Share

Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku
Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku
Penulis: putrimaharani

bab1

Penulis: putrimaharani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-21 10:10:07

Matahari sudah berada di peraduannya, selesai berbenah di rumah. Shanum bergegas untuk pergi ke pasar. Namanya adalah Shanum, banyak orang sudah cukup tahu siapa ia sebenarnya. Wanita si pemilik agen sembako terkenal di pasar. Toko Berlian Sembako. 

Setelah selesai mengunci pintu, tiba-tiba seorang wanita berambut cepol dan wanita berkerudung hijau mendekatinya. "Mau ke pasar Shan?" tanya Bu Ratmi.

"Iya, Bu. Biasa lah, tugas." ucapnya tanpa mengindahkan jika akan muncul petir setelah ini.

"Eh Pak Jaka punya keponakan perempuan ya?" tanya Bu Ratmi.

"Keponakan? Yang mana ya?" tanyanya heran.

"Ituloh anak kuliahan, yang rada cakepan itu."

"Enggak punya keponakan perempuan perasaan." ucapnya tersenyum cemas.

"Oh, atau itu adiknya Gavin ya? Kok jarang kelihatan, enggak pernah keluar ya anaknya?" tanya Bu Lisa.

"Anak cewek? Ibu nih bisa aja, Gavin tuh anak tunggal, Bu. Mana pernah saya bilang si Gavin punya adik perempuan." ucap Shanum.

"Tuh kan bener, Jeng. Bu Shanum emang enggak punya anak perempuan." ucap Bu Ratmi.

Shanum mengernyit, ia membaca raut wajah mereka yang terkesan tidak percaya. Kenapa perasaannya mendadak tidak enak?

"Jadi gini loh, Bu. Kita sering banget liat Pak Jaka nganterin anak cewek sepantaran Gavin entah kemana. Kadang nganter dia pergi, kadang ke rumah sakit, kadang ke toko buku, kadang ke tukang foto kopi. Kita kira itu anak kedua Ibu." ucap mereka yang langsung membuat Shanum merasa cemas. 

Siapa ya anak perempuan itu? Setahu Shanum juga Mas Jaka tidak pernah punya kenalan anak kuliah. Entah kenapa perasaan tidak enaknya jadi mengarahkan ke pemikiran yang tidak baik. Apa mungkin... itu adalah anak simpanan rahasia Mas Jaka?!

"Tidak... tidak... aku tidak boleh berpikiran aneh seperti itu. Aku percaya sama Mas Jaka..." batin Shanum.

Shanum kembali berkata, guna menghindari kesalahpahaman disana.

"Mungkin Ibu-Ibu salah lihat kali, orang yang mirip sama suami saya emang banyak Bu. Mungkin cuma orang yang mirip sama suami saya aja kali." ucap Shanum mencoba untuk menghibur diri.

"Loh, suami Ibu pakai motor NMax kan? Dan helmnya warna hitam?" tanya Bu Lisa yang langsung membuat pemikiran Shanum jadi tidak enak kembali. 

"I-iya." ucap Shanum gugup.

"Nah, itu dia Bu. Itu suami Ibu. Kita enggak salah lihat kok." ucap Bu Ratmi semakin membuat Shanum merasa tersudutkan. Shanum terdiam dengan tanpa bisa mengatakan apapun.

"Masa iya sih? Selama tujuh belas tahun aku menikah, suamiku mencoba untuk...?" batin Shanum.

Beberapa saat kemudian. Shanum sudah tiba di toko agen milikku. Shanum menyapa beberapa dari mereka yang sudah sibuk bekerja sejak awal termasuk Intan yang sedang sibuk mengatur banyak barang yang nantinya akan didistribusikan ke toko-toko berbagai daerah jabodetabek.

Shanum melihat banyak barang sudah sebagian masuk ke dalam engkel didepan. Shanum mendekati Intan yang sedang mencocokkan jumah barang dengan faktur di tangannya. "Ini ada berapa toko, Tan?" tanyaku.

