Share

Bab 5

Penulis: Yan an
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Rumah Sakit Asia Besar

Jay pergi ke ruang pemeriksaan. Ketika ia masuk, seorang laki-laki muda menyapanya dan memberikan laporan.

"Tuan Ares, data pasien telah dimasukan ke dalam system kita dua puluh menit yang lalu. Kami telah melakukan sesuai dengan perintah Anda dan meletakkan pengintai elektronik untuk mengintai orang yang menyerahkan informasi tersebut. Tapi wanita ini tampak sangat berbeda dari foto yang Anda berikan kepada kami.”

Mata Jay terpaku pada monitor. Laki-laki muda itu menggerakkan kursor dan wanita berpakaian ala model punk muncul di layar.

Jay mengerutkan keningnya dan memperhatikan wanita berambut gimbal, bibir diolesi lipstik dengan ceruk mata seperti kucing. Ia berusaha untuk menekan ketidaknyamanan yang dirasakannya.

"Perbesar!" teriak Jay.

Wajah Rose diperbesar di layar dan menghasilkan gambar berdefinisi tinggi yang jelas menampakkan wajah Rose.

Ia masih terlihat sama…

Jay menyipitkan matanya.

Bagaimana caranya Rose bisa menghindar dari kejarannya selama ini?

Jay tidak bisa membayangkan bagaimana Rose bisa tetap bersembunyi ketika seluruh dunia mencarinya, tetapi langkah terakhirnya untuk memalsukan kematiannya diakui sangatlah pintar.

Ketika Jay memikirkan cara ia telah dikalahkan oleh orang biasa seperti Rose, ia merasakan pukulan besar pada harga dirinya.

“Grayson, tangkap dia dan ikat dia.” Bibir tipis Jay mencibir jahat.

"Baik, Tuan," Grayson berkata sebelum meninggalkan ruangan.

 …

Rose duduk di bangku lorong, dengan cemas menunggu hasil analisis dokter.

Ia benar-benar bingung dengan banyaknya alasan dokter yang tidak bisa dimengerti untuk pendaftaran rawat ibunya.

Awalnya, ada masalah dengan indikator ibunya. Kemudian, tiba-tiba saja ada terlalu banyak pasien di Asia Besar dan tidak ada kasur cadangan sehingga Rose harus menunggu di luar.

Agar bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif untuk ibunya, Rose tidak bisa melakukan apapun selain menunggu hasil.

Tiba-tiba, beberapa pria mengenakan kacamata dan berpakaian jas hitam mendekatinya.

Rose merasakan ada yang aneh pada saat itu juga dan hendak pergi ketika lebih banyak pria yang mengenakan pakain yang sama muncul dari ujung koridor.

"Nona, bisakah kau ikut dengan kami?" Grayson melepaskan kacamatanya dan tersenyum sopan.

Rose akhirnya menyadari bahwa ia telah masuk ke dalam perangkap secara suka rela dengan pergi ke Asia Besar.

"Siapa kalian? Dan kenapa aku harus pergi dengan kalian?" Rose mencoba untuk bertanya dengan santai.

Grayson menjawab dengan agak lantang, "Nona, jangan membuat kami memaksamu. Petugas kami cenderung agak kasar. Satu kecelakaan kecil dan kami mungkin mematahkan salah satu anggota tubuhmu secara tidak sengaja."

Itu adalah ancaman yang cukup serius.

Rose tahu bahwa pengawal Jay sama kasarnya dengan Tuan mereka.

Karena itu, ia memilih untuk menyerah daripada bertahan dan mengikuti Grayson meninggalkan koridor.

Ketika mereka sampai di ruang tunggu, Rose ragu-ragu untuk masuk. Grayson membanting pintu dan mendorongnya untuk masuk ke ruangan. Rose terlempar beberapa langkah ke depan dan berhenti tepat di hadapan Jay Ares.

Jay duduk di atas sofa berkulit hitam yang sangat cocok dengan setelan jas hitamnya. Adegan itu memancarkan aura kesombongan yang menjijikan.

Ketika Rose masuk, Jay langsung menatap wajahnya.

"Bersihkan wajahmu di wastafel sebelah sana," Jay menyuruh Rose.

