Malam hari Elica dan ayah nya sedang menonton tv bersama. Elica memposisikan kepalanya di pangkuan sang ayah. hal yang sudah lama dia tidak lakukan, membuat nya merindukan kenangan bersama keluarga dulu sebelum semua kehancuran ini terjadi.
sang ayah pun fokus ke layar tv sambil mengelus rambut halus Elica. Dia senang karena malam ini tidak merasa kesepian karena ada anak kesayangan nya yang menginap di rumah.
"Daddy"
"kenapa sayang?"
"apa Daddy masih mencintai Mommy?"
sejenak sang ayah tidak langsung menjawab pertanyaan Elica.
"Daddy selalu mencintai kalian. entah itu Mommy mu ataupun kau Elica. Daddy rela melepaskan Mommy mu asalkan dia bahagia dengan kehidupan nya sekarang, begitu pun juga kau nak. Bagi Daddy kebahagiaan kalian lebih penting daripada diri Daddy sendiri"
Elica pun terdiam mendengar ucapan ayah nya. Bagi Elica di dunia ini pria yang terbaik adalah ayah nya. tempat dia pulang, dan tempat dia mengadu semua nya.
Andai saja mata hati ibu nya bisa terbuka lagi, dan melihat betapa besar nya pengorbanan sang ayah demi Elica dan ibu nya. tapi semua mustahil, mata ibu nya sudah di tutupi nafsu karena harta dan ketampanan Alex. Pria Brengsek yang sudah merenggut kesucian demi membatalkan pernikahan nya dengan ibu nya.
"kenapa Daddy tidak cari saja pengganti Mommy?"
"karena Daddy yakin suatu saat Mommy pasti akan tersadar dengan perbuatannya saat ini"
"tapi kalian kan sudah bercerai. jadi Daddy masih mengharapkan Mommy kan?"
"biar waktu saja yang menjawab pertanyaan mu Elica
"Daddy"
"hm"
"aku sayang Daddy, aku janji Setelah semua ini selesai aku akan ikut hidup bersama Daddy. dan kita pergi ketempat yang jauh"
sang ayah tersenyum mendengar ucapan Elica.
"iya nak. Apa Alex memperlakukan mu dengan baik?"
"Dia.... menyebalkan"
"kenapa? kau punya masalah dengan nya?"
"Tidak. Dia orang yang dingin dan arogan. Orang seperti dia tidak pantas menikah dengan Mommy"
"Biarlah. Asal kau masih bertemu dengan Daddy, Daddy rasa itu saja sudah cukup membuat Daddy senang"
tanpa disadari air mata Elica pun menetes tanpa sepengetahuan ayah nya. Dia sungguh tidak tega dengan semua yang ayah nya alami.
**************************
keesokan harinya, Elica pun pulang ke Mansion milik Alex. jika saja hari ini tidak ada jadwal kuliah mungkin dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama sang ayah. karena tadi malam saat berbincang, ayah nya mengajak Elica untuk pergi memancing di danau. namun dengan berat hati elica pun menolak nya.
saat sudah sampai, Elica pun langsung bergegas membersihkan diri dikamar mandi nya. tak butuh waktu lama dia pun sudah terlihat rapi dengan kemeja berwarna soft pink sedikit longgar dan dipadukan dengan Celana jeans. Rambut nya pun hanya diurai namun malah menambah aksen cantik di wajah Elica.
Dia bergegas menuruni tangga. namun saat sudah di teras dia melihat mobil Alex yang pulang ke rumah di jam yang masih pagi. mungkin ada barangnya yang tertinggal, pikir Elica. Elica pun berpapasan dengan Alex dan berusaha tak menghiraukan kedatangan Alex.
"Kau mau kemana lagi?" tanya Alex saat Elica berjalan tak menyapa nya sama sekali. Elica pun berhenti.
"tentu saja aku akan kuliah. memangnya kemana lagi"
"biar ku antar"
"tidak perlu, lagipula aku sudah punya mobil sendiri dari mi. ini" ujar Elica sambil memperlihatkan kunci mobil nya kepada Alex.