"Banyak Bu, ini kayaknya enggak cukup tiga truk." jawab Intan.

"Yaudah kalo misalkan enggak cukup hari ini bisa buat besok aja." ucap Shanum. "Oh gitu, oke Bu." ucapnya.

 "Oh iya, Bu." Intan kembali memanggil Shanum yang ingin segera meninggalkannya. Shanum menoleh ke arahnya lagi. Intan memberikannya sebuah ikat rambut berwarna pink. 

"Ini punya Ibu ya? Kayaknya tadi malam Ibu kesini ya terus ikat rambutnya ketinggalan." ucap Intan. Shanum mengernyit.

 "Loh, saya enggak kesini. Lagian saya enggak merasa punya ikat rambut seperti itu." ucapku

Shanum terkesan menyergah. "Itu punya salah satu karyawan sini kali?" tanyanya.

Intan tertawa.

"Ibu lupa ya? Karyawan perempuan disini kan cuma saya. Dan saya rambutnya pendek. Ya masa Pak sopir suka nguncirin rambut? Warnanya pink lagi, cucok deh." tawa Intan. Shanum sedikit ingin tertawa tapi rasa penasarannya semakin membuncah.  

"Apa mungkin itu Mas Jaka? Kadang kan Mas Jaka suka mampir ke toko untuk memeriksa hasil penjualan? Aku juga semakin yakin karena tumben-tumbennya tadi malam Mas Jaka pulang agak larut, padahal dia PNS. Meskipun ia tidak sering bertindak seperti itu, ia selalu rajin pulang tepat waktu."

"Coba sini ikat rambutnya saya ambil. Biar nanti saya tanyain suami saya." ucapnya seraya mengambil ikat rambut itu dari tangan Intan. 

"Bahkan jika dipikir, ikat rambut berwarna pink itu benar-benar identik dengan anak muda. Bahkan bisa dibilang pemiliknya sepantaran Gavin! Apa mungkin yang dikatakan tetanggaku benar?"

"Apakah mungikin semua ini adalah sebagian dari sinyal yang Allah singkapkan padaku...bahwa Mas Jaka benar-benar telah berselingkuh dibelakangku?"

Bahkan dia sudah memiliki anak yang sudah sepantaran dengan Gavin! 

Sekitar pukul 1 siang, Shanum pulang ke rumah untuk melaksanakan shalat dan istirahat untuk makan. Di jam setelah para karyawan Shanum istirahat itu, dirinya memang biasa pulang ke rumah, jadwal pulang Gavin juga pukul 2. 

Shanum biasa membelikannya makanan lauk matang karena tidak sempat masak. Tapi kadang juga Shanum membeli sayur dan lauk mentah untuk dimasak.

Selepas sampai di depan rumah, Shanum melihat Gavin sudah muncul dengan memarkirkan motornya di teras depan. Gavin mencium tangan Shanum seraya mengucap salam. 

"Tumben kamu udah pulang jam segini? Baru jam setengah dua loh, biasanya kan jam 2 kamu pulang." ucap Shanum. 

Anak lelaki tampannya yang mengenakan kemeja kotaknya sibuk membenarkan rambutnya didepan spion motor. 

"Ada rapat tadi. Males juga, ngapain lama-lama." ucapnya apa adanya.

Shanum langsung menegur. "Ngomong apa sih kamu? Harusnya kamu betah di kampusmu. Betah belajar, betah liatin buku." ucapnya, Gavin melihatnya. 

"Bu, sebenarnya nih ya.. kampus Gavin tuh terkenal angker banget! Kalo kita kelamaan disana pasti bakal berkemungkinan kita jadi korban. Ibu mau Gavin diiket di tiang jemuran sama hantu?" ucap Gavin yang coba menakuti Shanum karena dia tahu sekali kelemahannya Shanum mencubit hidungnya.

