Home / Romansa / Secret Service 21+ / 3. Seseorang yang Dikagumi Nichole

Share

3. Seseorang yang Dikagumi Nichole

last update Last Updated: 2025-02-26 21:30:15

Chapter 3

Seseorang yang dikagumi Nichole

Nichole memiliki dua orang adik laki-laki yang usianya masih remaja. Tetapi, di keluarga Elingthon, Nichole merupakan cucu yang paling disayang oleh kakeknya karena dirinya adalah cucu pertama di keluarga itu. Ayahnya adalah satu-satunya putra di keluarga Elingthon, dan ibunya adalah putri dari mantan senator senior di negara bagian Arizona.

Lahir dengan sendok emas di mulutnya membuat Nichole tidak lantas besar kepala apa lagi manja. Orang tuanya mendidiknya dengan baik sehingga Nichole tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dalam menyikapi kehidupannya. Justru Nichole memanfaatkan segala yang ia miliki dengan sangat baik.

Ia tidak ingin mengecewakan siapa pun dsn selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap hal baik di sekolah maupun di bidang lain seperti olah raga dan seni. Ia selalu mendapatkan nilai tertinggi di setiap mata pelajaran, bahkan ia berhasil mendapatkan gelar Cumlaude saat menyelesaikan program sarjana dan pasca sarjana di Cambridge University.

Kehidupannya sangat damai dan berjalan seperti yang Nichole inginkan, ia bebas ke mana saja, duduk di atas tikar di pinggir danau di musim panas sambil menikmati cahaya matahari sambil bercengkerama bersama teman-temannya, atau berolah raga di taman sambil mendengarkan musik melalui earphone.

Sayangnya sejak kakeknya terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, Nichole kehilangan kebebasannya. Saat kakeknya masih menjabat sebagai seorang menteri, dirinya hidup seperti gadis biasa di Cambridge. Ia tidak bisa lagi pergi ke kampus menyetir mobilnya sendiri dan tinggal di sebuah apartemen sederhana, ia juga tidak bisa lagi duduk berlama-lama di perpustakaan atau cafe sembari membaca buku tanpa harus dikawal oleh pengawal yang diutus langsung oleh kepresidenan dan Nichole mau tidak mau harus membiasakan diri dengan adanya pengawal di sekitarnya sejak kakeknya, Grayson J. Elingthon mencalonkan diri sebagai presiden kemudian kemudian terpilih.

Ia juga berangsur kehilangan kebebasannya karena beberapa peraturan tidak tertulis yang mengharuskan dirinya menjaga setiap tindakannya dan keluarganya yang mulai mengkhawatirkan keselamatannya. Bahkan ketika kembali ke New York menggunakan penerbangan dengan fasilitas first class dengan dua agen dari biro pengawalan khusus presiden yang juga menggunakan fasilitas yang sama dengannya dirasa terlalu berlebihan.

Secret Service adalah pasukan pengawal presiden Amerika Serikat, selain mengawal presiden dan wakil presiden anggota Secret Service juga bertugas melindungi keluarga dari presiden dan wakil presiden. Fred merupakan anggota Secret Service pertama yang mengawalnya sejak kakeknya mencalonkan diri, sekarang bertambah dengan Maxim Parker Hilton yang penampilanya sangat mencolok sebagai seorang pengawal membuat aksinya mendekati putra Igor Rumanov mungkin semakin sulit.

Tiba-tiba Nichole teringat teman-teman masa sekolah menengah atas, mungkin dengan bertemu mereka dapat meredakan stresnya sebelum memulai misinya dan seperti kata Max, mungkin ia bisa mendakati Oleg dengan mendekati teman-teman Oleg. Siapa tahu di antara teman sekolah menengah atasnya dulu ada yang kuliah di Columbia University, jika ia beruntung maka mendekati Oleg bukan hal yang sulit.

Maddison Morley adalah salah satu teman akrabnya dan selain Maddy, Nichole juga memiliki beberapa orang teman yang cukup akrab salah satunya adalah Harvey McCarthy, sang ketua kelas saat duduk di kelas tiga dan saat itu Nichole menjadi wakil ketua kelas. Harvey cukup populer di sekolah mereka dan Harvey adalah idola para gadis-gadis di sekolah mereka termasuk Nichole dan itu adalah rahasia terbesar yang hanya dirinya yang tahu jika diam-diam ia juga mengahumi Harvey dan mengharapkan kedekatan spesial dengan temannya itu. Sayangnya itu tidak pernah terjadi hingga saat ini.

