Share

Selamat Malam, Tuan Ares
Selamat Malam, Tuan Ares
Penulis: Yan an

Bab 1 

Penulis: Yan an
last update Terakhir Diperbarui: 2020-12-03 16:08:01
“Mari kita bercerai.”

Pria yang berwibawa namun angkuh itu menatap wanita mungil di hadapannya tanpa emosi.

“Aku akan membayar tunjangannya,” katanya acuh tak acuh. “Kalau kau membutuhkan uang, pekerjaan, ataupun dokter untuk ibumu, aku akan menyediakannya.”

Rose menahan air matanya mati-matian.

Ketika tunangan Jay Ares melarikan diri sehari sebelum pernikahan mereka, mereka terpaksa mencari pengantin pengganti sementara untuk memenuhi hasrat paparazzi dan media yang kelaparan.

Ia percaya bahwa wanita itu secara sukarela menerima gelar sebagai Nyonya Ares. Tetapi, hanya wanita itu, Rose, yang tahu alasan ia setuju menghabiskan hidupnya mencintai pria itu.

Ia tidak pernah tahu betapa wanita itu mencintai dirinya.

“Aku tidak menikahimu karena uang,” wanita itu berbisik.

Cintanya yang begitu dalam telah menyebabkan rasa rendah diri yang luar biasa.

Mata pria yang dalam dan tenang itu menunjukkan sedikit keraguan.

Jika ada dua orang asing yang tidak mengenal satu sama lain dan kemudian mereka menikah, alasan apa yang bisa membuat mereka menikah selain uang?

“Kesabaranku semakin menipis. Kalau tidak ada hal lain yang ingin kau bicarakan, aku akan mengatur jadwal pengacaraku untuk bertemu denganmu dan membawa dokumen perceraian,” Pria itu menyesap kopi terakhirnya sebelum meletakkan cangkirnya di atas meja dan berbalik menuju ke lantai atas.

Mata Rose tertuju pada cangkir kopi itu, wajahnya yang pemalu tiba-tiba menjadi sangar dan penuh dendam.

Angin bertiup kencang dan meninggalkan jejak!

Dalam dua kehidupan ia mencintai Jay dengan sepenuh hati. Ia menolak untuk menyerah begitu saja.

Setengah jam kemudian.

Di lantai atas.

"Suamiku!" Rose memanggilnya dengan lemah lembut, berdiri dengan sopan di pintu.

Jay, yang sedang menatap pada dokumen, terkejut mendengar kata "suamiku" dan secara spontan ia menoleh, menatap tajam ke arah Rose.

Di tahun pertama mereka menikah, Jay telah melarang Rose untuk memanggilnya suami. Selama ini Rose mematuhi perintah itu. Jay benar-benar tidak pernah membayangkan Rose akan menjadi senekat itu karena perceraian mereka semakin dekat.

“Ya?”

“Aku akan menyetujui perceraian kita,” kata Rose. “Aku tidak menginginkan uang ataupun rumah, tetapi aku menginginkan anak,” Walaupun Rose berbicara dengan lembut, Jay bisa menangkap kenekatan dalam kata-kata Rose.

Matanya membelalak karena terkejut.

“Hhhh, rupanya kau semakin nekat,” Jay berkata pada dirinya sendiri.

“Kau dan aku? Jangan pernah berharap,” Jay meludah dan merasa jijik.

Rose menghitung waktu yang telah berlalu dan dosis yang ia gunakan saat ia membubuhi kopinya.

"Obatnya akan segera bekerja, kan?"

"Lagipula, kita adalah suami dan istri,” Rose berkata. “Jika semua ini akan berakhir, aku rasa aku berhak untuk mendapatkan sesuatu!” Rose menajamkan pandangannya dan menegakkan punggungnya. Sikapnya yang pemalu tiba-tiba menghilang dan berganti dengan kekuatan hati.

Jay perlahan mengangkat alisnya. ‘Akhirnya… rubah kecil ini menunjukan kulit domba aslinya.’

