Vote dan Like dulu sebelum baca, dan tinggalkan komentar setelah membaca.
Hargai karya Author yah...
3 hari kemudian.
Elica terlihat masih tiduran di ranjang nya, padahal hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Namun dia juga belum beranjak sedikit pun dari tempat tidur nya itu. Mengingat hari ini dia juga tidak masuk kuliah karena sedang tidak enak badan, tapi 15 menit yang lalu Leo tiba-tiba menelpon nya dan mengajak dia makan siang bersama dengan alasan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Elica.
Jadi dengan terpaksa Elica pun harus bergegas untuk Bagun dari tidurnya itu.
Bahkan Elica pun tadi pagi juga tidak ikut sarapan bersama, karena dia yang minta agar makanan nya di bawakan ke kamarnya. Tapi sepertinya ibu nya juga tidak menghiraukan hal itu, mungkin karena ibu nya juga sedang sibuk mengurus pernikahannya.
30 menit berlalu, Elica sudah berbeda dari sebelumnya. Dia sudah rapi dengan menggunakan kaos yang dipadukan dengan sweater rajut berwarna peach dan celana jeans yang pas dengan kaki jenjang nya. Tak lupa dia menggunakan tas selempang kecil dan rambutnya yang hanya diurai begitu saja.
Kemudian dia pun pergi menggunakan mobil pemberian Alex untuk menuju ke tempat bertemu dengan Leo.
Tak lama Elica pun sudah sampai di sebuah restoran mewah yang sudah di pesan Leo. Dia memasuki restoran tersebut, dan ada seorang pelayan yang langsung menghampiri Elica.
"Permisi nona, apakah anda sudah melakukan reservasi sebelum nya?"
Tanya si pelayan tersebut dengan sopan.
"Belum. Tapi teman ku seperti nya yang sudah melakukan nya."
"Baik nona. Atas nama siapa?"
"Leo"
"Oh baiklah, mari saya antar kan. Ada di meja nomor 23"
Elica pun menjawab nya hanya dengan Anggukan kepala.
Dia sedikit heran, kenapa Leo mengajaknya di restoran mewah seperti ini, bahkan untuk makan siang saja harus melakukan reservasi. Sangat merepotkan.
Elica pun sampai di meja yang di pesan Leo. Dan Leo pun terlihat tersenyum dengan kedatangan Elica.
"Kau sudah datang, duduk lah" ucap Leo
"Maaf terlambat" jawab Elica kemudian duduk
"Tidak apa-apa, aku juga belum lama sampai. Dan aku juga sudah pesan kan makan untuk kita. Tenang saja makanan disini semua nya lezat. Tidak apa-apa kan?"
"Iya. Tapi Kenapa harus di restoran ini?"
"Kenapa?" Tanya balik Leo
"Maksud ku, hanya untuk makan siang bukankah ini berlebihan. Bahkan kau harus melakukan reservasi dulu"
"Tidak masalah. Aku sering makan disini. Bahkan untuk mengajak perempuan spesial juga tidak buruk" ucap Leo.
"Maksudnya?"
Leo tersenyum mendengar pertanyaan Elica yang tidak mengerti ucapan nya barusan.
"Tidak lupakan saja. Ngomong-ngomong kau tidak masuk kuliah?"
"Aku tidak masuk, sedang tidak enak badan"
"Haruskah setelah ini kita ke dokter untuk memeriksa nya?"
"Tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat saja"
"Okay"
Makanan mereka pun tiba. Dengan segera mereka memakan hidangan tersebut. Elica terlihat fokus dengan makanannya, tidak heran karena dari pagi dia belum makan sedikit pun.
Sedangkan Leo terlihat sesekali melirik ke Elica dan kemudian diam-diam tersenyum.
"Oh iya, sebenarnya ada apa kau memintaku menemui mu ke sini?" Tanya Elica
"Ah itu aku lupa tadi mengatakan nya. Jadi Club ku akan mengadakan pesta minggu ini. Semacam pesta anniversary, aku berharap kau bisa datang. Apakah kau mau, Elica?"
Mendengar itu Elica terlihat berpikir, dia ingat jika Minggu ini ibunya juga akan melangsungkan pernikahan.