Keangkuhan Jay yang tak tertahankan memicu kemarahan luar biasa dalam diri Rose.

"Tuan, kau sangat tidak masuk akal dan tidak sopan," Rose memilih untuk berpura-pura bodoh.

Jay mendekat dan berbicara dengan mulut tajam, "Maafkan aku, tapi mungkin aku tidak bisa melihat kecantikanmu.”

“Eh—

"Ada banyak jenis bunga yang cantik, begitupun dengan manusia. Tidak salah jika kau berpikiran sempit,” kata Rose, menahan amarahnya.

"Baiklah. Kalau kau tidak mau mencuci wajah, aku akan menyuruh orang-orangku untuk melakukannya," Jay berkata dengan lembut, tapi suaranya terasa menusuk ke dalam tulang belakang Rose.

"Tidak perlu!" Rose berdiri dengan canggung. "Aku akan melakukannya.”

Rose berjalan menuju wastafel, membuka keran dan mencipratkan air ke wajahnya. Ia kemudian mengelap wajahnya dan berjalan menuju ke arah Jay.

“Selesai.”

Jay menilik ke wajah yang dirias itu dan merengut. Kemudian ia menyentuh wajah Rose dan berkata "Apakah ini riasan tahan air?"

Bahkan setelah menyentuh riasan mencolok, jari Jay tidak ternoda.

"Aku akan memberimu waktu tiga menit. Sekarang juga. Bersihkan riasan di wajahmu. Kalau tidak, aku akan meminta orang-orangku untuk menguliti wajahmu…" Suara Jay terdengar sangat dingin sehingga Rose merasa bahwa ia sedang berada di peti mati beku.

Rose tetap duduk dengan tegas di sofa di seberangnya.

"Aku tidak bisa mencucinya," katanya keras kepala.

“Masuklah!”

Atas perintahnya, dibukalah pintu dari luar dan segerombolan pria sangar masuk ke dalam ruangan dan membentuk dua barisan di dekat Rose.

Rose terperangah. Ia tergagap, "Tidak… maksudku ... Ini hanyalah riasan… Apakah ini benar-benar perlu?”

Jay menatap pria itu dengan penuh arti dan kemudian beberapa pria jangkung dengan agresif meraih Rose. Salah satu dari mereka mengencangkan tangannya di sekitar leher Rose dan Rose dengan cepat mengalami kesulitan bernapas.

Seorang pria lain mengambil sebotol penghapus riasan dan menyemprotkannya secara sembarangan ke wajah Rose. Beberapa di antaranya meresap ke matanya dan membuatnya terasa terbakar.

Kemudian, pria lain mengambil sikat gigi dan menggosok wajah Rose dengan kasar.

Akhirnya pria terakhir mengambil sebotol air mineral dan menuangkannya ke wajah Rose.

"Kita semua adalah orang-orang yang terpelajar. Mengapa kita bertindak seperti monyet primitif?" Rose berteriak dengan marah.

Dengan bantuan kasar dan kuat dari para pria itu, wajah asli Rose perlahan muncul.

Saat wajah Rose mulai terlihat lebih akrab, ekspresi Jay menjadi semakin rumit.

“Rose Loyle!"

Setelah tugas mereka selesai, para pria itu akhirnya membebaskan Rose dan segera meninggalkan ruangan dengan tertib.

Saat itu, Rose tampak seperti tikus yang tenggelam dengan wajah basah kuyup dan pakaian basah yang menetes.

Ia terlihat sangat malu.

“Lantas kenapa kalau aku memanglah Rose? Gigit aku!" Rose dengan marah melambaikan tinjunya pada Jay dan terlihat sangat marah.

Kalau Jay tidak merasa kasihan pada Rose saat lima tahun yang lalu, ia pasti tidak punya belas kasihan untuknya sekarang.

Kejengkelan Rose hanya membuat senyum jahat Jay semakin lebar.

Wanita itu dulunya adalah boneka yang jinak dan berperilaku baik dan tidak macam-macam.

Siapa yang menyangka bahwa ia ternyata adalah cumi bertinta hitam yang licik!

