“Mari kita bercerai.”Pria yang berwibawa namun angkuh itu menatap wanita mungil di hadapannya tanpa emosi. “Aku akan membayar tunjangannya,” katanya acuh tak acuh. “Kalau kau membutuhkan uang, pekerjaan, ataupun dokter untuk ibumu, aku akan menyediakannya.”Rose menahan air matanya mati-matian.Ketika tunangan Jay Ares melarikan diri sehari sebelum pernikahan mereka, mereka terpaksa mencari pengantin pengganti sementara untuk memenuhi hasrat paparazzi dan media yang kelaparan.Ia percaya bahwa wanita itu secara sukarela menerima gelar sebagai Nyonya Ares. Tetapi, hanya wanita itu, Rose, yang tahu alasan ia setuju menghabiskan hidupnya mencintai pria itu. Ia tidak pernah tahu betapa wanita itu mencintai dirinya.“Aku tidak menikahimu karena uang,” wanita itu berbisik. Cintanya yang begitu dalam telah menyebabkan rasa rendah diri yang luar biasa.Mata pria yang dalam dan tenang itu menunjukkan sedikit keraguan.Jika ada dua orang asing yang tidak mengenal satu sama lain da
Jay Ares menerima hadiah yang tidak diharapkan: bayi yang baru lahir.Saat ia melihat bayi yang terbungkus dan berteriak-teriak meminta makanan, lapisan es yang sangat tebal sepertinya menutupi wajah tampan Jay."Ke mana ibu dari anak ini?" ia bertanya sambil menggerutu, matanya berkedip penuh bahaya.Berani-beraninya wanita itu mengambil benihnya dan menghindari tanggung jawab untuk merawat anak itu?"Maafkan saya, Tuan,” kurir menjawab. “Ibu dari anak ini telah meninggal dunia di rumah sakit karena distosia.".Jay merasa tegang dan terdiam. Ia membutuhkan waktu cukup lama untuk memproses berita itu, nyala api di matanya bercampur dengan sedikit keraguan. "Meninggal?"Orang itu mengangguk dengan muram, mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto mayat Rose kepada Jay."Tuan Ares, ini adalah foto Rose yang kami ambil di hari pemakamannya. Aku bisa mengirimkannya padamu jika kau mau.”Mata Jay melirik ke arah layar telepon dengan cepat. Wanita di foto itu tampak kembung da
Ketika Rose mulai memanggil taxi. Jay berjalan dengan wanita muda mempesona di sisinya.“Permisi.”Jay berbicara dengan suara berat dan sendunya seolah-olah suaranya bisa meledakkan ovarium seorang wanita.Selain itu, suaranya juga menyiratkan bahwa ia berasal dari keluarga kaya raya.Rose tiba-tiba menyadari bahwa ia dan anaknya telah menghalangi jalan mereka. Mereka berdiri di depan sebuah mobil Rolls Royce dengan logo Emily (Spirit of Esctasy) di atas mesinnya.Rose menggeret kopernya dengan satu tangan dan tangan lainnya dengan anak-anaknya. Setelah melihat Jay, ia agak panik dan pelan-pelan menyingkir.Wanita yang menggairahkan itu berkata dengan suara sinis, “Kau pasti dalam kesulitan sehingga harus membalut dirimu seperti itu. Baiklah, kenakan kacamata hitammu kalau kau mau, tapi kenapa kau memaksa anak-anakmu untuk memakainya juga? Bukankah itu akan membahayakan kesehatan mereka? Kau tidak khawatir mereka akan tersandung atau mengalami sesuatu?”Rose merasa mual. ‘Aku ti
Setengah jam berlalu.Mobil Rolls Royce itu parkir dekat pintu masuk Pemakaman Gunung Bercabang.Lewat kaca mobil, Josephine membaca tiga kalimat yang terpampang besar, Pemakaman Gunung Bercabang, dan wajahnya yang mulus tiba-tiba berubah pucat.Satu-satunya alasan ia pulang adalah untuk mengunjungi neneknya yang sakit keras. Kecuali nenek.“Apa nenek di sini?” Josephine terengah-engah."Rose yang ada di sini," ujar Jay."Rose? Rose dimakamkan di sini?"Josephine menghela napas lega. Kemudian, ia bertanya dengan penasaran, "Ini bukan festival Qingming, lalu mengapa kita ada di sini?" (Keluarga China mengunjungi makan leluhur mereka selama Festival Qingming untuk membersihkan makam mereka, berdoa untuk mereka dan melakukan ritual persembahan.)Josephine tiba-tiba menjerit kegirangan, "Kau masih memiliki perasaan untuk Rose, aku tahu itu! Maksudku, apa lagi yang bisa menjelaskan kelahiran bayi Jenson?”Jay sudah mengambil langkah panjang menuju tangga yang berundak-undak. Pohon
