Home / Lain / Selingkuh dengan Jin / Selingkuh dengan Jin_1

Share

Selingkuh dengan Jin
Selingkuh dengan Jin
Author: Cha Raney Alfian

Selingkuh dengan Jin_1

last update Last Updated: 2022-06-10 11:55:07

Selingkuh dengan Jin

Part_1

Kecewa pada suamiku — Mas Satya, aku akhirnya bangkit meninggalkannya yang masih duduk di sofa ruang televisi. Sengaja kubanting pintu, agar Mas Satya tahu bagaimana perasaanku saat ini. Tak kupedulikan perasaan Mas Satya. Entah, ia peka atau tidak dengan kekecewaan yang kurasaa saat ini. Setelah berkali-kali ia menolak ajakanku. Aku tak pernah meminta lebih. Apa salah jika aku menuntut hakku akan nafkah biologis yang sudah menjadi kewajiban Mas Satya untuk memenuhinya juga? Sampai aku merasa diriku sangat hina. Meminta sesuatu yang seharusnya Mas Satya berikan tanpa menunggu aku meminta sampai mengemis bagai wanita murahan.

"Mas lelah, Rita. Besok sajalah, ya! Mas janji." Jawaban yang selalu Mas Satya lontarkan sebagai alasan setiap kali ia menolak ajakanku.

Aku paham dengan pekerjaan Mas Satya sebagai buruh pabrik yang bertugas di malam hari. Sungguh menguras tenaga. Namun tak adakah sedikit waktu untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya wajib bagi pasangan halal?

"Alasan kamu, Mas! Sudah berapa kali kamu selalu menolakku?" protesku pada Mas Satya.

"Aku malu, Mas! Aku merasa diriku hina!" imbuhku sambil menjerit. Menatap nyalang Mas Satya.

Emosiku semakin menjadi ketika Mas Satya berusaha memelukku. Mungkin ia bermaksud menenangkanku.

"Maaf." Hanya kata itu yang terucap dari bibir Mas Satya.

"Apakah kamu sudah bosan denganku, Mas? Apakah kamu sudah tak membutuhkan hal itu lagi?" tanyaku. Aku merendahkan nada bicaraku. Rasanya aku sudah lelah berdebat dengan Mas Satya karena masalah itu-itu saja.

Tak kudapatkan jawaban yang logis dari diri Mas Satya. Mas Satya malah terdiam dan sibuk menyiapkan kebutuhannya yang hendak ia bawa kerja malam ini.

Sepertinya sudah setengah jam berlalu. Aku masih menangis sendiri meratapi nasibku. Mas Satya rupanya tak ada inisiatifnya sama sekali bagaimana cara untuk membuatku tak kecewa lagi.

Tak terdengar lagi suara televisi yang tadi masih menyala. Kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Biasanya Mas Satya sudah berangkat ke pabrik tempatnya bekerja. Artinya Mas Satya pergi meninggalkanku begitu saja tanpa rasa bersalah.

Betapa teganya Mas Satya padaku. Terbesit keinginan untuk selingkuh. Namun segera kutepis pemikiran itu. Meski aku kecewa, namun sebisa mungkin aku tetap berpikir waras.

Air mata yang mulai mengering kini terasa membasahi pipiku kembali. Bagaimana tidak? Kenangan indah dengan Mas Satya tiba-tiba terlintas dalam bayanganku. Aku sampai bingung tak tahu harus bagaimana cara melepaskan keinginanku yang telah lama terpendam.

Tiba-tiba Mas Satya sudah berdiri di hadapanku. Sejak kapan suamiku itu datang dan menyusulku ke kamar, aku tak tahu. Karena tak kudengar sedikit pun derit pintu yang terbuka.

Aku masih tetap duduk di tepi ranjang, sekilas menatap dirinya. Tak lama aku memalingkan wajah saat Mas Satya hendak menyentuh pipiku. Tak kuasa aku menahan air mataku. Lalu, pertahananku runtuh juga. Air mata yang kutahan sedari tadi kembali jatuh membasahi pipiku.