"Kamu nih, emangnya kamu bendera apa pakai segala diiket di tiang. Kamu pikir Ibu bakalan percaya gitu sama omongan kamu?" tanyanya seraya membuka dompet untuk mengambil kunci pintu rumah. Namun tiba-tiba ikat rambut berwarna pink menyembul dari dompet tersebut. Gavin yang melihatnya langsung bersuara. 

"Loh?"

"Ibu beli ikat rambut? Warnanya pink lagi." tanya Gavin. 

"Enggak, ini ikat rambut nemu." ucapnya.

Gavin terus melihat ikat rambut itu, serasa ia sedang coba mengingat-ingat sesuatu hal. 

"Kenapa kamu? bengong lagi." tanyanya.

"Kok bisa sama kayak punya Ghea ya?" tanyanya heran. Shanum mengernyit. "Siapa Ghea?"

"Pacar Gavin." ucapnya nyengir dan langsung mengambil kunci itu dari tangan Shanum, ia buka pintunya dan ngeloyor ke dalam. Tak tahu jika Shanum sedang menahan amarahnya dan akhirnya ia pun mengeluarkannya dengan kontan. 

"PACAR KATAMU?! TUNGGU KAMU! KAN IBU UDAH BILANG JANGAN PACARAN! BELAJAR YANG BENER."

Esok paginya.

Shanum segera melepas kepergian anak lelakinya dan sang suami. Mereka saling berpamitan dengannya kala itu. Mereka mengendarai kendaraan masing-masing dengan menempuh jalanan yang berbeda juga. Meski pada nyatanya ketika Jaka sudah pergi agak jauhan, dirinya mendadak hentikan motornya didepan komplek, ia pastikan sekitar kalau tidak ada orang yang melihatnya saat itu.

Ia segera keluarkan ponselnya dari saku dan telepon seseorang. Suara seorang perempuan yang cukup muda menimpalinya dari seberang. "Tunggu disana ya, sekarang saya jemput." ucap Jaka, perempuan itu mengiyakan.

Bab terkait

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   bab2

    Siang harinya Shanum mencoba mengecek persediaan barang yang ada di agennya ditemani bersama beberapa anak buahnya untuk sekaligus stock opname."Apa aja barang yang kosong, Tan? Biar sekalian belanja mumpung masih siang?" tanya Shanum. "Minuman ini, biskuit ini juga tinggal satu, teh kotak, sama apalagi ya...""Ditulis aja Tan.""Oke bu juragan."Intan pun menuliskan sesuai yang dititah setelah dirinya mengambil kertas sobekan. Mencatat segala macam yang kosong dan perlu distok ulang. Mendadak Intan teringat sesuatu. "Oh iya bu, waktu itu aku lupa kasih tau kalo waktu itu suami ibu ngambil 10kg beras. Ibu udah tau kan?" "Mas Jaka? Ngambil beras?" tanyanya curiga."Iya, udah bilang ke ibu kan ya? Katanya mau dikasih ke ibunya bu juragan." Ia membatin heran. "Kok bisa sih dia ngasih ibu tapi gak bilang-bilang aku? Aneh banget, ibu juga enggak ngomong kalo dikasih beras sama mas Jaka." batinnya. Malam harinya."Kamu tuh WA-an mulu sama si Ghea-Ghea itu! Ibu kan bilang jangan pacaran

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   bab3

    "Macet tadi?" tanya Shanum. Mas Jaka melepas helmnya dan membuka jaketnya. "Iya." jawabnya.Dia masih sibuk dengan beberapa hal termasuk menaruh helm ke tempatnya. Ia mendiamiku, yah dia memang pendiam sih."Mas, kamu kemarin ke toko ya? Ngambil beras? Katanya buat ibuku 10 kg? Kok gak ngomong sih?" tanyanya langsung ke inti. Mas Jaka melihat Shanum. "Kamu tahu dari mana?" tanyanya."Ada yang ngomong orang bawahanku." ucapku."O-oh. Iya." ucapnya, entah kenapa terdengar canggung di telinga Shanum. Meski masih percaya dan tidak terlalu memusingkan hal ini. Shanum mengambil helm darinya dan taruh ke tempatnya serta juga dengan jaket yang dipakainya lalu gantungkan. Mas Jaka sudah masuk ke dalam bersama Shanum. "Mas, aku rencananya mau ngajakin kamu makan malam sama Gavin dan pacarnya akhir pekan ini." ucap Shanum. Mas Jaka mendadak menghentikan langkahnya mengernyit heran ke arahnya. "Makan malam sama pacar Gavin? Dimana, disini? Emang kamu kenal sama dia?" tanya mas Jaka cemas. "Iya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   bab4

