Share

1. Misi Penting

Penulis: Cherry Blossom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 21:25:59

Chapter 1

Misi Penting

“Bagaimana perjalananmu?” tanya Grayson J. Elingthon seraya merentangkan tangannya kepada Nichole Georgia Elingthon.

Nichole memeluk kakeknya yang memasuki ruangan yang digunakan sebagai ruang keluarga lalu mencium pipi tua pria itu kemudian berkata, “Sejujurnya aku sangat marah padamu.”

Nichole baru mendarat dari penerbangannya menggunakan first class selama delapan jam dua puluh lima menit dari London ke Washington D.C dan langsung menemui kakeknya di gedung putih, alih-alih pulang dulu ke tempat tinggal orang tuanya di New York, ia memilih penerbangan ke Washington karena tidak sabar lagi untuk bertemu dengan kakeknya.

Wanita berusia dua puluh satu tahun itu baru aja menyelasaikan pendidikannya di Cambridge University dan mendapatkan gelar sarjana, ia bercita-cita menjadi seorang pengacara dan untuk merai cita-citanya itu ia harus mengambil pendidikan satu tahun lagi agar mendapatkan gelar master dan Nichole ingin mendapatkan gelar Juris Doctor di Cambridge University lalu melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar Juris Doctor.

Namun, kakek tersayangnya justru mengacaukannya dengan menguluarkan perintah agar ia kembali ke Washington dan melanjutkan studinya di Amerika membuat Nichole sangat kesal. berparas cantik dengan rambut pirang dan mata amber itu menyukai kehidupan di Cambridge, Nichole menyukai kehidupan di Cambridge, bukan hanya karena setiap hari pandangannya disuguhkan dengan keindahan arsitektur kuno yang indah, di sana masyarakatnya sangat ramah, dan tingkat kejahatan sangat sedikit.

Grayson terkekeh seraya menepuk-nepuk punggung Nichole. “Aku mengerti kemarahanmu.”

Nichole menjauhkan dirinya dari pelukan kakeknya dan menatap Grayson dengan kesal. “Kau tidak datang saat aku menerima gelar sarjanaku dan sekarang kau memaksaku kembali ke New York. Dengar, Kek. Aku benar-benar marah padamu.”

“Maafkan aku, aku akan menebusnya kesalahanku, oke?”

Nichole mendengus kesal. “Aku ingin kembali ke Cambridge," katanya sembari menatap Grayson dengan tatapan memohon.

“Kau baru datang dan langsung blak-blakan bicara ingin kembali ke sana, kedengarannya kau tidak merindukan kakekmu ini," kata Grayson sembari keduaalisnya terangkat.

"Tentu saja aku merindukanmu, Kek. Tapi...."

"Tentu saja, kau bisa kembali ke sana," potong Grayson.

“Kau serius?” tanya Nichole dengan mata berbinar-binar.

Grayson mengangguk-angguk sambil menggandeng Nichole dan perlahan melangkah.

“Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kita bicarakan malam ini, setelah makan malam,” kata Grayson.

“Kakek, kau tidak perlu berbelit-belit. Kau bisa mengatakan sekarang,” ujar Nichole dan masih memperlihatkan kekesalannya.

Grayson duduk di sofa disusul Nichole yang duduk di sampingnya.

“Aku ingin melepas rindu dengan cucuku yang telah lama tidak kujumpai, kenapa harus terburu-buru?” kata Grayson dengan senyum mengembang di bibirnya dan menatap Nichole dengan penuh kasih sayang.

Grayson memang selalu menatap Nichole dengan lembut dan penuh kasih sayang, bahkan memperlakukan Nichole seperti Nichole adalah gadis kecil tujuh belas tahun yang lalu dan Nichole tidak benar-benar kesal pada Grayson karena ia tahu Grayson sangat menyayanginya sehingga kakeknya itu pastinya bisa dibujuk.

“Well, aku tidak akan bisa mendesakmu,” kata Nichole berpura-pura melunak dan tersenyum manis.

“Aku ingin minum teh ditemani cucuku tersayang, tetapi sepertinya cucuku hanya datang untuk kepentingannya,” kata Grayson menggoda Nichole.

"Aku merindukanmu, Kek. Aku serius, aku datang karena aku merindukanmu."

