Jangan lupa Like vote dan tinggalkan komentar setelah membaca....
Hargai karya Author...
Keesokan harinya Elica pergi ke apotek untuk membeli pil kontrasepsi. Dia sadar betul sudah dua kali dia tidur dengan Alex tanpa menggunakan alat kontrasepsi, dan Elica pun tidak ingin menanggung resiko jika kedepannya dia akan hamil anak pria Brengsek itu.
Mengingat tadi pagi Elica hanya ditinggalkan begitu saja di kamar setelah Alex berhasil meniduri nya lagi. Sialan memang.
Mobil Elica terlihat sudah sampai di Apotek. Dia pun turun dan bergegas masuk ke dalam.
"Elica"
Panggil seorang wanita yang sontak membuat Elica menoleh. Sesaat Elica pun mengangkat sebelah alisnya setelah melihat wanita tersebut.
"Kak mia"
Wanita itupun terlihat berjalan mendekat kearah Elica. Dia adalah Mia, anak dari bibi nya.
"Hai Elica, aku tidak menyangka bisa bertemu dengan mu disini. Apa yang kau lakukan?"
Tanya Mia dengan senyum manisnya.
"Aku...aku sedang tidak enak badan jadi aku ingin membeli vitamin, kau sendiri?"
"Aku juga sedang membeli vitamin untuk suami ku, oh iya Bagaimana kabar Daddy mu? Aku dengar kau sekarang tinggal dengan Mommy mu?"
"Iya begitu lah"
"Kau ada waktu, bagaimana jika kita berbincang sebentar?"
"Baiklah"
Mereka berdua pun pergi ke coffee shop terdekat. Dan tak lupa memesan dua gelas minuman.
"Jadi bagaimana tentang ayah tiri mu, apa dia baik?" Tanya mia
"Dia bukan ayah ku. Dia masih calon ayah tiri. Lagi pula aku tidak yakin pernikahan mom akan terjadi" sahut Elica kemudian meminum minuman pesanan nya yang sudah di meja.
Mia pun terlihat bingung dengan ucapan Elica. Bukankah sekarang Elica tinggal dengan ibu dan calon ayah tiri nya. Tapi kenapa justru nada bicara nya menunjukkan bahwa Elica tidak suka dengan pria yang akan menjadi calon ayah tiri nya.
"Kenapa kau bilang begitu, bukankah kau sekarang tinggal bersama?"
"Tinggal bersama bukan berarti aku merestui kedua nya, kak Mia. Ibu ku saja yang saat ini sedang tidak bisa melihat betapa buruk nya calon lelaki yang akan menikah dengan nya"
"Sebentar.. sebentar. Jadi kau tidak menyukai pria itu? Tapi kenapa kau malah meninggalkan ayah mu?"
"Aku akan menghancurkan pernikahan ibu ku sendiri jika kau ingin tau, kak Mia. Aku tau ibu ku sekarang hanya mencintai Alex karena harta nya saja. Saat aku sudah menghancurkan hubungan kedua nya, aku akan kembali hidup dengan ayahku"
Mia pun terlihat menampakan ekspresi miris kepada Elica. Dulu keluarga Elica adalah keluarga yang sangat harmonis tapi kenapa sekarang menjadi berantakan begini.
"Aku sebelum nya minta maaf Elica, bukan maksud ku untuk ikut campur. Tapi apa yang kau lakukan itu tidak benar. Ingat Elica, bercerai adalah keputusan dari orang tua mu. Dan ibu mu ingin menikah lagi semua itu juga pilihan nya. Kau jalani hidup mu saja dengan baik, biarkan ibu mu bahagia dengan apa yang dipilih nya" Mia mulai menasehati sepupu nya itu.
Sedangkan Elica membalas nya dengan senyuman getir nya.
"Membiarkan ibu ku dengan pria itu? Kak mia, aku memperbolehkan ibu ku menikah lagi dengan orang lain. Tapi orang yang dia itu pilih salah, dia tidak cocok untuk menjadi suami ibuku. Dan sepantasnya dia itu lebih pantas menjadi anak dari ibu ku. Dan gara-gara pria itu, ibu ku menceraikan ayah. Mereka tidak pantas menikah, kak mia"
Elica pun sudah tersulut emosi, dan membuat mia tidak nyaman dengan tatapan orang-orang yang kini melihat ke arah meja mereka berdua.