"Rose, jangan main-main denganku. Aku jamin tunjangan itu akan lebih dibanding sekadar memuaskanmu. Kalau kau terlalu rakus, kau tidak akan mendapatkan apa-apa—"

"Tuan Ares, aku sudah bilang bahwa ini bukanlah soal uang," Rose menegaskan. Rose terlihat lebih tegas daripada biasanya, matanya menatap Ares. “Tapi aku memerlukan sesautu dari tubuhmu.”

"Apa?" Jay merengut, kesabarannya semakin habis. Saat itu, tubuhnya tiba-tiba memanas.

"Rose, kau berani memberiku obat?" Jay seketika mengerti maksudnya dan wajah tampannya tiba-tiba saja mengerut, bagaikan salju yang mencair setelah ribuan tahun.

Rose terlihat tenang dan tidak mengatakan apapun. Ia tidak mengiyakan ataupun menyangkalnya. Kemudian, ia mengerutkan bibir tipisnya dengan ringan dan perlahan melepaskan pakaiannya sampai ia benar-benar telanjang. Tanpa tergesa-gesa, ia berjalan ke arah Jay dan bersandar di dekat tubuhnya.

Jay tentu saja ingin menolak, tetapi ia tidak bisa menolak kebutuhan badannya dan ia menarik Rose ke pelukannya.

Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya berteriak untuk membawanya keluar dari lembah gelap ke puncak langit.

Dan mereka berbagi malam musim semi bersama.

Pagi-pagi sekali, sinar samar mentari menyorot tirai krem ​​transparan dan memantul di lantai marmer kamar.

Di tempat tidur, Jay membuka matanya yang kabur. Wajah tampannya memancarkan pesona yang luar biasa.

Pertemuan yang penuh gairah namun dingin dengan Rose tadi malam membanjiri pikirannya sesaat setelah Jay Ares duduk.

Ia membuka selimut dan melihat beberapa tetes darah mengotori seprai putihnya. Mereka tampak seperti bunga teratai yang sedang mekar, agresif dan luar biasa indah, mekar tepat di depan matanya.

Kemarahan menyebar di wajahnya.

Sial. Ia telah dipermainkan?

Kakinya yang ramping dan proporsional menginjak lantai. Saat ia mengenakan jubah mandi, ia secara tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dari meja samping tempat tidur ke lantai.

Jay membungkuk untuk mengambilnya. Itu adalah kartu debit dan sebuah tulisan tangan yang indah.

"Uang di kartu debit ini adalah bayaranmu semalam. Sekarang kita impas. Selamat tinggal!”

Ekspresi pria tampan yang sudah terlihat berbahaya itu menjadi lebih mengancam.

"Rose!" teriakan amarahnya, sangat jelas seperti nada dari sebuah celo, menembus udara dan menggemparkan seluruh bangunan.

Apa ia pikir tubuhnya bisa dijual?

Beraninya Rose menggunakan uang Jay untuk menghinanya!

Jari-jari ramping Jay yang seperti giok melingkar dan mengepal erat, sampai buku-buku jarinya mulai memutih.

"Rose, sebaiknya kau berdoa supaya aku tidak menangkapmu!"

Di sebuah rumah sewaan terpencil di timur kota.

Rose berbaring di atas sofa kain, menggigit apel di tangannya dan menatap kea rah layer televisi.

Pembawa berita acara memegang foto hitam-putih Rose dan mengumumkan dengan panik:

"Nyonya Rose dari Keluarga Ares melarikan diri beberapa hari yang lalu. Tidak ada kamera pengintai yang bisa memantau keberadaannya saat ini. Juga tidak ditemukan tanda-tanda Nyonya Rose bermalam di hotel manapun di kota. Jika ada yang mempunyai informasi keberadaanya, tolong hubungi nomor acara ini. Bagi siapapun yang bisa memberitahukan keberadaannya akan diberikan hadiah sebesar satu juta dollar.”

Rose dengan marah melemparkan sisa apelnya ke arah televisi.

