Selingkuh dengan Jin
Part_6
Mas Satya memaksaku untuk periksa. Ia sangat mencemaskan kondisiku. Akan tetapi aku menolak. Dengan dalih aku hanya butuh istirahat. Acara sarapan kami tertunda karena aku yang mendadak mual. Aku sendiri tidak tahu penyebabnya. Rasa itu tiba-tiba saja datang.
Mas Satya kembali memapahku ke kamar. Ia juga membantuku merebahkan diri di kasur. Lalu, Mas Satya pergi meninggalkanku. Tak lama Mas Satya kembali membawa sepiring nasi dan segelas air.
"Makan dulu, Rita, setelah makan kamu istirahat!"
Mas Satya membantuku untuk duduk. Aku menyandarkan tubuhku di kepala ranjang. Dengan telaten Mas Satya menyuapiku. Satu demi satu suapan berhasil ku telan. Namun disuapan kesekian, aku muntah kembali. Nasi yang sudah berhasil masuk ke perutku jadi keluar lagi. Aku sangat lemas. Mau tidak mau terpaksa aku menerima ajakan Mas Satya untuk periksa.
Tak perlu memakan waktu lama, Mas Satya membawaku ke rumah Bidan terdekat. Sebelum aku diperiksa Mas Satya menceritakannya keluhanku pada Bidan tersebut. Kemudian aku diminta untuk berbaring di bed pasien. Tekanan darah dan denyut jantung tidak luput diperiksa.
"Ibu hanya masuk angin biasa karena kelelahan, mungkin juga kurang tidur." Bidan tersebut menjelaskan kondisiku. Lalu, beliau menuliskan beberapa resep obat untuk pemulihanku. Dirasa selesai aku dan Mas Satya berpamitan.
Sesampainya di rumah aku segera istirahat. Ketika berbaring sendiri aku mencoba mengingat kejadian semalam. Pantas jika pagi ini aku mual. Memang benar aku kurang tidur. Mas Satya palsu yang membersamaiku semalam telah membuatku lelah tak berdaya. Meski begitu aku merasa terpuaskan.
***
Menjelang magrib aku terbangun. Suasana rumah dalam keadaan sepi. Sosok Mas Satya tidak kutemukan. Dari kejauhan terdengar sayup suara puji-pujian dari Masjid. Aku menyibak selimut. Meski masih lemah, namun kondisiku jauh lebih baik dari pada pagi tadi. Untungnya Mas Satya berhasil membujukku untuk periksa. Kalau tidak mungkin aku masih tergeletak lemas hingga saat ini.
Perlahan aku turun dari tempat tidurku. Menapakkan kaki ke lantai, terasa dingin. Kubuka pintu kamar yang sengaja ditutup oleh Mas Satya. Lalu, aku berjalan keluar kamar mencari keberadaan Mas Satya.
"Mas ... Mas Satya!" teriakku. Sepi tak ada jawaban. Rumahku sepi, kosong. Pintu depan tampak tertutup rapat. Mungkin Mas Satya pergi ke Masjid untuk salat berjamaah.
Bulu kudukku berdiri, ketakutan mulai menghampiriku. Aku berniat kembali ke kamar, menunggu Mas Satya pulang. Saat aku berbalik badan aku menabrak sesuatu. Mas Satya! Mataku terbelalak melihat Mas Satya berdiri di hadapanku. Wajahnya datar, tanpa senyuman.
"Mas!" sapaku lirih. Tak ada jawaban. Hanya seulas senyum tercetak di bibir Mas Satya. Curiga aku pada lelaki yang berdiri di hadapanku sekarang. Ini pasti bukan Mas Satya suamiku, melainkan sosok jin itu.
"Aku merindukanmu, Rita. Tunggu aku malam nanti," ucapnya. Benar dugaanku bahwa yang datang adalah sosok jin yang menyerupai Mas Satya. Aku segera berlari menuju ke kamar sesaat setelah jin itu menghilang.
Pikiranku tak keruan. Ingin rasanya menghindar, namun itu tidak mungkin. Tanpa sadar dan karena ambisiku, aku sudah terikat perjanjian dengan jin yang selalu menyerupai Mas Satya.