Rumah Sakit Asia BesarJay pergi ke ruang pemeriksaan. Ketika ia masuk, seorang laki-laki muda menyapanya dan memberikan laporan."Tuan Ares, data pasien telah dimasukan ke dalam system kita dua puluh menit yang lalu. Kami telah melakukan sesuai dengan perintah Anda dan meletakkan pengintai elektronik untuk mengintai orang yang menyerahkan informasi tersebut. Tapi wanita ini tampak sangat berbeda dari foto yang Anda berikan kepada kami.”Mata Jay terpaku pada monitor. Laki-laki muda itu menggerakkan kursor dan wanita berpakaian ala model punk muncul di layar.Jay mengerutkan keningnya dan memperhatikan wanita berambut gimbal, bibir diolesi lipstik dengan ceruk mata seperti kucing. Ia berusaha untuk menekan ketidaknyamanan yang dirasakannya."Perbesar!" teriak Jay.Wajah Rose diperbesar di layar dan menghasilkan gambar berdefinisi tinggi yang jelas menampakkan wajah Rose.Ia masih terlihat sama…Jay menyipitkan matanya.Bagaimana caranya Rose bisa menghindar dari kejarannya sel
“Menggigitmu? Tentu saja aku tidak akan sudi menempelkan anggota tubuhku pada sesuatu yang kotor seperti dirimu!” kata Jay sambil menaikkan alisnya.Jay berdiri dari sofa hitamnya dan mendekati Rose selangkah demi selangkah. Ia memandang Rose dengan arogan dari ketinggian 185cm-nya."Rose… Jadi bagaimana kau akan membayar apa yang telah kau lakukan padaku lima tahun yang?" Jay bertanya dengan sinis.Ingatan akan Rose pada malam itu sungguh sangat jelas. Lima tahun yang lalu, dengan bantuan sedikit alkohol, ia....Ia memberikan obat-obatan pada pria itu dan kemudian…“A…. Aku sudah menebusnya!” Rose mencoba untuk berkilah.Kekesalan muncul di wajah Jay yang terlihat lebih muram."Bagaimana jika aku membayarmu sepuluh kali lipat dan memintamu untuk tidur dengan seorang laki-laki, Nona? " Jay mencengkram dagu Rose. Kemarahannya benar-benar terlihat seperti singa yang haus, siap untuk menerkam kapan saja.Rose bisa melihat kilat cahaya ungu di mata Jay. Jay benar-benar terlihat sep
Jay mengangkat Rose dan mendorongnya dengan kasar ke bawah meja. Ia melepas dasi birunya dan mengikat tangannya ke kaki meja.Ia kemudian mengambil kain lap dari meja dan memasukkannya ke dalam mulut Rose.Yang bisa dilakukan Rose hanyalah terus menyerang Jay dengan kedua kakinya yang tidak diikat.Sayangnya, perjuangannya sia-sia karena perbedaan besar antara kekuatan mereka.Dengan mangsanya yang tidak bisa bergerak di sarangnya, Jay menyeringai. "Rose, jujurlah padaku," kakinya menendang kejam kaki pendek Rose yang tergeletak.Merasakan kepuasan sesaat, Jay lalu dengan santai mengeluarkan ponselnya dan menelepon anak laki-lakinya.Rose ditinggalkan dengan rambutnya yang berantakan, pakaiannya sobek, dan kakinya yang awalnya seputih salju dipenuhi dengan memar.Ia menatap Jay dengan marah dan mengeluarkan rengekan teredam dari mulutnya yang tersumbat. Tetapi, ia tidak menangis atau semacamnya.Jeritannya yang tak terdengar sebenarnya adalah serangkaian kata-kata kotor yan