Grayson terkekeh. "Baiklah, Kakek juga sangat merindukanmu. Aku belum memberikan hadiah kelulusan untukmu, katakan apa yang kau inginkan?"

"Kau akan memberikan apa pun yang kuinginkan?" tanya Nichole yang diangguki Grayson. Nichole berdehem dan memegangi tangan kakeknya. “Kek, kau serius ‘kan dengan ucapanmu tadi?”

“Ucapan? Minum teh? Ya, aku sangat ingin minum teh ditemani dirimu.”

Nichole mendengus kesal. “Kau memperbolehkan aku kembali ke Cambridge.”

“Ya. Aku serius.”

Nichole terbelalak menatap kakeknya. “Kakek, aku menyayangimu!”

“Tapi dengan satu syarat.”

“Katakan!” pinta Nichole dengan sangat bersemangat.

Grayson menyentuh ujung hidung Nichole dengan jari telunjuknya. “Kau akan tahu syaratnya nanti setelah kita makan malam.”

Nichole merengut karena ucapan kakeknya. “Kau tidak akan menyulitkanku, kan?”

Grayson terkekeh. “Mana mungkin aku menyulitkan cucuku tersayang?”

***

Pukul delapan malam setelah makan malam bersama nenek dan kekeknya, Nichole dipanggil ke ruang pribadi kakeknya, ia cukup terkejut karena seorang pria dengan perawakan tinggi besar mengenakan setelan jas lengkap berada di sana. Nichole tidak begitu jelas melihat wajah pria itu karena ia melihat dari belakang, tetapi dari penampilannya itu Nichole menebak pria itu memiliki posisi lumayan penting karena bisa berada di ruang belajar priabdi presiden.

“Duduklah,” kata Grayson kepada Nichole.

Nichole duduk di samping pria asing yang baru pertama kali ia jumpai dan mereka berseberangan dengan Grayson dipisahkan oleh meja kayu yang kokoh.

“Nichole, aku tahu kau pasti akan datang secepatnya untuk mencariku karena kau memiliki tekad yang besar untuk melanjutkan pendidikanmu di Cambridge,” kata Grayson membuka pembicaraannya. “Dan malam ini aku memanggil kalian ke sini untuk sebuah misi,” lanjut Grayson seraya menatap Nichole.

Alis Nichole sontak berkerut mendengar ucapan Grayson. “Misi? Untukku?”

“Kalian berdua,” jawab Grayson dengan tegas, “kau ingin kembali ke Cambridge, bukan?”

"Jadi, kau berencana memanfaatkan tekadku demi kepentinganmu?" tanya Nichole tidak senang sembari melirik pria di sampingnya yang duduk dengan sangat tenang.

Grayson tersenyum mendengar ucapan Nichole yang terdengar pedas itu. "Kedengarannya ini tidak cukup adil bagimu."

"Kau benar, aku itu tidak cukup adil bagiku karena aku tidak ingin menjadi bagian dari politikmu," ucap Nichole terus terang karena ia sama sekali tidak ingin mengikuti jejak kekeknya yang berkecimpung di dunia politik, ia ingin menjadi seorang pengacara seperti ayahnya.

“Baiklah, demi kembali ke Cambridge. Apa pun akan kulakukan,” ujar Nichole tegas dengan ekspresi malas.

“Mulai hari Senin kau akan menjadi mahasiswa di Columbia University,” kata Grayson dan hal itu membuat keadaan menjadi senyap karena Nichole tidak bersuara. Wanita itu hanya bengong menatap kakeknya. “Hanya untuk sementara sampai kau berhasil menyelesaikan misimu, semakin cepat selesai maka semakin cepat pula kau kembali ke Cambridge.”

“Aku tidak mengerti maksudmu,” kata Nichole muram.

“Ada seorang mata-mata dari Rusia masuk ke negara kita dan orang ini sangat berbahaya, dia adalah mantan komandan angkatan darat Rusia yang ahli dalam penyamaran. Keberadaan orang ini tidak diketahui, agen CIA sudah mengerahkan orang-orangnya tetapi belum membuahkan hasil,” ujar Grayson sembari terus menatap Nichole.

“Lalu apa hubungannya dengan kuliahku di Columbia University?” tanya Nichole datar.