Aku terduduk sendiri di kamarku. Menanti kepulangan Mas Satya. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh derit pintu dan salam dari Mas Satya. Perasaanku lega akhirnya, Mas Satya datang.
***
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Seperti biasa Mas Satya hendak pergi ke tempat kerjanya. Sebenarnya ada rasa berat untuk ditinggal pergi, sendirian di rumah hanya membuatku takut. Namun Mas Satya tidak mungkin mau jika aku memintanya untuk tidak berangkat kerja.
"Hati-hati di rumah, ya, Sayang!" pesan Mas Satya ketika hendak pergi.
"Mas juga," balasku singkat.
Sebelum ke kamar terlebih dahulu aku ke WC. Tiba-tiba saja perutku terasa mulas. Seperti aku ingin buang hajat. Saat di dalam kamar mandi, aku mendengar suara memanggil namaku. Suara yang tak asing, suara Mas Satya.
Segera kusudahi aktivitasku. Lalu, aku mencari Mas Satya. Mungkin ia kembali karena ada barangnya yang tertinggal. Kususuri setiap sudut rumah, tidak kudapati keberadaan Mas Satya.
Mungkin ia ada di kamar. Segera aku masuk ke kamar benar saja. Kudapati Mas Satya sedang duduk di pinggir ranjang, tersenyum saat melihat kehadiranku.
"Loh, kok, balik, sih, Mas?" tanyaku pada Mas Satya.
Mas Satya bangkit dan berjalan ke arah pintu menutupnya rapat. Kemudian ia berbalik dan berdiri di hadapanku. Matanya menatap mataku dengan tajam. Senyum yang tak biasa terukir di bibirnya.
Jantungku berdegup kencang. Baru kusadari bahwa yang bersamaku sekarang bukanlah Mas Satya suamiku. Melainkan sosok jin yang menyerupai Mas Satya.
"Kenapa kamu datang? Aku tidak memanggilmu." Aku menegurnya.
"Bukankah tanpa kamu panggil aku juga bisa datang kapan pun aku mau, Sayang?" Jin itu membuatku tersadar akan kebenaran yang diucapkannya.
Mantra yang pernah ia beritahukan kepadaku hanya dapat digunakan jika aku benar-benar membutuhkan kehadirannya di waktu tertentu. Malam hari ia akan datang sendiri tanpa permintaanku.
Posisi jin itu sekarang sangat dekat denganku. Aku seperti tersihir menatap matanya. Gejolak di dalam dada membangkitkan suatu rasa yang tak biasa. Perlahan tangan jin itu membelai rambutku hingga wajahku. Sentuhan lembutnya membuat kuterbuai. Tanpa kusadari, bibirku dan bibirnya telah beradu. Aku tahu maksud jin itu mengarah ke mana.
Sebelum terjadi, kudorong tubuhnya agar menjauh dariku. Badanku masih terasa lemas. Aku benar-benar tidak sanggup jika harus melayaninya malam ini.
"Kenapa?" tanyanya.
"Aku tidak bisa jika melakukanya sekarang." Aku membuang muka dari tatapannya.
"Apakah kau lupa dengan perjanjian yang sudah kamu setujui?" ucapnya mengingatkanku.
Aku menggeleng, aku berusaha untuk tetap menolak. Pikirku jin itu akan mengerti keadaanku. Namun, aku salah. Ia marah sepertinya sakit hati akan penolakanku. Matanya berubah menjadi merah. Aku ketakutan. Tubuhku bergetar hebat. Kujatuhkan diri ini di atas kasur. Lalu, ia menghilang di balik pintu.
Malam ini kulewati dengan kesendirian. Merasakan mual dan pusing yang belum juga mereda. Saat mata sangat lelah dan ingin diistirahatkan, terdengar suara aneh dari ruang kosong sebelah kamarku. Dengan saksama aku mencoba mendengarkan, aktivitas apa yang sedang terjadi di ruangan sana?
Membuat jantungku berdetak lebih cepat, setelah kudengar suara yang menyeramkan.
Next ....