"Baiklah Elica, jika itu mau mu. Tapi kau harus tau, hal yang akan kau lakukan itu salah"
"Aku tau"
"Ini kartu nama ku, jika kau butuh bantuan ku kau bisa menghubungi nomerku Elica. Jangan sungkan kepada ku. Aku sudah lama kehilangan kontak dengan mu"
"Iya"
"Kalau begitu aku pergi dulu. Sampaikan salam ku pada ibu mu. Oke"
Elica pun membalasnya dengan anggukan kepala. Sedangkan Mia sudah bergegas pergi meninggalkan Elica di coffee shop.
Sepeninggalan Mia, Elica pun belum mau beranjak dari duduknya. Dia memikirkan apa yang dikatakan Mia tadi memang ada benarnya. Tapi Elica juga tidak mau keluarga nya lebih hancur.
Tiba-tiba hp nya pun berdering, Elica melihat Ibunya lah yang menelpon. Dia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Ada apa?"
......
"Aku sedang diluar"
.....
"Baiklah aku kesana"
Elica pun memutuskan panggilan tersebut, yang ternyata ibu nya menyuruh dia untuk ke butik tempat ibunya berada.
Dengan segera Elica langsung menancap gas mobil nya menuju tempat ibu. Tanpa Elica sadari dia malah lupa membeli pil kontrasepsi untuk nya.
******************
Elica pun sampai di butik milik ibunya. Lebih tepatnya butik pemberian Alex. Tidak diragukan lagi, butik tersebut sangat besar dan mewah. Dan Alex mempercayakan butik milik nya kepada ibu Elica. Mungkin bagi Alex itu adalah hal kecil, mengingat saat Elica meminta mobil saja langsung diberikan olehnya. Namun harus ada sesuatu yang berharga untuk ditukar tentunya. Pria itu memang Licik, tapi bagaimana pun ibunya malah mencintai pria Brengsek itu.
Saat memasuki butik tersebut, Elica disapa oleh karyawan disana dengan sopan. Dan mengantarkan Elica keruangan ibunya, Elica pun hanya mengikuti nya dari belakang.
"Silahkan nona, nyonya Hilda sudah menunggu di dalam" ucap si karyawan tersebut.
"Terimakasih"
Elica pun membuka pintu ruangan tersebut. Saat masuk Ibunya terlihat sedang duduk dan terfokus pada kertas yang dipegang nya.
"Mom"
"Oh kau sudah sampai"
"Ada apa memanggil ku kemari?"
"Ini Lihat lah. Mom sudah membuat kan gaun untuk mu, Elica" ibunya menunjukkan patung yang mengenakan gaun yang sangat cantik.
"Gaun untuk apa?"
Mendengar pertanyaan Elica, ibu nya pun kembali tersenyum.
"Ini untuk kau pakai saat pernikahan Mom dan Alex tentunya sayang"
"Apa? Kapan pernikahan nya mom?"
"Minggu depan sayang"
Elica sangat terkejut dengan apa yang barusan ibu nya katakan. Jadi selama ini ibu nya dan Alex sering pulang terlambat itu untuk mengurus pernikahannya.
Tiba-tiba pintu ruangan tersebut pun terbuka. Dan menunjukkan Alex datang, sontak Elica pun langsung menatap Alex dan seakan meminta penjelasan.
"Maaf aku terlambat" ucap Alex yang masih mengenakan setelan jas kerja nya.
"Tidak apa-apa, Elica juga baru sampai. Elica cepat pakai gaun nya, Mom dan Alex ingin melihat kau memakai nya"
Bukanya menjawab, Elica justru masih menatap Alex tajam.
"Elica" sahut Hilda
"Aku tidak bisa memakai nya, aku harus pergi. Aku lupa jika aku punya janji dengan teman ku"
"Tapi kau bari sampai Elica" ucap hilda
Tidak menghiraukan perkataan Ibunya, Elica pun bergegas meninggalkan ruangan tersebut, yang menyisakan Alex dan ibu nya. Sedangkan hilda masih bingung dengan perilaku Elica uang sangat aneh.