Dengan cepat Alex langsung merebut kunci yang ada di tangan Elica dan langsung menarik tangan nya untuk ikut kedalam mobil milik Alex
"brengsek, apa yang kau lakukan. lepas"
Alex pun tidak menghiraukan ucapan Elica, dia justru mendorong Elica ke dalam mobil dan langsung memasang sabuk pengaman untuk Elica.
Alex pun juga masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil nya itu.
"kau tidak bisa melakukan ini semau mu Alex"
"bisa. kau lupa jika aku akan menjadi ayah mu?"
"sialan. kau benar-benar akan melakukan setelah semua yang aku berikan, Alex?
"memang nya apa yang sudah kau berikan pada ku Elica. kau hanya melempar diri mu pada ku, itu saja. Kau hanya memposisikan dirinya mu sebagai simpanan ku saja Elica. kau belum memberi ku Semua dalam dirimu"
"apa?"
"bukankah kau bilang, kau mau menjadi wanita ku dan menghangatkan ranjang ku? tapi itu belum kau lakukan Elica"
"kau benar-benar pria Brengsek Alex. kau sudah mengambil kesucian ku dan sekarang kau bilang itu bukan apa-apa?"
"aku bisa mendapatkan gadis perawan kapan pun aku mau Elica. dan kita hanya melakukan nya baru satu kali. kau pikir itu cukup untuk membatalkan pernikahan ku?"
Elica pun memandang Alex dengan tatapan yang sangat tajam. kebencian nya begitu besar sekali kepada pria yang ada disampingnya.
tanpa sadar mobil alex sudah sampai di depan kampus Elica.
"turun kau sudah sampai. jika sudah selesai kabari aku. aku akan menjemputmu nanti"
tanpa menjawab ucapan Alex, Elica pun langsung turun. Dan setelah itu mobil Alex sudah pergi melaju dengan cepat.
Dibenak Elica sekarang banyak sekali beban pikiran yang bersarang. dan semua itu karena Alex pria Brengsek itu. Elica berjalan di halaman kampus, tiba-tiba ada suara yang memanggil nya.
"Elica" sontak Elica pun langsung menoleh, dan dia begitu terkejut begitu mengetahui ternyata suara itu berasal dari Bryan sahabat kecil nya.
"Bryan" mereka berdua kemudian berpelukan setalah sekian lama tidak bertemu.
"kenapa kau bisa disini Bryan?"
"aku tau dari ayah mu jika kau kuliah di tempat ini. jadi aku kesini untuk bertemu dengan mu"
"aku tidak percaya kau berubah sekali Bryan. sudah berapa lama kita tidak bertemu?"
"sekitar... 5 tahun mungkin, dan aku juga tidak percaya kau jadi secantik ini Elica. dulu kau tomboy sekali" kedua nya pun tertawa bersama.
"baiklah. karena kau ada disini mungkin hari ini aku tidak masuk kelas saja" ujar Elica
"tidak. tidak. kau harus tetap masuk kelas. aku akan menunggu mu di sini sambil melihat gadis-gadis cantik disini."
"bryan..."
"oke aku bercanda Elica. tapi sungguh aku akan menunggu sampai kelas mu selesai. Setelah itu aku akan mengajak mu berjalan-jalan"
"janji?"
"iya aku janji"
Elica pun bergegas masuk ke ruang kelas nya. Dia tidak menyangka Bryan masih seperti dulu, pria yang menyenangkan dan bisa membuat masalah nya sejenak hilang.
sedangkan Bryan menunggu Elica sambil melihat kampus Elica. Setahu Bryan dulu Elica tidak kuliah di kampus ini. tapi setelah ayah Elica memberi tahunya jika Elica di pindahkan kampus Elit oleh calon ayah tiri nya, akhirnya Bryan percaya.
benar, Bryan sudah tau masalah yang sekarang alami. Bryan sangat kasian kepada Elica yang akhirnya menjadi korban akibat ulah ibu nya.
meskipun begitu, Bryan berjanji pada diri nya sendiri akan mengembalikan sifat Elica yang ceria seperti dahulu.