“Baru-baru ini agen CIA mendapat laporan kalau putra Igor Rumanov ternyata berada di New York dan kuliah di Columbia University. Tugasmu adalah mendekati putra Igor dan mendapatkan informasi di mana keberadaan pria itu.” Grayson mengalihkan pandangan pada pria di samping Nichole. “Dan, Max... selain bertugas melindungi cucuku, kau juga harus membantunya menyelesaikan misinya.”

“Saya mengerti, Tuan presiden,” kata pria itu dengan tegas.

Bersambung....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Secret Service 21+   2. Agen Secret Service

    Chapter 2 Agen Secret Service Menjadi pengawal Nichole Georgia Elingthon bukanlah ide yang menyenangkan bagi seorang anggota Secret Service yang terbiasa menghadapi tingkat stres setara dengan pilot pesawat tempur setiap kali mengawal presiden. Dengan pelatihan tingkat atas yang pernah dijalani dari pada menjadi pengawal seorang nona muda, Maxim Parker Hilton lebih baik diberi misi mematikan sepanjang Minggu atau tidur di hutan yang penuh dengan serigala, harimau, beruang, dan binatang buas dibandingkan harus mengawal seorang gadis. Di lingkungan kerjanya Max terkenal dengan dedikasinya yang tinggi, juga belum pernah Max gagal dalam menjalankan misi dan sukses menjadi agen kesayangan kepala bagian perlindungan, Jhon Praeger dan Jhon merekomendasikan dirinya kepada Tuan Presiden. Tentunya setelah mempelajari sepak terjang dan latar belakang Max, presiden akhirnya memilihnya padahal bagi Max mendapatkan misi mengawal cucu presiden adalah sebuah kesialan pertama seumur hidupnya. M

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Secret Service 21+   3. Seseorang yang Dikagumi Nichole

    Chapter 3 Seseorang yang dikagumi Nichole Nichole memiliki dua orang adik laki-laki yang usianya masih remaja. Tetapi, di keluarga Elingthon, Nichole merupakan cucu yang paling disayang oleh kakeknya karena dirinya adalah cucu pertama di keluarga itu. Ayahnya adalah satu-satunya putra di keluarga Elingthon, dan ibunya adalah putri dari mantan senator senior di negara bagian Arizona. Lahir dengan sendok emas di mulutnya membuat Nichole tidak lantas besar kepala apa lagi manja. Orang tuanya mendidiknya dengan baik sehingga Nichole tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dalam menyikapi kehidupannya. Justru Nichole memanfaatkan segala yang ia miliki dengan sangat baik. Ia tidak ingin mengecewakan siapa pun dsn selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap hal baik di sekolah maupun di bidang lain seperti olah raga dan seni. Ia selalu mendapatkan nilai tertinggi di setiap mata pelajaran, bahkan ia berhasil mendapatkan gelar Cumlaude saat menyelesaikan program sarjana dan pasca

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Secret Service 21+   4. Bertemu Harvey

    Chapter 4 Bertemu Harvey Di depan pintu masuk Basketball City, Nichole langsung menemukan Maddy yang berdiri tidak jauh dari empatnya berdiri. Wanita berambut cokelat itu mengenakan dres pendek berbahan katun dan dipadukan dengan sneakers putih, berdiri sendirian di samping meja resepsionis. Betapa menyenangkannya memiliki kebebasan, pikir Nichole muram. Nichole melambaikan tangannya kepada Maddy seraya melangkah mendekati temannya itu, sementara Maddy tersenyum lebar dan menyongsong kedatangan Nichole. "Aku merindukanmu," kata Nichole seraya memeluk Maddy. "Aku juga merindukanmu," kata Maddy seraya memeluk Nichole. "Seharusnya kau memberitahu kami kalau kau kembali hari ini beberapa hari sebelumnya agar kami bisa menyambut kedatanganmu. Tidak seperti ini," lanjutnya seraya melepaskan pelukannya. Nichole menggeleng. "Aku suka memberimu kejutan." Maddy mengamati sekitarnya. "Apa tidak masalah kau berkeliaran di sini?" bisik Maddy. Nichole menyeringai sembari mele

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Secret Service 21+   5. Tantangan