Selingkuh dengan JinPart_7Kini aku tengah berada di depan kamar kosong. Mendekatkan telingaku ke daun pintunya. Suara aneh yang menyeramkan tadi tidak terdengar lagi. Mendadak suasana berubah menjadi sunyi.Sebenarnya suara apa yang terdengar olehku tadi? Sangat membuat diriku penasaran. Apakah sosok jin itu marah, akankah ia menampakkan wujud aslinya di hadapanku saat ia sakit hati karena penolakanku tadi? Aku bergidik ngeri. Membayangkannya saja aku ketakutan, apalagi melihatnya nyata.***Pagi ini kujalani aktivitas seperti biasanya. Sebelum Mas Satya pulang, aku berniat untuk menyiapkan makanan, untuk kami sarapan nanti. Tak butuh waktu lama untuk berbelanja, karena pedagang sayur selalu mangkal di depan rumahku.Sayuran segera kucuci bersih dan kupotong, lalu aku lanjutkan memasak menu spesial untuk Mas Satya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Sebentar lagi Mas Satya akan datang. Masih ada waktu untuk aku mandi pagi dan berganti pakaian, untuk menyam
Selingkuh dengan JinPart_8Otakku berpikir, alasan apa yang tepat untuk kukatakan kepada Mas Satya tentang perhiasan yang kupakai. Terbesit ide cemerlang yang akan kujadikan alasan. Aku tertawa terbahak-bahak meski tidak ada yang lucu. Itu kulakukan hanya untuk menutupi semua kecanggungan."Ah, ini hanya perhiasan imitasi,Mas. Mana ada aku punya barang mewah." Aku berkilah, memasang mimik wajah sedih. Berharap Mas Satya percaya dengan pengakuanku."Oh, Mas pikir semua itu milikmu. Sabar, ya, Sayang. Nanti kalau Mas sudah ada rezeki lebih, Mas janji akan belikan Rita emas." Mas Satya mengusap lembut pipiku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecut."Nggak perlu, Mas. Apa yang aku mau sekarang bisa dengan mudah untuk kudapatkan," ucapku membatin.***Malam ini tak seperti biasanya. Hujan turun dengan lebat disertai angin kencang. Setengah jam lalu Mas Satya sudah pergi ke tempat kerjanya. Di dalam kamar ini aku sendiri merasa kesepian. Dinginnya malam juga sangat terasa menusuk hingga
Selingkuh dengan JinPart_9Spontan aku menoleh. Memastikan siapa yang datang. Tampak lelaki berdiri di belakangku. Ia melempar senyuman. Lama-lama senyuman itu berubah menjadi seperti menyeringai. Di situ aku paham siapa sebenarnya ia. Meski wajah serta fisik secara keseluruhan menyerupai suamiku. Tetapi aku paham benar, kepada jin yang selalu memberiku kehangatan."Rita, lagi apa kamu malam-malam di situ, Sayang?" tanya sosok yang menyerupai Mas Satya. Yang baru saja membuatku terkejut akan sentuhannya di pundakku."Lagi mempersiapkan sesajen yang kamu minta." Aku menatap wajahnya dalam kegelapan. Namun, meski gelap aku masih bisa mengenali wajah itu. Ada sedikit sinar lampu halaman belakang yang menembus masuk lewat celah jendala dapur.Degup jantungku berdetak kencang lagi. Menatap mata itu yang menyiratkan arti tersendiri. Sungguh aku terlena dibuatnya. Ia turut berjongkok menyejajarkan diri denganku. Tanpa kusadari bibir kami telah berpagut mesra berselimut gelap dan dingin mala