"Rita, maafin Mas, ya!" Mas Satya duduk di sisiku. Tangannya berusaha menghapus bulir bening yang berlomba jatuh di pipiku. Tanpa kusadari bibirku dan bibir Mas Satya telah berpagut mesra.

Malam itu, aku benar-benar seperti mendapatkan kembali keindahan surga dunia. Mungkin bisa dibilang lebih indah. Puncak kenikmatan yang jarang kudapati, seolah menjadi sesuatu yang terus ingin kudapatkan. Rasanya membuatku melayang serta membuatku bahagia.

"Makasih, ya, Mas." Kukecup bibir Mas Satya sekali lagi. Setelah itu Mas Satya segera bangkit dari peraduan kami dan bersiap untuk kembali ke tempat kerjanya. Malam ini kulalui dengan hati yang sangat bahagia.

***

Keesokan paginya, seperti biasa Mas Satya pulang kerja di waktu yang sama. Tak ada yang aneh sampai suamiku itu kembali berangkat kerja lagi di malam harinya. Namun, tiga puluh menit setelah keberangkatannya, ia kembali lagi ke rumah dan berkata bahwa ia hendak memberikan hakku.

"Loh, Mas nggak berangkat?" Mas Satya diam sejenak. Ia hanya melempar senyuman yang tak seperti biasanya.

"Nggak, Rita. Mas minta libur dulu. Mas ingin ...." Mas Satya menggantung ucapannya.

Tangannya menggendong tubuhku secara tiba-tiba. Membuatku terkejut dan meronta. Mas Satya setelahnya membawaku masuk ke kamar kami dan merebahkanku perlahan di atas ranjang yang menjadi tempat kami memadu kasih.

Setelah dirinya selesai memberikan hakku, Mas Satya turut merebahkan dirinya di sampingku. Kubiarkan saja, mungkin ia sangat lelah dan butuh istirahat. 

Tiga malam kemarin memang luar biasa. Belum pernah Mas Satya sehebat itu selama tiga tahun pernikahan kami.

"Mas minta maaf, ya, Sayang," ucapnya sambil mengusap peluh yang membasahi dahinya.

"Aku udah maafin, kok, Mas," kataku sambil membelai pelan dada bidang suamiku itu.

Malam itu, Mas Satya memperlakukan aku sangat lembut. Namun ada yang berbeda dari biasanya. Cara bermain Mas Satya tak sehebat tiga malam lalu. Kali ini Mas Satya lebih santai dan datar seperti biasanya ia memperlakukanku.

"Harusnya, malam itu Mas nggak nolak ajakan kamu, Rita. Mas nyesel. Mas benar-benar minta maaf, karena baru bisa memberikan hakmu malam ini." Aku sangat terkejut dengan penuturan Mas Satya.

"Baru bisa memberikan?" batinku.

Lama aku terdiam. Berpikir dan mengingat akan kejadian tiga malam lalu. Jika bukan Mas Satya, siapa yang membawaku seperti terbang melayang menikmati keindahan surga dunia itu? 

Aku benar-benar tidak mengerti. Meski mencoba mengingat semua yang terjadi, namun aku yakin bahwa yang bersamaku adalah Mas Satya — suamiku. Apakah aku telah berselingkuh? Tetapi dengan siapa,, mengapa wajah dan seluruh fisiknya sama seperti Mas Satya?

Malam-malam berikutnya, Mas Satya mulai kembali bersikap manis padaku. Kebutuhan biologisku tak pernah ia tunda lagi. Jika aku menginginkannya sekarang, maka dengan senang hati Mas Satya akan memberikannya. Meski begitu tetap saja ada sesuatu yang berbeda kurasa. Aku merindukan sosok Mas Satya yang lain, yang lebih agresif saat menenuhi kewajibannya kepadaku.

"Mas, aku menginginkannya," ucapku malam itu.

"Besok, ya, Sayang," balas Mas Satya. Ketika aku sedang merayu untuk meminta hakku.