"Sebenarnya aku tidak begitu sering ke Club. Dan juga Minggu depan aku sudah ada acara. Sepertinya aku tidak bisa datang. Maaf"
"Begitu yah. Tidak apa-apa Elica. Mungkin lain kali saja"
"Iya" Elica menjawab nya dengan senyuman terpaksa, karena ada rasa tidak enak hati menolak ajakan Leo.
Mereka berdua pun kembali menyantap makanan nya.
Saat Elica sedang menatap sekitaran ruang restoran yang begitu mewah, tiba-tiba matanya melihat seseorang yang sangat familiar. Itu Alex dengan beberapa rekan bisnis nya, sontak dia pun sangat terkejut. Leo pun menyadari keterkejutan Elica, lalu ikut menatap orang yang kini sedang di lihat Elica.
"Itu kan Tuan Alex, dia ada disini juga" ucap Leo.
"Kau mengenal nya?" Tanya Elica.
"Yeah. Dia sering datang ke Club, dan dia termasuk tamu VIP ku di Club. Kau juga mengenal nya?"
"Tidak, hanya wajah nya mengingat kan ku pada seseorang"
"Siapa?"
"Bukan siapa-siapa. Apa dia termasuk pria yang selalu bermain dengan banyak wanita?"
"Jika laki-laki datang ke Club itu hanya ada dua alasan Elica. Kesenangan dan tentunya wanita."
"Begitu yah"
"Apa itu membuat mu kecewa?"
"Tidak. Alasan apa aku kecewa padanya"
"Begitu kah. Dia memang pria yang tampan dan sukses. Tidak heran banyak wanita yang mengejar nya. Tapi aku dengar dia juga akan menikah dalan waktu dekat. Kau tidak tertarik dengan nya kan?" Tanya Leo
"Jangan gila, mana mungkin aku tertarik dengan pria macam dia"
"Apa karena kau sudah punya kekasih?"
"Tidak."
"Syukur lah jika begitu, itu tandanya aku bisa mendekati mu kan"
"Leo sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan. Aku rasa semua ini sepertinya hanya modus dari mu" tanya Elica tanpa basa-basi
Leo pun langsung tertawa mendengar ucapan Elica.
"Well, kau itu sangat menarik Elica. Aku suka wanita yang selalu to the poin seperti mu" kini Elica yang tertawa mendengar ucapan Leo.
Elica kembali menatap ke arah Alex, sedangkan Alex tidak menyadari keberadaan Elica di restoran ini. Karena Alex terlihat sangat fokus berbicara dengan orang yang bersamanya.
***************************
Sore hari Elica sudah sampai di rumah. Setelah bertemu dengan Leo dia memutuskan untuk pulang dan istirahat. Merasa jika badan nya sangat lemas.
Tak lama dia sedang berbaring di ranjang nya, ponsel nya berbunyi, dan terlihat jika Bryan yang menelpon nya
"Halo" ucap Elica
"(Halo, Elica. Kau sedang apa?)" Tanya Bryan di seberang sana
"Aku sedang tiduran. Ada apa Bryan?"
"(Aku ingin mengajak mu keluar, apa kau mau?)"
"Maaf Bryan, aku sedang tidak enak badan."
"(Kau sedang sakit? Apa boleh jika aku saja yang kesana menemui mu?)"
"Baiklah jika kau ingin kesini, akan aku kirimkan alamat rumahnya"
"(Baiklah Elica, sampai bertemu)"
"Iya Bryan"
Mereka pun memutuskan panggilan tersebut, dan Elica bergegas untuk mandi.
Setelah beberapa saat, Elica sudah terlihat lebih segar, dan menunggu kedatangan Bryan.
Tak lama dia mendengar suara mobil di teras, dia pun buru-buru melihat siapa yang datang dari Jendela kamar. Ternyata itu adalah Bryan.
Elica pun bergegas turun dan menemui kedatangan Bryan.
Elica membukakan pintu setelah beberapa kali bel di tekan oleh Bryan.
"Hai Elica" sapa Bryan saat Elica membuka pintu.
"Kau sudah datang, silahkan masuk"
"Oke"
"Duduklah Bryan, aku akan ambil kan minuman untuk mu"
Bryan pun tersenyum mengangguk, dan Elica meninggalkan Bryan di ruang tamu. Tak lama Elica pun membawakan minuman untuk Bryan.
"Silahkan diminum Bryan"
"Terima kasih Elica. Rumah ayah tiri mu ternyata sangat besar Elica" ucap Bryan yang berhasil membuat Elica tersenyum.