Selingkuh dengan JinPart_10Pagi ini aku terlaSelingkuh dengan Jinmbat bangun. Malas rasanya jika melihat Mas Satya. Ingin aku melanjutkan tidurku, tetapi aku ingat bahwa hari ini aku ada janji dengan salah satu temanku.Saat membuka pintu kamar, tampak Mas Satya tertidur di sofa ruang televisi. Kondisi televisi juga masih menyala. Benar-benar pemborosan. Uang gaji yang tidak seberapa menurutku hanya akan habis untuk memenuhi kebutuhan bulanan saja. Belum juga untuk makan sehari-hari yang kadang masih jauh dari kata cukup. Bagaimana bisa Mas Satya mencukupi kebutuhan lahirku? Mimpi kali aku mengharapkan semua itu dari Mas Satya."Mas, bangun! Sudah siang. Mana televisi masih nyala. Kamu nggak mikir apa dengan begitu tagihan listrik bisa naik?" Aku mengomel serta mengguncang tubuh Mas Satya dengan keras.Mas Satya menggeliat, sedikit membuka matanya. Entah kenapa semakin hari aku semakin jijik terhadap dirinya. Lelaki yang tidak bisa diandalkan."Apa, sih, Rita! Pagi-pagi udah marah-
Selingkuh dengan JinPart_11Setelah tersadar aku segera bangkit. Jantungku berdegup kencang. Ternyata aku sedang berada di ruangan gelap. Mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Ternyata aku berada di kamar kosong yang aku gunakan untuk tempat jin itu. Bagaimana bisa aku ada di kamar ini? Jelas-jelas tadi aku tidur di kamarku sendiri.Aku mencoba mengingat sesuatu. Apa yang aku alami barusan seperti nyata. Jin itu menampakkan wujud aslinya. Dari matanya terpancar sinar merah menyala sangat menyeramkan. Bertubuh besar, berbulu lebat, dan berkuku panjang. Ia juga menyeringai. Namun, tidak seperti biasanya. Ia menunjukkan taring-taring tajam membuatku bergidik ngeri.Perlahan aku bangkit. Duduk di atas lantai tanpa alas. Pandanganku tertuju pada sebuah kotak besar. Sama persis dengan yang aku lihat di mimpiku tadi. Mengapa bisa terjadi? Sebenarnya aku tadi mimpi atau benar mengalami hal nyata? Pergi ke alam gaib bersama jin itu.Penasaran, aku mendekati kotak itu. Aku membukanya perlahan
Selingkuh dengan JinPart_12Mataku terbelalak melihat sosok Mas Satya berada di ruangan kosong ini. Ia benar-benar sosok Mas Satya yang asli, suamiku sendiri.Bagaimana mungkin ia berada di sini. Jelas-jelas ia sudah pergi kira-kira setengah jam yang lalu."Rita! Apa yang kamu lakukan di kamar ini?" Tangan Mas Satya berusaha meraba ke dinding. Mencari saklar lampu ruangan ini. Tetapi aku segera mencegahnya. Kemudian aku mengajak Mas Satya keluar dari kamar ini.Degup jantungku berdetak cepat. Hampir saja semua perbuatanku ketahuan oleh Mas Satya. Untung saja kamar itu terlalu gelap. Tidak! Jangan sampai semua yang aku lakukan diketahui orang lain termasuk Mas Satya.Mas Satya kembali mengajukan pertanyaan yang sama padaku. Aku berpikir sejenak mencari alasan. Berusaha setenang mungkin agar Mas Satya tidak curiga."Tadi ada tikus, Mas. Masuk ke kamar itu, tapi sepertinya tikusnya udah keluar," jawabku beralasan."Tikus? Sejak kapan kamu berani sama tikus?" Pertanyaan Mas Satya membua
Selingkuh dengan JinPart_13Rasa penasaran mendorongku untuk segera membuka pintu. Ternyata Mas Satya sedang bersama seorang ustaz. Untuk apa Mas Satya mengajak ustaz ke rumah kami malam-malam begini? Aku jadi curiga.Setelah ustaz masuk dan duduk di kursi ruang tamu, aku mengkode Mas Satya agar mengikutiku ke dalam kamar. Aku ingin tahu maksud Mas Satya mengundang ustaz ke rumah ini."Mas, ngapain malam-malam mengundang ustaz kemari?" tanyaku. Sengaja aku merendahkan suara. Agar tidak terdengar oleh ustaz yang menanti di depan sana."Aku mau kamu diruqyah, Rita! Kamu sudah dikuasai oleh makhluk jahat!"Pengakuan Mas Satya sungguh membuatku terkejut. Bagaimana mungkin ia mengundang seorang ustaz hanya untuk meruqyahku. Tidak! Aku tidak terima jika Mas Satya melakukan itu kepadaku. Bukan salahku jika aku sampai berbuat demikian. Bersekutu dengan jin."Nggak Mas! Aku waras, aku masih normal! Aku nggak mau diruqyah!" Tolakku mentah-mentah pada Mas Satya.Mengapa sekarang Mas Satya menya