Bab terkait

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 6 

    “Menggigitmu? Tentu saja aku tidak akan sudi menempelkan anggota tubuhku pada sesuatu yang kotor seperti dirimu!” kata Jay sambil menaikkan alisnya.Jay berdiri dari sofa hitamnya dan mendekati Rose selangkah demi selangkah. Ia memandang Rose dengan arogan dari ketinggian 185cm-nya."Rose… Jadi bagaimana kau akan membayar apa yang telah kau lakukan padaku lima tahun yang?" Jay bertanya dengan sinis.Ingatan akan Rose pada malam itu sungguh sangat jelas. Lima tahun yang lalu, dengan bantuan sedikit alkohol, ia....Ia memberikan obat-obatan pada pria itu dan kemudian…“A…. Aku sudah menebusnya!” Rose mencoba untuk berkilah.Kekesalan muncul di wajah Jay yang terlihat lebih muram."Bagaimana jika aku membayarmu sepuluh kali lipat dan memintamu untuk tidur dengan seorang laki-laki, Nona? " Jay mencengkram dagu Rose. Kemarahannya benar-benar terlihat seperti singa yang haus, siap untuk menerkam kapan saja.Rose bisa melihat kilat cahaya ungu di mata Jay. Jay benar-benar terlihat sep

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 7

    Jay mengangkat Rose dan mendorongnya dengan kasar ke bawah meja. Ia melepas dasi birunya dan mengikat tangannya ke kaki meja.Ia kemudian mengambil kain lap dari meja dan memasukkannya ke dalam mulut Rose.Yang bisa dilakukan Rose hanyalah terus menyerang Jay dengan kedua kakinya yang tidak diikat.Sayangnya, perjuangannya sia-sia karena perbedaan besar antara kekuatan mereka.Dengan mangsanya yang tidak bisa bergerak di sarangnya, Jay menyeringai. "Rose, jujurlah ​​padaku," kakinya menendang kejam kaki pendek Rose yang tergeletak.Merasakan kepuasan sesaat, Jay lalu dengan santai mengeluarkan ponselnya dan menelepon anak laki-lakinya.Rose ditinggalkan dengan rambutnya yang berantakan, pakaiannya sobek, dan kakinya yang awalnya seputih salju dipenuhi dengan memar.Ia menatap Jay dengan marah dan mengeluarkan rengekan teredam dari mulutnya yang tersumbat. Tetapi, ia tidak menangis atau semacamnya.Jeritannya yang tak terdengar sebenarnya adalah serangkaian kata-kata kotor yan

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 8

    Perawat resepsionis di meja melihat anak kecil itu. Ia memiliki kepala dengan rambut hitam menawan dan mengenakan kaos putih dengan cetakan baju besi di dadanya, sepasang celana olahraga hitam, dan topeng hitam.   Tampilan monokrom dari dandanannya membuatnya terlihat gaya, seperti sesuatu yang keluar dari lukisan artistik. Perawat itu membayangkan bahwa ia terlihat seperti seorang pangeran kecil dari buku komik. ‘Ia benar-benar sangat lucu!’ "Kau sedang mencari siapa, Anak Kecil?" Perawat itu menghampirinya dan menyapanya dengan senyuman hangat, suaranya lembut. "Aku mencari Ayah—ayahku!" kata anak kecil itu spontan.‘Mami bilang aku harus berhati-hati ketika aku berada di luar.‘   ‘Jangan pernah mengatakan yang sebenarnya kepada orang asing, kecuali petugas polisi, tentu saja.’Pria kecil itu menatap perawat itu dengan polos, "Nona, apakah kau tahu di mana ayahku?"Ketika perawat mungil mengamati wajah anak laki-laki itu, dengan mata bulat besar yang terlihat dari balik

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 9

    Jay baru sadar bahwa robot itu menggambarkan seorang wanita muda yang cantik.‘Apakah anak ini merindukan ibunya lagi?’ pikir Jay dengan jengkel."Jenson, apakah kau benar-benar ingin menemui Ibumu—" Jay berkata tanpa berpikir.Jenson berdiri dengan murung di tangga, tubuhnya yang mungil tampak sangat kesepian dan keras kepala. Ia berbalik untuk melihat langsung ke arah Jay dan mengangguk dengan serius.Jay mengerutkan bibirnya. Ia menganggap dirinya beruntung karena ia belum melemparkan Rose ke rumah pelacuran. Jika tidak, sifat egois Jenson tidak akan pernah memaafkannya kalau ia tahu bahwa ayahnya telah menindas ibunya.Tapi—Jenson sangat merindukan ibunya sebagai akibat dari pilihan yang salah yang dibuat oleh Jay.Beberapa tahun yang lalu, Jay percaya bahwa Rose sudah mati, tetapi tidak ingin Jenson hidup di dunia dengan penuh dengki. Jadi ia berbohong bahwa ibunya masih mencintainya sampai detik ini.Tentu saja, seperti yang baru-baru ini ia sadari dengan sangat terkejut