"Iya tak heran jika ibu ku juga akan menikahi pria itu"
"Apa dia dan ibu mu belum pulang?"
"Belum. Mereka sangat sibuk mengurus pernikahannya. Kau bawa apa itu Bryan?"
"Oh iya. Ini bubur dan sup yang di buatkan ibu ku untuk mu. Dia juga menitipkan salam untuk mu" ujar Bryan sambil menyerahkan makanan yang di bawa nya.
"Ya ampun, pasti ini sangat merepotkan. Terimakasih Bryan. Sampaikan terima kasih ku juga untuk ibu"
"Tidak perlu sungkan Elica. Aku akan menyampaikan nya"
Mereka berdua pun berbincang dengan asik. Tanpa disadari ada kedatangan Alex dan hilda yang sudah masuk ke rumah.
Alex terlihat tidak suka dengan kedatangan Alex saat di memasuki ruang tamu dan mendapati Elica dan seorang pria sedang bersama.
"Bryan" ucap Hilda
"Hai bibi, lama tidak bertemu" sapa Bryan
"Ya ampun aku tidak menyangka itu kau. Kapan kau kembali kesini?"
"Sudah hampir satu bulan yang lalu bibi."
"Kenapa Elica tidak mengatakan nya. Bagaimana kabar ibu mu, Bryan?"
"Dia baik bibi"
"Syukur lah."
"Siapa dia sayang?" Tanya Alex tiba-tiba.
"Oh iya aku lupa mengenalkan nya. Alex ini Bryan, dia tetangga sekaligus sahabat Elica dari kecil. Dan Bryan, kenalkan ini Alex. Calon suami bibi" ujar Hilda.
"Senang bertemu dengan anda, tuan Alex" ucap Bryan mengulurkan tangannya kepada Alex. Tapi Alex masih menatap Bryan tajam kemudian membalas uluran tangan tersebut.
"Kenapa kalian pulang cepat?" Tanya Elica memecahkan keheningan.
"Mom dan Alex sengaja pulang cepat. Karena pelayan bilang tadi pagi aku belum sarapan dan kau sedang sakit. Jadi mom sangat khawatir pada mu sayang." Ucap Hilda
"Tumben sekali perhatian" ketus Elica
"Kau ini Elica. Bryan bagaimana jika kau ikut makan malam di sini. Bibi akan buatkan makanan spesial untuk kalian semua"
"Baiklah bibi"
"Kalau begitu, Elica kau temani Bryan dulu. Mommy dan Alex akan mandi dulu. Terus kita makan bersama"
"Iya"
*******************
Suasana meja makan sangat hangat, Hilda dan Bryan terlihat asik menanyakan keluarga satu sama lain. Sedangkan Alex dan Elica terlihat tidak terlalu senang dengan suasana seperti ini.
"Kenapa kau tidak makan makanan buatan Mommy, Elica?"
"Ibu nya Bryan membawakan ku bubur. Jadi aku akan makan bubur ini saja" ujar Elica, yang membuat raut wajah Hilda kecewa.
"Masakan bibi sangat Enak." Ujar Bryan berusaha agar membuat suasana tidak canggung.
"Terimakasih Bryan. Seringlah datang kemari. Oh iya, Minggu ini bibi akan melangsungkan pernikahan dengan Alex. Nanti kau datang yah"
"Baik bibi. Doakan juga agar aku dan Elica bisa menyusul" jawab Bryan dan berhasil membuat Hilda tertawa.
"Iya iya, bibi akan doakan hal itu"
"Apa maksud mu, Elica masih kuliah. Dia tidak bisa menikah cepat. " Tanya Alex tiba-tiba merasa tidak terima dengan ucapan Bryan dan Hilda
"Tapi setahu ku, kuliah Elica sebentar lagi selesai" jawab Bryan
"Jadi kau pikir setelah kuliah nya selesai dia bisa menikah? Masa depan Elica masih panjang. Dia juga harus menikmati dunia nya terlebih dahulu. Jadi jangan berpikir kau bisa menikahi Elica" ujar Alex yang membuat Hilda sedikit heran dengan ucapan nya.
