur siang Gendis menghubungi Maya untuk memberi kabar bahwa ia sudah kembali berada di Indonesia.Cukup lama menunggu barulah May

  • Selir Hati Tuan Muda   Pulang Ke Indonesia

    Summer telah lama berlalu. Disusul oleh Autumn dan winter yang super dingin. Lalu saat ini Paris sedang berada di musim semi. Musim yang menyenangkan bagi para penduduknya.Pada musim semi orang-orang semakin banyak berkeliaran di jalan, menikmati suasana kota yang menyenangkan. Tak terkecuali dengan Gendis.Hari itu Gendis sedang duduk di taman berdua dengan Laura. Mereka baru saja pulang makan. France onion soup yang lezat membuat mereka kekenyangan."Apa rencanamu berikutnya, Ndis?" tanya Laura.Tanpa terasa sudah sembilan bulan Gendis di Paris. Minggu depan adalah jadwal kepulangannya ke Indonesia."Yang pasti melanjutkan hidup sih." "Kamu tidak punya rencana untuk membuka toko kue atau usaha kuliner lain?"Gendis menggaruk hidungnya. Uang saku yang diberi pihak Modeta tidak pernah ia pakai. Biaya tempat tinggal dan makan juga sudah ditanggung oleh pihak Modeta. Paling Gendis hanya belanja sedikit-sedikit sehingga uang sakunya masih banyak bersisa. Namun untuk membuka usaha, Gen

DMCA.com Protection Status