Tanpa sadar jam kelas Elica pun selesai, dan sekarang Elica dan Bryan pergi bersama untuk makan siang di suatu Restoran.
"Bagaimana kabar Mommy mu Elica?"
"Dia baik"
"aku sudah tau semuanya, Daddy mu yang memberi tahu ku semua"
Elica pun terdiam mendengar hal itu.
"kau baik-baik saja kan? apa dia memperlakukan mu dengan baik?"
tTanya Bryan. "Dia" yang Bryan maksud adalah Alex, calon ayah tiri Elica.
namun sayang Elica masih belum menjawab pertanyaan Bryan.
"tidak perlu kau jawab, jika kau tidak nyaman dengan pertanyaan. mari kita makan Elica"
"maaf"
"hey tidak perlu minta maaf. aku akan menunggu sampai kau mengatakan nya. tidak apa-apa." ujar Bryan dengan senyuman.
setelah mereka makan siang, kemudian Bryan mengajak Elica ke tempat hiburan dimana banyak wahana menyenangkan untuk mereka naiki. tak lupa Bryan memberi Elica sebuah topi lucu berbentuk kelinci, dan berhasil membuat Elica tertawa riang.
Dan mereka pun bermain sampai malam hari. Disini lah mereka, menaiki wahana kincir angin besar yang berjalan lambat, namun bisa melihat keadaan kota dari atas wahana dimalam hari.
"sudah lama sekali aku tidak menaiki ini" ujar Elica.
"kau suka?"
"iya Bryan. Terimakasih untuk hari ini. rasanya semua masalah ku hilang entah kemana"
"aku akan selalu menemanimu sekarang Elica"
Elica pun kembali tersenyum. mereka terdiam sejenak.
"sebenarnya... aku sangat tertekan dengan kehidupan sekarang Bryan" ucap Elica tiba-tiba.
"apa dia melakukan sesuatu kepadamu?"
mata Elica tiba-tiba berkaca-kaca setelah sekilas ucapan Alex tadi pagi Sangat menyakiti nya.
"Elica katakan padaku, apa dia jahat pada mu? dia menyakitimu?"
"Dia tidak pantas untuk Ibu ku, Bryan. Dia lelaki Brengsek. tapi kenapa Ibu ku tidak melihat hal itu"
"Tenang Elica, semua pasti akan baik-baik saja. suatu saat ibu mu pasti akan tau jika ayah masih mencintainya"
"aku harap juga begitu"
melihat Elica yang sekarang rapuh, Bryan makin ingin melindungi gadis ini. Gadis yang dulu menjahili nya dan selalu tersenyum kini semua berubah setelah dia kembali. rasa tidak rela muncul di hati Bryan. Sontak Bryan pun memeluk Elica yang tengah menangis.
*********************
Elica pun pulang Diantar oleh Bryan ke Mansion Alex. sesaat Bryan tidak percaya jika Alex sekaya itu. Pantas saja ibu Elica mau dengan Alex. Tapi sama dengan Alex, Bryan juga termasuk keluarga yang kaya raya. namun Bryan tidak menonjol kan diri seperti Alex.
Jam sudah menunjukkan pukul tengah 12 malam. Elica sengaja meminta Bryan agar pulang sedikit terlambat karena dia malas bertemu dengan Alex dan ibu nya.
benar saja, Mansion sudah terlihat sepi. mungkin Ibu nya dan Alex Sudah tidur.
Elica pun pun langsung menuju kekamar nya dan membersihkan diri sebelum istirahat. Namun tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan terlihat Alex masuk dengan raut wajah tajam nya.
"Dari mana saja kau?"
