Keesokan pagi nya, Alex dan Hilda sudah terlihat rapi dengan baju ala kantoran yang mereka pakai. Mereka berdua sedang sarapan. Terlihat Elica turun dari kamarnya dengan menuruni tangga. Dia berjalan ke arah meja makan yang memperlihatkan ibu nya dan Alex.
Elica pun duduk dihadapan ibu nya. Sedangkan Alex berada di tengah.
"Pagi semua" sapa Elica dengan nada malasnya lalu duduk.
"Pagi sayang, kau mau sarapan apa? Roti atau sereal?" Tanya sang ibu dengan lembut.
Dengan mengacuhkan ibunya, Elica tidak menjawab. Malah mengambil roti tawar yang dihadapan nya lalu memakannya langsung. Melihat sikap Elica, baik ibunya dan Alex kini tengah memandang kearah Elica.
"Kau ada kelas hari ini, sayang? Apa mau berangkat bersama Mommy?"
"Aku tidak masuk hari ini" jawab Elica Acuh.
"Aku akan ingin bertemu Daddy, mungkin aku akan menginap disana malam ini" lanjut nya
Mendengar hal itu baik Hilda dan Alex langsung menghentikan makan mereka dan menatap ke arah Elica.
"Untuk apa kau kesana sayang?" Tanya sang ibu.
"Aku rindu Daddy, Mom. Apa itu salah? Mommy mau melarang ku?"
"Tidak apa-apa Elica, aku memperbolehkan mu menginap disana. Lagi pula dia juga orang tua mu kan" kini Alex pun buka suara
"Aku tidak meminta persetujuan dari mu atau pun dari Mommy. Aku hanya memberi tahu saja"
"Elica, bisakah kau berbicara sopan kepada Alex? Walaupun bagaimana pun dia akan menjadi Daddy mu juga" ucap Hilda, ibu Elica.
"Aku tidak akan pernah menganggap nya sebagai Daddy ku sampai kapanpun. Daddy ku hanya satu. Bagaimana bisa aku menganggap orang yang pantas nya menjadi kekasih ku tapi malah akan menikah dengan ibu ku sendiri. Memalukan bukan?" ucap Elica dengan nada sinis yang menyindir kedua orang yang ada di hadapannya.
Plakkk
Seketika ibu Elica langsung menampar pipi Elica. Mendapatkan perlakuan tersebut Elica langsung diam dengan posisi wajah yang menghadap ke samping karena tamparan ibu nya.
Sedangkan ibu Elica langsung menutup mulutnya. Dia sangat menyesal dengan apa yang dia lakukan kepada putrinya.
"Elica maafkan Mommy, tadi.."
"Aku benci kalian"
"Elica.."
Elica pun Langsung meninggalkan meja makan dan langsung naik keatas kamar nya. Dia menutup pintu kamar nya dengan sangat keras dan menangis sejadi jadinya sambil memegang pipi nya yang sangat perih.
Dia tidak percaya, sosok ibu yang dulu sangat ia kagumi, sekarang berubah drastis hanya karena sebuah harta. Dan rela menyakiti perasaan suami dan anak nya. Ditambah ibu nya akan menikah dengan lelaki yang pantas nya menjadi anak nya sendiri. Sebenarnya Elica sangat malu.
Setelah puas menangis, akhirnya Elica bergegas untuk bersiap pergi dari rumah Alex. Dia pergi dengan langkah yang tergesa-gesa namun saat dia menuruni tangga ibunya melihat jika Elica akan pergi.
"Elica kau mau kemana, dengar Mommy. Mommy minta maaf soal tadi. Jadi Mommy mohon___"
"Cukup. Aku ingin sendiri Mom. Jadi biarkan aku pergi" ucap Elica sambil menepis tangan ibu nya yang menahan nya. Dia pun pergi.
"Elica___"
"Sayang, sudah biarkan. Dia butuh waktu"
Tiba-tiba Alex sudah di belakang hilda, dan menahan Wanita itu mengejar anaknya.