    Chapter 5 Tantangan Paginya setelah membersihkan diri Nichole segera pergi ke ruang makan di mana seperti biasanya setiap hari seluruh anggota keluarganya akan berkumpul di sana untuk menikmati sarapan mereka juga makan malam yang hangat. “Selamat pagi, Mom,” sapa Nichole pada ibunya yang berada di sana dan hanya bersama pelayan. Ayah dan kedua adiknya mungkin masih berada di kamar. Margaretha Elingthon, ibu Nichole yang sedang mengawasi pelayan menata peralatan makan tersenyum kepada putrinya semata wayangnya yang masih mengenakan setelan piyamanya. “Apa rencanamu hari ini, Sayang?” tanya wanita yang berprofesi sebagai wakil komisaris di departemen kepolisian New York. Nichole menarik sebuah kursi kemudian duduk dan bibirnya menyunggingkan senyum. “Kurasa hari ini akan cerah, tapi aku ingin bermalas-malasan di kamarku." Setidaknya sampai hari senin ia masih memiliki waktu untuk memutar otaknya, memikirkan cara mendekati Oleg Rumanov, mengakrabinya meskipun terdengar sangat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Secret Service 21+   6. Teman Lama

    Chapter 6 Teman Lama Max memeriksa jam tangannya, sudah sepuluh menit Nichole belum juga menampakkan batang hidungnya. "Apa dia selalu begini?" tanya Max pada Fred. "Tidak juga, dia gadis yang manis dan disiplin." "Benarkah?" "Dia juga sangat gigih dengan cita-citanya." Max menatap Fred dengan serius. "Dia ingin menyelesaikan misi ini dalam waktu satu bulan." "Kurasa dia akan menyelesaikannya," ujar Fred dengan serius. "Kau tidak bosan hanya mengawalnya setiap hari?" tanya Max setelah beberapa detik. "Ini adalah bagian dari pekerjaan, kenapa harus bosan?" Max mengedikkan bahunya karena Nichole keluar dari rumah dan berjalan menuju ke arah mereka berdua. Max mengamati Nichole sekilas, wanita itu mengenakan gaun di atas lutut berlengan panjang dengan tali spageti di bagian dada berwarna putih dengan corak hitam itu terlihat cocok di tubuh Nichole dipadukan dengan sepatu tinggi membuat kaki Nichole terlihat panjang dan ramping. "Apa penampilanku tidak cocok?" tanya Nic

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Secret Service 21+   7. Kehilangan Teman

    Chapter 7Kehilangan Teman Nichole berada di kamar Lindsay bersama Maddy dan Lindsay tentu saja. Kamar Lindsay didekorasi seperti kamar remaja menginjak dewasa pada umumnya, tidak banyak memberikan kesan yang menarik untuk Nichole. "Apa kau ingin minum sesuatu?" tanya Lindsay. "Terima kasih, aku sudah minum di bawah," jawab Nichole. Lindsay tersenyum. "Beritahu aku jika kau ingin minum, jangan sungkan. Dan... duduklah di mana pun kau mau." Maddy meletakkan tangannya di bahu Nichole dengan lembut. "Lindsay dan aku sudah berteman sejak lama, seperti kau dan aku. Kuharap kita bertiga bisa berteman." Tentu saja Nichole tidak keberatan berteman dengan Lindsay, tetapi jika Lindsay dan Harvey memiliki hubungan tentu saja Nichole tidak ingin berteman dengan gadis yang memiliki hubungan dengan pria idamannya. Nichole tersenyum. "Tentu saja." "Apa kalian sudah lama berteman?" tanya Lindsay."Sejak sekolah menengah atas," jawab Maddy seraya melepaskan tangannya dari bahu Nichole lalu dud

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Secret Service 21+   8. Berita Bagus

    Chapter 8 Berita BagusNichole menuruni tangga untuk bergabung di ruang makan bersama keluarganya, tetapi ia mendapati Max berdiri di lantai bawah kediaman orang tuanya. "Nona Elingthon, ada kabar bagus pagi ini," kata Max.Nichole menyapukan pandangannya pada sekitar, untuk memastikan jika tidak ada orang lain yang mungkin akan mendengar percakapan mereka di ruangan itu dan ibunya berada tidak jauh dari tempatnya sedang merangkai bunga di vas besar yang berada tidak jauh dari tangga yang berbentuk melengkung setengah lingkaran."Apa kalian menemukan sesuatu?" Margaretha berdehem. "Sayang, sebaiknya kau bawa mereka ke ruang belajar," katanya. Nichole buru-buru menuruni tangga lalu melangkah menuju ruang belajar orang tuanya lalu ia duduk di kursi tempat ayahnya biasa duduk di ruangan itu sementara Max duduk di depannya seperti dua orang bawahan sedang menghadap bosnya. Max mengusap layar iPad lalu menyentuh layarnya dan menyodorkan iPad tersebut kepada Nichole. "Kemarin malam Ole