"Bukan urusan mu" jawab Elica ketus dan bergegas masuk ke kamar mandi. namun dengan cepat Alex menarik lengan nya. hingga Elica menghadap ke wajah Alex yang tampak marah.
"bukankah tadi pagi aku bilang akan menjemput mu. Tapi kau malah enak-enakan dengan pria asing"
"siapa bilang aku mau di jemput oleh mu. Lalu apa salahnya aku pergi dengan pria lain" jawab Elica
"jaga bicaramu mu Elica. Kau lupa, jika sekarang kau sudah menjadi milik ku" ucap Alex yang menahan amarahnya. Tapi Elica menanggapi nya dengan senyum meledek.
"kau itu milik ibu ku, Alex. bukankah kau sendiri yang bilang tadi pagi. Jika aku hanya simpanan mu, dan tidak bisa menggantikan posisi ibu ku. jadi terserah aku mau apa pun"
"sepertinya aku harus mengingat kan mu lagi, Elica sayang" ujar Alex kemudian langsung mencium bibir Elica brutal. Dia mengigit bibir Elica karena sedari tadi Elica tidak membalas Ciuman nya.
tanpa sadar kini mereka pun sudah dia atas ranjang dengan keadaan tubuh yang setengah telanjang. Dan benar saja, malam ini Alex kembali menggagahi Elica lagi dan lagi hingga dini hari, namun dengan nafsu dan Amarah yang menjadi satu. Membuat tanda jika Elica sudah menjadi milik Alex seutuhnya. Dan Elica yang sudah terkulai lemas dibawah Kungkungan Alex.
"ingat untuk malam ini sayang, Jauhi pria itu. Jika tidak akan menghukum mu lebih dari ini" bisik Alex di telinga Elica kemudian mencium kening Elica. mereka berdua pun tertidur bersama.
TBC
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar....
Jangan lupa Like vote dan tinggalkan komentar setelah membaca....Hargai karya Author...Keesokan harinya Elica pergi ke apotek untuk membeli pil kontrasepsi. Dia sadar betul sudah dua kali dia tidur dengan Alex tanpa menggunakan alat kontrasepsi, dan Elica pun tidak ingin menanggung resiko jika kedepannya dia akan hamil anak pria Brengsek itu.Mengingat tadi pagi Elica hanya ditinggalkan begitu saja di kamar setelah Alex berhasil meniduri nya lagi. Sialan memang.Mobil Elica terlihat sudah sampai di Apotek. Dia pun turun dan bergegas masuk ke dalam."Elica"Panggil seorang wanita yang sontak membuat Elica menoleh. Sesaat Elica pun mengangkat sebelah alisnya setelah melihat wanita tersebut."Kak mia"Wanita itupun terlihat berjalan mendekat kearah Elica. Dia adalah Mia, anak dari bibi nya."Hai Elica, aku tidak menyangka bis
Vote dan Like dulu sebelum baca, dan tinggalkan komentar setelah membaca.Hargai karya Author yah...3 hari kemudian.Elica terlihat masih tiduran di ranjang nya, padahal hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Namun dia juga belum beranjak sedikit pun dari tempat tidur nya itu. Mengingat hari ini dia juga tidak masuk kuliah karena sedang tidak enak badan, tapi 15 menit yang lalu Leo tiba-tiba menelpon nya dan mengajak dia makan siang bersama dengan alasan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Elica.Jadi dengan terpaksa Elica pun harus bergegas untuk Bagun dari tidurnya itu.Bahkan Elica pun tadi pagi juga tidak ikut sarapan bersama, karena dia yang minta agar makanan nya di bawakan ke kamarnya. Tapi sepertinya ibu nya juga tidak menghiraukan hal itu, mungkin karena ibu nya juga sedang sibuk mengurus pernikahannya.30 menit berlalu, Elica sudah berbeda dari sebelumnya. Dia sudah rapi den