*********
Nyatanya ditempat lain Elica tidak pergi ke rumah ayah nya, karena dia tahu sepagi ini ayah nya pasti sedang bekerja. Akhirnya Elica hanya duduk di taman. Di sana banyak anak kecil yang sedang bermain dengan orang tua nya.
Elica pun memperhatikan seorang anak perempuan yang sedang bermain dengan ibu nya. Hal itu pun mengingatkan dia kepada masa kecilnya dulu. Keluarga mereka sangat harmonis dan lengkap.
Saat Elica masih berusia 12 tahun, ibu nya selalu mengajak nya piknik setiap hari libur walaupun hanya di halaman belakang rumah nya. Dan ayah nya akan pulang kerja di sore hari. Dulu ayah Elica seorang pengusaha, namun karena salah satu teman ayah korupsi di perusahaan ayah nya, mereka pun bangkrut.
Disaat itu pula, ibu Elica yang selalu hidup mewah tidak terbiasa dengan kesederhanaan. Hingga tahun berikutnya keluarga mereka berantakan. Apalagi ibu nya selalu meminta cerai dengan Ayah nya. Namun ayah masih teguh dengan rumah tangga nya ini, dan sang ayah juga masih memikirkan masa depan Elica. Buktinya saja, walaupun hidup mereka serba kekurangan, sang ayah masih kekeh ingin Elica melanjutkan kuliah sampai akhir.
Dan semua kebutuhan ibu nya pun berusaha ayah cukupi. Ayah nya memang orang yang sangat tanggung jawab, namun ibu nya tidak bisa melihatnya itu semua. Ditambah datang nya Alex, yang membuat ibu nya semakin lupa dengan suaminya sendiri. Membuat Elica sangat geram. Karena ibu nya menjadi orang yang sangat matre dan silau dengan harta orang lain.
Akhirnya ayah nya pun pasrah, dan menyetujui perceraian tersebut.
Saat Elica sedang melamun tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan es krim di depan wajah nya. Elica pun menoleh ke belakang ternyata itu adalah Alex. Elica pun langsung memasang wajah datarnya.
"Sangat disayangkan, pagi yang cerah seperti ini wajah mu terlihat muram. Makan eskrim ini, supaya mood mu kembali" ucap Alex
"Untuk apa kau kesini, kau mengikuti ku?" Alex pun tertawa mendengar ucapan Elica
"Anggap saja iya"
"Dasar tidak punya kerjaan" ketus Elica
"Untuk calon anak tiri, apapun akan aku lakukan. Bukankah kedengarannya bagus?"
"Menjijikan"
"Kenapa kau selalu berbicara kasar pada ku, nona?"
"Karena kau pantas mendapatkan nya"
"Baiklah aku anggap itu sebagai pujian, aku punya sesuatu untuk mu" ucap Alex, dia pun meletakkan es krim yang dia bawa di bangku taman. Dia merogoh sesuatu di dalam jas yang dia kenakan.
"Ini untuk mu" ucap Alex sambil memberikan sebuah kunci mobil untuk Elica. Elica pun tidak bergeming, dia hanya diam saja bahkan tidak mengambil kunci mobil itu.
"Ambil lah, bukan kah kemarin kau yang meminta nya, aku sudah menepati janji ku bukan. Kau sudah mencium ku dan aku memberi mobil. Menyenangkan bukan menjadi anak tiri ku"
Mendengar hal itu elica pun langsung tersenyum kecut, rasa nya dia ingin sekali memukul wajah pria yang ada dihadapannya ini.
"Jadi kau mau melakukan apapun asal aku menuruti kemauan mu?" Tanya Elica
"Jika kau setuju"
"Baiklah, bagaimana jika kau batal kan pernikahan mu dengan ibu ku, kau menyanggupi nya?" Tantang Elica kepada Alex.
Sedangkan Alex membalas nya dengan seringai.
"Apa yang aku dapatkan jika aku membatalkan nya, kau harus memiliki sesuatu yang sangat berharga untuk menukar nya Elica"
"Aku bisa memberikan mu, wanita-wanita yang lebih menarik dan pasti nya lebih cantik daripada ibu ku"
Sontak Alex pun langsung tertawa mengejek.