"Udah seminggu lebih, loh, Mas." Kupeluk tubuhnya dari belakang. Akan tetapi Mas Satya mulai menolakku lagi. Perlahan tangannya melepaskan pelukanku. Padahal keinginanku sudah menjalar ke ubun-ubun. Tak bisa lagi aku menahan. Mas Satya kembali acuh dan pergi meninggalkanku begitu saja.

Sakit itu kembali terasa begitu perih. Penolakan-penolakan yang dilakukan Mas Satya kembali menggores hatiku yang pernah terluka sebulan terakhir kemarin dan juga karena sikapnya. Untuk meredam rasa sakit aku berinisiatif untuk menghubungi Ibu.

Kuraih ponselku yang terletak di atas meja. Mengetik angka yang sudah sangat kuhafal. Tak butuh waktu lama sambungan telepon akhirnya terjawab. Aku bercerita banyak hal pada Ibu. Akan tetapi tak sedikitpun aku bercerita tentang rumah tanggaku. Terlebih yang menyangkut masalah intim. Aku tidak akan pernah berbagi cerita itu dengan siapapun.

Setelah berbincang dengan Ibu, ada sedikit kelegaan dalam hatiku. Sebenarnya aku merasa bersalah pada Ibu. Aku menghubunginya hanya sebagai pelarian atas sakit hatiku yang kurasa. "Maafkan Rita, Bu," ucapku lirih.

Baru saja hendak merebahkan diri di ranjang, terdengar ketukan di pintu rumah. Segera aku bangkit dan sedikit berlari menghampiri pintu masuk. Setelah pintu terbuka sosok Mas Satya menyeruak masuk ke dalam rumah. Mas Satya melempar senyum dan langsung saja menghujamiku dengan ciumannya. Malam itu kembali Mas Satya membawaku terbang melayang menikmati sesuatu yang telah lama kuinginkan. Ah ... Mas, aku memang sudah sangat rindu.

"Mas kembali kerja dulu, ya, Sayang," ucap Mas Satya setelah kembali berpakaian.

"Aku sudah tau, Mas." Aku melangkah mendekati pria yang berdiri di dekat pintu itu. Lalu, ia menoleh ke arahku sejenak. Setelah aku tepat berdiri di belakangnya, kupeluk erat tubuhnya. Menyandarkan kepalaku di punggungnya.

"Aku tahu kamu bukan Mas Satya. Bukan suamiku yang sebenarnya. Tapi ... kumohon, tetaplah seperti ini, Mas. Aku butuh perlakuanmu yang tak biasa ini, Mas. Aku selalu merindukan perlakuanmu yang bisa membuatku terbuai." Aku memohon sambil terisak. Kembali bulir bening membasahi pipiku.

Pria itu berbalik. Tangannya mengusap air mataku. Lalu mengangkat daguku hingga pandangan kami beradu, membuat jantungku berdetak lebih kencang.

"Meski aku bukan manusia?"

Next ....

Related chapters

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_2

    Selingkuh dengan JinPart_2Aku sangat terkejut, secepatnya menatap Mas Satya."Maksud kamu, Mas?" tanyaku sambil mengernyitkan dahi. Aku benar-benar tak mengerti apa yang dikatakan oleh Mas Satya tadi.Pria itu kembali mengangkat daguku agar mata kami kembali beradu. Debaran kencang kembali terjadi di dalam dadaku."Apakah kamu tetap akan memintaku datang kalau aku bukan manusia?" Mas Satya menatap mataku menyelidik.Meski Mas Satya mengucapkannya dengan suara pelan, namun kata-katanya bagai belati yang menusuk ke jantungku.Degup jantungku menjadi tak beraturan. Aku mundur beberapa langkah, sedikit menjauh dari Mas Satya.Aku menggeleng dan kembali air mataku menetes. "Apa maksud dari ucapanmu, Mas? Aku nggak ngerti."Pria dengan fisik dan segalanya yang menyerupai Mas Satya itu berbalik. Tanpa menjawab pertanyaanku, ia berlalu. Sempat menoleh sejenak kepadaku. Lalu ia berkata dengan suara yang bukan milik Mas Satya. "Aku adalah jin yang menyerupainya Satya — suamimu. Aku akan selal