Budayakan vote dulu sebelum membaca ya beb...Dan tinggalkan komentar setelah membaca....Plaakkk....Elica terlihat sangat marah atas apa yang Alex ucapkan di menampar Alex hingga wajah Alex menoleh ke samping sangking keras nya tamparan tersebut. Tanpa Alex sadari ucapan nya itu sangat merendahkan diri Elica secara langsung."Bajingan kau Alex. Kau tidak pantas mengatakan hal itu padaku. Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau perbuat kepada ku? Kau sudah merusak ku dan juga hidup ku, BRENGSEK" teriak Elica di depan wajah Alex, tak hanya Elica. Alex pun juga terpancing emosi dengan teriakan Elica.Dengan cepat Alex langsung mendorong Elica sambil mencekik leher nya."Kau pikir kau siapa bisa berteriak di depan ku, hah. Kau harus nya sadar Elica, kau itu hanya jalang di mata ku. Padahal aku sudah menawarkan banyak hal menguntungkan pada mu. Tapi begini kah cara terimakasi
Follow IG : @akiokokoru_69Budayakan vote Like dan tinggalkan komentar setelah membaca.Meskipun baru pertamakali Elica bertemu dengan teman-teman Leo, namun mereka semua sudah akrab dengan kedatangan Elica. Hal yang Elica syukuri juga, semua pikiran negatif nya pada teman Leo tidak lah benar. Termasuk Disa, dia adalah wanita yang menyambut Elica dengan antusias. Wanita dengan rambut pendek itu selalu menemani Elica dengan obrolan dan celoteh nya yang tidak bisa diam."Kau tidak minum Elica?" Tanya Disa."Tidak. Aku akan menyetir untuk pulang nanti""Ah begitu, ku kira kau kesini dengan Leo tadi. Tapi tidak asyik jika kau belum minum, cobalah sedikit saja" Ujar Disa kemudian menyodorkan segelas kecil Vodka pada Elica."Dia tidak mau Disa, jangan memaksa nya" Leo yang mulai geram karena Disa menyuruh Elica minum, akhirnya merebut gelas tersebut dari tang
Follow IG : @akiokokoru_69Jangan lupa vote Like dan tinggalkan komentar setelah membacaSiang hari Leo sengaja pulang ke apartemen nya untuk membawakan Elica makan siang. Dia telah sampai di depan pintu kemudian menekan kode apartemen nya. Leo pun masuk dan mencari keberadaan Elica, namun beberapa saat dia telah berkeliling menyusuri ruang apartemen nya, diapun belum menemukan keberadaan Elica.Leo pun langsung merogoh saku nya dan mengambil ponsel milik. Dia menelpon Elica, namun ponsel nya juga tidak aktif. Dia pun makin bingung dan cemas akan keberadaan Elica sekarang. Leo kembali menelpon seseorang yang tak lain adalah penjaga yang ada di Club nya. Menanyakan apakah Elica telah mengambil mobilnya yang berada di Club nya atau tidak, namun dia mendapatkan jawaban jika mobil Elica masih terparkir disana.Karena dia tidak mendapatkan keberadaan Elica akhirnya Leo memutuskan untuk kembali ke kantor n
Vote Like dan tinggalkan komentar jangan lupa.Mereka berdua akhirnya sampai, ternyata Alex membawa Elica ke apartemen milik nya. Dulu sebelum Alex bertemu dengan Hilda, dia lebih memilih tinggal di apartemen mewah tersebut. Karena sekarang ada Hilda dan Elica, jadi dia memutuskan untuk pindah ke rumah besar nya.Alex langsung menyuruh Elica untuk turun, mau tidak mau Elica pun menuruti nya. Dengan cepat Alex pun langsung menggandeng tangan Elica, agar wanita itu tidak lari. Mengingat tadi di mobil Elica memberontak ingin turun.Dan Elica mengernyitkan dahinya, ketika tau Alex membawa nya kesebuah apartemen. Mereka memasuki Lift dan tangan Elica pun masih di genggaman oleh Alex. Tak lama mereka pun sampai di pantai 25, Alex langsung menekan tombol kode pintu apartemen. Setelah pintu terbuka Elica masih berdiri dan menolak untuk masuk ke ruangan tersebut meskipun Alex mencoba menarik tangan nya. 