"Aku belum mati,” kata Rose dengan marah. “Apa maksud semua ini, Jay Ares? Kenapa Kau menggunakan foto hitam-putih pemakaman untuk memberitakan orang hilang?”

Kemudian ia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Jika kau ingin mencoba menangkapku, cobalah lagi di kehidupan yang lain!"

Rose berkata dengan percaya diri sambil membelai wajahnya yang sangat berbeda dari potret pemakamannya.

Yang Jay tahu tentang dirinya hanyalah ia adalah anak Royan di luar nikah dan dibesarkan di desa pegunungan terpencil. Sepanjang waktu, Royan meremehkannya dan memperlakukannya sebagai gadis desa yang cuek dan vulgar.

Tetapi, yang ia tidak tahu adalah bahwa Rose telah hidup di dua kehidupan.

Di kehidupan yang sebelumnya, Rose dikenal sebagai Angeline, seorang mahasiswa teladan dan anak gadis tertua dari Keluarga Severe, salah satu dari empat keluarga bangsawan di Kota Megah. Bukan hanya murid berbakat di Departemen Keamanan Siber dari Sekolah Pertama, tetapi ia juga terlahir dari keluarga kaya dan memiliki berbagai keterampilan yang cocok menjadikannya sebagai ratu dari keluarga kaya.

Keahliannya dalam merias wajah sangat sempurna dan ia bisa menyamar sebagai siapa saja.

Sebelum ia meninggalkan kediaman Ares, ia melakukan penyamaran baru dan dengan hati-hati menghindari semua kamera pengintai di sekitar kediaman.

Kenapa harus membuat Jay mudah untuk menemukannya?

Sepuluh bulan kemudian.

Rose melahirkan tiga bayi lucu di sebuah rumah sewa.

Ia terpana melihat bayi-bayi cantiknya di tempat tidurnya, dua laki-laki dan satu perempuan.

Sepuluh bulan ke belakang, pencarian akan dirinya tidak pernah dihentikan.

Seorang pria dengan martabat seperti Jay Ares tidak akan pernah melepaskan dendamnya setelah dipermainkan untuk pertama kali dalam hidupnya.

Jika Rose ditangkap olehnya, Rose tahu bahwa itu akan menjadi akhir dari segalanya. Ia ragu balas dendamnya akan berakhir bahkan jika ia melemparkan Rose ke laut dan memberinya makan pada hiu

Sekarang ia telah memiliki anak untuk ia jaga dan mustahil baginya untuk tetap bersembunyi.

Rose berpikir utnuk waktu yang cukup lama dan berubah pikiran. Ia bersedia untuk menahan rasa sakit karena berpisah dengan cintanya agar bisa menjalani sisa hidupnya dengan damai.  
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Galuh Nina
bgus.........
goodnovel comment avatar
Evy Yetti
coba dibuat bukunya biar bs beli dan puas baca ceritanya
goodnovel comment avatar
juliana dewi
ini episode sampe 1800 lebih... huft....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2

    Jay Ares menerima hadiah yang tidak diharapkan: bayi yang baru lahir.Saat ia melihat bayi yang terbungkus dan berteriak-teriak meminta makanan, lapisan es yang sangat tebal sepertinya menutupi wajah tampan Jay."Ke mana ibu dari anak ini?" ia bertanya sambil menggerutu, matanya berkedip penuh bahaya.Berani-beraninya wanita itu mengambil benihnya dan menghindari tanggung jawab untuk merawat anak itu?"Maafkan saya, Tuan,” kurir menjawab. “Ibu dari anak ini telah meninggal dunia di rumah sakit karena distosia.".Jay merasa tegang dan terdiam. Ia membutuhkan waktu cukup lama untuk memproses berita itu, nyala api di matanya bercampur dengan sedikit keraguan. "Meninggal?"Orang itu mengangguk dengan muram, mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto mayat Rose kepada Jay."Tuan Ares, ini adalah foto Rose yang kami ambil di hari pemakamannya. Aku bisa mengirimkannya padamu jika kau mau.”Mata Jay melirik ke arah layar telepon dengan cepat. Wanita di foto itu tampak kembung da