    Mas Jaka langsung cepat-cepat mematikan teleponnya dan membiarkan Shanum berdiri dihadapannya dengan tangan melipat di dada. "Kamu ngomong sayang kan barusan? Buruan ngaku!" "Sayang apanya? Kamu ngaco aja sih. Enggak kok, salah denger kamu.""Kamu kira aku budeg apa?" Mas Jaka semakin tercekat. Ia pun mulai beralasan. "Oh maksud kamu sayang itu... Gini loh... temanku kan punya anak, nah itu aku ngomong sayang ke anaknya. Anaknya kan masih kecil banget tuh. Lucu dia." "Bohong?" "Beneran, nih kalo mau telepon lagi mah." Shanum menimbang-nimbang perkataannya dan lantas berkata. "Yaudah aku percaya tapi kalo bohong awas aja. Nanti aku bakalan gantung kamu di tiang jemuran.""Tega banget, emang aku pakaian apa."Mereka pun saling masuk kembali ke dalam rumah. Mas Jaka mengambil kantung belanjaan yang tertinggal lalu membawanya masuk dan menaruhnya sembarang. "Gavin kok masih belum pulang ya? Betah dia disana kayaknya." "Yah kayak enggak tahu anak muda aja." jawab mas Jaka. "Ya jang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   bab5

    "Denger dulu, Num. Aku bisa jelasin." ucapnya mencoba untuk menyabarkanku. Shanum menangkis tangannya. Shanum mencoba untuk memukulnya lagi. "Dengerin dulu." ucapnya seraya memegang tangannya yang tidak bisa diam ingin memukul atau mencakarnya. "DENGERIN DULU!" teriaknya tiba-tiba yang langsung membuatku terpatung dan bungkam karena rasa kagetnya. Bahkan baru kali ini dia membentak Shanum seperti itu."Semua berawal sejak desember tahun lalu dan perempuan ini adalah Ghea dan dia bukan pelakor. Aku beberapa kali udah pernah ketemu Ghea sebelumnya bersama Gavin, mereka sering mengunjungi rumah sakit tempat aku dinas. Tapi hubungan kita waktu itu enggak lebih dari sekedar seorang Bapak dan anaknya. Lalu suatu hari aku melihat Ghea nangis di rumah sakit, ya aku pun nyamperin dia. Katanya dia baru kehilangan kakeknya yang sakit, yaudah aku temenin dia, nyabarin dia dan bayarin semua tunggakan rumah sakitnya karena dia bilang, dia enggak ada uang buat bayar tunggakan pengobatannya. Ya mula

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   bab6

    Ghea mengangkat kepalanya dan membuka kedua tangan yang mendekap wajahnya. Ia terkejut ketika melihat Jaka, pun sama dengan Jaka yang terkejut melihat kalau dia benar Ghea."Ghea ya? Kamu kenapa nangis?" tanya Jaka penasaran.Ghea masih terisak, ia segera usap kedua matanya yang dialiri deras air mata. Wajahnya tampak sendu dan sedikit berantakan, kedua matanya juga terlihat merah. Tampaknya sudah lama ia menangis seperti itu."K-kakekku meninggal...hiks.." ucapnya sambil terisak dengan air mata yang kembali mengalir, Jaka terkejut dan langsung menatapnya sendu. "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun." ucap Jaka prihatin, segera mengusap-usap punggung gadis itu. "Kamu yang sabar ya Ge." ucapnya menenangkan. Ghea masih terus terisak dan menyeka air matanya.Tak lama kemudian. Ghea pun sudah agak mendingan dan tidak menangis lagi setelah barusan aku membiarkannya mengeluarkan semua tangisnya. Sejak saat itu pun aku terus menemaninya, dengan dilandasi rasa prihatin."K-kenapa Om bisa ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   Bab7