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca...Setelah malam sudah larut, Leo menyuruh Elica untuk beristirahat. Dan Elica pun mengiyakan ucapan Leo. Karena Elica juga merasakan jika akhir-akhir tubuh nya selalu lemas dan mudah lelah. Akhirnya besok pagi Leo mengajak nya untuk memeriksa kondisi Elica, apakah benar-benar hamil atau tidak.Elica pun sudah tidur di kamar milik Leo. Sedangkan Leo sendiri masih duduk di ruang tengah. Beberapa kali dapat Leo dengar jika ponsel Elica terus berdering. Dia pun sudah tau siapa yang menghubungi nya, pasti Alex.Karena merasa terganggu akhir nya Leo pun berniat mengangkat panggilan tersebut, karena ponsel Elica masih di meja ruang tengah."Halo" Ucap Leo mengangkat panggilan itu.("Siapa kau, dimana Elica?")"Kau mencari Elica yah, dia ada di tempat ku sekarang. Dia sedang tidur"(
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca...Dan jangan berharap juga Cerita ini bakal happy atau sad Ending. Karena aku juga masih bingung mau nyelesaiin nya gimana.hehehSemoga suka.....*****************"Terlepas dari aku membantu mu, tapi sepertinya aku juga sudah mulai mencintai mu Elica"Elica terdiam saat Leo mengatakan hal itu, dia tidak menyangka jika Leo memiliki perasaan kepada nya."Tidak Leo, sudah ku bilang aku bukan wanita baik-baik. Aku tidak pantas untuk mu, bahkan mendapatkan cinta dari mu saja aku tidak pantas" jawab Elica dengan mata yang berkaca-kaca."Aku tidak perduli itu semua Elica. Aku hanya ingin kau hidup di samping ku dan aku menjaga mu selamanya. Kita menikah setelah itu kita pergi jauh dari negara ini. Aku akan memberikan mu kehidupan yang baru. Aku janji Elica akan menjaga mu. Tolong percaya
Elica POV.Entah sampai berapa lama aku akan bertahan. Disakiti oleh orang yang sama dalam waktu yang berulang-ulang. Sakit, adalah hal paling akrab dengan ku akhir-akhir ini, seperti luka yang basah dan selalu di beri garam saat aku bersuara.Kau, bukankah dulu pernah mengatakan mencintai ku. Ucapan mu bagaikan angin yang berhembus ke telinga ku, terdengar meyakinkan tetapi cepat berlaluJika memang takdir tidak mengizinkan ku bahagia, lalu mengapa aku selalu berikan rasa sakit oleh dia. Aku lelah, bagaikan pasir putih yang diterpa ombak laut, aku ingin menghilang. Terkadang aku berpikir, Kenapa Tuhan memberikan ku seorang malaikat kecil, yang kini berada di perutku. Aku bahkan tidak bisa menjaga diri ku, tetapi kenapa Tuhan menitipkan nya pada ku. Aku sungguh tidak mampu, maafkan aku."Kepala ku pusing sekali" aku membuka mata ku seraya memegangi kepala ku, dan tersadar jika semalam aku tertidur di samping ranjang dengan posisi terduduk.Aku ingat jika aku menangis sangat lama dan
Alex menghentikan laju mobil di depan sebuah gedung yang cukup tinggi. Pria itu membawa koper yang biasa dibawa untuk bekerja, dan kemungkinan didalam nya terdapat dokumen yang sangat penting.Berjalan menghampiri meja resepsionis yang menyambutnya dengan sapaan sopan. Setelah Alex mengatakan jika dirinya telah memiliki janji dengan sang pimpinan, si resepsionis tersebut pun mengantar Alex menuju ke ruangan yang bertuliskan "Direktur".Mengetuk pintu ruangan tersebut satu kali dan tidak lama terdengar suara dari dalam yang mengizinkan nya untuk masuk."Tuan Andrew" sapa Alex sesaat setelah membuka pintu dan masuk keruangan itu."Oh Alex, kau datang. Silahkan duduk" ujar Tuan Andrew yang tidak lain adalah ayah dari Bianca.Kedua orang tersebut memang sudah memiliki janji untuk melakukan kerja sama antar perusahaan. Tuan Andrew seorang pemilik Hotel berkelas di kota New York, yang meminta agar Alex bisa bekerja sama dengan perusahaan miliknya. Karena pria paruh baya itu sangat mengingi