    Last Updated : 2022-06-10
  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_3

    Selingkuh dengan JinPart_3Ragu, aku mencoba menyapa pria yang semakin mendekat itu. Jantungku berdegup kencang."Mas?"Hening.Dia tidak menjawab, hanya melangkah semakin mendekat. Aku menelan salivaku. Terasa sangat sulit. Entah mengapa ketakutan mulai menggerayangiku. Aku bangun dan beringsut mundur, duduk menempel pada kepala ranjang. Menekuk, memeluk kedua lutut dengan tangan. Keringat dingin terasa mulai membasahi dahiku. Pria itu semakin dekat dan tanpa kusadari ia telah berada di hadapanku."Jangan takut, Rita! Aku tidak akan menyakitimu," ucapnya seraya membelai lembut rambutku. Ada rasa aneh yang ditimbulkan oleh perlakuannya. Rasa nyaman campur ketakutan."Tolong, jangan ganggu aku!" Kuucapkan kalimat itu dengan suara yang bergetar. Air mataku luruh membasahi pipi."Aku datang karena permintaanmu, Sayang.""Ti — tidak! Aku tidak memintamu datang. Aku tidak pernah memintamu dataaang!" Aku semakin menekuk lututku dan menutup kedua telinga serta memejamkan mataku rapat."Buka

    Last Updated : 2022-06-10
  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_4

    Selingkuh dengan JinPart_4Aku masih menatap lekat pintu kamarku. Tempat di mana jin itu menghilang dan meninggalkan bekas seperti asap. Aku menangis tergugu setelahnya. Ada rasa sesal di dalam hati. Namun ada juga rasa lain yang tak biasa, seperti rasa rindu akan belaian yang pernah diberikan oleh jin yang berubah menjadi Mas Satya.Ingin aku terlepas dari belenggu jin itu. Namun aku tak kuasa melakukannya. Selain takut, aku juga tidak tahu bagaimana caranya. Ingin aku berterus terang kepada Mas Satya, tapi hati tak sampai untuk bercerita.Malam ini kulewati dengan segala rasa yang berkecamuk. Rasa takut membuatku tak ingin terpejam meski sebenarnya rasa kantukku sudah melanda sedari tadi. Aku takut jika aku tertidur, jin itu akan datang lagi dan melakukan perbuatan yang sama. Meski aku mendapatkan suatu kepuasan dari jin itu, namun aku tidak ingin hal itu berlanjut.Hingga menjelang subuh, mataku masih terjaga. Azan subuh berkumandang kantuk mulai menyerang. Tak bisa kuajak komprom

    Last Updated : 2022-06-10
  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_5

    Selingkuh dengan JinPart_5Ambisiku benar-benar sudah menguasai diri. Tanpa sadar aku mengangguk cepat. Mataku tidak bisa lepas memandang perhiasan yang berkilauan. Serta uang dengan jumlah yang banyak. Senyum kekaguman mengembang di bibirku.Keinginan yang kuat menutup segalanya, termasuk akal sehatku. Pria yang ada di hadapanku memberitahukan syarat apa yang harus kupenuhi."Itu hal mudah. Syarat yang harus kamu penuhi adalah kamu bersedia menjadi milikku. Melayaniku jika aku menginginkannya, bisa saja setiap malam. Satu lagi, kamu harus menyiapkan ruangan khusus. Setiap malam Jumat kliwon kamu juga harus menyiapkan sesajen untukku." Aku terkejut mendengar tawarannya. Ketika sadar dengan cepat aku menggeleng tanda menolak tawarannya.Berusaha berpikir waras. Aku tidak ingin mengkhianati suamiku bagaimana caranya. Meski aku berselingkuh dengan jin, namun jika Mas Satya mengetahui cerita sebenarnya, kupastikan ia akan kecewa."Bagaimana, apakah kamu setuju dengan syarat yang kuajukan

    Last Updated : 2022-06-10
  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_6

