“Aku menikahimu dengan tujuan menjadi tua bersamamu. Tanpa aku sadari hubungan yang aku rebut menggunakan cara curang tidak akan bertahan lama. Kau tidak jatuh cinta padaku bahkan setelah kau bertambah tua.” Sandra berlinang air mata.Dengan sadar, Spencer bertanya, “Kau seorang praktisi medis? Kaulah yang menemukan Ramuan Cinta?”Sandra memejamkan matanya dan mengangguk. “Ramuan Cinta membuahkan hasil pada hubungan kita tapi juga mengakhirinya. Sepanjang hidupku, kesuksesan dan kegagalanku dalam hubungan romantisku, semuanya karena Ramuan Cinta.”Spencer tampak terkejut. "Siapa kau?"Sandra berkata, “Apa kau ingat saat kau terluka di Gunung Mutiara? Ketika hidupmu dalam bahaya, ada seorang dokter bertelanjang kaki dengan kerudung di atas kepalanya yang menyelamatkan hidupmu.”Spencer tampak heran. "Kau adalah dokter bertelanjang kaki yang menyelamatkan hidupku saat itu?"Sandra mengangguk.Spencer memegang tangan Sandra secara emosional. "Apa kau tahu berapa lama aku mencarimu?"
Roxie adalah gadis yang berhati-hati. Ia bertanya-tanya apa ada sesuatu dalam penawarnya.Spencer berkata, “Berikan padaku. Kalau ia menginginkan hidupku, maka aku akan memberikannya padanya. Lagi pula ialah yang menyelamatkan hidupku.”Roxie mendongak untuk meminta izin Robbie. Robbie tersentuh dengan kisah cinta Sandra dan Spencer. Ia percaya Sandra tidak akan menyakiti Spencer, maka ia berkata, "Karena Paman Spencer tidak takut mati, beri Spencer penawarnya, kalau begitu."Roxie membuka botol penawarnya, menuangkan pil, dan memasukkannya ke mulut Spencer.Anehnya, racun Spencer datang dan pergi begitu saja. Begitu pil memasuki tubuhnya,Spencer merasakan seluruh tubuhnya menghangat. Kulitnya kemerahan lagi dan kekuatannya kembali.Spencer duduk dan menatap Sandra. Ada ekspresi konflik dan rumit di wajahnya.Sandra bertanya pada Spencer, "Jadi bagaimana kau berencana untuk menghukumku?"Spencer memohon pada Robbie, "Robbie, bisakah kau memberi Sandra kesempatan untuk membuka lembaran
Sandra kemudian menatap Robbie, lalu berkata, “Robbie, aku lahir di keluarga terkutuk, tapi aku tidak pernah berniat untuk menyakiti siapa pun. Menyakiti mommymu adalah satu-satunya kesalahan yang aku buat dalam hidup ini. Tolong katakan padanya aku minta maaf."Robbie mengangguk. "Oke."Sandra memberi isyarat pada Robbie. "Kemari, aku punya sesuatu untuk dikatakan padamu secara pribadi."Robbie ingin pergi, tetapi Andy dan Roxie menahannya dan menggelengkan kepala kuat-kuat, takut Robbie akan diserang oleh Sandra begitu ia berjalan mendekat.Robbie berkata, "Kata-kata seseorang di ranjang kematiannya selalu datang dari hati."Robbie kemudian mendorong Andy dan Roxie pergi sebelum berjalan ke arah Sandra. Ia membungkuk dan mendekatkan telinganya ke mulut Sandra.Nyawa Sandra dalam bahaya, dan ia mengucapkan kata-kata terakhirnya dengan suara yang sangat lemah, "Obat untuk racun Nephele adalah Bunga Desember di Tanah Suci."Setelah itu, Sandra menutup matanya selamanya.Spencer menjer
Robbie menjilat bibirnya. “Ayahmu mengetahui Sandra adalah cinta pertamanya yang pernah menyelamatkan hidupnya di ranjang kematiannya. Kesedihan tidak bisa dihindari.”Cole gemetar. "Ia ... Ia adalah dokter bertelanjang kaki yang menyelamatkan hidup ayahku?"Robbie mengangguk. “Karena itu, kau tidak bisa begitu saja membenci Sandra. Kau juga harus membenci ayahmu. Karakter ayahmu yang berubah-ubah dalam mencintai wanita mana pun yang ia temui telah sangat menyiksa dua wanita.”Kebencian di wajah Cole menghilang secara bertahap. Kebenciannya pada Sandra perlahan memudar juga.Melihat Cole sudah tenang, Robbie menepuk Pundak Cole dan berkata, “Temani ayahmu. Aku harus pergi ke Taman Mamot untuk membantu Jens.”Setelah mengucapkan kata-kata itu, Robbie memberi isyarat pada Andy dan Roxie dengan matanya. Mereka berjalan keluar untuk menemui Jens.."Waktunya pergi," kata Robbie.Dalam perjalanan kembali ke Taman Mamot, Roxie bertanya pada Robbie dengan rasa ingin tahu, "Robbie, apa jenis
Jenson berkata, "Ini yang diberikan Nenek pada mommyku saat ia mengunjunginya tadi malam."Ekspresi Jacob tidak wajar.Jo ketakutan dan menatap Jacob sambil berkata, "Ayah, apa yang sedang terjadi? Apa yang kau lakukan pada Ibu?"Jacob memarahi Jo, "Aku ayahmu! Bagaimana kau bisa mempercayai orang luar daripada aku? Jenson megadu domba kita, tidak bisakah kau melihatnya?"Jo ragu-ragu. Ia menatap Jenson dengan marah dan berkata, "Jenson, apa yang kau coba lakukan?"Jenson melambai pada anggota Hantu dan berkata, "Pergi, bawa Nyonya Charlotte keluar."Jo menghalangi pintu dan berteriak, "Tidak ada yang diizinkan masuk! Kalau kau bersikeras, langkahi dulu mayatku!"Ada seringai licik di mata Jacob.Jacob mengancam Jenson, "Jens, Charlotte sakit parah dan tidak boleh dipindahkan. Kalau kau membawa Charlotte pergi secara paksa, kau akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padanya."Jenson menjawab, "Apa itu ancaman?"Jacob mendengus dan berkata, "Itu yang kau dapatkan karena ceroboh!"
