Siapa pun yang melihatnya, pasti akan merasa takjub. Sebuah kapal besar yang biasanya berlayar di laut, kini bersiap melayang di angkasa. Jujur, itu pun kali pertama Aldephie melihatnya. Tidak banyak informasi yang ia terima dari Vahmir selain "kendaraan keluaran terbaru". Apakah mereka tidak paham bahwa lalu lintas udara sudah sangat penuh? Setidaknya, ia pernah sedikit mempelajari mengenai lalu lintas udara.
Tidak seperti kapal besar yang pernah ia lihat ketika menjemput ayahnya di pelabuhan untuk membantunya membawa sayur-mayur serta apa pun yang mereka jual kembali di pasar. Kapal yang digunakan adalah jenis kapal jaring angkat. Kapal yang biasanya digunakan para nelayan untuk memancing ikan dalam jumlah besar. Namun, tanpa jaring juga tiang-tiang yang tinggi tentu saja. Mereka sedikit memodifikasi bagian tiang yang tinggi untuk menarik jaring dengTerima kasih atas dukungannya terhadap SoFG 🥰
'Aku menuliskan ini di sini, agar semuanya menjadi jelas bahwa apa yang terlihat, terdengar, bahkan mungkin terendus tidak selalu sama dengan wujud nyatanya. Pertama, halo. Sean Alastor. Kali pertama kita berbicara secara pribadi, maksudku buku hijau sampul beludru? Ah, itu tidak bisa disebut sebagai komunikasi. Aku mengetahui namamu pertama kali dari Ramirez. Bahwa ada orang lain yang berusaha mengambil alih tubuhku, lalu kabur begitu saja. Kupikir ratusan kali pun, kau bukan ingin mengambil alih tubuhku. Kau justru menyelamatkanku. Andai kau tidak datang saat aku pingsan, mungkin aku akan benar-benar tenggelam dan mati. Karenanya, terima kasih untuk bantuanmu, aku sangat menghargainya. Kedua, aku tidak pernah berpikir sekali pun bahwa apa yang kulalu
'Helio Elysian. Hidupnya menjadi bencana sebelum orang-orang mengetahui bahwa Dragon berada dalam dirinya. Kau pasti pernah mendengar mengenai bola emas darinya bukan? Ya, itu adalah jantung Dragon. Hanya jantungnya saja. Kekuatannya? Seperti kataku, Dragon mengikat kekuatannya pada kristal berwarna kuning keemasan dan tertancap kuat menjadi bandul dalam kalung berbentuk naga milik Helio. Kau penasaran bagaimana aku mengetahuinya? Kau harus memasuki kamarnya karena ia menyimpan alat untuk berkomunikasi denganku. Tidak bisa secara langsung. Lebih seperti surat dalam bentuk elektronik. Dia tidak diperbolehkan untuk menggunakan alat komunikasi canggih sampai hukumannya selesai. Kemudian, jika kau penasaran mengenai dirinya dan hukumannya, kau bisa tanyakan langsung padanya. Itu bukan ranahku dan aku tidak berniat memberitahu apa pun mengenai hal itu padam
Malam itu tidak ada angin, suara alam, atau apa pun yang masuk ke dalam pondok karena begitu Anastazja mabuk dan mulai berkhayal dan mengatakan hal-hal aneh, Ramirez sudah memastikan pintu dan jendelanya aman. Ia bahkan berpamitan sebelum Anastazja benar-benar sadar walaupun gadis itu membalasnya dengan balasan standar. Bye-bye, butterfly. Sambil terus menerus cegukan dan tidak lama kemudian, gadis itu menjatuhkan dirinya di sofa dengan posisi aneh dan mendengkur keras. Andai ia bukan keturunan Sean, Ramirez ingin sekali menghajarnya. Mulutnya sangat bau dan itu cukup mengganggunya. Namun, gadis itu terbangun dari tidurnya, mendapati pondoknya kosong, berantakan, dan linglung. Ia menjeda dirinya beberapa saat sebelum sakit kepala yang hebat menderanya dengan serangan bertubi-tubi.