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 10

    Setelah memberikan analisis yang cukup panjang dan tajam, Grayson memandang Tuan Ares dengan ekspresi bangga dan penuh harap.Tepat saat ia mengira Jay akan memujinya karena kecerdasannya, Jay menatapnya dengan tatapan mematikan."OCD? Autisme?" Jay terdengar tenang, tapi jelas ada amarah yang mendorong nadanya.Dahi Grayson mulai meneteskan butir-butir keringat.Grayson menggigit lidahnya sendiri. Meskipun Tuan Jenson adalah anak yang sedikit bermasalah, ia tetaplah putra kesayangan Tuan Ares. Satu-satunya orang yang diizinkan untuk mengkritik Tuan Jenson hanyalah Tuan Ares.Jika ada yang berani berkata buruk tentang Tuan Jenson, pada dasarnya mereka sedang menggali kuburan mereka sendiri.Benar saja, Jay berkata dengan suara yang berbahaya, “Grayson, sepertinya kau sangat mengenal Jenson. Mengapa aku tidak menyerahkan tanggung jawab menjaga Jenson kepadamu?”Begitu Jay mengatakan itu, wajah Grayson menunduk dan kemudian ia memohon ampun,"Tuan Ares, saya harus mengurus seluru

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 11

    Begitu menerima pemberitahuan itu, Jay langsung membuka beranda Rumah Sakit Asia Besar.Saat melihat tantangan provokatif, raut wajahnya tampak seperti hendak membunuh seseorang."Tuan Robbie?" Jay menyipitkan matanya dan bibirnya menjadi sangat tipis. "Hehe. Apa aku terlalu baik selama ini? Itukah sebabnya beberapa orang masih tidak takut untuk menggali kuburannya sendiri?"Ruangan itu sepertinya turun ke suhu di bawah nol dan semua orang yang hadir menahan napas. Mereka semua takut menjadi korban kemarahan presiden berikutnya.‘Terlalu baik? Siapa? Tuan Ares?' pikir Grayson diam-diam di kepalanya. 'Semua orang setuju bahwa ia adalah reinkarnasi dari Raja Neraka. Tidak ada yang berani menyentuh sehelai rambutnya pun!"Itu…tentu saja, kecuali Rose.Tatapan tajam Jay yang kuat dan dingin jatuh di antara Grayson dan monitor. "Apa kau sudah menemukan siapa Tuan Robbie ini?"Grayson menunduk. Dengan wajah malu, ia berkata, "Departemen jaringan kami telah mengirimkan peretas terbai

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 12

    Kota Megah.Ketika Rose menerima telepon mendadak dari Rumah Sakit Asia Besar, ia langsung khawatir bahwa rumah sakit akan menolak untuk merawat ibunya yang sakit parah."Nona Rose, dengan senang hati kami memberitahu Anda bahwa aplikasi penerimaan yang Anda ajukan ke rumah sakit kami kemarin telah diterima. Karena sifat khusus kasus ibumu, rumah sakit membuat pengecualian untuknya dan mengizinkannya untuk dirawat di Rumah Sakit Asia Besar. Kami telah memindahkan pasien dari rumah sakit sebelumnya. Mohon bayar biaya perawatan rumah sakit sebesar tiga ratus ribu yuan dalam waktu dua puluh empat jam."Rose tercengang.Ketika ia pergi ke Asia Besar untuk menyerahkan aplikasi pendaftaran ibunya kemarin, ia ditolak oleh staf karena berbagai alasan yang tidak bisa ia mengerti. Tetapi, Asia Besar kemudian secara ajaib memindahkan ibunya ke rumah sakit mereka pada hari itu tanpa memberitahunya.Hanya ada satu penjelasan—Jay terlibat. Rose langsung menyentak ke arah penelepon dengan marah,