    Mas Jaka tertunduk. Gavin melihat perubahan ekspresi ayahnya itu. Ia mendadak jadi merasa cemas, Gavin seperti menyadari ada rasa bersalah terpancar dari raut wajah ayahnya itu. Gavin pun mendekati Mas Jaka dan bertanya. "Itu bener, Pah? Bener yang diucapin sama Ibu?" tanyanya. Mas Jaka mengangguk, Gavin merasa sangat tidak percaya dicampur rasa kecewa saat itu, Mas Jaka berniat menjelaskan namun Gavin mengelak tangan Mas Jaka yang coba memegangnya. "KENAPA HARUS GHEA PAH?!""KENAPA JUGA PAPA TEGA DUAIN IBU?! MEMANGNYA PAPA ENGGAK TAHU KALO SELINGKUH ITU DOSA?! PAPA SENDIRI BILANG KE GAVIN UNTUK BERBUAT BAIK SAMA PEREMPUAN! TAPI PAPA SENDIRI KHIANATIN IBU!" "Sekarang tolong kabulkan permintaan aku, Mas. Talak aku! Biar aku bisa pergi sekarang juga!" ucapnya. Ia terdiam. "Ayo, Mas talak aku!" ucapnya kembali mencecarnya. "Kenapa kamu diam aja?! Kamu kan katanya cinta sama Ghea! Cuma kamu yang bisa ngertiin dia! Cuma kamu yang dia butuhkan! Mau jadiin dia istri keduamu! Memangnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   Bab8

    Di rumah sakit daerah Ciawi. Shanum terduduk di kursi tunggu yang tersedia didepan ruang rawat Nenek Aisyah. Shanum bingung harus bagaimana, Shanum tidak bisa meninggalkan Nenek Aisyah begitu saja.Tapi dari pihak keluarganya sudah ada yang Shanum hubungi. Itu adalah cucu Nenek Aisyah yang namanya terpampang paling awal di kontak ponsel sang nenek.Shanum menutup kedua matanya, merasa sangat cemas dengan keadaan Nenek Aisyah. Jujur aku trauma melihat kejadian seperti tadi.Almarhum ibuku pernah pingsan seperti itu didepanku, dan besoknya ia... meninggal.Aku sangat takut.Aku memeluk diri dengan tubuh gemetar. Tiba-tiba Shanum melihat bayangan seorang pria didepannya. Aku mendongak dan terkejut saat melihat pria tampan bertopi hitam dan didepannya."Anda? Yang menelepon saya?" tanya pria jangkung dengan tubuh ideal itu. Shanum bahkan tidak berkedip saat melihatnya. Gavin masih terus melihat keluar jendela kelasnya yang tak pernah pindah dan masih terus berada disamping kirinya. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   bab 9

    Malam harinya.Ghea dan adiknya, Kayla sedang berada didepan tv. Bedanya, Ghea sedang belajar sedangkan Kayla sedang sibuk menonton tv.Kayla yang masih berusia remaja sekitar anak SMP itu berkata. "Kak, kok Om ganteng enggak kesini sih? Biasanya kan dia bawain kita martabak. Aku laper tahu kak." tanyanya.Ghea yang kebetulan sedang sensi, langsung marah saat dikatakan begitu, ia langsung menegur adiknya itu. "Kamu tuh. Enggak usah ngarep-ngarepin kayak gitu. Kamu kalau mau ya tinggal beli, enggak usah maunya minta terus." ucap Ghea terkesan ngegas. Kayla tampak kaget dengan perubahan sikap kakaknya yang biasanya bersikap baik dan lembut padanya. "Iya, maap." ucapnya.Ghea kembali melihat ke arah bukunya. Meskipun selalu terlintas pemikiran tentang perkataan Gavin tadi.Entah kenapa. Ghea merasa sangat sedih dikatakan seperti itu. Wajahnya mendadak murung seketika. Ia pun langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan frustasi.Gavin pasti tahu semuanya, tentang hubungan antara ia d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13