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 3

    Ketika Rose mulai memanggil taxi. Jay berjalan dengan wanita muda mempesona di sisinya.“Permisi.”Jay berbicara dengan suara berat dan sendunya seolah-olah suaranya bisa meledakkan ovarium seorang wanita.Selain itu, suaranya juga menyiratkan bahwa ia berasal dari keluarga kaya raya.Rose tiba-tiba menyadari bahwa ia dan anaknya telah menghalangi jalan mereka. Mereka berdiri di depan sebuah mobil Rolls Royce dengan logo Emily (Spirit of Esctasy) di atas mesinnya.Rose menggeret kopernya dengan satu tangan dan tangan lainnya dengan anak-anaknya. Setelah melihat Jay, ia agak panik dan pelan-pelan menyingkir.Wanita yang menggairahkan itu berkata dengan suara sinis, “Kau pasti dalam kesulitan sehingga harus membalut dirimu seperti itu. Baiklah, kenakan kacamata hitammu kalau kau mau, tapi kenapa kau memaksa anak-anakmu untuk memakainya juga? Bukankah itu akan membahayakan kesehatan mereka? Kau tidak khawatir mereka akan tersandung atau mengalami sesuatu?”Rose merasa mual. ‘Aku ti

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 4

    Setengah jam berlalu.Mobil Rolls Royce itu parkir dekat pintu masuk Pemakaman Gunung Bercabang.Lewat kaca mobil, Josephine membaca tiga kalimat yang terpampang besar, Pemakaman Gunung Bercabang, dan wajahnya yang mulus tiba-tiba berubah pucat.Satu-satunya alasan ia pulang adalah untuk mengunjungi neneknya yang sakit keras. Kecuali nenek.“Apa nenek di sini?” Josephine terengah-engah."Rose yang ada di sini," ujar Jay."Rose? Rose dimakamkan di sini?"Josephine menghela napas lega. Kemudian, ia bertanya dengan penasaran, "Ini bukan festival Qingming, lalu mengapa kita ada di sini?" (Keluarga China mengunjungi makan leluhur mereka selama Festival Qingming untuk membersihkan makam mereka, berdoa untuk mereka dan melakukan ritual persembahan.)Josephine tiba-tiba menjerit kegirangan, "Kau masih memiliki perasaan untuk Rose, aku tahu itu! Maksudku, apa lagi yang bisa menjelaskan kelahiran bayi Jenson?”Jay sudah mengambil langkah panjang menuju tangga yang berundak-undak. Pohon

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 5

    Rumah Sakit Asia BesarJay pergi ke ruang pemeriksaan. Ketika ia masuk, seorang laki-laki muda menyapanya dan memberikan laporan."Tuan Ares, data pasien telah dimasukan ke dalam system kita dua puluh menit yang lalu. Kami telah melakukan sesuai dengan perintah Anda dan meletakkan pengintai elektronik untuk mengintai orang yang menyerahkan informasi tersebut. Tapi wanita ini tampak sangat berbeda dari foto yang Anda berikan kepada kami.”Mata Jay terpaku pada monitor. Laki-laki muda itu menggerakkan kursor dan wanita berpakaian ala model punk muncul di layar.Jay mengerutkan keningnya dan memperhatikan wanita berambut gimbal, bibir diolesi lipstik dengan ceruk mata seperti kucing. Ia berusaha untuk menekan ketidaknyamanan yang dirasakannya."Perbesar!" teriak Jay.Wajah Rose diperbesar di layar dan menghasilkan gambar berdefinisi tinggi yang jelas menampakkan wajah Rose.Ia masih terlihat sama…Jay menyipitkan matanya.Bagaimana caranya Rose bisa menghindar dari kejarannya sel