"Sayang kau ini kenapa? Bryan hanya bercanda" ucap Hilda berusaha menenangkan Alex
"Sebentar lagi Elica adalah anak ku sayang. Dan kedepannya aku harap Elica harus fokus dulu dengan masa depan nya"
"Cukup. Apa hak kalian membicarakan masa depan ku di hadapan ku. Dan kau, kau itu hanya ayah tiri ku. Jangan berpikir kau bisa mengekang ku. Karena ayah kandung ku tidak pernah melakukan nya. Lagi pula apa yang dikatakan Bryan juga bisa saja mungkin, kelak aku akan menikah dengan Bryan." Ucap Elica yang sudah tidak tahan sambil menunjuk ke arah Alex.
Sedangkan Alex menatap Elica dengan tajam dan terlihat rahang nya yang mengeras tanda dia sudah terpancing emosi dengan apa yang dikatakan Elica.
"Baiklah aku rasa pembicaraan ini sudah jauh melewati batas. Kalau begitu aku akan pamit saja sekarang" ujar Bryan
"Kenapa cepat sekali pulang nya Bryan. Kau belum menghabiskan makanan mu"
"Tidak apa-apa bibi. Aku juga harus menemui seseorang setelah ini. Aku pamit pulang dulu. Terimakasih untuk makan malam nya"
"Biar aku mengantar mu ke depan Bryan" sahut Elica, dan Bryan pun mengangguk.
Sepulang nya Bryan, Elica pun langsung masuk ke kamar nya. Meninggalkan ruang makan yang menyisakan ibu nya dan Alex.
Dua jam kemudian, Elica berniat untuk tidur. Namun tiba-tiba ponsel nya berbunyi dan menandakan ada pesan masuk. Elica membuka pesan tersebut yang ternyata dari Alex.
(Ke kamar ku sekarang)
Tulis pesan Alex agar Elica datang ke kamar nya. Tanpa berpikir panjang Elica pun bergegas menuju ke kamar Alex yang ada di samping kamarnya.
Elica mengetuk pintu kamar Alex, tak lama pintu pun terbuka. Dan Alex mempersilahkan Elica masuk. Ini adalah pertama kalinya Elica memasuki kamar Alex. Kamar yang terlihat Elegan dan rapi. Cat dinding bernuansa abu-abu memperlihatkan suasana yang tenang. Dan tak lupa aroma maskulin khas tubuh Alex yang sudah Elica kenali, menguar di kamar tersebut.
"Ada apa ku memanggilku?" Tanya Elica
"Jauhi Bryan. Aku tidak suka kau berdekatan dengan nya"
Jawab Alex langsung ke inti.
Elica terlihat menghembuskan nafasnya.
"Berhentilah mencampuri hidup ku Alex"
"Kau itu milik ku Elica. Jadi dengarlah apa yang aku ucapkan"
Elica tersenyum sinis.
"Aku bukan milik siapa pun. Apalagi di miliki pria penipu seperti mu. Aku tidak sudi"
"Kenapa kau selalu mengatakan aku penipu Elica? Apa semua yang aku berikan tidak cukup? Kau hanya perlu merestui hubungan ku dengan ibu mu. Dan apa pun yang kau minta aku akan berikan"
"Apa kau amnesia? Kau sendiri yang bilang akan membatalkan pernikahan itu"
"Bukankah aku sudah mengatakan nya, jika aku tidak bisa membatalkan nya, Elica"
"Kau egois Alex. Berani-berani nya kau mengambil keuntungan dari ku. Setelah apa yang telah kau ambil" ucap Elica mulai emosi.
"Sudah ku katakan Elica. Jadilah wanita ku, maka kau tidak perlu hidup penuh dendam seperti ini. Lagi pula apa kau yakin dengan Bryan, jika dia tau kau sudah pernah ku tiduri. Apa kau pikir dia masih mau dengan mu?"
Plakk..
Elica pun yang sudah tidak bisa menahan amarahnya akhir nya menampar keras pipi Alex, hingga menimbulkan tanda merah di wajah Alex .
TBC.