Elica masuk ke mobil nya sambil menangis. Dia tidak menyangka jika pernikahan itu benar-benar akan terjadi.
Dan seseorang yang sangat ingin salahkan adalah Alex.
Setelah beberapa menit dia menangis di dalam mobil, Akhir nya Elica memutuskan pergi ke tempat lain untuk menenangkan hati dan pikiran nya.
Hari pun sudah berganti malam, dan Elica memutuskan untuk pergi ke sebuah Club. Dia tidak minum alkohol, hanya memesan bir dan duduk di kursi paling pojok. Melihat suasana club yang semakin malam malah semakin ramai. Dan banyak orang-orang yang menari-nari diiringi musik yang seakan memecahkan gendang telinga nya. Namun Elica melihat keramaian itu hanya dengan tatapan kosong nya.
"Hai, kau sendiri saja? Boleh aku duduk disini?" Tiba-tiba ada seorang lelaki yang mendekati Elica. Jika dilihat pria itu tampan dan tak henti nya tersenyum manis kearah Elica. Namun Elica tak menghiraukan pria itu dan si pria pun langsung saja duduk disamping Elica, karena elica tidak menjawab nya sama sekali.
"Nama ku Leo, jika boleh tau siapa namamu?" Ujar si pria itu. Elica masih diam tidak menjawab nya, dia bahkan lebih memilih meminum bir nya daripada menjawab pria itu.
Tidak menyerah si pria itu pun kembali menanyai Elica.
"Jika kau punya masalah, disini lah tempat yang tepat untuk kau melupakan nya. Tapi jika kau hanya berdiam diri saja seperti itu kurasa lebih baik kau pulang saja, nona" ucap si pria itu yang justru membuat Elica tersinggung. Karena secara tidak langsung pria itu mengusir Elica dari sini.
"Berani sekali kau mengusirku dari sini? Kau pikir kau siapa? Pemilik Club ini?"
Ujar Elica yang mulai terbawa Emosi.
Si pria itu pun kembali tersenyum, dia malah mengulurkan tangannya kepada Elica.
"Nama ku Leo, aku pemilik Club ini. Jika ucapan ku menyinggung mu aku minta maaf. Boleh aku berkenalan dengan mu, nona?"
Elica pun terkejut mendengar ucapan pria itu, secara tidak langsung dia juga memarahi pemilik Club ini.
"Maaf aku kira kau bukan..."
"Tidak apa-apa nona, jadi bolehkah kita saling mengenal?"
Akhirnya nya Elica pun mengalah dan menyambar uluran tangan si pria itu.
"Nama ku Elica"
"Nama yang cantik seperti orang nya. Senang berkenalan dengan mu Elica"
Elica pun tersenyum.
"Jadi kau tidak ingin menari di sana atau minum?"
"Tidak."
"Oke baiklah, aku sedari tadi memperhatikan mu dari atas. Hanya kau yang terlihat tidak menikmati suasana Club milik ku"
"Tidak bukan begitu. Hanya saja aku sedang tidak ingin seperti yang lain disini."
"Seperti Club bukanlah tempat yang tepat untuk suasana hati mu saat ini. Bagaimana jika aku mengajak mu ke suatu tempat?" Aja Leo kepada Elica.
"Kemana?"
"Ikut saja disana lebih tenang. Aku janji tidak akan melakukan apa-apa pada mu"
Elica pun terlihat berpikir, kemudian dia pun akhirnya nya setuju dengan ajakan Leo. Pria yang baru dia kenal itu.
Leo mengajak Elica ke atas roof top Club tersebut. Benar, disana lebih hening dan tentunya lebih nyaman. Ditambah ada kursi sehingga bisa melihat bintang di malam hari sambil duduk santai.
"Bagaimana, kau suka?"
Tanya Leo.
"Disini lebih baik"
"Kau belum makan kan, aku berencana makan malam disini sekarang dengan mu"
"Jika aku tidak mau?"
"Aku akan memaksa"
Elica tertawa mendengar jawaban Leo, ternyata pria itu adalah pria yang menyenangkan juga. Mereka berdua pun akhirnya makan malam bersama di atas roof top.