Curang itu adalah salah satu cara dari permainan, yang terpenting adalah menang.Permainan ini sangat lah melelahkan. Bukan hanya diri ku tapi hati ku juga merasakan hal yang sama. Perasaan ku bagi mu seolah hanyalah sebuah tali, yang kadang kau tarik dan kadang kau ulur kembali.Jika kehadiran ku hanya untuk melihat sandiwara, harus nya kau juga bisa bersandiwara untuk tidak mengetahui keberadaan ku.********"apa?"Elica menggelengkan kepalanya tegas, tentu saja dia sangat menolak hal tersebut."Tidak. Dia anak ku Alex, kau tidak bisa mengambil nya."Alex terlihat berdiri dari duduknya. Pria itu menghampiri Elica yang kini terlihat berantakan dan lagi bekas air mata di pipi nya yang masih belum menghilangkan sempurna. Menggambarkan jika perempuan itu sedang panik."Aku akan memberi mu pilihan. Tinggalkan
"Elica..." Ucap Alex"Hm""Bisakah kedepan nya kita hidup bersama menjadi satu keluarga?"Keduanya saling bertatapan cukup lama, karena Elica juga tertegun dengan ucapan Alex baru saja.Elica lah yang memutuskan kontak mata dengan Alex, dia tersenyum seraya melihat kearah perut nya yang sudah besar itu.Dia mengelus perut nya sendiri dengan lembut, layaknya dia tengah menyentuh calon buah hati nya secara langsung."Kau sering mengatakan hal itu Alex, dan kau pasti tau jawabannya." Ujar Elica dengan tenang."Tapi kau tidak memberi ku kesempatan apapun Elica." Sahut AlexElica menatap lagi Alex dengan tatapan hangat. "Bukankah kita bisa mengasuh anak ini bersama-sama, tanpa harus ada pernikahan. Apakah itu bukan suatu kesempatan bagi mu?" Tanya Elica yang mulai serius."Tidak cukup
Jika kau menyakiti ku satu kali, maka aku akan mencari alasan seribu kali untuk memaafkan mu lagi. Namun jika kau nyaman dengan masa lalu kelam mu, maka aku akan memilih pergi dengan harapan kecil pada masa depan. Tapi satu hal yang harus kau ingat, saat aku pergi mungkin aku tidak akan pernah kembali untuk jatuh lagi pada kesalahan yang pernah ku perbuat.Kesalahan karena aku di pertemuan dengan mu, kesalahan karena aku memberikan semua dunia ku padamu, dan kesalahan karena aku mencintaimu.*****Terlihat mobil BMW berwarna hitam milik Alex memasuki pelataran rumah besar. Tidak lama pria itu keluar dari mobil tersebut dan membanting pintu mobil saat menutup nya kembali.Alex dengan ekspresi wajah dingin nya langsung masuk begitu saja ke dalam rumah.Dia terlihat berantakan karena masih menggunakan pakaian yang kemarin dia kenakan. Hanya saja yang kurang jaket yang di pakai nya tadi malam tida