Budayakan vote dulu sebelum membaca ya beb...Dan tinggalkan komentar setelah membaca....Plaakkk....Elica terlihat sangat marah atas apa yang Alex ucapkan di menampar Alex hingga wajah Alex menoleh ke samping sangking keras nya tamparan tersebut. Tanpa Alex sadari ucapan nya itu sangat merendahkan diri Elica secara langsung."Bajingan kau Alex. Kau tidak pantas mengatakan hal itu padaku. Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau perbuat kepada ku? Kau sudah merusak ku dan juga hidup ku, BRENGSEK" teriak Elica di depan wajah Alex, tak hanya Elica. Alex pun juga terpancing emosi dengan teriakan Elica.Dengan cepat Alex langsung mendorong Elica sambil mencekik leher nya."Kau pikir kau siapa bisa berteriak di depan ku, hah. Kau harus nya sadar Elica, kau itu hanya jalang di mata ku. Padahal aku sudah menawarkan banyak hal menguntungkan pada mu. Tapi begini kah cara terimakasi
Follow IG : @akiokokoru_69Budayakan vote Like dan tinggalkan komentar setelah membaca.Meskipun baru pertamakali Elica bertemu dengan teman-teman Leo, namun mereka semua sudah akrab dengan kedatangan Elica. Hal yang Elica syukuri juga, semua pikiran negatif nya pada teman Leo tidak lah benar. Termasuk Disa, dia adalah wanita yang menyambut Elica dengan antusias. Wanita dengan rambut pendek itu selalu menemani Elica dengan obrolan dan celoteh nya yang tidak bisa diam."Kau tidak minum Elica?" Tanya Disa."Tidak. Aku akan menyetir untuk pulang nanti""Ah begitu, ku kira kau kesini dengan Leo tadi. Tapi tidak asyik jika kau belum minum, cobalah sedikit saja" Ujar Disa kemudian menyodorkan segelas kecil Vodka pada Elica."Dia tidak mau Disa, jangan memaksa nya" Leo yang mulai geram karena Disa menyuruh Elica minum, akhirnya merebut gelas tersebut dari tang
Follow IG : @akiokokoru_69Jangan lupa vote Like dan tinggalkan komentar setelah membacaSiang hari Leo sengaja pulang ke apartemen nya untuk membawakan Elica makan siang. Dia telah sampai di depan pintu kemudian menekan kode apartemen nya. Leo pun masuk dan mencari keberadaan Elica, namun beberapa saat dia telah berkeliling menyusuri ruang apartemen nya, diapun belum menemukan keberadaan Elica.Leo pun langsung merogoh saku nya dan mengambil ponsel milik. Dia menelpon Elica, namun ponsel nya juga tidak aktif. Dia pun makin bingung dan cemas akan keberadaan Elica sekarang. Leo kembali menelpon seseorang yang tak lain adalah penjaga yang ada di Club nya. Menanyakan apakah Elica telah mengambil mobilnya yang berada di Club nya atau tidak, namun dia mendapatkan jawaban jika mobil Elica masih terparkir disana.Karena dia tidak mendapatkan keberadaan Elica akhirnya Leo memutuskan untuk kembali ke kantor n
Vote Like dan tinggalkan komentar jangan lupa.Mereka berdua akhirnya sampai, ternyata Alex membawa Elica ke apartemen milik nya. Dulu sebelum Alex bertemu dengan Hilda, dia lebih memilih tinggal di apartemen mewah tersebut. Karena sekarang ada Hilda dan Elica, jadi dia memutuskan untuk pindah ke rumah besar nya.Alex langsung menyuruh Elica untuk turun, mau tidak mau Elica pun menuruti nya. Dengan cepat Alex pun langsung menggandeng tangan Elica, agar wanita itu tidak lari. Mengingat tadi di mobil Elica memberontak ingin turun.Dan Elica mengernyitkan dahinya, ketika tau Alex membawa nya kesebuah apartemen. Mereka memasuki Lift dan tangan Elica pun masih di genggaman oleh Alex. Tak lama mereka pun sampai di pantai 25, Alex langsung menekan tombol kode pintu apartemen. Setelah pintu terbuka Elica masih berdiri dan menolak untuk masuk ke ruangan tersebut meskipun Alex mencoba menarik tangan nya. 