Selingkuh dengan JinPart_1Kecewa pada suamiku — Mas Satya, aku akhirnya bangkit meninggalkannya yang masih duduk di sofa ruang televisi. Sengaja kubanting pintu, agar Mas Satya tahu bagaimana perasaanku saat ini. Tak kupedulikan perasaan Mas Satya. Entah, ia peka atau tidak dengan kekecewaan yang kurasaa saat ini. Setelah berkali-kali ia menolak ajakanku. Aku tak pernah meminta lebih. Apa salah jika aku menuntut hakku akan nafkah biologis yang sudah menjadi kewajiban Mas Satya untuk memenuhinya juga? Sampai aku merasa diriku sangat hina. Meminta sesuatu yang seharusnya Mas Satya berikan tanpa menunggu aku meminta sampai mengemis bagai wanita murahan."Mas lelah, Rita. Besok sajalah, ya! Mas janji." Jawaban yang selalu Mas Satya lontarkan sebagai alasan setiap kali ia menolak ajakanku.Aku paham dengan pekerjaan Mas Satya sebagai buruh pabrik yang bertugas di malam hari. Sungguh menguras tenaga. Namun tak adakah sedikit waktu untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya wajib bagi pasang
Selingkuh dengan JinPart_13Rasa penasaran mendorongku untuk segera membuka pintu. Ternyata Mas Satya sedang bersama seorang ustaz. Untuk apa Mas Satya mengajak ustaz ke rumah kami malam-malam begini? Aku jadi curiga.Setelah ustaz masuk dan duduk di kursi ruang tamu, aku mengkode Mas Satya agar mengikutiku ke dalam kamar. Aku ingin tahu maksud Mas Satya mengundang ustaz ke rumah ini."Mas, ngapain malam-malam mengundang ustaz kemari?" tanyaku. Sengaja aku merendahkan suara. Agar tidak terdengar oleh ustaz yang menanti di depan sana."Aku mau kamu diruqyah, Rita! Kamu sudah dikuasai oleh makhluk jahat!"Pengakuan Mas Satya sungguh membuatku terkejut. Bagaimana mungkin ia mengundang seorang ustaz hanya untuk meruqyahku. Tidak! Aku tidak terima jika Mas Satya melakukan itu kepadaku. Bukan salahku jika aku sampai berbuat demikian. Bersekutu dengan jin."Nggak Mas! Aku waras, aku masih normal! Aku nggak mau diruqyah!" Tolakku mentah-mentah pada Mas Satya.Mengapa sekarang Mas Satya menya
Selingkuh dengan JinPart_12Mataku terbelalak melihat sosok Mas Satya berada di ruangan kosong ini. Ia benar-benar sosok Mas Satya yang asli, suamiku sendiri.Bagaimana mungkin ia berada di sini. Jelas-jelas ia sudah pergi kira-kira setengah jam yang lalu."Rita! Apa yang kamu lakukan di kamar ini?" Tangan Mas Satya berusaha meraba ke dinding. Mencari saklar lampu ruangan ini. Tetapi aku segera mencegahnya. Kemudian aku mengajak Mas Satya keluar dari kamar ini.Degup jantungku berdetak cepat. Hampir saja semua perbuatanku ketahuan oleh Mas Satya. Untung saja kamar itu terlalu gelap. Tidak! Jangan sampai semua yang aku lakukan diketahui orang lain termasuk Mas Satya.Mas Satya kembali mengajukan pertanyaan yang sama padaku. Aku berpikir sejenak mencari alasan. Berusaha setenang mungkin agar Mas Satya tidak curiga."Tadi ada tikus, Mas. Masuk ke kamar itu, tapi sepertinya tikusnya udah keluar," jawabku beralasan."Tikus? Sejak kapan kamu berani sama tikus?" Pertanyaan Mas Satya membua