    Selingkuh dengan JinPart_6Mas Satya memaksaku untuk periksa. Ia sangat mencemaskan kondisiku. Akan tetapi aku menolak. Dengan dalih aku hanya butuh istirahat. Acara sarapan kami tertunda karena aku yang mendadak mual. Aku sendiri tidak tahu penyebabnya. Rasa itu tiba-tiba saja datang.Mas Satya kembali memapahku ke kamar. Ia juga membantuku merebahkan diri di kasur. Lalu, Mas Satya pergi meninggalkanku. Tak lama Mas Satya kembali membawa sepiring nasi dan segelas air."Makan dulu, Rita, setelah makan kamu istirahat!"Mas Satya membantuku untuk duduk. Aku menyandarkan tubuhku di kepala ranjang. Dengan telaten Mas Satya menyuapiku. Satu demi satu suapan berhasil ku telan. Namun disuapan kesekian, aku muntah kembali. Nasi yang sudah berhasil masuk ke perutku jadi keluar lagi. Aku sangat lemas. Mau tidak mau terpaksa aku menerima ajakan Mas Satya untuk periksa.Tak perlu memakan waktu lama, Mas Satya membawaku ke rumah Bidan terdekat. Sebelum aku diperiksa Mas Satya menceritakannya kelu

    Last Updated : 2022-06-20
  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_7

    Selingkuh dengan JinPart_7Kini aku tengah berada di depan kamar kosong. Mendekatkan telingaku ke daun pintunya. Suara aneh yang menyeramkan tadi tidak terdengar lagi. Mendadak suasana berubah menjadi sunyi.Sebenarnya suara apa yang terdengar olehku tadi? Sangat membuat diriku penasaran. Apakah sosok jin itu marah, akankah ia menampakkan wujud aslinya di hadapanku saat ia sakit hati karena penolakanku tadi? Aku bergidik ngeri. Membayangkannya saja aku ketakutan, apalagi melihatnya nyata.***Pagi ini kujalani aktivitas seperti biasanya. Sebelum Mas Satya pulang, aku berniat untuk menyiapkan makanan, untuk kami sarapan nanti. Tak butuh waktu lama untuk berbelanja, karena pedagang sayur selalu mangkal di depan rumahku.Sayuran segera kucuci bersih dan kupotong, lalu aku lanjutkan memasak menu spesial untuk Mas Satya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Sebentar lagi Mas Satya akan datang. Masih ada waktu untuk aku mandi pagi dan berganti pakaian, untuk menyam

    Last Updated : 2022-06-20
  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_8

    Selingkuh dengan JinPart_8Otakku berpikir, alasan apa yang tepat untuk kukatakan kepada Mas Satya tentang perhiasan yang kupakai. Terbesit ide cemerlang yang akan kujadikan alasan. Aku tertawa terbahak-bahak meski tidak ada yang lucu. Itu kulakukan hanya untuk menutupi semua kecanggungan."Ah, ini hanya perhiasan imitasi,Mas. Mana ada aku punya barang mewah." Aku berkilah, memasang mimik wajah sedih. Berharap Mas Satya percaya dengan pengakuanku."Oh, Mas pikir semua itu milikmu. Sabar, ya, Sayang. Nanti kalau Mas sudah ada rezeki lebih, Mas janji akan belikan Rita emas." Mas Satya mengusap lembut pipiku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecut."Nggak perlu, Mas. Apa yang aku mau sekarang bisa dengan mudah untuk kudapatkan," ucapku membatin.***Malam ini tak seperti biasanya. Hujan turun dengan lebat disertai angin kencang. Setengah jam lalu Mas Satya sudah pergi ke tempat kerjanya. Di dalam kamar ini aku sendiri merasa kesepian. Dinginnya malam juga sangat terasa menusuk hingga

    Last Updated : 2022-06-20
  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_9