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 6 

    “Menggigitmu? Tentu saja aku tidak akan sudi menempelkan anggota tubuhku pada sesuatu yang kotor seperti dirimu!” kata Jay sambil menaikkan alisnya.Jay berdiri dari sofa hitamnya dan mendekati Rose selangkah demi selangkah. Ia memandang Rose dengan arogan dari ketinggian 185cm-nya."Rose… Jadi bagaimana kau akan membayar apa yang telah kau lakukan padaku lima tahun yang?" Jay bertanya dengan sinis.Ingatan akan Rose pada malam itu sungguh sangat jelas. Lima tahun yang lalu, dengan bantuan sedikit alkohol, ia....Ia memberikan obat-obatan pada pria itu dan kemudian…“A…. Aku sudah menebusnya!” Rose mencoba untuk berkilah.Kekesalan muncul di wajah Jay yang terlihat lebih muram."Bagaimana jika aku membayarmu sepuluh kali lipat dan memintamu untuk tidur dengan seorang laki-laki, Nona? " Jay mencengkram dagu Rose. Kemarahannya benar-benar terlihat seperti singa yang haus, siap untuk menerkam kapan saja.Rose bisa melihat kilat cahaya ungu di mata Jay. Jay benar-benar terlihat sep

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 7

    Jay mengangkat Rose dan mendorongnya dengan kasar ke bawah meja. Ia melepas dasi birunya dan mengikat tangannya ke kaki meja.Ia kemudian mengambil kain lap dari meja dan memasukkannya ke dalam mulut Rose.Yang bisa dilakukan Rose hanyalah terus menyerang Jay dengan kedua kakinya yang tidak diikat.Sayangnya, perjuangannya sia-sia karena perbedaan besar antara kekuatan mereka.Dengan mangsanya yang tidak bisa bergerak di sarangnya, Jay menyeringai. "Rose, jujurlah ​​padaku," kakinya menendang kejam kaki pendek Rose yang tergeletak.Merasakan kepuasan sesaat, Jay lalu dengan santai mengeluarkan ponselnya dan menelepon anak laki-lakinya.Rose ditinggalkan dengan rambutnya yang berantakan, pakaiannya sobek, dan kakinya yang awalnya seputih salju dipenuhi dengan memar.Ia menatap Jay dengan marah dan mengeluarkan rengekan teredam dari mulutnya yang tersumbat. Tetapi, ia tidak menangis atau semacamnya.Jeritannya yang tak terdengar sebenarnya adalah serangkaian kata-kata kotor yan

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 8

    Perawat resepsionis di meja melihat anak kecil itu. Ia memiliki kepala dengan rambut hitam menawan dan mengenakan kaos putih dengan cetakan baju besi di dadanya, sepasang celana olahraga hitam, dan topeng hitam.   Tampilan monokrom dari dandanannya membuatnya terlihat gaya, seperti sesuatu yang keluar dari lukisan artistik. Perawat itu membayangkan bahwa ia terlihat seperti seorang pangeran kecil dari buku komik. ‘Ia benar-benar sangat lucu!’ "Kau sedang mencari siapa, Anak Kecil?" Perawat itu menghampirinya dan menyapanya dengan senyuman hangat, suaranya lembut. "Aku mencari Ayah—ayahku!" kata anak kecil itu spontan.‘Mami bilang aku harus berhati-hati ketika aku berada di luar.‘   ‘Jangan pernah mengatakan yang sebenarnya kepada orang asing, kecuali petugas polisi, tentu saja.’Pria kecil itu menatap perawat itu dengan polos, "Nona, apakah kau tahu di mana ayahku?"Ketika perawat mungil mengamati wajah anak laki-laki itu, dengan mata bulat besar yang terlihat dari balik