"Kau sangat lucu Elica, untuk apa aku mendapat kan wanita-wanita itu, sedangkan aku saja masih bisa mendapatkan nya dengan cara ku sendiri. Aku menolak nya"
Elica pun terlihat kesal dengan ucapan Alex, dia masih berfikir hal apapun yang bisa dia lakukan asal ibunya tidak menikah dengan pria bajingan seperti Alex.
"Lalu apa mau mu?" Tanya Elica lagi.
"Mudah, jadilah wanita ku Elica. Jika kau mau aku membatalkan pernikahan aku dengan ibu mu, maka kau harus bersiap sebagai gantinya. Bagaimana?"
"Kau gila, aku tidak mau"
"Semuanya terserah pada mu sayang, kau pilih atau tidak aku tidak keberatan. Lagi pula aku juga tidak akan menikahi mu jika kau setuju dengan tawaranku. Kau cukup menjadi wanita ku dan menjadi penghangat di ranjang ku. Terlepas dari itu kau bebas melakukan apapun semau mu. Tapi tidak terkecuali berhubungan dengan pria lain."
"Kau janji akan membatalkan pernikahan dengan ibu ku?" Tanya elica memastikan.
"Aku bukan orang yang suka ingkar janji Elica"
Elica terlihat masih berfikir, sebenarnya dia ragu. Apakah dia harus melakukan semua ini atau tidak. Tapi dalam hati sudah yakin untuk menerima. Demi keutuhan keluarga nya seperti dulu.
"Baiklah aku terima"
"Good Girl, Ingat janji mu Elica"
"Ingat juga janji mu untuk membatalkan pernikahan ibu ku"
"Sure honey"
Detik berikutnya Alex pun langsung menarik wajah Elica dan mencium nya.
TBC.
vote dulu jangan lupa dan tinggalkan komentar setelah membaca Malam hari pukul 12 malam, Elica dan Alex terlihat pulang bersama. Jangan berfikir Mereka tidak melakukan hal di luar batas hingga pulang selarut ini. Hanya saja Alex meminta Elica untuk menemaninya makan malam juga. Elica berniat menolak, namun sial nya Alex mengancam nya dengan pernikahan bersama ibu nya. Elica pun hanya bisa menuruti kemauan Alex saat ini. Mereka berdua terlihat memasuki Mansion mewah Alex. Dan sepertinya semua orang sudah tertidur. "Kalian dari mana?" Tanya Hilda tiba-tiba yang membuat Alex dan Elica terkaget. "Sayang kau belum tidur?" Ucap Alex mendekati Hilda berniat mengalihkan pembicaraan. "Belum. Aku menunggu kalian, kenapa kalian bisa pulang bersama?" "Tadi aku bertemu Elica di luar. Dia sedang bersama temannya. Jadi aku mengajak nya untuk pulang bersama" Jelas Alex berbohong. "Benarkah itu Elic
Malam hari Elica dan ayah nya sedang menonton tv bersama. Elica memposisikan kepalanya di pangkuan sang ayah. hal yang sudah lama dia tidak lakukan, membuat nya merindukan kenangan bersama keluarga dulu sebelum semua kehancuran ini terjadi. sang ayah pun fokus ke layar tv sambil mengelus rambut halus Elica. Dia senang karena malam ini tidak merasa kesepian karena ada anak kesayangan nya yang menginap di rumah. "Daddy" "kenapa sayang?" "apa Daddy masih mencintai Mommy?" sejenak sang ayah tidak langsung menjawab pertanyaan Elica. "Daddy selalu mencintai kalian. entah itu Mommy mu ataupun kau Elica. Daddy rela melepaskan Mommy mu asalkan dia bahagia dengan kehidupan nya sekarang, begitu pun juga kau nak. Bagi Daddy kebahagiaan kalian lebih penting daripada diri Daddy sendiri" Elica pun terdiam mendengar ucapan ayah nya. Bagi Elica di dunia ini pria yang terbaik adalah ayah nya. tempat dia pulang, dan tempat dia mengadu semua nya.