Setelah tiga tahun tidak bertemu, Nichole tidak yakin jika Harvey masih mengingatnya karena kesibukan Harvey sebagai seorang pemain basket yang kini bergabung dengan club paling bergengsi di Amerika.

Dia pasti sangat sibuk, pikir Nichole.

Namun, ia tidak bisa beridam diri. Setidaknya ia harus mengorek informasi dari bebrapa temannya berharap ada salah satu teman sekolahnya kini melanjutkan studinya di Columbia University. Jadi, setelah pesawat mendarat Nichole mengirmkan pesan pada Maddy.

“Kita harus ke Basketball City,” kata Nichole ketika mereka berada di dalam mobil yang bergerak meninggalkan bandara John F. Kennedy bersama Max sementara Fred duduk di samping Nichole.

“Tapi, Nona. Ini tidak ada dalam daftar rencana kita,” kata Max seraya menoleh ke belakang. “Dan di sana terlalu ramai.”

"Max benar," sahut Fred tegas.

“Aku ingin ke sana,” kata Nichole seraya melepaskan AirPods dari telinganya. “Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari sini.”

“Nona, kami bertanggung jawab atas keselamatanmu. Kita tidak bisa ke sana," tegas Max.

“Kinerja kakekku sangat baik dan tidak ada kontroversi sejauh ini, kurasa bukan masalah jika aku tampil di depan publik dan aku ke sana bukan untuk kepentingan pribadiku. Ini menyangkut misiku."

Tahu apa Nichole tentang kontroversi politik, pikir Max. “Tempat itu belum disterilkan, Nona,” ujar Max berusaha meyakinkan Nichole jika pergi ke Basketball City bukan pilihan yang tepat. "Dan mengenai misi itu, kau sebaiknya tidak membuat rencana sendiri dan bertindak di luar sepengetahuanku karena akulah yang bertnggung jawab atas keselamatanmu."

Tentu saja bukan hanya keselamatan Nichole yang menjadi tanggung jawabnya, keberhasilan misi itu juga sangat penting bagi Max karena misi itu yang akan menentukan dirinya kembali ke gedung putih secepatnya.

Nichole mendengus. "Aku berencana menemui temanku di sana. Mungkin dia bisa membantuku memberitahu siapa saja yang kuliah di Columbia University."

"Meskipun begitu, kita tidak bisa ke sana. Ini menyangkut keselamatanmu." Dan tentunya menyangkut kinerja Max, ia tidak mungkin membiarkan cucu presiden berada di tempat umum tanpa protokol pengamanan yang ketat, ini menyalahi aturan dan ia tidak ingin gagal di hari pertama menjalankan misinya.

"Aku harus ke sana.”

“Nona, kita tidak bisa ke sana,” tegas Max lagi, baginya tempat umum seperti itu apalagi datang tanpa rencana adalah tindakan ceroboh.

“Paul,” panggil Nichole kepada sopir seraya menatap lurus mata Max. “Kita ke Basketball City,” katanya dengan tegas.

Meskipun tidak melihat ekspresi Paul, Max bisa menebak jika pria itu kebingungan. Max membalas tatapan mata Nichole, warna mata gadis itu hijau tua seperti danau yang dalam dan sorot matanya begitu angkuh seolah dapat mengintimidasinya. Tetapi, siapa yang bisa mengintimidasi Max? Bahkan pelatih di akademi militer dan pelatih di markas Secret Service saja bisa ia atasi. Apa lagi hanya tatapan mata seorang gadis manja yang semua keinginannya harus dituruti.

“Basketball City,” kata Max kepada Paul dengan rahang terkatup dan ucapannya disambut dengan senyum tipis Nichole yang terkesan mengejek lalu Nichole menyandarkan punggungnya di jok mobil seraya kembali memasang AirPods-nya. Sementara Fred hanya bisa mengedikkan bahunya.

Max melirik Nichole dan mendapati Nichole sedang menyandarkan kepalanya di jok mobil mengenakan AirPods yang terpasang ditelinganya dan matanya menatap jalanan.