Perawat resepsionis di meja melihat anak kecil itu. Ia memiliki kepala dengan rambut hitam menawan dan mengenakan kaos putih dengan cetakan baju besi di dadanya, sepasang celana olahraga hitam, dan topeng hitam. Tampilan monokrom dari dandanannya membuatnya terlihat gaya, seperti sesuatu yang keluar dari lukisan artistik. Perawat itu membayangkan bahwa ia terlihat seperti seorang pangeran kecil dari buku komik. ‘Ia benar-benar sangat lucu!’ "Kau sedang mencari siapa, Anak Kecil?" Perawat itu menghampirinya dan menyapanya dengan senyuman hangat, suaranya lembut. "Aku mencari Ayah—ayahku!" kata anak kecil itu spontan.‘Mami bilang aku harus berhati-hati ketika aku berada di luar.‘ ‘Jangan pernah mengatakan yang sebenarnya kepada orang asing, kecuali petugas polisi, tentu saja.’Pria kecil itu menatap perawat itu dengan polos, "Nona, apakah kau tahu di mana ayahku?"Ketika perawat mungil mengamati wajah anak laki-laki itu, dengan mata bulat besar yang terlihat dari balik
"Nyonya Angeline, apakah Anda punya kata-kata terakhir?" Pria itu menunjukkan belas kasihan Angeline dan memberinya kesempatan untuk menghirup udara segar. Angeline merenungkannya sejenak dan berkata, “Dulu, saya hanya mengharapkan kedamaian keluarga dan kesehatan anak-anak saya. Saat ini, saya berharap anak-anak saya dapat mencapai semua impian mereka. Saya berharap Jens dapat merevitalisasi bisnis keluarga kami. Saya berharap keinginan Baby Zetty agar tidak ada lagi rasa sakit dan penderitaan di dunia menjadi kenyataan. Saya harap keinginan Baby Robbie agar tidak ada lagi perpisahan dalam keluarga menjadi kenyataan juga. Pria itu tertegun. Pistol di tangannya sedikit miring. “Nyonya Angeline, orang kaya sepertimu menjalani kehidupan mewah yang bebas dari kekhawatiran. Bagaimana Anda bisa memahami penderitaan orang biasa seperti kami? Anda tidak bermaksud apa pun yang Anda katakan kepada saya sekarang, kan? Angeline berkata, “Aku akan mati. Mengapa saya berbohong kepada Anda
Angeline berkata, “Meskipun Jens masih muda, Whitty tidak lagi dalam usia yang matang. Whitty telah menunggu Jens selama bertahun-tahun. Ia harus mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.”Tuan Ares tetap diam. Tetapi, masih ada ekspresi tidak menyenangkan di wajahnya.Saat melihat ekspresi wajah Tuan Ares, Whitty langsung berkata, “Ayah, Mommy, Jens, dan aku tidak terburu-buru untuk menikah. Jens telah memutuskan untuk menikah setelah punya karier yang stabil.”Tuan Ares tampak tenang.Jenson berdiri dan memberi tahu Tuan Ares, "Ayah, aku ingin menikah dengan Whitty."Tuan Ares melirik Jens dan bertanya, "Apa alasan di balik keputusanmu melakukannya?"Jenson berkata, "Aku mencintainya."Bibir Tuan Ares sedikit terangkat. Kepribadian Jens tidak hanya mirip dengannya, tetapi pandangannya tentang cinta juga mirip dengannya.Mengingat betapa gigihnya ia saat mengejar Angeline ketika masih muda, Tuan Ares tahu ia tidak bisa menghentikan Jenson.Hubungan ayah dan anak akan terpengaruh kalau i
Tuan Ares menatap Angeline tanpa berkata-kata. Pada saat ini, cinta kenangan mereka terlintas di benaknya.Ia pernah mencintai seseorang dengan sangat dalam. Ia bisa melawan orang tuanya untuk Angeline juga.Tuan Ares menghela napas dan berkata, "Kau benar-benar tidak bisa menjaga anak-anakmu di sisimu begitu mereka dewasa."Angeline menatap Tuan Ares yang putus asa di depannya. Hatinya terluka untuk Tuan Ares. Ia mengulurkan tangan untuk memegang tangan Tuan Ares. Tuan Ares tersenyum padanya saat Angeline menghangatkan tangannya. Ia berkata dengan nada pengertian, "Angeline, kau tetap yang terbaik."Angeline tersenyum dan berkata, “Tentu saja, aku yang terbaik. Itu karena aku satu-satunya orang yang akan tetap di sisimu sampai akhir. Gale adalah takdir bagi Angel, dan Finn juga merupakan takdir bagi Zetty.”Tuan Ares berkata, “Baiklah, berhentilah menggodaku. Aku mengerti."Ya, cinta berada di atas segalanya di dunia.Itulah tradisi Keluarga Ares.Tuan Ares sangat mencintai Angeline.