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca...Setelah malam sudah larut, Leo menyuruh Elica untuk beristirahat. Dan Elica pun mengiyakan ucapan Leo. Karena Elica juga merasakan jika akhir-akhir tubuh nya selalu lemas dan mudah lelah. Akhirnya besok pagi Leo mengajak nya untuk memeriksa kondisi Elica, apakah benar-benar hamil atau tidak.Elica pun sudah tidur di kamar milik Leo. Sedangkan Leo sendiri masih duduk di ruang tengah. Beberapa kali dapat Leo dengar jika ponsel Elica terus berdering. Dia pun sudah tau siapa yang menghubungi nya, pasti Alex.Karena merasa terganggu akhir nya Leo pun berniat mengangkat panggilan tersebut, karena ponsel Elica masih di meja ruang tengah."Halo" Ucap Leo mengangkat panggilan itu.("Siapa kau, dimana Elica?")"Kau mencari Elica yah, dia ada di tempat ku sekarang. Dia sedang tidur"(
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca...Dan jangan berharap juga Cerita ini bakal happy atau sad Ending. Karena aku juga masih bingung mau nyelesaiin nya gimana.hehehSemoga suka.....*****************"Terlepas dari aku membantu mu, tapi sepertinya aku juga sudah mulai mencintai mu Elica"Elica terdiam saat Leo mengatakan hal itu, dia tidak menyangka jika Leo memiliki perasaan kepada nya."Tidak Leo, sudah ku bilang aku bukan wanita baik-baik. Aku tidak pantas untuk mu, bahkan mendapatkan cinta dari mu saja aku tidak pantas" jawab Elica dengan mata yang berkaca-kaca."Aku tidak perduli itu semua Elica. Aku hanya ingin kau hidup di samping ku dan aku menjaga mu selamanya. Kita menikah setelah itu kita pergi jauh dari negara ini. Aku akan memberikan mu kehidupan yang baru. Aku janji Elica akan menjaga mu. Tolong percaya
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca.***************************Sudah 4 jam Elica tertidur dan dia pun masih di rumah Sakit. Dia sudah ditemani Leo saat ini, karena beberapa jam yang lalu saat Elica sudah sadar dia langsung menelepon Leo agar menemani nya. Sedangkan Alex dengan setia masih menunggu Elica di ruang depan kamar rawat Elica, karena Elica belum mau menemuinya.Leo sudah mengetahui kejadian siang tadi, hingga akhirnya dia langsung meninggalkan pekerjaan nya dikantor begitu saja. Elica pun terlihat mulai mengerjapkan mata nya, yang membuat Leo langsung berdiri dari duduknya."Kau sudah bangun?" Tanya Leo dibalas anggukan oleh Elica."Minumlah dulu" Leo memberikan Elica segelas air putih dan Elica pun meminum nya walaupun hanya sedikit."Sudah lebih baik?" Tanya nya lagi"Iya""Ibu mu pu
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar setelah membaca..********************Seminggu kemudian...Hilda dan Alex sudah pisah rumah sejak kejadian pertengkaran mereka malam itu. Hilda memutuskan untuk keluar dari rumahnya, meninggalkan Alex sendirian. Dan Alex tidak mencegah nya sama sekali. Entah kenapa perasaan nya dulu pada Hilda hilang begitu saja dalam sekejap. Malah dia ingin segera menggugat cerai wanita itu dan menikah dengan Elica putri nya.Namun Surat gugatan cerai antara Alex dan Hilda pun sudah keluar, itu semua karena Leo juga ikut turun tangan agar ibu Elica bisa cepat terlepas dari Alex.Dan dia pun segera membawa Elica pergi.Di kantor, Alex sedang berkutat dengan tumpukan berkas yang ada di meja kerja nya. Suara ketukan pintu terdengar dari luar ruangan kerjanya. Tak lama sekretaris nya pun masuk dengan membawa beberapa dokumen di tangan nya.&nb