Bab terbaru

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   106

    Tapi tentunya ia tidak bisa terus mendiamkan dirinya begitu saja, ia mesti menjawabnya."Iya, ibu gue hamil." ucap Gavin. Ghea terlihat sedih saat itu. Ia kemudian berkata. "O-oh selamat ya." "Iya, makasih." ucap Gavin masih melihat bagaimana raut wajah itu terpancar. Ghea sepertinya sedang membandingkan dengan kejadiannya kemarin saat keguguran. Ia sekaligus merasa terpukul dibalik rasa senangnya itu, dan Gavin tahu itu. Ia jadi merasa tidak enak. Entah apa yang dipikirkannya sekarang, jujur Gavin tidak mau mengutarakan hal ini tapi sayangnya ia tidak bisa melewatkan perkataan Ghea begitu saja. Shanum kini sedang berdiam diri dirumahnya dan sibuk menonton televisi, belakangan setelah menerima kabar dari dokter tentang kehamilannya, ia jadi lebih sering berada didalam rumah. Tidak lagi ke pasar, dan lebih menyerahkan masalah kerjaan kepada dua karyawannya. Rian juga menjelaskan kalau dirinya tidak mengijinkan Shanum pergi kemanapun selagi dirinya sedang hamil muda, karena khawatir y

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   105

    "Iya ngerti, tapi aku juga ngerti kalau mama kamu melakukan ini semua untuk kamu sendiri." ucap Shanum, membuat Rian sedikit menimbang perkataaannya. Rian diam saja saat itu. Rina entah kenapa jadi berterima kasih atas hal itu. Ia merasa sedikit tertolong atas pembelaan Shanum. Ia jadi merasa tidak enak dan berbalik respek dengannya. Setelahnya Shanum pun diajak pulang bersama Rian kembali. Namun Rina menahan Shanum mengikuti Rian ke dalam mobil, ia berbicara empat mata terlebih dulu dengannya. Memegang tangannya. "Makasih banget atas pembelaan kamu tadi, mama benar-benar menyesal sekarang udah ngelakuin hal kayak gitu ke kamu. Mama benar-benar meminta maaf ya Num, mama khilaf, mama janji enggak bakalan ngelakuin hal kayak gitu lagi, mama janji akan bersikap baik ke kamu setelah ini. Maafin kesalahan mama yang kemarin ya Num." ucap Rina penuh harap. Shanum tersenyum dan mengangguk. "Iya mah, enggak apa-apa." ucap Shanum. "Kamu memang baik Num, mama ngerasa bersalah banget sama kamu

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   104

    Shanum seusai dari masjid kembali lagi ke tokonya, dirinya merasa cukup aman disana bersama dengan Reza, lelaki itu tampak gagah berdiri disampingnya bahkan selama berada diperlindungannya ia merasa cukup lega, sekalipun Shanum merasa penasaran siapa sebenarnya orang yang menulis memakai lipstik merah tadi, apakah mungkin dia adalah pria yang selama ini mengincarnya? Shanum merasa sangat ketakutan, ia akhirnya sampai ke tokonya kembali. Namun mendadak ia mendengar ponselnya berbunyi. Ternyata dari Rian. "Saya udah telepon polisi barusan, sekarang lagi dilacak nomornya antara 2 kali 24 jam, nanti bakal dikasih tahu lagi hasilnya." ucap Rian. "Oh yaudah mas semoga aja bisa langsung ada hasilnya. Supaya kita enggak repot lagi nyari. Barusan juga ada yang neror aku lagi mas." ucap Shanum seraya membeberkan penjelasan tentang teror yang terjadi tadi, tak pelak semakin membuat Rian cemas. "Kamu yang sabar ya disana, palingan cuma sampai dua hari aja, nanti bakalan ketahuan hasilnya." ucap