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 13

    Saat ia berbicara, pintu terbuka dan seorang sekretaris yang menarik menjulurkan kepalanya.Sekretaris itu dengan hormat berkata, "Tuan Ares, ada wanita cantik datang untuk menemuimu.” Ia terdengar agak bersemangat dan ingin bergosip.Grayson menyuruhnya pergi, "Apakah kau tidak tahu bahwa kantor Tuan Ares melarang wanita masuk secara sembarangan? Suruh ia pergi."Jay sebenarnya bertanya-tanya apakah tamunya adalah wanita terkutuk itu, Rose. Tetapi, ketika ia mendengar sekretaris menggambarkan bahwa wanita itu cantik, ia menepis pikiran itu.'Mawar yang biasa dan tak berbentuk itu, dengan gayanya yang kuno yang tidak akan pernah bisa dijelaskan dengan kata-kata.'Sekretaris menutup pintu dan kembali ke meja resepsionis. Ia berkata dengan sopan, "Maaf, Nona. Tuan Ares tidak menerima tamu sekarang."Rose mengibaskan rambut keriting kastanyenya dan menarik napas dalam-dalam untuk menekan amarahnya. Lalu ia mendengus, "Presiden Anda sendiri yang mengundang saya kemari. Apa artinya ia

Bab terbaru

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2667

    "Nyonya Angeline, apakah Anda punya kata-kata terakhir?" Pria itu menunjukkan belas kasihan Angeline dan memberinya kesempatan untuk menghirup udara segar. Angeline merenungkannya sejenak dan berkata, “Dulu, saya hanya mengharapkan kedamaian keluarga dan kesehatan anak-anak saya. Saat ini, saya berharap anak-anak saya dapat mencapai semua impian mereka. Saya berharap Jens dapat merevitalisasi bisnis keluarga kami. Saya berharap keinginan Baby Zetty agar tidak ada lagi rasa sakit dan penderitaan di dunia menjadi kenyataan. Saya harap keinginan Baby Robbie agar tidak ada lagi perpisahan dalam keluarga menjadi kenyataan juga. Pria itu tertegun. Pistol di tangannya sedikit miring. “Nyonya Angeline, orang kaya sepertimu menjalani kehidupan mewah yang bebas dari kekhawatiran. Bagaimana Anda bisa memahami penderitaan orang biasa seperti kami? Anda tidak bermaksud apa pun yang Anda katakan kepada saya sekarang, kan? Angeline berkata, “Aku akan mati. Mengapa saya berbohong kepada Anda

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2666

    Angeline berkata, “Meskipun Jens masih muda, Whitty tidak lagi dalam usia yang matang. Whitty telah menunggu Jens selama bertahun-tahun. Ia harus mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.”Tuan Ares tetap diam. Tetapi, masih ada ekspresi tidak menyenangkan di wajahnya.Saat melihat ekspresi wajah Tuan Ares, Whitty langsung berkata, “Ayah, Mommy, Jens, dan aku tidak terburu-buru untuk menikah. Jens telah memutuskan untuk menikah setelah punya karier yang stabil.”Tuan Ares tampak tenang.Jenson berdiri dan memberi tahu Tuan Ares, "Ayah, aku ingin menikah dengan Whitty."Tuan Ares melirik Jens dan bertanya, "Apa alasan di balik keputusanmu melakukannya?"Jenson berkata, "Aku mencintainya."Bibir Tuan Ares sedikit terangkat. Kepribadian Jens tidak hanya mirip dengannya, tetapi pandangannya tentang cinta juga mirip dengannya.Mengingat betapa gigihnya ia saat mengejar Angeline ketika masih muda, Tuan Ares tahu ia tidak bisa menghentikan Jenson.Hubungan ayah dan anak akan terpengaruh kalau i