Setelah selesai Elica pun pamit untuk pulang, Leo berniat mengantar Elica pulang ke rumah. Namun Elica menolak dengan alasan dia membawa mobil sendiri. Akhirnya Leo pun pasrah tapi tak lupa untuk meminta nomor hp Elica dan Elica pun memberikan nya.
Sesampainya nya dirumah, jam menunjukan pukul 11 malam. Dan Elica pun langsung masuk ke kamar nya.
Belum lama Elica masuk, tiba-tiba saja Alex juga masuk ke kamar tanpa permisi.
"Kenapa baru pulang, darimana saja kau" ucap Alex
"Astaga, apakah kau tidak tau apa itu mengetuk pintu. Kau mengagetkan ku"
"Jawab pertanyaan ku Jangan mengalihkan pembicaraan"
"Kenapa kau selalu ingin tau kemana aku pergi, apa aku harus izin dulu kepada mu kemanapun aku pergi. Konyol sekali"
"Kau lupa ucapan ku kemarin Elica?"
"Cih, apa kau tidak malu mengatakan hal itu. Kau sendiri juga lupa jika kau pernah berkata akan membatalkan pernikahan mu. Tapi apa ini, seminggu lagi? Selain Brengsek kau juga ternyata penipu Alex" ucap Elica
"Karena kau tidak akan bisa menggantikan Hilda di hati ku, Elica?"
"Benarkah? Bagaimana jika suatu hari nanti kau akan menelan ludah mu sendiri Alex. Apa kau akan bertahan jika aku menggoda mu seperti ini"
Elica pun nekat mengelus rahang Alex dengan gerakan lembut kemudian menjilat leher Alex dan mencium nya.
Alex yang sudah tidak tahan akhir nya mendorong pelan Elica untuk menjauh.
"Hentikan Elica"
"Kau yakin?" Tanya Elica dibuat dengan wajah merayu.
"Jangan memancing ku"
"Bukankah ini yang kau mau. Jika aku menjadi penghangat ranjang mu"
Alex terlihat mengeraskan rahangnya, entah kenapa mendengar Elica mengatakan hal itu justru membuat nya tidak terima.
"Jangan seperti Wanita murahan Elica" geram Alex
"Bukankah kau yang sudah membuat ku menjadi wanita murahan Alex? Jadi kata kan apa yang membuat mu bisa membatalkan pernikahan itu?"
"Aku tidak mengerti dengan sikap mu Elica. Sebenarnya kau itu membenci ku atau menyukai ku, Elica"
Elica sontak langsung tertawa keras mendengarkan perkataan konyol Alex.
Sedangkan Alex terlihat bingung dengan tingkah Elica.
"Jangan terlalu percaya diri Alex, Dimata ku kau hanya lah sampah. Sekarang pergilah karena aku lelah ingin istirahat." Ucap Elica sambil mendorong Alex keluar dari kamar nya. Dan dia pun langsung mengunci pintu kamar tersebut tidak menghiraukan Alex yangmenggedor pintu dari luar.