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   103

    "Orangnya kabur mas?" Shanum mendekati Rian. Tentu Rian mengangguk. "Aku khawatir aja dia bakalan ngelakuin hal lebh dari ini." "Intinya mah yang penting hapenya itu, kita mesti dapetin informasi tentang dirinya secepat mungkin. Keburu dia kabur dari kejaran kita." "Iya, kamu udah telepon lagi tukang sentra hape itu?" "Bentar, saya telepon dulu. Mudah-mudahan aja sudah kelar." ucap Rian penuh harap, dirinya langsung menelepon sentranya dan lantas terhubung. "Hapenya sudah selesai pak, anda bisa kesini ya mengambilnya." ucap tukang hape itu, membuat Rian merasa sangat bersyukur atas hal itu. Ia benar-benar lega begitupun dengan Shanum.Ia pun memutuskan pergi dari sana. "Aku pergi ya. Kamu jaga diri disini." ucap Rian, Shanum meniyakannya seraya berkata. "Hati-hati ya." Shanum mendapatkan telepon dari Gavin, Shanum menerimanya. "Bu, katanya kemarin ibu diteror ya? Sekarang masih ada teror gak?" "Udah kamu enggak perlu khawatirin ibu, kamu jaga diri kamu aja ya disana. Banyakin bel

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   102

    "Belum, tunggu besok ya. Katanya perlu diperiksa dulu dalamnya, entahlah apa yang harus diperiksa. Mudah-mudahan aja bisa selesai secepatnya. Supaya kita bisa tahu siapa pelakunya." ucap Rian."Iya mas." Esok siangnya Diana sudah berada di tempat kerjanya, ia tak sengaja berpapasan dengan Gavin yang sedang membawa beberapa berkas dan buku yang cukup banyak. Diana segera dekati Gavin dan ambil salah satu bukunya. "Kalo bebannya terlalu berat, lo bisa kasih salah satu beban itu ke teman lo." ucap Diana seakan menyindir Gavin yang saat iut memang sedang kepayahan membawanya. "Sayangnya gue terbiasa melakukan apa-apa sendiri." ucap Gavin. "Hilih terlalu mandiri lo. Hati-hati, nanti kebiasaan sampe tua. Apa-apa sendiri." ucap Diana. "Selama enggak merepotkan orang gak masalah kan?"Mereka sambil jalan saat itu membawa buku dan berkas itu, jalan berdampingan. Gavin tiba-tiba nyeletuk. "Gimana nyokap lo? Jadi cerai?" tanya Gavin menyinggung."Kayaknya masih dalam proses." "Kasian banget

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   101

    Gavin semakin jengkel dengan sosok Ivan, dia memang benar-benar mesti diberi pelajaran, meski sayangnya ia langsung menahan itu semua karena dirinya tidak benar-benar ingin membuat keributan disana. Riko cukup sebal disana, dirinya segera berkata pada Nara. "Nar, lo tuh nyari ribut mulu bikin gue empet dengernya. Males banget sumpah ngedenger celotehan lo yang gak berguna itu. Cewek-cewek kok nyari ribut, sekalipun lo banyak harta dan ada Ivan di samping lo juga, enggak semestinya lo bersikap kayak gitu ke orang, emang lo sendiri enggak diajarin adab yang baik apa sama orang tua lo?" ucap Riko. "Halah pake segala ajarin gue adab lagi, orang tua gue aja gak pernah ngomongin gituan, adab segala." ucap Nara meremehkan. "Kalian sendiri emang adabnya udah baik hah?" tanya Ivan heran. "Udahlah jangan pada ribut." ucap Gavin yang kemudian angkat bicara. "Ayo dong Vin panggil ibu sama Ghea. Ayo kita tunggu kok. Ibuuuu aku mencintaimu." ucap Nara membuat beberapa dari mereka termasuk Gavi