Jangan lupa Like vote dan tinggalkan komentar setelah membaca....Hargai karya Author...Keesokan harinya Elica pergi ke apotek untuk membeli pil kontrasepsi. Dia sadar betul sudah dua kali dia tidur dengan Alex tanpa menggunakan alat kontrasepsi, dan Elica pun tidak ingin menanggung resiko jika kedepannya dia akan hamil anak pria Brengsek itu.Mengingat tadi pagi Elica hanya ditinggalkan begitu saja di kamar setelah Alex berhasil meniduri nya lagi. Sialan memang.Mobil Elica terlihat sudah sampai di Apotek. Dia pun turun dan bergegas masuk ke dalam."Elica"Panggil seorang wanita yang sontak membuat Elica menoleh. Sesaat Elica pun mengangkat sebelah alisnya setelah melihat wanita tersebut."Kak mia"Wanita itupun terlihat berjalan mendekat kearah Elica. Dia adalah Mia, anak dari bibi nya."Hai Elica, aku tidak menyangka bis
Vote dan Like dulu sebelum baca, dan tinggalkan komentar setelah membaca.Hargai karya Author yah...3 hari kemudian.Elica terlihat masih tiduran di ranjang nya, padahal hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Namun dia juga belum beranjak sedikit pun dari tempat tidur nya itu. Mengingat hari ini dia juga tidak masuk kuliah karena sedang tidak enak badan, tapi 15 menit yang lalu Leo tiba-tiba menelpon nya dan mengajak dia makan siang bersama dengan alasan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Elica.Jadi dengan terpaksa Elica pun harus bergegas untuk Bagun dari tidurnya itu.Bahkan Elica pun tadi pagi juga tidak ikut sarapan bersama, karena dia yang minta agar makanan nya di bawakan ke kamarnya. Tapi sepertinya ibu nya juga tidak menghiraukan hal itu, mungkin karena ibu nya juga sedang sibuk mengurus pernikahannya.30 menit berlalu, Elica sudah berbeda dari sebelumnya. Dia sudah rapi den
Budayakan vote dulu sebelum membaca ya beb...Dan tinggalkan komentar setelah membaca....Plaakkk....Elica terlihat sangat marah atas apa yang Alex ucapkan di menampar Alex hingga wajah Alex menoleh ke samping sangking keras nya tamparan tersebut. Tanpa Alex sadari ucapan nya itu sangat merendahkan diri Elica secara langsung."Bajingan kau Alex. Kau tidak pantas mengatakan hal itu padaku. Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau perbuat kepada ku? Kau sudah merusak ku dan juga hidup ku, BRENGSEK" teriak Elica di depan wajah Alex, tak hanya Elica. Alex pun juga terpancing emosi dengan teriakan Elica.Dengan cepat Alex langsung mendorong Elica sambil mencekik leher nya."Kau pikir kau siapa bisa berteriak di depan ku, hah. Kau harus nya sadar Elica, kau itu hanya jalang di mata ku. Padahal aku sudah menawarkan banyak hal menguntungkan pada mu. Tapi begini kah cara terimakasi
Follow IG : @akiokokoru_69Budayakan vote Like dan tinggalkan komentar setelah membaca.Meskipun baru pertamakali Elica bertemu dengan teman-teman Leo, namun mereka semua sudah akrab dengan kedatangan Elica. Hal yang Elica syukuri juga, semua pikiran negatif nya pada teman Leo tidak lah benar. Termasuk Disa, dia adalah wanita yang menyambut Elica dengan antusias. Wanita dengan rambut pendek itu selalu menemani Elica dengan obrolan dan celoteh nya yang tidak bisa diam."Kau tidak minum Elica?" Tanya Disa."Tidak. Aku akan menyetir untuk pulang nanti""Ah begitu, ku kira kau kesini dengan Leo tadi. Tapi tidak asyik jika kau belum minum, cobalah sedikit saja" Ujar Disa kemudian menyodorkan segelas kecil Vodka pada Elica."Dia tidak mau Disa, jangan memaksa nya" Leo yang mulai geram karena Disa menyuruh Elica minum, akhirnya merebut gelas tersebut dari tang