Tetapi, ketika Angeline mengetahui tentang pernikahan Grayson dan Andy, ia bersikeras mengadakan pernikahan akbar untuk mereka.Angeline dan Tuan Ares memanggil Andy. Angeline berbicara dengan suara menyentuh, “Andy, aku selalu memperlakukanmu seperti putri kandungku. Sekarang setelah kau menikah, aku akan menikahkanmu seolah kau putriku.”Angeline menyerahkan satu set perhiasan, kartu bank, dan kunci pada Andy. Ia berkata, “Andy, meskipun Zetty sudah menikah, kami tidak mengadakan pernikahan besar untuknya. Aku tidak tahu bagaimana keluarga lain menikahkan putri mereka. Karena kau perempuan, kau akan merasa aman setelah punya properti sendiri. Kau akan punya kebebasan sendiri setelah punya mobil sendiri. Kau akan berusaha berdandan setelah punya perhiasan sendiri.”Andy menangis, "Terima kasih, Mommy."Angeline memeluk Andy dan menepuk punggungnya sambil berkata, “Jangan menangis. Kau harus sering kembali untuk berkunjung di masa depan."Baik."Setelah Angeline selesai bicara, Tuan Ar
Whitney menyerahkan amplop itu pada Andy dan berkata, "Nona Laurel memintaku untuk menyerahkan ini padamu."Andy perlahan membuka amplop di bawah tatapan ingin tahu para saudari. Spesimen jakaranda jatuh dari amplop.Air mata memenuhi mata Andy ketika ia melihatnya.Semua saudari menangis.Whitney berkata, “Aku tidak tahu apa artinya bagimu, tapi aku kira Laurel ingin menyampaikan sesuatu pada kalian semua karena ia ingin aku menyerahkannya padamu. Apa kau mengerti apa yang ingin ia katakan padamu?”Andy berteriak keras, “Ini adalah sumpah darah yang kami buat di Divisi Intelijen Militer. Ketika kami bersumpah untuk menjadi saudari, Daisy menyebutkan meskipun nasib kami telah ditentukan sebelumnya di kehidupan ini dan kami tidak bisa memutuskan berapa lama kami bisa hidup, kami bisa menunggu saudari di akhirat setelah kematian. Kami harus menunggu semua orang berkumpul sebelum reinkarnasi. Kami kemudian bisa bereinkarnasi sebagai saudari di kehidupan kami selanjutnya.”Whitney tersentu
Jenson kemudian memerintahkan para pelayan untuk menggeledah setiap sudut dan celah Kebun Turmalin dan Ibukota Pemerintahan. Robbie sepertinya telah menghilang begitu saja. Tidak ada tanda-tanda ia di mana pun.Tuan Ares menghela napas setelah mendengar berita itu.Angeline menyerah setelah pencarian yang lama. Ia memberi tahu Jenson, “Jangan mencarinya. Ia sudah dewasa. Kita tidak bisa menahannya lagi. Jangan buang lebih banyak sumber daya manusia dan fisik untuk mencarinya. Kelola Kebun Turmalin dengan baik. Kau dan Whitty harus bertanggung jawab atas rumah tangga ini di masa depan.”Jenson menatap mata ibunya yang tenang. Meskipun ia penasaran kenapa ibunya, yang mencintai putranya lebih dari hidupnya sendiri, bisa bereaksi dengan tenang atas kepergian Robbie, ia menyimpan pertanyaan itu di dalam hatinya."Ya, Mommy."Setelah meninggalkan Chateau de Selene, Jenson kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Whitty masuk ke kamarnya dengan secangkir teh panas dan meletakkannya di tang