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 9

    Jay baru sadar bahwa robot itu menggambarkan seorang wanita muda yang cantik.‘Apakah anak ini merindukan ibunya lagi?’ pikir Jay dengan jengkel."Jenson, apakah kau benar-benar ingin menemui Ibumu—" Jay berkata tanpa berpikir.Jenson berdiri dengan murung di tangga, tubuhnya yang mungil tampak sangat kesepian dan keras kepala. Ia berbalik untuk melihat langsung ke arah Jay dan mengangguk dengan serius.Jay mengerutkan bibirnya. Ia menganggap dirinya beruntung karena ia belum melemparkan Rose ke rumah pelacuran. Jika tidak, sifat egois Jenson tidak akan pernah memaafkannya kalau ia tahu bahwa ayahnya telah menindas ibunya.Tapi—Jenson sangat merindukan ibunya sebagai akibat dari pilihan yang salah yang dibuat oleh Jay.Beberapa tahun yang lalu, Jay percaya bahwa Rose sudah mati, tetapi tidak ingin Jenson hidup di dunia dengan penuh dengki. Jadi ia berbohong bahwa ibunya masih mencintainya sampai detik ini.Tentu saja, seperti yang baru-baru ini ia sadari dengan sangat terkejut

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03

Bab terbaru

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2667

    "Nyonya Angeline, apakah Anda punya kata-kata terakhir?" Pria itu menunjukkan belas kasihan Angeline dan memberinya kesempatan untuk menghirup udara segar. Angeline merenungkannya sejenak dan berkata, “Dulu, saya hanya mengharapkan kedamaian keluarga dan kesehatan anak-anak saya. Saat ini, saya berharap anak-anak saya dapat mencapai semua impian mereka. Saya berharap Jens dapat merevitalisasi bisnis keluarga kami. Saya berharap keinginan Baby Zetty agar tidak ada lagi rasa sakit dan penderitaan di dunia menjadi kenyataan. Saya harap keinginan Baby Robbie agar tidak ada lagi perpisahan dalam keluarga menjadi kenyataan juga. Pria itu tertegun. Pistol di tangannya sedikit miring. “Nyonya Angeline, orang kaya sepertimu menjalani kehidupan mewah yang bebas dari kekhawatiran. Bagaimana Anda bisa memahami penderitaan orang biasa seperti kami? Anda tidak bermaksud apa pun yang Anda katakan kepada saya sekarang, kan? Angeline berkata, “Aku akan mati. Mengapa saya berbohong kepada Anda

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2666

    Angeline berkata, “Meskipun Jens masih muda, Whitty tidak lagi dalam usia yang matang. Whitty telah menunggu Jens selama bertahun-tahun. Ia harus mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.”Tuan Ares tetap diam. Tetapi, masih ada ekspresi tidak menyenangkan di wajahnya.Saat melihat ekspresi wajah Tuan Ares, Whitty langsung berkata, “Ayah, Mommy, Jens, dan aku tidak terburu-buru untuk menikah. Jens telah memutuskan untuk menikah setelah punya karier yang stabil.”Tuan Ares tampak tenang.Jenson berdiri dan memberi tahu Tuan Ares, "Ayah, aku ingin menikah dengan Whitty."Tuan Ares melirik Jens dan bertanya, "Apa alasan di balik keputusanmu melakukannya?"Jenson berkata, "Aku mencintainya."Bibir Tuan Ares sedikit terangkat. Kepribadian Jens tidak hanya mirip dengannya, tetapi pandangannya tentang cinta juga mirip dengannya.Mengingat betapa gigihnya ia saat mengejar Angeline ketika masih muda, Tuan Ares tahu ia tidak bisa menghentikan Jenson.Hubungan ayah dan anak akan terpengaruh kalau i

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2665

    Tuan Ares menatap Angeline tanpa berkata-kata. Pada saat ini, cinta kenangan mereka terlintas di benaknya.Ia pernah mencintai seseorang dengan sangat dalam. Ia bisa melawan orang tuanya untuk Angeline juga.Tuan Ares menghela napas dan berkata, "Kau benar-benar tidak bisa menjaga anak-anakmu di sisimu begitu mereka dewasa."Angeline menatap Tuan Ares yang putus asa di depannya. Hatinya terluka untuk Tuan Ares. Ia mengulurkan tangan untuk memegang tangan Tuan Ares. Tuan Ares tersenyum padanya saat Angeline menghangatkan tangannya. Ia berkata dengan nada pengertian, "Angeline, kau tetap yang terbaik."Angeline tersenyum dan berkata, “Tentu saja, aku yang terbaik. Itu karena aku satu-satunya orang yang akan tetap di sisimu sampai akhir. Gale adalah takdir bagi Angel, dan Finn juga merupakan takdir bagi Zetty.”Tuan Ares berkata, “Baiklah, berhentilah menggodaku. Aku mengerti."Ya, cinta berada di atas segalanya di dunia.Itulah tradisi Keluarga Ares.Tuan Ares sangat mencintai Angeline.