Selingkuh dengan JinPart_11Setelah tersadar aku segera bangkit. Jantungku berdegup kencang. Ternyata aku sedang berada di ruangan gelap. Mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Ternyata aku berada di kamar kosong yang aku gunakan untuk tempat jin itu. Bagaimana bisa aku ada di kamar ini? Jelas-jelas tadi aku tidur di kamarku sendiri.Aku mencoba mengingat sesuatu. Apa yang aku alami barusan seperti nyata. Jin itu menampakkan wujud aslinya. Dari matanya terpancar sinar merah menyala sangat menyeramkan. Bertubuh besar, berbulu lebat, dan berkuku panjang. Ia juga menyeringai. Namun, tidak seperti biasanya. Ia menunjukkan taring-taring tajam membuatku bergidik ngeri.Perlahan aku bangkit. Duduk di atas lantai tanpa alas. Pandanganku tertuju pada sebuah kotak besar. Sama persis dengan yang aku lihat di mimpiku tadi. Mengapa bisa terjadi? Sebenarnya aku tadi mimpi atau benar mengalami hal nyata? Pergi ke alam gaib bersama jin itu.Penasaran, aku mendekati kotak itu. Aku membukanya perlahan
Selingkuh dengan JinPart_10Pagi ini aku terlaSelingkuh dengan Jinmbat bangun. Malas rasanya jika melihat Mas Satya. Ingin aku melanjutkan tidurku, tetapi aku ingat bahwa hari ini aku ada janji dengan salah satu temanku.Saat membuka pintu kamar, tampak Mas Satya tertidur di sofa ruang televisi. Kondisi televisi juga masih menyala. Benar-benar pemborosan. Uang gaji yang tidak seberapa menurutku hanya akan habis untuk memenuhi kebutuhan bulanan saja. Belum juga untuk makan sehari-hari yang kadang masih jauh dari kata cukup. Bagaimana bisa Mas Satya mencukupi kebutuhan lahirku? Mimpi kali aku mengharapkan semua itu dari Mas Satya."Mas, bangun! Sudah siang. Mana televisi masih nyala. Kamu nggak mikir apa dengan begitu tagihan listrik bisa naik?" Aku mengomel serta mengguncang tubuh Mas Satya dengan keras.Mas Satya menggeliat, sedikit membuka matanya. Entah kenapa semakin hari aku semakin jijik terhadap dirinya. Lelaki yang tidak bisa diandalkan."Apa, sih, Rita! Pagi-pagi udah marah-
Selingkuh dengan JinPart_9Spontan aku menoleh. Memastikan siapa yang datang. Tampak lelaki berdiri di belakangku. Ia melempar senyuman. Lama-lama senyuman itu berubah menjadi seperti menyeringai. Di situ aku paham siapa sebenarnya ia. Meski wajah serta fisik secara keseluruhan menyerupai suamiku. Tetapi aku paham benar, kepada jin yang selalu memberiku kehangatan."Rita, lagi apa kamu malam-malam di situ, Sayang?" tanya sosok yang menyerupai Mas Satya. Yang baru saja membuatku terkejut akan sentuhannya di pundakku."Lagi mempersiapkan sesajen yang kamu minta." Aku menatap wajahnya dalam kegelapan. Namun, meski gelap aku masih bisa mengenali wajah itu. Ada sedikit sinar lampu halaman belakang yang menembus masuk lewat celah jendala dapur.Degup jantungku berdetak kencang lagi. Menatap mata itu yang menyiratkan arti tersendiri. Sungguh aku terlena dibuatnya. Ia turut berjongkok menyejajarkan diri denganku. Tanpa kusadari bibir kami telah berpagut mesra berselimut gelap dan dingin mala
Selingkuh dengan JinPart_8Otakku berpikir, alasan apa yang tepat untuk kukatakan kepada Mas Satya tentang perhiasan yang kupakai. Terbesit ide cemerlang yang akan kujadikan alasan. Aku tertawa terbahak-bahak meski tidak ada yang lucu. Itu kulakukan hanya untuk menutupi semua kecanggungan."Ah, ini hanya perhiasan imitasi,Mas. Mana ada aku punya barang mewah." Aku berkilah, memasang mimik wajah sedih. Berharap Mas Satya percaya dengan pengakuanku."Oh, Mas pikir semua itu milikmu. Sabar, ya, Sayang. Nanti kalau Mas sudah ada rezeki lebih, Mas janji akan belikan Rita emas." Mas Satya mengusap lembut pipiku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecut."Nggak perlu, Mas. Apa yang aku mau sekarang bisa dengan mudah untuk kudapatkan," ucapku membatin.***Malam ini tak seperti biasanya. Hujan turun dengan lebat disertai angin kencang. Setengah jam lalu Mas Satya sudah pergi ke tempat kerjanya. Di dalam kamar ini aku sendiri merasa kesepian. Dinginnya malam juga sangat terasa menusuk hingga