Setelah berhasil menarik Cleon, Aldephie dan Vahmir terduduk di lantai kayu dengan napas terengah-engah. Dengan badan yang tinggi, bobot Cleon juga tidaklah ringan. Meski dulunya termasuk dalam komandan di medan pertempuran, usia sukses membuat Vahmir kehilangan hampir sebagian kekuatannya. "Terima kasih, Al," ungkap Cleon ikut terengah-engah. Bohong sekali kalau jantungnya tidak menciut saat ia sempat ditembaki sebelumnya. Atau kemungkinan terburuknya adalah jatuh karena ini adalah salah satu aksi sok keren yang sejak dulu ingin dicoba begitu melihat adegan di televisi. "Vahmir bekerja dua kali lebih keras karena tenagaku tidak begitu berguna," sahut Aldephie dengan wajah yang banjir keringat. Cleon terkekeh melihat Vahmir yang juga berada dalam posisi yang sama dengan mereka. Apalagi jasnya sampai be
Sedikit demi sedikit, Anastazja menggoreskan kanvas kosong di hadapannya. Meski begitu, pikirannya menerawang jauh ke tempat tak terbatas, yaitu perkataan Sean mengenai Helio, mengenai black blood, mengenai perang dan kehancuran, mengenai segalanya! Perasaan dilema berhasil menguasai hampir seluruh pikirannya. Apa yang Sean beritahu untuk dilakukan, sejujurnya Anastazja sedikit malas. Atau mengenai hal-hal yang Sean larang, Anastazja ingin melakukannya. Sudah sejak lama minat Anastazja untuk kembali mempersoalkan Cerberus runtuh sedikit demi sedikit. Kalau ibarat bangunan, mungkin kini hanya tinggal puing sisa. Semua tergerus oleh badai bernama Helio Elysian. Sebuah badai yang manis, tetapi menghancurkan di saat yang sama. Anastazja bahkan lebih mempersiapkan dirinya untuk hancur bersama Helio dari pada harus kembali berurusan dengan Cerberus.
"Apa kau pernah melihat Pohon Keabadian? Kudengar Anastazja menceritakannya padamu?" Sejujurnya, Aldephie malas menanggapi pertanyaan Cleon setelah apa yang terjadi sebelumnya di luar. Namun, ia tidak ingin Vahmir melihat ketidaksopanannya pada Cleon. Karena bagaimanapun juga, Cleon lah yang telah menolongnya. "Tidak. Bagiku itu hanya sebuah karangan. Sebuah khayalan bodoh." "Bukankah kau menangis kala aku mengambil buku hijau itu ke rumahmu?" Aldephie mengalihkan pandangannya pada Cleon, lalu mengembuskan napas berat. Malas. Setelah kejadian tadi, pembicaraan Cleon hanya didominasi oleh Anastazja saja. Anastazja ini, Anastazja itu, Anastazja begini, Anastazja begitu. Hei! Seharusnya Aldephie juga termasuk di dalamnya! Bukankah mereka merencanakan ini semua bertiga?
"Mengajarimu? Jangan bodoh, Cleon! Inikah caramu menolakku? Apa yang kau inginkan? Kau ingin menyakitiku, huh?" Aldephie benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Ia bahkan membuang rasa malunya dan menangis keras seperti anak kecil yang tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. "Tidak, bukan begitu, Al." "Lalu apa? Jelaskan padaku! Apa yang kau inginkan kali ini?" "Aku ... aku memang mencintai Anastazja ...." Aldephie tidak tahu bagaimana wajahnya saat ini. Namun, dia bisa memastikan perasaan kacaunya tergambar jelas dari mimiknya. Cleon mungkin bisa melihatnya. Atau siapa pun yang berada di sana. "... tapi itu tidak sepenuhnya benar. Aku memang menjaganya, tetapi juga ti
Aldephie duduk di geladak utama sembari memeluk kedua lututnya. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan atau pikirkan. Tiba-tiba, semuanya menjadi kosong melompong. Seolah tujuan utamanya lenyap begitu saja. Sekarang apa yang ia inginkan? Menyusul Agacia dan memulai hidup baru bersama seseorang yang membohongi dirinya? Atau menjemput Anastazja dan membantu seseorang yang menyembunyikan sesuatu darinya? Aldephie menatap ke atas. Langit biru terbentang luas dalam jangkauan pandangan matanya. Kumpulan awan yang terlihat lembut dan menggoda. Juga kehangatan sinar matahari yang membuatnya berwarna cerah. Semilir angin sempat membuat Aldephie mengantuk untuk sesaat. Bagaimanapun juga, ia sudah lelah menangis. Ia berpikir bahwa menatap dunia luar akan membuat sesaknya berkurang. Ia berharap bisa bernapas lega barang satu detik saja. Namun, melihat langit yang tak terbatas justru membuat dirinya semakin merasa kecil.