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2664

    Tetapi, ketika Angeline mengetahui tentang pernikahan Grayson dan Andy, ia bersikeras mengadakan pernikahan akbar untuk mereka.Angeline dan Tuan Ares memanggil Andy. Angeline berbicara dengan suara menyentuh, “Andy, aku selalu memperlakukanmu seperti putri kandungku. Sekarang setelah kau menikah, aku akan menikahkanmu seolah kau putriku.”Angeline menyerahkan satu set perhiasan, kartu bank, dan kunci pada Andy. Ia berkata, “Andy, meskipun Zetty sudah menikah, kami tidak mengadakan pernikahan besar untuknya. Aku tidak tahu bagaimana keluarga lain menikahkan putri mereka. Karena kau perempuan, kau akan merasa aman setelah punya properti sendiri. Kau akan punya kebebasan sendiri setelah punya mobil sendiri. Kau akan berusaha berdandan setelah punya perhiasan sendiri.”Andy menangis, "Terima kasih, Mommy."Angeline memeluk Andy dan menepuk punggungnya sambil berkata, “Jangan menangis. Kau harus sering kembali untuk berkunjung di masa depan."Baik."Setelah Angeline selesai bicara, Tuan Ar

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2663

    Whitney menyerahkan amplop itu pada Andy dan berkata, "Nona Laurel memintaku untuk menyerahkan ini padamu."Andy perlahan membuka amplop di bawah tatapan ingin tahu para saudari. Spesimen jakaranda jatuh dari amplop.Air mata memenuhi mata Andy ketika ia melihatnya.Semua saudari menangis.Whitney berkata, “Aku tidak tahu apa artinya bagimu, tapi aku kira Laurel ingin menyampaikan sesuatu pada kalian semua karena ia ingin aku menyerahkannya padamu. Apa kau mengerti apa yang ingin ia katakan padamu?”Andy berteriak keras, “Ini adalah sumpah darah yang kami buat di Divisi Intelijen Militer. Ketika kami bersumpah untuk menjadi saudari, Daisy menyebutkan meskipun nasib kami telah ditentukan sebelumnya di kehidupan ini dan kami tidak bisa memutuskan berapa lama kami bisa hidup, kami bisa menunggu saudari di akhirat setelah kematian. Kami harus menunggu semua orang berkumpul sebelum reinkarnasi. Kami kemudian bisa bereinkarnasi sebagai saudari di kehidupan kami selanjutnya.”Whitney tersentu

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2662

    Jenson kemudian memerintahkan para pelayan untuk menggeledah setiap sudut dan celah Kebun Turmalin dan Ibukota Pemerintahan. Robbie sepertinya telah menghilang begitu saja. Tidak ada tanda-tanda ia di mana pun.Tuan Ares menghela napas setelah mendengar berita itu.Angeline menyerah setelah pencarian yang lama. Ia memberi tahu Jenson, “Jangan mencarinya. Ia sudah dewasa. Kita tidak bisa menahannya lagi. Jangan buang lebih banyak sumber daya manusia dan fisik untuk mencarinya. Kelola Kebun Turmalin dengan baik. Kau dan Whitty harus bertanggung jawab atas rumah tangga ini di masa depan.”Jenson menatap mata ibunya yang tenang. Meskipun ia penasaran kenapa ibunya, yang mencintai putranya lebih dari hidupnya sendiri, bisa bereaksi dengan tenang atas kepergian Robbie, ia menyimpan pertanyaan itu di dalam hatinya."Ya, Mommy."Setelah meninggalkan Chateau de Selene, Jenson kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Whitty masuk ke kamarnya dengan secangkir teh panas dan meletakkannya di tang