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Secret Service 21+   Prolog

    Prolog Di sebuah kondominium di jantung kota New York, Oleg Rumanov baru saja kembali dari pusat kebugaran. Ia meletakkan tasnya yang berisi peralatan olah raganya di atas meja kemudian membuka lemari pendingin dan mengeluarkan sebotol minuman dingin lalu menikmati isinya. “Aku akan berangkat ke pusat pangkalan mata-mata malam ini,” kata Igor Rumanov, ayah Oleg Rumanov sambil. Oleg meletakkan botol minuman di tangannya ke atas meja dan menatap ayahnya yang berusia lima puluh lima tahun. Seorang mantan komandan angkatan darat dari Rusia yang baru saja pensiun tetapi bukannya menikmati masa pensiunnya justru bergabung dengan agen mata-mata dari negaranya, hal ini tidak membuat Oleg heran karena ayahnya sudah mengemukakan keinginannya sejak lama. Bahkan saat ayahnya masih aktif di angkatan militer Rusia. Ayahnya menerima upah yang sangat tinggi untuk menjalankan misi ini, tetapi Oleg tahu jika upah tinggi bukan satu-satunya sebab ayahnya mengambil misi berbahaya ini. Kecintaan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26

Bab terbaru

  • Secret Service 21+   8. Berita Bagus

    Chapter 8 Berita BagusNichole menuruni tangga untuk bergabung di ruang makan bersama keluarganya, tetapi ia mendapati Max berdiri di lantai bawah kediaman orang tuanya. "Nona Elingthon, ada kabar bagus pagi ini," kata Max.Nichole menyapukan pandangannya pada sekitar, untuk memastikan jika tidak ada orang lain yang mungkin akan mendengar percakapan mereka di ruangan itu dan ibunya berada tidak jauh dari tempatnya sedang merangkai bunga di vas besar yang berada tidak jauh dari tangga yang berbentuk melengkung setengah lingkaran."Apa kalian menemukan sesuatu?" Margaretha berdehem. "Sayang, sebaiknya kau bawa mereka ke ruang belajar," katanya. Nichole buru-buru menuruni tangga lalu melangkah menuju ruang belajar orang tuanya lalu ia duduk di kursi tempat ayahnya biasa duduk di ruangan itu sementara Max duduk di depannya seperti dua orang bawahan sedang menghadap bosnya. Max mengusap layar iPad lalu menyentuh layarnya dan menyodorkan iPad tersebut kepada Nichole. "Kemarin malam Ole

  • Secret Service 21+   7. Kehilangan Teman

    Chapter 7Kehilangan Teman Nichole berada di kamar Lindsay bersama Maddy dan Lindsay tentu saja. Kamar Lindsay didekorasi seperti kamar remaja menginjak dewasa pada umumnya, tidak banyak memberikan kesan yang menarik untuk Nichole. "Apa kau ingin minum sesuatu?" tanya Lindsay. "Terima kasih, aku sudah minum di bawah," jawab Nichole. Lindsay tersenyum. "Beritahu aku jika kau ingin minum, jangan sungkan. Dan... duduklah di mana pun kau mau." Maddy meletakkan tangannya di bahu Nichole dengan lembut. "Lindsay dan aku sudah berteman sejak lama, seperti kau dan aku. Kuharap kita bertiga bisa berteman." Tentu saja Nichole tidak keberatan berteman dengan Lindsay, tetapi jika Lindsay dan Harvey memiliki hubungan tentu saja Nichole tidak ingin berteman dengan gadis yang memiliki hubungan dengan pria idamannya. Nichole tersenyum. "Tentu saja." "Apa kalian sudah lama berteman?" tanya Lindsay."Sejak sekolah menengah atas," jawab Maddy seraya melepaskan tangannya dari bahu Nichole lalu dud