Elica POV.Entah sampai berapa lama aku akan bertahan. Disakiti oleh orang yang sama dalam waktu yang berulang-ulang. Sakit, adalah hal paling akrab dengan ku akhir-akhir ini, seperti luka yang basah dan selalu di beri garam saat aku bersuara.Kau, bukankah dulu pernah mengatakan mencintai ku. Ucapan mu bagaikan angin yang berhembus ke telinga ku, terdengar meyakinkan tetapi cepat berlaluJika memang takdir tidak mengizinkan ku bahagia, lalu mengapa aku selalu berikan rasa sakit oleh dia. Aku lelah, bagaikan pasir putih yang diterpa ombak laut, aku ingin menghilang. Terkadang aku berpikir, Kenapa Tuhan memberikan ku seorang malaikat kecil, yang kini berada di perutku. Aku bahkan tidak bisa menjaga diri ku, tetapi kenapa Tuhan menitipkan nya pada ku. Aku sungguh tidak mampu, maafkan aku."Kepala ku pusing sekali" aku membuka mata ku seraya memegangi kepala ku, dan tersadar jika semalam aku tertidur di samping ranjang dengan posisi terduduk.Aku ingat jika aku menangis sangat lama dan
Alex menghentikan laju mobil di depan sebuah gedung yang cukup tinggi. Pria itu membawa koper yang biasa dibawa untuk bekerja, dan kemungkinan didalam nya terdapat dokumen yang sangat penting.Berjalan menghampiri meja resepsionis yang menyambutnya dengan sapaan sopan. Setelah Alex mengatakan jika dirinya telah memiliki janji dengan sang pimpinan, si resepsionis tersebut pun mengantar Alex menuju ke ruangan yang bertuliskan "Direktur".Mengetuk pintu ruangan tersebut satu kali dan tidak lama terdengar suara dari dalam yang mengizinkan nya untuk masuk."Tuan Andrew" sapa Alex sesaat setelah membuka pintu dan masuk keruangan itu."Oh Alex, kau datang. Silahkan duduk" ujar Tuan Andrew yang tidak lain adalah ayah dari Bianca.Kedua orang tersebut memang sudah memiliki janji untuk melakukan kerja sama antar perusahaan. Tuan Andrew seorang pemilik Hotel berkelas di kota New York, yang meminta agar Alex bisa bekerja sama dengan perusahaan miliknya. Karena pria paruh baya itu sangat mengingi
Curang itu adalah salah satu cara dari permainan, yang terpenting adalah menang.Permainan ini sangat lah melelahkan. Bukan hanya diri ku tapi hati ku juga merasakan hal yang sama. Perasaan ku bagi mu seolah hanyalah sebuah tali, yang kadang kau tarik dan kadang kau ulur kembali.Jika kehadiran ku hanya untuk melihat sandiwara, harus nya kau juga bisa bersandiwara untuk tidak mengetahui keberadaan ku.********"apa?"Elica menggelengkan kepalanya tegas, tentu saja dia sangat menolak hal tersebut."Tidak. Dia anak ku Alex, kau tidak bisa mengambil nya."Alex terlihat berdiri dari duduknya. Pria itu menghampiri Elica yang kini terlihat berantakan dan lagi bekas air mata di pipi nya yang masih belum menghilangkan sempurna. Menggambarkan jika perempuan itu sedang panik."Aku akan memberi mu pilihan. Tinggalkan
"Elica..." Ucap Alex"Hm""Bisakah kedepan nya kita hidup bersama menjadi satu keluarga?"Keduanya saling bertatapan cukup lama, karena Elica juga tertegun dengan ucapan Alex baru saja.Elica lah yang memutuskan kontak mata dengan Alex, dia tersenyum seraya melihat kearah perut nya yang sudah besar itu.Dia mengelus perut nya sendiri dengan lembut, layaknya dia tengah menyentuh calon buah hati nya secara langsung."Kau sering mengatakan hal itu Alex, dan kau pasti tau jawabannya." Ujar Elica dengan tenang."Tapi kau tidak memberi ku kesempatan apapun Elica." Sahut AlexElica menatap lagi Alex dengan tatapan hangat. "Bukankah kita bisa mengasuh anak ini bersama-sama, tanpa harus ada pernikahan. Apakah itu bukan suatu kesempatan bagi mu?" Tanya Elica yang mulai serius."Tidak cukup
Jika kau menyakiti ku satu kali, maka aku akan mencari alasan seribu kali untuk memaafkan mu lagi. Namun jika kau nyaman dengan masa lalu kelam mu, maka aku akan memilih pergi dengan harapan kecil pada masa depan. Tapi satu hal yang harus kau ingat, saat aku pergi mungkin aku tidak akan pernah kembali untuk jatuh lagi pada kesalahan yang pernah ku perbuat.Kesalahan karena aku di pertemuan dengan mu, kesalahan karena aku memberikan semua dunia ku padamu, dan kesalahan karena aku mencintaimu.*****Terlihat mobil BMW berwarna hitam milik Alex memasuki pelataran rumah besar. Tidak lama pria itu keluar dari mobil tersebut dan membanting pintu mobil saat menutup nya kembali.Alex dengan ekspresi wajah dingin nya langsung masuk begitu saja ke dalam rumah.Dia terlihat berantakan karena masih menggunakan pakaian yang kemarin dia kenakan. Hanya saja yang kurang jaket yang di pakai nya tadi malam tida