Konten 18+Dibawah umur harap sadar diri. Dosa ditanggung sendiri.Bianca sangat kesal pada Alex yang terang-terangan mengusir nya dari rumah besar. Padahal tadinya Bianca merasa senang karena Alex tidak pulang bersama Elica, namun apa yang dia dengar dari mulut Alex membuat nya sangat Emosi."Aku tidak mau pergi. Aku akan membicarakan hal ini pada ayah ku, jadi kau tidak bisa mengusirku begitu saja Alex" pekik Bianca yang merasa tidak terima."Itu terserah pada mu. Yang jelas aku lah pemilik rumah ini jadi kau tidak bisa menentang apa yang aku ucapkan"Setelah mengatakan itu, Alex pun memilih pergi meninggalkan Bianca dan berjalan menuju kamarnya yang ada di atas. Bianca melihat punggung Alex yang mulai menghilang dengan tatapan tajam nya.Sejak awal tujuan nya kemari adalah ingin memiliki Alex. Ternyata benar kabar yang beredar jika Alex merupakan orang yang sulit di tak
Hari ini terlihat cerah. Cahaya matahari pun masuk ke celah jendela kamar Elica. Dia menggeliat pelan dari tidurnya yang terasa nyaman, perlahan Elica pun membuka matanya. Rupanya hari sudah pagi, Namun raut wajahnya seketika itu terlihat berubah. Sesaat setelah semua nyawanya terkumpul karena tidur nyenyak nya dan teringat kembali jika kejadian kemarin yang dia alami bukanlah mimpi. Elica tersadar jika sekarang dia sudah tidak memiliki sosok ibu lagi.Mata sembab dan lingkaran hitam di bawah mata nya adalah bukti jelas bahwa kemarin dia tidak hentinya menangis mengiringi kepergian sang ibu. Dan hari ini dia kembali menangis, entah sampai kapan duka di hati nya hilang.Elica pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.Dan setelah menghabiskan 30 menit, akhirnya Elica keluar dari kamar nya berjalan kearah dapur. Dia melihat ayah nya sedang membuat sesuatu disana."Dad.."Alber
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Irene terbangun dari tidurnya karena tenggorokan nya terasa kering, dia pun memilih untuk beranjak mengambil air yang berada di atas nakas kecil di sudut kamar. Namun sayangnya gelas tersebut sudah kosong, dan membuat dirinya harus turun ke dapur untuk mengisi air lagi.Seluruh ruangan terlihat gelap saat Irene menuruni tangga, pikir nya mungkin semua orang sudah tertidur. Setelah selesai mengisi air pada gelas kembali, Irene langsung naik lagi ke lantai dua kamar nya berada. Namun dia melihat sedikit cahaya dari ruangan kerja Alex karena pintu tidak tertutup dengan sempurna.Menandakan jika Alex belum tidur. Irene dengan membawakan gelas yang ada di tangan nya pun berjalan menuju ruang kerja Alex. Langkah pelan nya tidak menimbulkan suara sedikit pun. Tetapi sesampainya dia di depan ruangan tersebut, Irene mendengar Alex sedang berbicara. Dan pikir nya mungkin Alex sedang menerima telepon. Akhirnya Iren
Sesudah sarapan tadi, Bianca lebih memilih untuk menahan emosi dan rasa ingin tahu nya. Mungkin nanti dia akan langsung bertanya pada Alex empat mata tentang hal yang diungkapkan Irene tadi. Bianca sudah paham betul jika Tante dari Alex tersebut tidak menyukai dirinya, namun hal itu tidak memupuskan keinginan Bianca untuk mendapatkan Alex. Dan entah mengapa, Bianca pun kini sangat tidak menyukai perempuan bernama Elica itu. Jika dilihat, sepertinya usia Elica masih di bawah Bianca. Hal itu malam membuat Bianca semakin bersemangat untuk tidak kalah dari Elica si anak kecil. Karena Bianca yakin, perempuan itu tidak lebih dari seorang pelacur seperti hal nya perempuan di luar sana yang gila harta. Sedangkan Irene dan Alex terlihat sedang duduk bersama di ruang tv, melihat acara yang sebenarnya sangat membosankan. "Tante akan mengajak Elica keluar hari ini" ucap Irene membuka suara namun dengan m