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2665

    Tuan Ares menatap Angeline tanpa berkata-kata. Pada saat ini, cinta kenangan mereka terlintas di benaknya.Ia pernah mencintai seseorang dengan sangat dalam. Ia bisa melawan orang tuanya untuk Angeline juga.Tuan Ares menghela napas dan berkata, "Kau benar-benar tidak bisa menjaga anak-anakmu di sisimu begitu mereka dewasa."Angeline menatap Tuan Ares yang putus asa di depannya. Hatinya terluka untuk Tuan Ares. Ia mengulurkan tangan untuk memegang tangan Tuan Ares. Tuan Ares tersenyum padanya saat Angeline menghangatkan tangannya. Ia berkata dengan nada pengertian, "Angeline, kau tetap yang terbaik."Angeline tersenyum dan berkata, “Tentu saja, aku yang terbaik. Itu karena aku satu-satunya orang yang akan tetap di sisimu sampai akhir. Gale adalah takdir bagi Angel, dan Finn juga merupakan takdir bagi Zetty.”Tuan Ares berkata, “Baiklah, berhentilah menggodaku. Aku mengerti."Ya, cinta berada di atas segalanya di dunia.Itulah tradisi Keluarga Ares.Tuan Ares sangat mencintai Angeline.

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2664

    Tetapi, ketika Angeline mengetahui tentang pernikahan Grayson dan Andy, ia bersikeras mengadakan pernikahan akbar untuk mereka.Angeline dan Tuan Ares memanggil Andy. Angeline berbicara dengan suara menyentuh, “Andy, aku selalu memperlakukanmu seperti putri kandungku. Sekarang setelah kau menikah, aku akan menikahkanmu seolah kau putriku.”Angeline menyerahkan satu set perhiasan, kartu bank, dan kunci pada Andy. Ia berkata, “Andy, meskipun Zetty sudah menikah, kami tidak mengadakan pernikahan besar untuknya. Aku tidak tahu bagaimana keluarga lain menikahkan putri mereka. Karena kau perempuan, kau akan merasa aman setelah punya properti sendiri. Kau akan punya kebebasan sendiri setelah punya mobil sendiri. Kau akan berusaha berdandan setelah punya perhiasan sendiri.”Andy menangis, "Terima kasih, Mommy."Angeline memeluk Andy dan menepuk punggungnya sambil berkata, “Jangan menangis. Kau harus sering kembali untuk berkunjung di masa depan."Baik."Setelah Angeline selesai bicara, Tuan Ar

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2663

    Whitney menyerahkan amplop itu pada Andy dan berkata, "Nona Laurel memintaku untuk menyerahkan ini padamu."Andy perlahan membuka amplop di bawah tatapan ingin tahu para saudari. Spesimen jakaranda jatuh dari amplop.Air mata memenuhi mata Andy ketika ia melihatnya.Semua saudari menangis.Whitney berkata, “Aku tidak tahu apa artinya bagimu, tapi aku kira Laurel ingin menyampaikan sesuatu pada kalian semua karena ia ingin aku menyerahkannya padamu. Apa kau mengerti apa yang ingin ia katakan padamu?”Andy berteriak keras, “Ini adalah sumpah darah yang kami buat di Divisi Intelijen Militer. Ketika kami bersumpah untuk menjadi saudari, Daisy menyebutkan meskipun nasib kami telah ditentukan sebelumnya di kehidupan ini dan kami tidak bisa memutuskan berapa lama kami bisa hidup, kami bisa menunggu saudari di akhirat setelah kematian. Kami harus menunggu semua orang berkumpul sebelum reinkarnasi. Kami kemudian bisa bereinkarnasi sebagai saudari di kehidupan kami selanjutnya.”Whitney tersentu

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2662

    Jenson kemudian memerintahkan para pelayan untuk menggeledah setiap sudut dan celah Kebun Turmalin dan Ibukota Pemerintahan. Robbie sepertinya telah menghilang begitu saja. Tidak ada tanda-tanda ia di mana pun.Tuan Ares menghela napas setelah mendengar berita itu.Angeline menyerah setelah pencarian yang lama. Ia memberi tahu Jenson, “Jangan mencarinya. Ia sudah dewasa. Kita tidak bisa menahannya lagi. Jangan buang lebih banyak sumber daya manusia dan fisik untuk mencarinya. Kelola Kebun Turmalin dengan baik. Kau dan Whitty harus bertanggung jawab atas rumah tangga ini di masa depan.”Jenson menatap mata ibunya yang tenang. Meskipun ia penasaran kenapa ibunya, yang mencintai putranya lebih dari hidupnya sendiri, bisa bereaksi dengan tenang atas kepergian Robbie, ia menyimpan pertanyaan itu di dalam hatinya."Ya, Mommy."Setelah meninggalkan Chateau de Selene, Jenson kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Whitty masuk ke kamarnya dengan secangkir teh panas dan meletakkannya di tang

