Share

68. Nano-nano Rasanya

Happy Reading

*****

Dua puluh menit kemudian, Andrian sudah sampai di kantor. Dia segera menuju ruangan sang pujaan. Tari memang selalu datang lebih pagi dari dirinya. Hal itulah yang membuat Andrian begitu menyukai etos kerja si gadis. Sampai saat ini, Tari selalu bisa menjaga profesionalitas kerja walaupun si bos sering menggoda dan merayu.

"Assalamualaikum, sayangnya Mas," sapa Andrian saat masuk ke ruangan gadis itu.

Tari yang sudah duduk dan fokus di depan layar laptop menoleh dengan bibir mencebik. "Waalaikumsalam. Tidak perlu menggunakan panggilan lebay seperti itu, Pak. Jika ada yang mendengar, maka citra negatif saya akan semakin buruk."

"Nggak akan ada orang. Di lantai ini, cuma ada ruangan kita berdua," sahut Andrian santai dengan senyuman yang cukup lebar. Pria itu melangkah mendekati meja.

"Ini dari Nina sebagai ucapan terima kasih." Sebelum Tari mengucapkan apa dan untuk apa, Andrian lebih dulu menjelaskan. "Maaf atas kemarahanku yang kemarin tanpa alasan. Ternyata yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status