  • Secret Service 21+   6. Teman Lama

    Chapter 6 Teman Lama Max memeriksa jam tangannya, sudah sepuluh menit Nichole belum juga menampakkan batang hidungnya. "Apa dia selalu begini?" tanya Max pada Fred. "Tidak juga, dia gadis yang manis dan disiplin." "Benarkah?" "Dia juga sangat gigih dengan cita-citanya." Max menatap Fred dengan serius. "Dia ingin menyelesaikan misi ini dalam waktu satu bulan." "Kurasa dia akan menyelesaikannya," ujar Fred dengan serius. "Kau tidak bosan hanya mengawalnya setiap hari?" tanya Max setelah beberapa detik. "Ini adalah bagian dari pekerjaan, kenapa harus bosan?" Max mengedikkan bahunya karena Nichole keluar dari rumah dan berjalan menuju ke arah mereka berdua. Max mengamati Nichole sekilas, wanita itu mengenakan gaun di atas lutut berlengan panjang dengan tali spageti di bagian dada berwarna putih dengan corak hitam itu terlihat cocok di tubuh Nichole dipadukan dengan sepatu tinggi membuat kaki Nichole terlihat panjang dan ramping. "Apa penampilanku tidak cocok?" tanya Nic

  • Secret Service 21+   5. Tantangan

    Chapter 5 Tantangan Paginya setelah membersihkan diri Nichole segera pergi ke ruang makan di mana seperti biasanya setiap hari seluruh anggota keluarganya akan berkumpul di sana untuk menikmati sarapan mereka juga makan malam yang hangat. “Selamat pagi, Mom,” sapa Nichole pada ibunya yang berada di sana dan hanya bersama pelayan. Ayah dan kedua adiknya mungkin masih berada di kamar. Margaretha Elingthon, ibu Nichole yang sedang mengawasi pelayan menata peralatan makan tersenyum kepada putrinya semata wayangnya yang masih mengenakan setelan piyamanya. “Apa rencanamu hari ini, Sayang?” tanya wanita yang berprofesi sebagai wakil komisaris di departemen kepolisian New York. Nichole menarik sebuah kursi kemudian duduk dan bibirnya menyunggingkan senyum. “Kurasa hari ini akan cerah, tapi aku ingin bermalas-malasan di kamarku." Setidaknya sampai hari senin ia masih memiliki waktu untuk memutar otaknya, memikirkan cara mendekati Oleg Rumanov, mengakrabinya meskipun terdengar sangat

  • Secret Service 21+   4. Bertemu Harvey

    Chapter 4 Bertemu Harvey Di depan pintu masuk Basketball City, Nichole langsung menemukan Maddy yang berdiri tidak jauh dari empatnya berdiri. Wanita berambut cokelat itu mengenakan dres pendek berbahan katun dan dipadukan dengan sneakers putih, berdiri sendirian di samping meja resepsionis. Betapa menyenangkannya memiliki kebebasan, pikir Nichole muram. Nichole melambaikan tangannya kepada Maddy seraya melangkah mendekati temannya itu, sementara Maddy tersenyum lebar dan menyongsong kedatangan Nichole. "Aku merindukanmu," kata Nichole seraya memeluk Maddy. "Aku juga merindukanmu," kata Maddy seraya memeluk Nichole. "Seharusnya kau memberitahu kami kalau kau kembali hari ini beberapa hari sebelumnya agar kami bisa menyambut kedatanganmu. Tidak seperti ini," lanjutnya seraya melepaskan pelukannya. Nichole menggeleng. "Aku suka memberimu kejutan." Maddy mengamati sekitarnya. "Apa tidak masalah kau berkeliaran di sini?" bisik Maddy. Nichole menyeringai sembari mele

