Share

60. Curhat ke Nana

Sumpah Dea telah terjadi. Cinta bertepuk sebelah tangan itu akhirnya tak dapat lagi berdiri pongah dan tegak. Hati sebeku es Himalaya itu mencair juga. Daffa yang sangat tak menyukai, bahkan mungkin bisa dikatakan membenci Dea ini pun terluluhkan. Hingga dia yang merasa hari-harinya hambar tanpa Dea, tak malu atau ragu lagi mengungkapkan isi hatinya.

"Mas Daffa, malah bengong. Nih, dokumennya weyy!"

"Astagfirullah Herman!"

Daffa yang tengah asyik melamun pun hampir saja terjungkal kaget gara-gara tak menyadari adanya Herman di depan meja kerjanya. Hm, salahnya juga, sih kenapa juga melamunkan ayang di jam kerja.

"Betul, nyebut Mas. Soalnya orang ngelamun itu mudah digandrungi kawanan setan," ujar Herman sambil membuka dokumen di tangannya. "Nah, sekarang Mas Daffa diminta buat periksa data ini sama pak camat. Jangan sampai yang dilamunkan muncul di dalamnya, ya."

Daffa tersenyum kecut. Dasar Herman, pikirnya dia pasti tahu apa yang sedang Daffa lamunkan. Dia menerima dokumen itu tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status