Vote dan Like dulu sebelum baca, dan tinggalkan komentar setelah membaca.Hargai karya Author yah...3 hari kemudian.Elica terlihat masih tiduran di ranjang nya, padahal hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Namun dia juga belum beranjak sedikit pun dari tempat tidur nya itu. Mengingat hari ini dia juga tidak masuk kuliah karena sedang tidak enak badan, tapi 15 menit yang lalu Leo tiba-tiba menelpon nya dan mengajak dia makan siang bersama dengan alasan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Elica.Jadi dengan terpaksa Elica pun harus bergegas untuk Bagun dari tidurnya itu.Bahkan Elica pun tadi pagi juga tidak ikut sarapan bersama, karena dia yang minta agar makanan nya di bawakan ke kamarnya. Tapi sepertinya ibu nya juga tidak menghiraukan hal itu, mungkin karena ibu nya juga sedang sibuk mengurus pernikahannya.30 menit berlalu, Elica sudah berbeda dari sebelumnya. Dia sudah rapi den
Budayakan vote dulu sebelum membaca ya beb...Dan tinggalkan komentar setelah membaca....Plaakkk....Elica terlihat sangat marah atas apa yang Alex ucapkan di menampar Alex hingga wajah Alex menoleh ke samping sangking keras nya tamparan tersebut. Tanpa Alex sadari ucapan nya itu sangat merendahkan diri Elica secara langsung."Bajingan kau Alex. Kau tidak pantas mengatakan hal itu padaku. Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau perbuat kepada ku? Kau sudah merusak ku dan juga hidup ku, BRENGSEK" teriak Elica di depan wajah Alex, tak hanya Elica. Alex pun juga terpancing emosi dengan teriakan Elica.Dengan cepat Alex langsung mendorong Elica sambil mencekik leher nya."Kau pikir kau siapa bisa berteriak di depan ku, hah. Kau harus nya sadar Elica, kau itu hanya jalang di mata ku. Padahal aku sudah menawarkan banyak hal menguntungkan pada mu. Tapi begini kah cara terimakasi
Follow IG : @akiokokoru_69Budayakan vote Like dan tinggalkan komentar setelah membaca.Meskipun baru pertamakali Elica bertemu dengan teman-teman Leo, namun mereka semua sudah akrab dengan kedatangan Elica. Hal yang Elica syukuri juga, semua pikiran negatif nya pada teman Leo tidak lah benar. Termasuk Disa, dia adalah wanita yang menyambut Elica dengan antusias. Wanita dengan rambut pendek itu selalu menemani Elica dengan obrolan dan celoteh nya yang tidak bisa diam."Kau tidak minum Elica?" Tanya Disa."Tidak. Aku akan menyetir untuk pulang nanti""Ah begitu, ku kira kau kesini dengan Leo tadi. Tapi tidak asyik jika kau belum minum, cobalah sedikit saja" Ujar Disa kemudian menyodorkan segelas kecil Vodka pada Elica."Dia tidak mau Disa, jangan memaksa nya" Leo yang mulai geram karena Disa menyuruh Elica minum, akhirnya merebut gelas tersebut dari tang
Follow IG : @akiokokoru_69Jangan lupa vote Like dan tinggalkan komentar setelah membacaSiang hari Leo sengaja pulang ke apartemen nya untuk membawakan Elica makan siang. Dia telah sampai di depan pintu kemudian menekan kode apartemen nya. Leo pun masuk dan mencari keberadaan Elica, namun beberapa saat dia telah berkeliling menyusuri ruang apartemen nya, diapun belum menemukan keberadaan Elica.Leo pun langsung merogoh saku nya dan mengambil ponsel milik. Dia menelpon Elica, namun ponsel nya juga tidak aktif. Dia pun makin bingung dan cemas akan keberadaan Elica sekarang. Leo kembali menelpon seseorang yang tak lain adalah penjaga yang ada di Club nya. Menanyakan apakah Elica telah mengambil mobilnya yang berada di Club nya atau tidak, namun dia mendapatkan jawaban jika mobil Elica masih terparkir disana.Karena dia tidak mendapatkan keberadaan Elica akhirnya Leo memutuskan untuk kembali ke kantor n
Vote Like dan tinggalkan komentar jangan lupa.Mereka berdua akhirnya sampai, ternyata Alex membawa Elica ke apartemen milik nya. Dulu sebelum Alex bertemu dengan Hilda, dia lebih memilih tinggal di apartemen mewah tersebut. Karena sekarang ada Hilda dan Elica, jadi dia memutuskan untuk pindah ke rumah besar nya.Alex langsung menyuruh Elica untuk turun, mau tidak mau Elica pun menuruti nya. Dengan cepat Alex pun langsung menggandeng tangan Elica, agar wanita itu tidak lari. Mengingat tadi di mobil Elica memberontak ingin turun.Dan Elica mengernyitkan dahinya, ketika tau Alex membawa nya kesebuah apartemen. Mereka memasuki Lift dan tangan Elica pun masih di genggaman oleh Alex. Tak lama mereka pun sampai di pantai 25, Alex langsung menekan tombol kode pintu apartemen. Setelah pintu terbuka Elica masih berdiri dan menolak untuk masuk ke ruangan tersebut meskipun Alex mencoba menarik tangan nya. 