  • Secret Service 21+   3. Seseorang yang Dikagumi Nichole

    Chapter 3 Seseorang yang dikagumi Nichole Nichole memiliki dua orang adik laki-laki yang usianya masih remaja. Tetapi, di keluarga Elingthon, Nichole merupakan cucu yang paling disayang oleh kakeknya karena dirinya adalah cucu pertama di keluarga itu. Ayahnya adalah satu-satunya putra di keluarga Elingthon, dan ibunya adalah putri dari mantan senator senior di negara bagian Arizona. Lahir dengan sendok emas di mulutnya membuat Nichole tidak lantas besar kepala apa lagi manja. Orang tuanya mendidiknya dengan baik sehingga Nichole tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dalam menyikapi kehidupannya. Justru Nichole memanfaatkan segala yang ia miliki dengan sangat baik. Ia tidak ingin mengecewakan siapa pun dsn selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap hal baik di sekolah maupun di bidang lain seperti olah raga dan seni. Ia selalu mendapatkan nilai tertinggi di setiap mata pelajaran, bahkan ia berhasil mendapatkan gelar Cumlaude saat menyelesaikan program sarjana dan pasca

  • Secret Service 21+   2. Agen Secret Service

    Chapter 2 Agen Secret Service Menjadi pengawal Nichole Georgia Elingthon bukanlah ide yang menyenangkan bagi seorang anggota Secret Service yang terbiasa menghadapi tingkat stres setara dengan pilot pesawat tempur setiap kali mengawal presiden. Dengan pelatihan tingkat atas yang pernah dijalani dari pada menjadi pengawal seorang nona muda, Maxim Parker Hilton lebih baik diberi misi mematikan sepanjang Minggu atau tidur di hutan yang penuh dengan serigala, harimau, beruang, dan binatang buas dibandingkan harus mengawal seorang gadis. Di lingkungan kerjanya Max terkenal dengan dedikasinya yang tinggi, juga belum pernah Max gagal dalam menjalankan misi dan sukses menjadi agen kesayangan kepala bagian perlindungan, Jhon Praeger dan Jhon merekomendasikan dirinya kepada Tuan Presiden. Tentunya setelah mempelajari sepak terjang dan latar belakang Max, presiden akhirnya memilihnya padahal bagi Max mendapatkan misi mengawal cucu presiden adalah sebuah kesialan pertama seumur hidupnya. M

  • Secret Service 21+   1. Misi Penting

    Chapter 1 Misi Penting “Bagaimana perjalananmu?” tanya Grayson J. Elingthon seraya merentangkan tangannya kepada Nichole Georgia Elingthon. Nichole memeluk kakeknya yang memasuki ruangan yang digunakan sebagai ruang keluarga lalu mencium pipi tua pria itu kemudian berkata, “Sejujurnya aku sangat marah padamu.” Nichole baru mendarat dari penerbangannya menggunakan first class selama delapan jam dua puluh lima menit dari London ke Washington D.C dan langsung menemui kakeknya di gedung putih, alih-alih pulang dulu ke tempat tinggal orang tuanya di New York, ia memilih penerbangan ke Washington karena tidak sabar lagi untuk bertemu dengan kakeknya. Wanita berusia dua puluh satu tahun itu baru aja menyelasaikan pendidikannya di Cambridge University dan mendapatkan gelar sarjana, ia bercita-cita menjadi seorang pengacara dan untuk merai cita-citanya itu ia harus mengambil pendidikan satu tahun lagi agar mendapatkan gelar master dan Nichole ingin mendapatkan gelar Juris Doctor di

  • Secret Service 21+   Prolog

    Prolog Di sebuah kondominium di jantung kota New York, Oleg Rumanov baru saja kembali dari pusat kebugaran. Ia meletakkan tasnya yang berisi peralatan olah raganya di atas meja kemudian membuka lemari pendingin dan mengeluarkan sebotol minuman dingin lalu menikmati isinya. “Aku akan berangkat ke pusat pangkalan mata-mata malam ini,” kata Igor Rumanov, ayah Oleg Rumanov sambil. Oleg meletakkan botol minuman di tangannya ke atas meja dan menatap ayahnya yang berusia lima puluh lima tahun. Seorang mantan komandan angkatan darat dari Rusia yang baru saja pensiun tetapi bukannya menikmati masa pensiunnya justru bergabung dengan agen mata-mata dari negaranya, hal ini tidak membuat Oleg heran karena ayahnya sudah mengemukakan keinginannya sejak lama. Bahkan saat ayahnya masih aktif di angkatan militer Rusia. Ayahnya menerima upah yang sangat tinggi untuk menjalankan misi ini, tetapi Oleg tahu jika upah tinggi bukan satu-satunya sebab ayahnya mengambil misi berbahaya ini. Kecintaan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status