Follow IG : @akiokokoru_69Jangan lupa vote Like dan tinggalkan komentar setelah membacaSiang hari Leo sengaja pulang ke apartemen nya untuk membawakan Elica makan siang. Dia telah sampai di depan pintu kemudian menekan kode apartemen nya. Leo pun masuk dan mencari keberadaan Elica, namun beberapa saat dia telah berkeliling menyusuri ruang apartemen nya, diapun belum menemukan keberadaan Elica.Leo pun langsung merogoh saku nya dan mengambil ponsel milik. Dia menelpon Elica, namun ponsel nya juga tidak aktif. Dia pun makin bingung dan cemas akan keberadaan Elica sekarang. Leo kembali menelpon seseorang yang tak lain adalah penjaga yang ada di Club nya. Menanyakan apakah Elica telah mengambil mobilnya yang berada di Club nya atau tidak, namun dia mendapatkan jawaban jika mobil Elica masih terparkir disana.Karena dia tidak mendapatkan keberadaan Elica akhirnya Leo memutuskan untuk kembali ke kantor n
Vote Like dan tinggalkan komentar jangan lupa.Mereka berdua akhirnya sampai, ternyata Alex membawa Elica ke apartemen milik nya. Dulu sebelum Alex bertemu dengan Hilda, dia lebih memilih tinggal di apartemen mewah tersebut. Karena sekarang ada Hilda dan Elica, jadi dia memutuskan untuk pindah ke rumah besar nya.Alex langsung menyuruh Elica untuk turun, mau tidak mau Elica pun menuruti nya. Dengan cepat Alex pun langsung menggandeng tangan Elica, agar wanita itu tidak lari. Mengingat tadi di mobil Elica memberontak ingin turun.Dan Elica mengernyitkan dahinya, ketika tau Alex membawa nya kesebuah apartemen. Mereka memasuki Lift dan tangan Elica pun masih di genggaman oleh Alex. Tak lama mereka pun sampai di pantai 25, Alex langsung menekan tombol kode pintu apartemen. Setelah pintu terbuka Elica masih berdiri dan menolak untuk masuk ke ruangan tersebut meskipun Alex mencoba menarik tangan nya. 
Elica POV.Entah sampai berapa lama aku akan bertahan. Disakiti oleh orang yang sama dalam waktu yang berulang-ulang. Sakit, adalah hal paling akrab dengan ku akhir-akhir ini, seperti luka yang basah dan selalu di beri garam saat aku bersuara.Kau, bukankah dulu pernah mengatakan mencintai ku. Ucapan mu bagaikan angin yang berhembus ke telinga ku, terdengar meyakinkan tetapi cepat berlaluJika memang takdir tidak mengizinkan ku bahagia, lalu mengapa aku selalu berikan rasa sakit oleh dia. Aku lelah, bagaikan pasir putih yang diterpa ombak laut, aku ingin menghilang. Terkadang aku berpikir, Kenapa Tuhan memberikan ku seorang malaikat kecil, yang kini berada di perutku. Aku bahkan tidak bisa menjaga diri ku, tetapi kenapa Tuhan menitipkan nya pada ku. Aku sungguh tidak mampu, maafkan aku."Kepala ku pusing sekali" aku membuka mata ku seraya memegangi kepala ku, dan tersadar jika semalam aku tertidur di samping ranjang dengan posisi terduduk.Aku ingat jika aku menangis sangat lama dan