    Selingkuh dengan JinPart_9Spontan aku menoleh. Memastikan siapa yang datang. Tampak lelaki berdiri di belakangku. Ia melempar senyuman. Lama-lama senyuman itu berubah menjadi seperti menyeringai. Di situ aku paham siapa sebenarnya ia. Meski wajah serta fisik secara keseluruhan menyerupai suamiku. Tetapi aku paham benar, kepada jin yang selalu memberiku kehangatan."Rita, lagi apa kamu malam-malam di situ, Sayang?" tanya sosok yang menyerupai Mas Satya. Yang baru saja membuatku terkejut akan sentuhannya di pundakku."Lagi mempersiapkan sesajen yang kamu minta." Aku menatap wajahnya dalam kegelapan. Namun, meski gelap aku masih bisa mengenali wajah itu. Ada sedikit sinar lampu halaman belakang yang menembus masuk lewat celah jendala dapur.Degup jantungku berdetak kencang lagi. Menatap mata itu yang menyiratkan arti tersendiri. Sungguh aku terlena dibuatnya. Ia turut berjongkok menyejajarkan diri denganku. Tanpa kusadari bibir kami telah berpagut mesra berselimut gelap dan dingin mala

    Last Updated : 2022-06-20

Latest chapter

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_13

    Selingkuh dengan JinPart_13Rasa penasaran mendorongku untuk segera membuka pintu. Ternyata Mas Satya sedang bersama seorang ustaz. Untuk apa Mas Satya mengajak ustaz ke rumah kami malam-malam begini? Aku jadi curiga.Setelah ustaz masuk dan duduk di kursi ruang tamu, aku mengkode Mas Satya agar mengikutiku ke dalam kamar. Aku ingin tahu maksud Mas Satya mengundang ustaz ke rumah ini."Mas, ngapain malam-malam mengundang ustaz kemari?" tanyaku. Sengaja aku merendahkan suara. Agar tidak terdengar oleh ustaz yang menanti di depan sana."Aku mau kamu diruqyah, Rita! Kamu sudah dikuasai oleh makhluk jahat!"Pengakuan Mas Satya sungguh membuatku terkejut. Bagaimana mungkin ia mengundang seorang ustaz hanya untuk meruqyahku. Tidak! Aku tidak terima jika Mas Satya melakukan itu kepadaku. Bukan salahku jika aku sampai berbuat demikian. Bersekutu dengan jin."Nggak Mas! Aku waras, aku masih normal! Aku nggak mau diruqyah!" Tolakku mentah-mentah pada Mas Satya.Mengapa sekarang Mas Satya menya

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_12

    Selingkuh dengan JinPart_12Mataku terbelalak melihat sosok Mas Satya berada di ruangan kosong ini. Ia benar-benar sosok Mas Satya yang asli, suamiku sendiri.Bagaimana mungkin ia berada di sini. Jelas-jelas ia sudah pergi kira-kira setengah jam yang lalu."Rita! Apa yang kamu lakukan di kamar ini?" Tangan Mas Satya berusaha meraba ke dinding. Mencari saklar lampu ruangan ini. Tetapi aku segera mencegahnya. Kemudian aku mengajak Mas Satya keluar dari kamar ini.Degup jantungku berdetak cepat. Hampir saja semua perbuatanku ketahuan oleh Mas Satya. Untung saja kamar itu terlalu gelap. Tidak! Jangan sampai semua yang aku lakukan diketahui orang lain termasuk Mas Satya.Mas Satya kembali mengajukan pertanyaan yang sama padaku. Aku berpikir sejenak mencari alasan. Berusaha setenang mungkin agar Mas Satya tidak curiga."Tadi ada tikus, Mas. Masuk ke kamar itu, tapi sepertinya tikusnya udah keluar," jawabku beralasan."Tikus? Sejak kapan kamu berani sama tikus?" Pertanyaan Mas Satya membua

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_11

    Selingkuh dengan JinPart_11Setelah tersadar aku segera bangkit. Jantungku berdegup kencang. Ternyata aku sedang berada di ruangan gelap. Mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Ternyata aku berada di kamar kosong yang aku gunakan untuk tempat jin itu. Bagaimana bisa aku ada di kamar ini? Jelas-jelas tadi aku tidur di kamarku sendiri.Aku mencoba mengingat sesuatu. Apa yang aku alami barusan seperti nyata. Jin itu menampakkan wujud aslinya. Dari matanya terpancar sinar merah menyala sangat menyeramkan. Bertubuh besar, berbulu lebat, dan berkuku panjang. Ia juga menyeringai. Namun, tidak seperti biasanya. Ia menunjukkan taring-taring tajam membuatku bergidik ngeri.Perlahan aku bangkit. Duduk di atas lantai tanpa alas. Pandanganku tertuju pada sebuah kotak besar. Sama persis dengan yang aku lihat di mimpiku tadi. Mengapa bisa terjadi? Sebenarnya aku tadi mimpi atau benar mengalami hal nyata? Pergi ke alam gaib bersama jin itu.Penasaran, aku mendekati kotak itu. Aku membukanya perlahan

