Untuk membantu Zayne Severe, Rose Loyle bersedia memutuskan hubungannya dengan Jay Ares.“Rose, kau harus memikirkan ini baik-baik. Kalau kau meninggalkan rumah Ares, kau tidak akan pernah bisa melihat putramu lagi." Jay mengancamnya.Rose berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan air matanya yang meluap. Ia merasa sangat bimbang.Ia merasa kasihan pada kakak dan kakeknya. Rose hanya bisa berpikir untuk bertobat atas luka yang ia timbulkan pada keluarga Severe.Ia berkata dengan sedih, "Bukankah ini yang kau inginkan?"Jay, yang awalnya datang ke sini dengan semangat tinggi malah terlibat dalam keributan, dan ia menjadi marah setelah mendengar kata-kata Rose, "Kau bersedia meninggalkan anakmu untuk pekerjaan yang tidak berguna ini? Begitukah?"Rose menatapnya, air matanya mengalir di wajahnya. “Kalau aku menginginkan anakku, apa kau akan memberikannya padaku? Kalau aku bertengkar denganmu, bukankah itu tetap sia-sia? Sebaiknya aku menyerah sekarang dan melakukan sesuatu yang berg
Rose menatap Zayne yang cemas dengan mata memerah. Kebencian Zayne terhadap Jay Ares sedalam cintanya.Itu tidak bisa diubah.Ia berjalan ke arah Zayne perlahan dan berkata dengan lembut, “Presiden Severe, aku berterima kasih atas bantuanmu selama aku kesulitanan. Di masa mendatang, kalau Eminent Honor mengalami masalah teknis, kau bokeh menghubungiku kapan saja. Jangan khawatir, sebagai peretas, adalah etika profesionalku untuk tidak mengungkapkan rahasia klienku. Aku tidak akan membocorkan data Eminent Honor. Juga…"Rose tiba-tiba berjinjit dan menempatkan bibirnya di dekat telinga Zayne. Itu adalah gerakan yang terlihat sangat intim. "Berhati-hatilah dengan keluarga Bell dari Empat Keluarga Bangsawan Agung Ibukota Pemerintahan."Zayne tampak terkejut. “Apa kau mencoba untuk menyebabkan keretakan di antara kami?”Rose merasa tidak berdaya melawan kecurigaan kakaknya.“Berhati-hatilah dengan mereka. Waktu akan membuktikan aku tidak bersalah." Begitu ia mengatakan itu, Rose mundu
Ketika Jay Ares tidak berhasil menghiburnya, ia menjadi marah. "Rose Loyle, ketahuilah batasanmu."Rose menatapnya, menelan ludah, dan berkata dengan takut, "Tapi aku tidak memohon padamu untuk membantuku?"Jay benar-benar menyerah padanya. “Aku tidak bisa lagi berurusan denganmu.”Setelah itu, suasana di dalam mobil berubah menjadi dingin.Keduanya tidak berbicara. Ketika Grayson melihat presiden tidak bahagia, ia segera menyalakan musik, berharap bisa mencairkan suasananya.Lagu itu berasal dari konser Angeline Severe. Ketika ia tiba-tiba mendengar suara Angeline, Jay merasakan luapan amarah dalam dirinya. Dasar bodoh. Ia membentak pada Grayson, "Matikan."Rose menatap ke arah Jay yang marah, berpikir kalau ia tergila-gila padanya, tapi ia bahkan tidak tahan mendengar suaranya. Ia tiba-tiba merasa seperti mereka berdiri di dua ujung bumi yang berlawanan.Aku ingin mendengarnya. Ia memprotes dengan lembut.Jay menatapnya. Setelah melihat kilatan pemberontakan di tatapannya, su
Di pintu masuk vila, ada dua pengawal berjas dan berkacamata hitam. Mereka seperti dua pohon pinus hijau, berdiri tak bergerak di kedua sisi pintu.Rose berjalan ke pintu masuk dan terkejut melihat kedua pengawal itu.Ia mengenali mereka. Mereka adalah pengawal utama keluarga Ares. Mereka biasanya akan mengikuti Kakek Ares kemanapun ia pergi.Kalau Kakek Ares berkunjung, sesuatu yang besar pasti telah terjadi.Rose ragu-ragu apa akan masuk atau tidak. Segera, Jay menyusulnya. Ketika ia melihat kedua pengawal itu, ia mengerutkan alisnya tanpa sadar.Aku rasa aku tidak akan masuk, Tuan Ares. Rose berbalik dan menuju taman di sebelah kanannya, tetapi Jay tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraih tangannya.“Kakek ada di sini. Mungkin ia ingin berdiskusi denganmu tentang hak asuh Robbie, "kata Jay.Rose bisa menebak niat Kakek Ares, tapi ia sama sekali tidak ingin berbicara dengannya. Ia menatap Jay, tatapan ragu-ragu di matanya. Menurutmu ia ada di sini untuk berdiskusi denganku?Da