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2661

    Robbie mengangguk tegas.Setelah kesehatan Angeline pulih sedikit, Robbie segera mengunjunginya. Wajahnya tidak lagi memancarkan aura kekanak-kanakan. Wajahnya yang tampan memancarkan ketajaman yang mirip dengan ayahnya.Angeline tahu Robbie akan diliputi rasa bersalah selama sisa hidupnya setelah kejadian ini. Ia juga tahu ia akan mengubah kebiasaannya bermain-main dan tidak berpikir sebelum bertindak.“Mommy, ini semua salahku. Kalau aku tidak percaya begitu saja padanya, ia tidak akan punya kesempatan untuk merusak Kebun Turmalin,” kata Robbie. Ia dipenuhi dengan rasa bersalah pada diri sendiri.Angeline berkata, “Robbie, aku tahu apa yang kau pikirkan. Aku punya pemikiran yang sama sekarang.”Robbie tertegun. Ia melirik penuh penilaian pada ekspresi lemah dan lelah di wajah ibunya. Entah bagaimana, Robbie merasa kesal atas nama ibunya.Ternyata ia bukan satu-satunya yang tidak memperhatikan orang. Ibunya juga berada di kapal yang sama.Sama seperti dirinya, ibunya merasa sangat te

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2660

    Jenson memutuskan untuk membangun kembali Kebun Turmalin dengan tema yang mendasari 'kenangan'. Robbie terdiam setelah melihat-lihat rencana desain."Jens, apa menurutmu aku telah melakukan dosa besar?" Robbie tiba-tiba menyuarakan pikirannya.Jenson menggelengkan kepalanya dan berkata, “Robbie, kau tidak ingin semua ini terjadi. Tapi, kau seharusnya sudah belajar dari pengalamanmu. Kau tidak bisa bersikap baik pada semua orang setiap saat.”Robbie mengangguk dan berkata, “Aku tidak mengerti arti di balik kata-kata ini di masa lalu. Aku mengerti sekarang."Jenson tertegun.Setelah Robbie meninggalkan tempat Jenson, ia mengunjungi kediaman Angel.Angel sekarang berusia sekitar tujuh tahun. Ia sangat tinggi dan matang secara mental. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil.“Kakak, kudengar akhir-akhir ini suasana hatimu sedang tidak baik. Aku ingin mencarimu sejak beberapa waktu lalu. Tapi, lihat keadaanku saat ini. Bagaimana aku bisa keluar?” Angel melambaikan

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2659

    Tuan Ares menatap Tiga Belas dengan dingin. Tatapannya tanpa cinta kebapakan yang selalu ia tunjukkan pada Tiga Belas.“Aku tahu kau punya motif tersembunyi ketika kau pindah ke Keluarga Ares saat itu. Tapi, aku tidak menyangka kau begitu jahat dan punya hati yang begitu kejam di usia yang begitu muda. Cinta dan pemujaan Angeline terhadapmu sama sekali tidak menghangatkan hatimu. Bagiku, kau bukan hanya pengkhianat. Kau tidak punya hati sama sekali.”Tiga Belas menatap Tuan Ares dengan kaget. Omelan Tuan Ares tampaknya membantu Tiga Belas memahami dirinya dengan lebih baik.“Kau menyakiti ayahku. Kau menyakiti ayahku. Itu sebabnya aku menguatkan hati dan memutuskan untuk membalas dendam pada Keluarga Ares,” teriaknya keras.Tuan Ares berkata dengan nada kasar, “Karma ada di dunia. Kenapa aku menyakitinya kalau ia tidak menculik anak-anakku? Kau tidak punya kemampuan untuk membedakan benar dan salah. Kau hanya membuat alasan untuk diri sendiri. Apa kau pikir kau masuk akal?”Tiga Belas

DMCA.com Protection Status