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_10

    Selingkuh dengan JinPart_10Pagi ini aku terlaSelingkuh dengan Jinmbat bangun. Malas rasanya jika melihat Mas Satya. Ingin aku melanjutkan tidurku, tetapi aku ingat bahwa hari ini aku ada janji dengan salah satu temanku.Saat membuka pintu kamar, tampak Mas Satya tertidur di sofa ruang televisi. Kondisi televisi juga masih menyala. Benar-benar pemborosan. Uang gaji yang tidak seberapa menurutku hanya akan habis untuk memenuhi kebutuhan bulanan saja. Belum juga untuk makan sehari-hari yang kadang masih jauh dari kata cukup. Bagaimana bisa Mas Satya mencukupi kebutuhan lahirku? Mimpi kali aku mengharapkan semua itu dari Mas Satya."Mas, bangun! Sudah siang. Mana televisi masih nyala. Kamu nggak mikir apa dengan begitu tagihan listrik bisa naik?" Aku mengomel serta mengguncang tubuh Mas Satya dengan keras.Mas Satya menggeliat, sedikit membuka matanya. Entah kenapa semakin hari aku semakin jijik terhadap dirinya. Lelaki yang tidak bisa diandalkan."Apa, sih, Rita! Pagi-pagi udah marah-

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_9

    Selingkuh dengan JinPart_9Spontan aku menoleh. Memastikan siapa yang datang. Tampak lelaki berdiri di belakangku. Ia melempar senyuman. Lama-lama senyuman itu berubah menjadi seperti menyeringai. Di situ aku paham siapa sebenarnya ia. Meski wajah serta fisik secara keseluruhan menyerupai suamiku. Tetapi aku paham benar, kepada jin yang selalu memberiku kehangatan."Rita, lagi apa kamu malam-malam di situ, Sayang?" tanya sosok yang menyerupai Mas Satya. Yang baru saja membuatku terkejut akan sentuhannya di pundakku."Lagi mempersiapkan sesajen yang kamu minta." Aku menatap wajahnya dalam kegelapan. Namun, meski gelap aku masih bisa mengenali wajah itu. Ada sedikit sinar lampu halaman belakang yang menembus masuk lewat celah jendala dapur.Degup jantungku berdetak kencang lagi. Menatap mata itu yang menyiratkan arti tersendiri. Sungguh aku terlena dibuatnya. Ia turut berjongkok menyejajarkan diri denganku. Tanpa kusadari bibir kami telah berpagut mesra berselimut gelap dan dingin mala

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_8

    Selingkuh dengan JinPart_8Otakku berpikir, alasan apa yang tepat untuk kukatakan kepada Mas Satya tentang perhiasan yang kupakai. Terbesit ide cemerlang yang akan kujadikan alasan. Aku tertawa terbahak-bahak meski tidak ada yang lucu. Itu kulakukan hanya untuk menutupi semua kecanggungan."Ah, ini hanya perhiasan imitasi,Mas. Mana ada aku punya barang mewah." Aku berkilah, memasang mimik wajah sedih. Berharap Mas Satya percaya dengan pengakuanku."Oh, Mas pikir semua itu milikmu. Sabar, ya, Sayang. Nanti kalau Mas sudah ada rezeki lebih, Mas janji akan belikan Rita emas." Mas Satya mengusap lembut pipiku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecut."Nggak perlu, Mas. Apa yang aku mau sekarang bisa dengan mudah untuk kudapatkan," ucapku membatin.***Malam ini tak seperti biasanya. Hujan turun dengan lebat disertai angin kencang. Setengah jam lalu Mas Satya sudah pergi ke tempat kerjanya. Di dalam kamar ini aku sendiri merasa kesepian. Dinginnya malam juga sangat terasa menusuk hingga