Robbie mengangguk tegas.Setelah kesehatan Angeline pulih sedikit, Robbie segera mengunjunginya. Wajahnya tidak lagi memancarkan aura kekanak-kanakan. Wajahnya yang tampan memancarkan ketajaman yang mirip dengan ayahnya.Angeline tahu Robbie akan diliputi rasa bersalah selama sisa hidupnya setelah kejadian ini. Ia juga tahu ia akan mengubah kebiasaannya bermain-main dan tidak berpikir sebelum bertindak.“Mommy, ini semua salahku. Kalau aku tidak percaya begitu saja padanya, ia tidak akan punya kesempatan untuk merusak Kebun Turmalin,” kata Robbie. Ia dipenuhi dengan rasa bersalah pada diri sendiri.Angeline berkata, “Robbie, aku tahu apa yang kau pikirkan. Aku punya pemikiran yang sama sekarang.”Robbie tertegun. Ia melirik penuh penilaian pada ekspresi lemah dan lelah di wajah ibunya. Entah bagaimana, Robbie merasa kesal atas nama ibunya.Ternyata ia bukan satu-satunya yang tidak memperhatikan orang. Ibunya juga berada di kapal yang sama.Sama seperti dirinya, ibunya merasa sangat te
Jenson memutuskan untuk membangun kembali Kebun Turmalin dengan tema yang mendasari 'kenangan'. Robbie terdiam setelah melihat-lihat rencana desain."Jens, apa menurutmu aku telah melakukan dosa besar?" Robbie tiba-tiba menyuarakan pikirannya.Jenson menggelengkan kepalanya dan berkata, “Robbie, kau tidak ingin semua ini terjadi. Tapi, kau seharusnya sudah belajar dari pengalamanmu. Kau tidak bisa bersikap baik pada semua orang setiap saat.”Robbie mengangguk dan berkata, “Aku tidak mengerti arti di balik kata-kata ini di masa lalu. Aku mengerti sekarang."Jenson tertegun.Setelah Robbie meninggalkan tempat Jenson, ia mengunjungi kediaman Angel.Angel sekarang berusia sekitar tujuh tahun. Ia sangat tinggi dan matang secara mental. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil.“Kakak, kudengar akhir-akhir ini suasana hatimu sedang tidak baik. Aku ingin mencarimu sejak beberapa waktu lalu. Tapi, lihat keadaanku saat ini. Bagaimana aku bisa keluar?” Angel melambaikan
Tuan Ares menatap Tiga Belas dengan dingin. Tatapannya tanpa cinta kebapakan yang selalu ia tunjukkan pada Tiga Belas.“Aku tahu kau punya motif tersembunyi ketika kau pindah ke Keluarga Ares saat itu. Tapi, aku tidak menyangka kau begitu jahat dan punya hati yang begitu kejam di usia yang begitu muda. Cinta dan pemujaan Angeline terhadapmu sama sekali tidak menghangatkan hatimu. Bagiku, kau bukan hanya pengkhianat. Kau tidak punya hati sama sekali.”Tiga Belas menatap Tuan Ares dengan kaget. Omelan Tuan Ares tampaknya membantu Tiga Belas memahami dirinya dengan lebih baik.“Kau menyakiti ayahku. Kau menyakiti ayahku. Itu sebabnya aku menguatkan hati dan memutuskan untuk membalas dendam pada Keluarga Ares,” teriaknya keras.Tuan Ares berkata dengan nada kasar, “Karma ada di dunia. Kenapa aku menyakitinya kalau ia tidak menculik anak-anakku? Kau tidak punya kemampuan untuk membedakan benar dan salah. Kau hanya membuat alasan untuk diri sendiri. Apa kau pikir kau masuk akal?”Tiga Belas