Alex menghentikan laju mobil di depan sebuah gedung yang cukup tinggi. Pria itu membawa koper yang biasa dibawa untuk bekerja, dan kemungkinan didalam nya terdapat dokumen yang sangat penting.Berjalan menghampiri meja resepsionis yang menyambutnya dengan sapaan sopan. Setelah Alex mengatakan jika dirinya telah memiliki janji dengan sang pimpinan, si resepsionis tersebut pun mengantar Alex menuju ke ruangan yang bertuliskan "Direktur".Mengetuk pintu ruangan tersebut satu kali dan tidak lama terdengar suara dari dalam yang mengizinkan nya untuk masuk."Tuan Andrew" sapa Alex sesaat setelah membuka pintu dan masuk keruangan itu."Oh Alex, kau datang. Silahkan duduk" ujar Tuan Andrew yang tidak lain adalah ayah dari Bianca.Kedua orang tersebut memang sudah memiliki janji untuk melakukan kerja sama antar perusahaan. Tuan Andrew seorang pemilik Hotel berkelas di kota New York, yang meminta agar Alex bisa bekerja sama dengan perusahaan miliknya. Karena pria paruh baya itu sangat mengingi
Curang itu adalah salah satu cara dari permainan, yang terpenting adalah menang.Permainan ini sangat lah melelahkan. Bukan hanya diri ku tapi hati ku juga merasakan hal yang sama. Perasaan ku bagi mu seolah hanyalah sebuah tali, yang kadang kau tarik dan kadang kau ulur kembali.Jika kehadiran ku hanya untuk melihat sandiwara, harus nya kau juga bisa bersandiwara untuk tidak mengetahui keberadaan ku.********"apa?"Elica menggelengkan kepalanya tegas, tentu saja dia sangat menolak hal tersebut."Tidak. Dia anak ku Alex, kau tidak bisa mengambil nya."Alex terlihat berdiri dari duduknya. Pria itu menghampiri Elica yang kini terlihat berantakan dan lagi bekas air mata di pipi nya yang masih belum menghilangkan sempurna. Menggambarkan jika perempuan itu sedang panik."Aku akan memberi mu pilihan. Tinggalkan
"Elica..." Ucap Alex"Hm""Bisakah kedepan nya kita hidup bersama menjadi satu keluarga?"Keduanya saling bertatapan cukup lama, karena Elica juga tertegun dengan ucapan Alex baru saja.Elica lah yang memutuskan kontak mata dengan Alex, dia tersenyum seraya melihat kearah perut nya yang sudah besar itu.Dia mengelus perut nya sendiri dengan lembut, layaknya dia tengah menyentuh calon buah hati nya secara langsung."Kau sering mengatakan hal itu Alex, dan kau pasti tau jawabannya." Ujar Elica dengan tenang."Tapi kau tidak memberi ku kesempatan apapun Elica." Sahut AlexElica menatap lagi Alex dengan tatapan hangat. "Bukankah kita bisa mengasuh anak ini bersama-sama, tanpa harus ada pernikahan. Apakah itu bukan suatu kesempatan bagi mu?" Tanya Elica yang mulai serius."Tidak cukup
Jika kau menyakiti ku satu kali, maka aku akan mencari alasan seribu kali untuk memaafkan mu lagi. Namun jika kau nyaman dengan masa lalu kelam mu, maka aku akan memilih pergi dengan harapan kecil pada masa depan. Tapi satu hal yang harus kau ingat, saat aku pergi mungkin aku tidak akan pernah kembali untuk jatuh lagi pada kesalahan yang pernah ku perbuat.Kesalahan karena aku di pertemuan dengan mu, kesalahan karena aku memberikan semua dunia ku padamu, dan kesalahan karena aku mencintaimu.*****Terlihat mobil BMW berwarna hitam milik Alex memasuki pelataran rumah besar. Tidak lama pria itu keluar dari mobil tersebut dan membanting pintu mobil saat menutup nya kembali.Alex dengan ekspresi wajah dingin nya langsung masuk begitu saja ke dalam rumah.Dia terlihat berantakan karena masih menggunakan pakaian yang kemarin dia kenakan. Hanya saja yang kurang jaket yang di pakai nya tadi malam tida