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_7

    Selingkuh dengan JinPart_7Kini aku tengah berada di depan kamar kosong. Mendekatkan telingaku ke daun pintunya. Suara aneh yang menyeramkan tadi tidak terdengar lagi. Mendadak suasana berubah menjadi sunyi.Sebenarnya suara apa yang terdengar olehku tadi? Sangat membuat diriku penasaran. Apakah sosok jin itu marah, akankah ia menampakkan wujud aslinya di hadapanku saat ia sakit hati karena penolakanku tadi? Aku bergidik ngeri. Membayangkannya saja aku ketakutan, apalagi melihatnya nyata.***Pagi ini kujalani aktivitas seperti biasanya. Sebelum Mas Satya pulang, aku berniat untuk menyiapkan makanan, untuk kami sarapan nanti. Tak butuh waktu lama untuk berbelanja, karena pedagang sayur selalu mangkal di depan rumahku.Sayuran segera kucuci bersih dan kupotong, lalu aku lanjutkan memasak menu spesial untuk Mas Satya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Sebentar lagi Mas Satya akan datang. Masih ada waktu untuk aku mandi pagi dan berganti pakaian, untuk menyam

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_6

    Selingkuh dengan JinPart_6Mas Satya memaksaku untuk periksa. Ia sangat mencemaskan kondisiku. Akan tetapi aku menolak. Dengan dalih aku hanya butuh istirahat. Acara sarapan kami tertunda karena aku yang mendadak mual. Aku sendiri tidak tahu penyebabnya. Rasa itu tiba-tiba saja datang.Mas Satya kembali memapahku ke kamar. Ia juga membantuku merebahkan diri di kasur. Lalu, Mas Satya pergi meninggalkanku. Tak lama Mas Satya kembali membawa sepiring nasi dan segelas air."Makan dulu, Rita, setelah makan kamu istirahat!"Mas Satya membantuku untuk duduk. Aku menyandarkan tubuhku di kepala ranjang. Dengan telaten Mas Satya menyuapiku. Satu demi satu suapan berhasil ku telan. Namun disuapan kesekian, aku muntah kembali. Nasi yang sudah berhasil masuk ke perutku jadi keluar lagi. Aku sangat lemas. Mau tidak mau terpaksa aku menerima ajakan Mas Satya untuk periksa.Tak perlu memakan waktu lama, Mas Satya membawaku ke rumah Bidan terdekat. Sebelum aku diperiksa Mas Satya menceritakannya kelu

  • Selingkuh dengan Jin   Selingkuh dengan Jin_5

    Selingkuh dengan JinPart_5Ambisiku benar-benar sudah menguasai diri. Tanpa sadar aku mengangguk cepat. Mataku tidak bisa lepas memandang perhiasan yang berkilauan. Serta uang dengan jumlah yang banyak. Senyum kekaguman mengembang di bibirku.Keinginan yang kuat menutup segalanya, termasuk akal sehatku. Pria yang ada di hadapanku memberitahukan syarat apa yang harus kupenuhi."Itu hal mudah. Syarat yang harus kamu penuhi adalah kamu bersedia menjadi milikku. Melayaniku jika aku menginginkannya, bisa saja setiap malam. Satu lagi, kamu harus menyiapkan ruangan khusus. Setiap malam Jumat kliwon kamu juga harus menyiapkan sesajen untukku." Aku terkejut mendengar tawarannya. Ketika sadar dengan cepat aku menggeleng tanda menolak tawarannya.Berusaha berpikir waras. Aku tidak ingin mengkhianati suamiku bagaimana caranya. Meski aku berselingkuh dengan jin, namun jika Mas Satya mengetahui cerita sebenarnya, kupastikan ia akan kecewa."Bagaimana, apakah kamu setuju dengan syarat yang kuajukan

DMCA.com Protection Status