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   100

    "Tapi om Rian gimana bu? Udah tahu soal ini?" tanya Gavin cemas. "Iya udah tahu, makanya mau menyewa pengawal buat ibu." ucap Shanum. "Oh gitu, kayak waktu itu ya bu. Yaudah kalo itu yang terbaik. Mudah-mudahan aja setelah itu udah enggak ada lagi yang neror ibu." ucap Gavin. "Iya ibu juga pesen ya sama kamu supaya kamu hati-hati disana, khawatirnya yang neror ibu juga berkemungkinan neror kamu juga.""Enggak kok bu, Gavin aman disini.""Hati-hati aja ya nak." "Iya." Esok paginya Shanum sudah berada di pasarnya, ia bersama seorang pengawal yang berjaga didepan kiosnya. Ia merasa lebih lega sekarang, ia juga lebih leluasa untuk pergi kemanapun, bahkan saat ini ia memutuskan untuk pergi membeli sayuran, ia berkeinginan untuk memasak buat nanti sore, khawatirnya Rian bosan beli diluar terus. Masih didalam pasar, ia membelikannya. Ketika sedang berbelanja, tentu sang penjual sayur yang sudah kenal lama dengan Shanum lantas berbisik padanya. "Itu siapa? Suami baru yang ketiga ya?" ta

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   99

    "Gak ada." "Perawakanny kayak gimana coba?" tanya Rian."Pakaian serba hitam, dia setinggi kamu mas. Dan kayaknya dia juga seumuran kamu." ucap Shanum. "Hmm siapa ya. Kamu apa mau saya laporkan polisi tentang kasus ini?" tanya Rian."Enggak mas, gak usah." "Yakin gak mau? Ini masalahnya udah menakutkan loh kayak gini, mengancam nyawa." "Iya mas." "Saya laporkan aja ya." ucap Rian. "Yaudah." "Apa perlu saya nyewa bodyguard untuk melindungi kamu?" tanya Rian. "Emang gak ngerepotin kamu mas?" tanya Shanum. "Enggak kok, usahakan dalam waktu ke depan ini kamu jangan keluar rumah dulu ya, khawatirnya orang itu muncul lagi. Atau sampai para bodyguard itu ada." ucap Rian."Iya mas, makasih ya."Beberapa jam sebelumnya.Ghea keheranan melihat Jaka tampak marah seperti itu. Bahkan sampai menaruh hape yang dipegangnya kasar. "Barusan mbak Shanum?" tanyanya. "Ini gara-gara kamu yang terlalu lama berurusan dengan mereka!"Ghea makin mengernyit heran. Kok jadi?"Kalau kamu enggak berur

  • Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku   98

    Shanum kini sedang sendirian di kamarnya mengecek di komputer barang masuk dan keluar. Ibunya sedang pergi ke sawah sekarang. Sepertinya mulai dari siang ini sampai maghrib nanti dirinya akan terus sendirian, namun tiba-tiba saja muncul ketukan pintu. Shanum heran, apakah mungkin itu ibunya? Tahu saja barusan Shanum mengunci seluruh pintunya khawatir ada penyusup masuk, ia masih berpikir kalau yang mengetuk pntu saat ini adalah ibunya, ia lantas membuka kunci pintunya dan buka. Namun tiba-tiba saja tidak ada siapapun disana. Shanum mulai cemas. Kenapa bisa tidak ada orang padahal terdengar sangat nyaring suara orang yang mengetuk. Shanum lihat sekeliling namun tidak dirinya temukan siapapun disana, sepi sekali malahan, Shanum mulai curiga, apakah hanya orang iseng? Atau jangan-jangan.... Orang yang memberikan ancaman teror di whatsapp? Shanum ketakutan, ia sesegera mungkin langsung menutup pintunya dan kunci. Namun tiba-tiba saja muncul suara gebukan pintu yang sangat kencang hingga

DMCA.com Protection Status