Konten 18+Dibawah umur harap sadar diri. Dosa ditanggung sendiri.Bianca sangat kesal pada Alex yang terang-terangan mengusir nya dari rumah besar. Padahal tadinya Bianca merasa senang karena Alex tidak pulang bersama Elica, namun apa yang dia dengar dari mulut Alex membuat nya sangat Emosi."Aku tidak mau pergi. Aku akan membicarakan hal ini pada ayah ku, jadi kau tidak bisa mengusirku begitu saja Alex" pekik Bianca yang merasa tidak terima."Itu terserah pada mu. Yang jelas aku lah pemilik rumah ini jadi kau tidak bisa menentang apa yang aku ucapkan"Setelah mengatakan itu, Alex pun memilih pergi meninggalkan Bianca dan berjalan menuju kamarnya yang ada di atas. Bianca melihat punggung Alex yang mulai menghilang dengan tatapan tajam nya.Sejak awal tujuan nya kemari adalah ingin memiliki Alex. Ternyata benar kabar yang beredar jika Alex merupakan orang yang sulit di tak
Hari ini terlihat cerah. Cahaya matahari pun masuk ke celah jendela kamar Elica. Dia menggeliat pelan dari tidurnya yang terasa nyaman, perlahan Elica pun membuka matanya. Rupanya hari sudah pagi, Namun raut wajahnya seketika itu terlihat berubah. Sesaat setelah semua nyawanya terkumpul karena tidur nyenyak nya dan teringat kembali jika kejadian kemarin yang dia alami bukanlah mimpi. Elica tersadar jika sekarang dia sudah tidak memiliki sosok ibu lagi.Mata sembab dan lingkaran hitam di bawah mata nya adalah bukti jelas bahwa kemarin dia tidak hentinya menangis mengiringi kepergian sang ibu. Dan hari ini dia kembali menangis, entah sampai kapan duka di hati nya hilang.Elica pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.Dan setelah menghabiskan 30 menit, akhirnya Elica keluar dari kamar nya berjalan kearah dapur. Dia melihat ayah nya sedang membuat sesuatu disana."Dad.."Alber
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Irene terbangun dari tidurnya karena tenggorokan nya terasa kering, dia pun memilih untuk beranjak mengambil air yang berada di atas nakas kecil di sudut kamar. Namun sayangnya gelas tersebut sudah kosong, dan membuat dirinya harus turun ke dapur untuk mengisi air lagi.Seluruh ruangan terlihat gelap saat Irene menuruni tangga, pikir nya mungkin semua orang sudah tertidur. Setelah selesai mengisi air pada gelas kembali, Irene langsung naik lagi ke lantai dua kamar nya berada. Namun dia melihat sedikit cahaya dari ruangan kerja Alex karena pintu tidak tertutup dengan sempurna.Menandakan jika Alex belum tidur. Irene dengan membawakan gelas yang ada di tangan nya pun berjalan menuju ruang kerja Alex. Langkah pelan nya tidak menimbulkan suara sedikit pun. Tetapi sesampainya dia di depan ruangan tersebut, Irene mendengar Alex sedang berbicara. Dan pikir nya mungkin Alex sedang menerima telepon. Akhirnya Iren
Sesudah sarapan tadi, Bianca lebih memilih untuk menahan emosi dan rasa ingin tahu nya. Mungkin nanti dia akan langsung bertanya pada Alex empat mata tentang hal yang diungkapkan Irene tadi. Bianca sudah paham betul jika Tante dari Alex tersebut tidak menyukai dirinya, namun hal itu tidak memupuskan keinginan Bianca untuk mendapatkan Alex. Dan entah mengapa, Bianca pun kini sangat tidak menyukai perempuan bernama Elica itu. Jika dilihat, sepertinya usia Elica masih di bawah Bianca. Hal itu malam membuat Bianca semakin bersemangat untuk tidak kalah dari Elica si anak kecil. Karena Bianca yakin, perempuan itu tidak lebih dari seorang pelacur seperti hal nya perempuan di luar sana yang gila harta. Sedangkan Irene dan Alex terlihat sedang duduk bersama di ruang tv, melihat acara yang sebenarnya sangat membosankan. "Tante akan mengajak Elica keluar hari ini" ucap Irene membuka suara namun dengan m