"Kakek Jacob, apa kau takut Nyonya Charlotte akan menyebutkan sesuatu yang tidak boleh ia katakan ketika ia bangun?"Jacob dengan gugup menjawab, "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."Jo merasakan kepanikan ayahnya.Ia menatap Jacob, tatapannya penuh dengan kepahitan. "Ayah, apa kau menyakiti Ibu?""Tidak!" Jacob menggeram protes.Saat itu, Kak Andy menggendong Nyonya Charlotte di punggungnya dan keluar dengan Robbie dan Kak Roxie melindungi mereka.Jenson berjalan ke arah mereka. Ketika ia melihat sekilas kulit abnormal Nyonya Charlotte, ia melepas mantelnya dan menutupi Nyonya Charlotte dengan erat.Mata Jacob menyipit saat melihat yang dilakukan Jenson.Nyonya Nephele telah memberitahunya Charlotte akan baik-baik saja dalam beberapa hari ke depan. Reaksi Jenson membuat Jacob berpikir Nyonya Charlotte mungkin sudah mati."Ibu!" Jo bergegas.Kak Roxie menjulurkan kakinya untuk menjegal Jo.Kak Roxie berkata, "Nyonya Charlotte dalam kondisi serius. Kita harus mengirimnya ke tempat
Jay kembali ke ruang tamu. Kak Andy telah meletakkan mayat Nyonya Charlotte di tanah. Mereka tidak yakin dengan waktu kematian Nyonya Charlotte, tetapi mayatnya kaku dan matanya tertutup rapat. Tidak diragukan lagi ia sudah mati.Jay mendesah pahit dan berkata, "Nyonya Charlotte selalu menjadi wanita yang kuat dan cakap. Aku tidak menyangka ia menjadi korban pertama dari pertempuran Keluarga Ares."Jenson merasa sangat bersalah karena ialah yang memutuskan para simpanan pindah ke Kebun Turmalin. Ia merasa keputusannya yang sembronolah yang menyebabkan kematian Nyonya Charlotte."Ayah, ini semua salahku."Jay menepuk pundak Jenson dan memperingatkannya, "Jens, ini pelajaran untukmu. Berat bagi kepala yang memakai mahkota. Setiap keputusan yang kau buat memengaruhi setiap anggota Keluarga Ares. Kalau kau tidak bisa melindungi mereka, kau harus berpikir dua kali sebelum membuat keputusan apa pun."Jenson mengangguk murung. "Aku mengerti."Jay berkata, "Kau tidak perlu menyalahkan diri se
Jay dan Jens berbalik saat Angeline membuka kancing atasan Nyonya Charlotte. Tiba-tiba, ia mundur selangkah dan berteriak, "Ah!"Angeline jatuh ke lantai karena terkejut. Jay segera berbalik dan membantu Angeline bangun."Angeline, ada apa?""Mommy?" Jens juga berbalik.Jay dan Jens memusatkan pandangan mereka pada Angeline. Jay merasa marah dan kasihan saat melihat Angeline gemetar."Aku sudah menyuruhmu untuk tidak melakukan ini, tapi kau tidak mau mendengarkanku."Angeline mencoba menenangkan dirinya dan berkata, "Jaybie, sesuatu di tubuh Bibi Charlotte hidup."Jay dan Jenson terkejut dengan penemuan terbaru."Hidup?"Kecuali Charlotte hamil, bagaimana mungkin ada sesuatu yang hidup di tubuhnya?Jenson berkata, "Ayah, mundurlah bersama Mommy. Aku akan melihatnya."Jay menekan kepala Angeline ke dalam pelukannya dan membujuknya, "Dengarkan aku, jangan lihat."Jenson berjalan mendekati mayat Nyonya Charlotte. Ia adalah seorang germafobia seperti ayahnya, jadi ia mengambil pisau pengup