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2661

    Robbie mengangguk tegas.Setelah kesehatan Angeline pulih sedikit, Robbie segera mengunjunginya. Wajahnya tidak lagi memancarkan aura kekanak-kanakan. Wajahnya yang tampan memancarkan ketajaman yang mirip dengan ayahnya.Angeline tahu Robbie akan diliputi rasa bersalah selama sisa hidupnya setelah kejadian ini. Ia juga tahu ia akan mengubah kebiasaannya bermain-main dan tidak berpikir sebelum bertindak.“Mommy, ini semua salahku. Kalau aku tidak percaya begitu saja padanya, ia tidak akan punya kesempatan untuk merusak Kebun Turmalin,” kata Robbie. Ia dipenuhi dengan rasa bersalah pada diri sendiri.Angeline berkata, “Robbie, aku tahu apa yang kau pikirkan. Aku punya pemikiran yang sama sekarang.”Robbie tertegun. Ia melirik penuh penilaian pada ekspresi lemah dan lelah di wajah ibunya. Entah bagaimana, Robbie merasa kesal atas nama ibunya.Ternyata ia bukan satu-satunya yang tidak memperhatikan orang. Ibunya juga berada di kapal yang sama.Sama seperti dirinya, ibunya merasa sangat te

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2660

    Jenson memutuskan untuk membangun kembali Kebun Turmalin dengan tema yang mendasari 'kenangan'. Robbie terdiam setelah melihat-lihat rencana desain."Jens, apa menurutmu aku telah melakukan dosa besar?" Robbie tiba-tiba menyuarakan pikirannya.Jenson menggelengkan kepalanya dan berkata, “Robbie, kau tidak ingin semua ini terjadi. Tapi, kau seharusnya sudah belajar dari pengalamanmu. Kau tidak bisa bersikap baik pada semua orang setiap saat.”Robbie mengangguk dan berkata, “Aku tidak mengerti arti di balik kata-kata ini di masa lalu. Aku mengerti sekarang."Jenson tertegun.Setelah Robbie meninggalkan tempat Jenson, ia mengunjungi kediaman Angel.Angel sekarang berusia sekitar tujuh tahun. Ia sangat tinggi dan matang secara mental. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil.“Kakak, kudengar akhir-akhir ini suasana hatimu sedang tidak baik. Aku ingin mencarimu sejak beberapa waktu lalu. Tapi, lihat keadaanku saat ini. Bagaimana aku bisa keluar?” Angel melambaikan

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2659

    Tuan Ares menatap Tiga Belas dengan dingin. Tatapannya tanpa cinta kebapakan yang selalu ia tunjukkan pada Tiga Belas.“Aku tahu kau punya motif tersembunyi ketika kau pindah ke Keluarga Ares saat itu. Tapi, aku tidak menyangka kau begitu jahat dan punya hati yang begitu kejam di usia yang begitu muda. Cinta dan pemujaan Angeline terhadapmu sama sekali tidak menghangatkan hatimu. Bagiku, kau bukan hanya pengkhianat. Kau tidak punya hati sama sekali.”Tiga Belas menatap Tuan Ares dengan kaget. Omelan Tuan Ares tampaknya membantu Tiga Belas memahami dirinya dengan lebih baik.“Kau menyakiti ayahku. Kau menyakiti ayahku. Itu sebabnya aku menguatkan hati dan memutuskan untuk membalas dendam pada Keluarga Ares,” teriaknya keras.Tuan Ares berkata dengan nada kasar, “Karma ada di dunia. Kenapa aku menyakitinya kalau ia tidak menculik anak-anakku? Kau tidak punya kemampuan untuk membedakan benar dan salah. Kau hanya membuat alasan untuk diri sendiri. Apa kau pikir kau masuk akal?”Tiga Belas

DMCA.com Protection Status