“Aku tidak bisa menerimanya.” Rose memprotes dengan kesal.Kakek Ares memandang Rose dengan kaget. Tidak hanya ia menolak dua miliar, ia juga memiliki keberanian untuk memprotes.Ia mencondongkan tubuhnya ke depan dan berbicara dengan nada lembut tapi agak mengancam, "Maka kau tidak akan mendapatkan satu sen pun, dan juga kehilangan hak asuh atas anakmu."Rose menatapnya, matanya penuh kebencian. Ia menantangnya dengan nada provokatif, "Kakek Ares, kau bisa menggunakan segala macam cara untuk merebut hak asuh Robbie, tetapi kau tidak akan pernah bisa meyakinkanku untuk menyerahkannya kepada keluarga Ares."Tatapannya menjadi lebih dingin.“Kalau aku tidak mau menyerahkannya, apa perbedaan antara kau dan pencuri?” Rose menjawab, suaranya penuh dengki.Kakek Ares dengan marah menghantamkan tinjunya ke meja kopi, menyebabkan cangkir teh jatuh dan pecah.Jay mendengar suara keras dari dalam rumah. Ia dengan cepat berlari ke dalam.Ia melihat Kakek Ares dengan mata merah dan memelot
Dalam hati Kakek Ares, Jay adalah kebanggaan dan kegembiraan terbesarnya. Ia telah membesarkannya untuk menjadi pewaris yang sempurna. Ia tidak akan membiarkan gadis sembrono itu menjadi satu-satunya noda dalam reputasi cucunya.“Membiarkannya tinggal di sini bukanlah ide yang bagus. Dua orang lajang seperti kalian tinggal di rumah yang sama mungkin memberikan kesan yang salah bagi sebagian orang,” kata Kakek Ares sambil memandang Jay, suaranya dingin dan tegas.“Kakek, Jens membutuhkan seorang Ibu, dan Robbie lebih membutuhkannya. Ia harus tetap di sini. Aku juga membutuhkannya.”Jay selalu menjadi orang yang beropini yang kuat.Kakek Ares menatap mata Jay dan melihat tatapan yang tidak pernah ada sebelumnya. Ia mengenal Jay terlalu baik. Begitu ia memutuskan sesuatu, ia akan gigih untuk melaksanakannya.Ia akan bertahan dengan keputusannya, tidak peduli resikonya.“Anak perempuan tidak sah dari keluarga Loyle telah dua kali bercerai. Kenapa harus Rose?” Kakek Ares bertanya den
“Rose Loyle, apa kau bersedia menikah lagi dengan Jay?” Kakek Ares berkata terus terang.Mata Rose membelalak. Ia tidak percaya apa yang baru saja ia dengar. Tentunya ia salah dengar?Impiannya untuk menjadi Nyonya Ares tiba-tiba saja terwujud?Ia seharusnya melompat kegirangan.Tapi, sekarang ia tidak merasakan sedikitpun kegembiraan.Pernikahan tujuh tahun sebelumnya dengan Jay adalah bencana.Selama waktu itu, ia direndahkan, menahan rasa sakit, dan berjuang.Cintanya yang membara padanya telah dipadamkan oleh ketidakpedulian Jay.Ia bahkan tidak mampu untuk jatuh sakit. “Tidak, tidak bisa,” katanya dengan suara rendah.Ia pikir ia akan dengan senang hati mengatakan ya, tetapi untuk beberapa alasan, ia menolaknya?Menikah dengannya sudah lama menjadi impiannya, bukan?Wajah Jay membiru.Kakek Ares memandang Jay yang putus asa dan bertanya-tanya. Cucunya adalah satu dari sejuta, tetapi entah bagaimana Rose menolaknya. Ini benar-benar tidak terduga."Jay, kau harus tahu
Ketika ia mengulurkan tangan untuk mengambil kain itu, Rose tiba-tiba membalik dan menutupi seluruh papan gambar dengan tubuhnya. Tangannya mencengkeram kain itu erat-erat. "Apa yang kau gambar kali ini?" Jay berjongkok di depannya dan bertanya dengan curiga. Rose mengangkat kepalanya untuk melihat Jay dan berkata dengan malu-malu. "Keterampilan menggambarku sangat buruk. Kau lebih baik tidak melihatnya." Jay tiba-tiba mengangkatnya dengan kedua tangannya. Wajah Rose pucat karena terkejut. Ia memeluk papan gambar dengan erat. Cengkeraman Rose semakin erat menggegnggam papan gambar, semakin membuat Jay penasaran. "Enyahlah." Jay menahan tawanya saat melihat ekspresi Rose, seolah-olah hidupnya bergantung pada gambar itu. Ia tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan mengangkat wajahnya. Ia membungkuk lebih dekat padanya dengan nakal. Bibirnya hampir menyentuh bibir Rose, dan ia bisa merasakan kegugupannya. Tangannya tiba-tiba menarik papan gambar dari cengkeraman Rose. Ia meletak