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca...Setelah malam sudah larut, Leo menyuruh Elica untuk beristirahat. Dan Elica pun mengiyakan ucapan Leo. Karena Elica juga merasakan jika akhir-akhir tubuh nya selalu lemas dan mudah lelah. Akhirnya besok pagi Leo mengajak nya untuk memeriksa kondisi Elica, apakah benar-benar hamil atau tidak.Elica pun sudah tidur di kamar milik Leo. Sedangkan Leo sendiri masih duduk di ruang tengah. Beberapa kali dapat Leo dengar jika ponsel Elica terus berdering. Dia pun sudah tau siapa yang menghubungi nya, pasti Alex.Karena merasa terganggu akhir nya Leo pun berniat mengangkat panggilan tersebut, karena ponsel Elica masih di meja ruang tengah."Halo" Ucap Leo mengangkat panggilan itu.("Siapa kau, dimana Elica?")"Kau mencari Elica yah, dia ada di tempat ku sekarang. Dia sedang tidur"(
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca...Dan jangan berharap juga Cerita ini bakal happy atau sad Ending. Karena aku juga masih bingung mau nyelesaiin nya gimana.hehehSemoga suka.....*****************"Terlepas dari aku membantu mu, tapi sepertinya aku juga sudah mulai mencintai mu Elica"Elica terdiam saat Leo mengatakan hal itu, dia tidak menyangka jika Leo memiliki perasaan kepada nya."Tidak Leo, sudah ku bilang aku bukan wanita baik-baik. Aku tidak pantas untuk mu, bahkan mendapatkan cinta dari mu saja aku tidak pantas" jawab Elica dengan mata yang berkaca-kaca."Aku tidak perduli itu semua Elica. Aku hanya ingin kau hidup di samping ku dan aku menjaga mu selamanya. Kita menikah setelah itu kita pergi jauh dari negara ini. Aku akan memberikan mu kehidupan yang baru. Aku janji Elica akan menjaga mu. Tolong percaya
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca.***************************Sudah 4 jam Elica tertidur dan dia pun masih di rumah Sakit. Dia sudah ditemani Leo saat ini, karena beberapa jam yang lalu saat Elica sudah sadar dia langsung menelepon Leo agar menemani nya. Sedangkan Alex dengan setia masih menunggu Elica di ruang depan kamar rawat Elica, karena Elica belum mau menemuinya.Leo sudah mengetahui kejadian siang tadi, hingga akhirnya dia langsung meninggalkan pekerjaan nya dikantor begitu saja. Elica pun terlihat mulai mengerjapkan mata nya, yang membuat Leo langsung berdiri dari duduknya."Kau sudah bangun?" Tanya Leo dibalas anggukan oleh Elica."Minumlah dulu" Leo memberikan Elica segelas air putih dan Elica pun meminum nya walaupun hanya sedikit."Sudah lebih baik?" Tanya nya lagi"Iya""Ibu mu pu
Elica POV.Entah sampai berapa lama aku akan bertahan. Disakiti oleh orang yang sama dalam waktu yang berulang-ulang. Sakit, adalah hal paling akrab dengan ku akhir-akhir ini, seperti luka yang basah dan selalu di beri garam saat aku bersuara.Kau, bukankah dulu pernah mengatakan mencintai ku. Ucapan mu bagaikan angin yang berhembus ke telinga ku, terdengar meyakinkan tetapi cepat berlaluJika memang takdir tidak mengizinkan ku bahagia, lalu mengapa aku selalu berikan rasa sakit oleh dia. Aku lelah, bagaikan pasir putih yang diterpa ombak laut, aku ingin menghilang. Terkadang aku berpikir, Kenapa Tuhan memberikan ku seorang malaikat kecil, yang kini berada di perutku. Aku bahkan tidak bisa menjaga diri ku, tetapi kenapa Tuhan menitipkan nya pada ku. Aku sungguh tidak mampu, maafkan aku."Kepala ku pusing sekali" aku membuka mata ku seraya memegangi kepala ku, dan tersadar jika semalam aku tertidur di samping ranjang dengan posisi terduduk.Aku ingat jika aku menangis sangat lama dan