Selingkuh dengan JinPart_7Kini aku tengah berada di depan kamar kosong. Mendekatkan telingaku ke daun pintunya. Suara aneh yang menyeramkan tadi tidak terdengar lagi. Mendadak suasana berubah menjadi sunyi.Sebenarnya suara apa yang terdengar olehku tadi? Sangat membuat diriku penasaran. Apakah sosok jin itu marah, akankah ia menampakkan wujud aslinya di hadapanku saat ia sakit hati karena penolakanku tadi? Aku bergidik ngeri. Membayangkannya saja aku ketakutan, apalagi melihatnya nyata.***Pagi ini kujalani aktivitas seperti biasanya. Sebelum Mas Satya pulang, aku berniat untuk menyiapkan makanan, untuk kami sarapan nanti. Tak butuh waktu lama untuk berbelanja, karena pedagang sayur selalu mangkal di depan rumahku.Sayuran segera kucuci bersih dan kupotong, lalu aku lanjutkan memasak menu spesial untuk Mas Satya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Sebentar lagi Mas Satya akan datang. Masih ada waktu untuk aku mandi pagi dan berganti pakaian, untuk menyam
Selingkuh dengan JinPart_6Mas Satya memaksaku untuk periksa. Ia sangat mencemaskan kondisiku. Akan tetapi aku menolak. Dengan dalih aku hanya butuh istirahat. Acara sarapan kami tertunda karena aku yang mendadak mual. Aku sendiri tidak tahu penyebabnya. Rasa itu tiba-tiba saja datang.Mas Satya kembali memapahku ke kamar. Ia juga membantuku merebahkan diri di kasur. Lalu, Mas Satya pergi meninggalkanku. Tak lama Mas Satya kembali membawa sepiring nasi dan segelas air."Makan dulu, Rita, setelah makan kamu istirahat!"Mas Satya membantuku untuk duduk. Aku menyandarkan tubuhku di kepala ranjang. Dengan telaten Mas Satya menyuapiku. Satu demi satu suapan berhasil ku telan. Namun disuapan kesekian, aku muntah kembali. Nasi yang sudah berhasil masuk ke perutku jadi keluar lagi. Aku sangat lemas. Mau tidak mau terpaksa aku menerima ajakan Mas Satya untuk periksa.Tak perlu memakan waktu lama, Mas Satya membawaku ke rumah Bidan terdekat. Sebelum aku diperiksa Mas Satya menceritakannya kelu
Selingkuh dengan JinPart_5Ambisiku benar-benar sudah menguasai diri. Tanpa sadar aku mengangguk cepat. Mataku tidak bisa lepas memandang perhiasan yang berkilauan. Serta uang dengan jumlah yang banyak. Senyum kekaguman mengembang di bibirku.Keinginan yang kuat menutup segalanya, termasuk akal sehatku. Pria yang ada di hadapanku memberitahukan syarat apa yang harus kupenuhi."Itu hal mudah. Syarat yang harus kamu penuhi adalah kamu bersedia menjadi milikku. Melayaniku jika aku menginginkannya, bisa saja setiap malam. Satu lagi, kamu harus menyiapkan ruangan khusus. Setiap malam Jumat kliwon kamu juga harus menyiapkan sesajen untukku." Aku terkejut mendengar tawarannya. Ketika sadar dengan cepat aku menggeleng tanda menolak tawarannya.Berusaha berpikir waras. Aku tidak ingin mengkhianati suamiku bagaimana caranya. Meski aku berselingkuh dengan jin, namun jika Mas Satya mengetahui cerita sebenarnya, kupastikan ia akan kecewa."Bagaimana, apakah kamu setuju dengan syarat yang kuajukan