Konten 18+Dibawah umur harap sadar diri. Dosa ditanggung sendiri.Bianca sangat kesal pada Alex yang terang-terangan mengusir nya dari rumah besar. Padahal tadinya Bianca merasa senang karena Alex tidak pulang bersama Elica, namun apa yang dia dengar dari mulut Alex membuat nya sangat Emosi."Aku tidak mau pergi. Aku akan membicarakan hal ini pada ayah ku, jadi kau tidak bisa mengusirku begitu saja Alex" pekik Bianca yang merasa tidak terima."Itu terserah pada mu. Yang jelas aku lah pemilik rumah ini jadi kau tidak bisa menentang apa yang aku ucapkan"Setelah mengatakan itu, Alex pun memilih pergi meninggalkan Bianca dan berjalan menuju kamarnya yang ada di atas. Bianca melihat punggung Alex yang mulai menghilang dengan tatapan tajam nya.Sejak awal tujuan nya kemari adalah ingin memiliki Alex. Ternyata benar kabar yang beredar jika Alex merupakan orang yang sulit di tak
Hari ini terlihat cerah. Cahaya matahari pun masuk ke celah jendela kamar Elica. Dia menggeliat pelan dari tidurnya yang terasa nyaman, perlahan Elica pun membuka matanya. Rupanya hari sudah pagi, Namun raut wajahnya seketika itu terlihat berubah. Sesaat setelah semua nyawanya terkumpul karena tidur nyenyak nya dan teringat kembali jika kejadian kemarin yang dia alami bukanlah mimpi. Elica tersadar jika sekarang dia sudah tidak memiliki sosok ibu lagi.Mata sembab dan lingkaran hitam di bawah mata nya adalah bukti jelas bahwa kemarin dia tidak hentinya menangis mengiringi kepergian sang ibu. Dan hari ini dia kembali menangis, entah sampai kapan duka di hati nya hilang.Elica pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.Dan setelah menghabiskan 30 menit, akhirnya Elica keluar dari kamar nya berjalan kearah dapur. Dia melihat ayah nya sedang membuat sesuatu disana."Dad.."Alber
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Irene terbangun dari tidurnya karena tenggorokan nya terasa kering, dia pun memilih untuk beranjak mengambil air yang berada di atas nakas kecil di sudut kamar. Namun sayangnya gelas tersebut sudah kosong, dan membuat dirinya harus turun ke dapur untuk mengisi air lagi.Seluruh ruangan terlihat gelap saat Irene menuruni tangga, pikir nya mungkin semua orang sudah tertidur. Setelah selesai mengisi air pada gelas kembali, Irene langsung naik lagi ke lantai dua kamar nya berada. Namun dia melihat sedikit cahaya dari ruangan kerja Alex karena pintu tidak tertutup dengan sempurna.Menandakan jika Alex belum tidur. Irene dengan membawakan gelas yang ada di tangan nya pun berjalan menuju ruang kerja Alex. Langkah pelan nya tidak menimbulkan suara sedikit pun. Tetapi sesampainya dia di depan ruangan tersebut, Irene mendengar Alex sedang berbicara. Dan pikir nya mungkin Alex sedang menerima telepon. Akhirnya Iren
Sesudah sarapan tadi, Bianca lebih memilih untuk menahan emosi dan rasa ingin tahu nya. Mungkin nanti dia akan langsung bertanya pada Alex empat mata tentang hal yang diungkapkan Irene tadi. Bianca sudah paham betul jika Tante dari Alex tersebut tidak menyukai dirinya, namun hal itu tidak memupuskan keinginan Bianca untuk mendapatkan Alex. Dan entah mengapa, Bianca pun kini sangat tidak menyukai perempuan bernama Elica itu. Jika dilihat, sepertinya usia Elica masih di bawah Bianca. Hal itu malam membuat Bianca semakin bersemangat untuk tidak kalah dari Elica si anak kecil. Karena Bianca yakin, perempuan itu tidak lebih dari seorang pelacur seperti hal nya perempuan di luar sana yang gila harta. Sedangkan Irene dan Alex terlihat sedang duduk bersama di ruang tv, melihat acara yang sebenarnya sangat membosankan. "Tante akan mengajak Elica keluar hari ini" ucap Irene membuka suara namun dengan m