Alex menghentikan laju mobil di depan sebuah gedung yang cukup tinggi. Pria itu membawa koper yang biasa dibawa untuk bekerja, dan kemungkinan didalam nya terdapat dokumen yang sangat penting.Berjalan menghampiri meja resepsionis yang menyambutnya dengan sapaan sopan. Setelah Alex mengatakan jika dirinya telah memiliki janji dengan sang pimpinan, si resepsionis tersebut pun mengantar Alex menuju ke ruangan yang bertuliskan "Direktur".Mengetuk pintu ruangan tersebut satu kali dan tidak lama terdengar suara dari dalam yang mengizinkan nya untuk masuk."Tuan Andrew" sapa Alex sesaat setelah membuka pintu dan masuk keruangan itu."Oh Alex, kau datang. Silahkan duduk" ujar Tuan Andrew yang tidak lain adalah ayah dari Bianca.Kedua orang tersebut memang sudah memiliki janji untuk melakukan kerja sama antar perusahaan. Tuan Andrew seorang pemilik Hotel berkelas di kota New York, yang meminta agar Alex bisa bekerja sama dengan perusahaan miliknya. Karena pria paruh baya itu sangat mengingi
Curang itu adalah salah satu cara dari permainan, yang terpenting adalah menang.Permainan ini sangat lah melelahkan. Bukan hanya diri ku tapi hati ku juga merasakan hal yang sama. Perasaan ku bagi mu seolah hanyalah sebuah tali, yang kadang kau tarik dan kadang kau ulur kembali.Jika kehadiran ku hanya untuk melihat sandiwara, harus nya kau juga bisa bersandiwara untuk tidak mengetahui keberadaan ku.********"apa?"Elica menggelengkan kepalanya tegas, tentu saja dia sangat menolak hal tersebut."Tidak. Dia anak ku Alex, kau tidak bisa mengambil nya."Alex terlihat berdiri dari duduknya. Pria itu menghampiri Elica yang kini terlihat berantakan dan lagi bekas air mata di pipi nya yang masih belum menghilangkan sempurna. Menggambarkan jika perempuan itu sedang panik."Aku akan memberi mu pilihan. Tinggalkan
"Elica..." Ucap Alex"Hm""Bisakah kedepan nya kita hidup bersama menjadi satu keluarga?"Keduanya saling bertatapan cukup lama, karena Elica juga tertegun dengan ucapan Alex baru saja.Elica lah yang memutuskan kontak mata dengan Alex, dia tersenyum seraya melihat kearah perut nya yang sudah besar itu.Dia mengelus perut nya sendiri dengan lembut, layaknya dia tengah menyentuh calon buah hati nya secara langsung."Kau sering mengatakan hal itu Alex, dan kau pasti tau jawabannya." Ujar Elica dengan tenang."Tapi kau tidak memberi ku kesempatan apapun Elica." Sahut AlexElica menatap lagi Alex dengan tatapan hangat. "Bukankah kita bisa mengasuh anak ini bersama-sama, tanpa harus ada pernikahan. Apakah itu bukan suatu kesempatan bagi mu?" Tanya Elica yang mulai serius."Tidak cukup
Jika kau menyakiti ku satu kali, maka aku akan mencari alasan seribu kali untuk memaafkan mu lagi. Namun jika kau nyaman dengan masa lalu kelam mu, maka aku akan memilih pergi dengan harapan kecil pada masa depan. Tapi satu hal yang harus kau ingat, saat aku pergi mungkin aku tidak akan pernah kembali untuk jatuh lagi pada kesalahan yang pernah ku perbuat.Kesalahan karena aku di pertemuan dengan mu, kesalahan karena aku memberikan semua dunia ku padamu, dan kesalahan karena aku mencintaimu.*****Terlihat mobil BMW berwarna hitam milik Alex memasuki pelataran rumah besar. Tidak lama pria itu keluar dari mobil tersebut dan membanting pintu mobil saat menutup nya kembali.Alex dengan ekspresi wajah dingin nya langsung masuk begitu saja ke dalam rumah.Dia terlihat berantakan karena masih menggunakan pakaian yang kemarin dia kenakan. Hanya saja yang kurang jaket yang di pakai nya tadi malam tida
Konten 18+Dibawah umur harap sadar diri. Dosa ditanggung sendiri.Bianca sangat kesal pada Alex yang terang-terangan mengusir nya dari rumah besar. Padahal tadinya Bianca merasa senang karena Alex tidak pulang bersama Elica, namun apa yang dia dengar dari mulut Alex membuat nya sangat Emosi."Aku tidak mau pergi. Aku akan membicarakan hal ini pada ayah ku, jadi kau tidak bisa mengusirku begitu saja Alex" pekik Bianca yang merasa tidak terima."Itu terserah pada mu. Yang jelas aku lah pemilik rumah ini jadi kau tidak bisa menentang apa yang aku ucapkan"Setelah mengatakan itu, Alex pun memilih pergi meninggalkan Bianca dan berjalan menuju kamarnya yang ada di atas. Bianca melihat punggung Alex yang mulai menghilang dengan tatapan tajam nya.Sejak awal tujuan nya kemari adalah ingin memiliki Alex. Ternyata benar kabar yang beredar jika Alex merupakan orang yang sulit di tak
Hari ini terlihat cerah. Cahaya matahari pun masuk ke celah jendela kamar Elica. Dia menggeliat pelan dari tidurnya yang terasa nyaman, perlahan Elica pun membuka matanya. Rupanya hari sudah pagi, Namun raut wajahnya seketika itu terlihat berubah. Sesaat setelah semua nyawanya terkumpul karena tidur nyenyak nya dan teringat kembali jika kejadian kemarin yang dia alami bukanlah mimpi. Elica tersadar jika sekarang dia sudah tidak memiliki sosok ibu lagi.Mata sembab dan lingkaran hitam di bawah mata nya adalah bukti jelas bahwa kemarin dia tidak hentinya menangis mengiringi kepergian sang ibu. Dan hari ini dia kembali menangis, entah sampai kapan duka di hati nya hilang.Elica pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.Dan setelah menghabiskan 30 menit, akhirnya Elica keluar dari kamar nya berjalan kearah dapur. Dia melihat ayah nya sedang membuat sesuatu disana."Dad.."Alber
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Irene terbangun dari tidurnya karena tenggorokan nya terasa kering, dia pun memilih untuk beranjak mengambil air yang berada di atas nakas kecil di sudut kamar. Namun sayangnya gelas tersebut sudah kosong, dan membuat dirinya harus turun ke dapur untuk mengisi air lagi.Seluruh ruangan terlihat gelap saat Irene menuruni tangga, pikir nya mungkin semua orang sudah tertidur. Setelah selesai mengisi air pada gelas kembali, Irene langsung naik lagi ke lantai dua kamar nya berada. Namun dia melihat sedikit cahaya dari ruangan kerja Alex karena pintu tidak tertutup dengan sempurna.Menandakan jika Alex belum tidur. Irene dengan membawakan gelas yang ada di tangan nya pun berjalan menuju ruang kerja Alex. Langkah pelan nya tidak menimbulkan suara sedikit pun. Tetapi sesampainya dia di depan ruangan tersebut, Irene mendengar Alex sedang berbicara. Dan pikir nya mungkin Alex sedang menerima telepon. Akhirnya Iren
Sesudah sarapan tadi, Bianca lebih memilih untuk menahan emosi dan rasa ingin tahu nya. Mungkin nanti dia akan langsung bertanya pada Alex empat mata tentang hal yang diungkapkan Irene tadi. Bianca sudah paham betul jika Tante dari Alex tersebut tidak menyukai dirinya, namun hal itu tidak memupuskan keinginan Bianca untuk mendapatkan Alex. Dan entah mengapa, Bianca pun kini sangat tidak menyukai perempuan bernama Elica itu. Jika dilihat, sepertinya usia Elica masih di bawah Bianca. Hal itu malam membuat Bianca semakin bersemangat untuk tidak kalah dari Elica si anak kecil. Karena Bianca yakin, perempuan itu tidak lebih dari seorang pelacur seperti hal nya perempuan di luar sana yang gila harta. Sedangkan Irene dan Alex terlihat sedang duduk bersama di ruang tv, melihat acara yang sebenarnya sangat membosankan. "Tante akan mengajak Elica keluar hari ini" ucap Irene membuka suara namun dengan m