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Secret Service 21+   4. Bertemu Harvey

    Chapter 4 Bertemu Harvey Di depan pintu masuk Basketball City, Nichole langsung menemukan Maddy yang berdiri tidak jauh dari empatnya berdiri. Wanita berambut cokelat itu mengenakan dres pendek berbahan katun dan dipadukan dengan sneakers putih, berdiri sendirian di samping meja resepsionis. Betapa menyenangkannya memiliki kebebasan, pikir Nichole muram. Nichole melambaikan tangannya kepada Maddy seraya melangkah mendekati temannya itu, sementara Maddy tersenyum lebar dan menyongsong kedatangan Nichole. "Aku merindukanmu," kata Nichole seraya memeluk Maddy. "Aku juga merindukanmu," kata Maddy seraya memeluk Nichole. "Seharusnya kau memberitahu kami kalau kau kembali hari ini beberapa hari sebelumnya agar kami bisa menyambut kedatanganmu. Tidak seperti ini," lanjutnya seraya melepaskan pelukannya. Nichole menggeleng. "Aku suka memberimu kejutan." Maddy mengamati sekitarnya. "Apa tidak masalah kau berkeliaran di sini?" bisik Maddy. Nichole menyeringai sembari mele

    Last Updated : 2025-02-26
  • Secret Service 21+   5. Tantangan

    Chapter 5 Tantangan Paginya setelah membersihkan diri Nichole segera pergi ke ruang makan di mana seperti biasanya setiap hari seluruh anggota keluarganya akan berkumpul di sana untuk menikmati sarapan mereka juga makan malam yang hangat. “Selamat pagi, Mom,” sapa Nichole pada ibunya yang berada di sana dan hanya bersama pelayan. Ayah dan kedua adiknya mungkin masih berada di kamar. Margaretha Elingthon, ibu Nichole yang sedang mengawasi pelayan menata peralatan makan tersenyum kepada putrinya semata wayangnya yang masih mengenakan setelan piyamanya. “Apa rencanamu hari ini, Sayang?” tanya wanita yang berprofesi sebagai wakil komisaris di departemen kepolisian New York. Nichole menarik sebuah kursi kemudian duduk dan bibirnya menyunggingkan senyum. “Kurasa hari ini akan cerah, tapi aku ingin bermalas-malasan di kamarku." Setidaknya sampai hari senin ia masih memiliki waktu untuk memutar otaknya, memikirkan cara mendekati Oleg Rumanov, mengakrabinya meskipun terdengar sangat

    Last Updated : 2025-02-27
  • Secret Service 21+   6. Teman Lama

    Chapter 6 Teman Lama Max memeriksa jam tangannya, sudah sepuluh menit Nichole belum juga menampakkan batang hidungnya. "Apa dia selalu begini?" tanya Max pada Fred. "Tidak juga, dia gadis yang manis dan disiplin." "Benarkah?" "Dia juga sangat gigih dengan cita-citanya." Max menatap Fred dengan serius. "Dia ingin menyelesaikan misi ini dalam waktu satu bulan." "Kurasa dia akan menyelesaikannya," ujar Fred dengan serius. "Kau tidak bosan hanya mengawalnya setiap hari?" tanya Max setelah beberapa detik. "Ini adalah bagian dari pekerjaan, kenapa harus bosan?" Max mengedikkan bahunya karena Nichole keluar dari rumah dan berjalan menuju ke arah mereka berdua. Max mengamati Nichole sekilas, wanita itu mengenakan gaun di atas lutut berlengan panjang dengan tali spageti di bagian dada berwarna putih dengan corak hitam itu terlihat cocok di tubuh Nichole dipadukan dengan sepatu tinggi membuat kaki Nichole terlihat panjang dan ramping. "Apa penampilanku tidak cocok?

    Last Updated : 2025-03-13
  • Secret Service 21+   7. Kehilangan Teman

    Chapter 7Kehilangan Teman Nichole berada di kamar Lindsay bersama Maddy dan Lindsay tentu saja. Kamar Lindsay didekorasi seperti kamar remaja menginjak dewasa pada umumnya, tidak banyak memberikan kesan yang menarik untuk Nichole. "Apa kau ingin minum sesuatu?" tanya Lindsay. "Terima kasih, aku sudah minum di bawah," jawab Nichole. Lindsay tersenyum. "Beritahu aku jika kau ingin minum, jangan sungkan. Dan... duduklah di mana pun kau mau." Maddy meletakkan tangannya di bahu Nichole dengan lembut. "Lindsay dan aku sudah berteman sejak lama, seperti kau dan aku. Kuharap kita bertiga bisa berteman." Tentu saja Nichole tidak keberatan berteman dengan Lindsay, tetapi jika Lindsay dan Harvey memiliki hubungan tentu saja Nichole tidak ingin berteman dengan gadis yang memiliki hubungan dengan pria idamannya. Nichole tersenyum. "Tentu saja." "Apa kalian sudah lama berteman?" tanya Lindsay."Sejak sekolah menengah atas," jawab Maddy seraya melepaskan tangannya dari bahu Nichole lalu dud

    Last Updated : 2025-03-13
  • Secret Service 21+   8. Berita Bagus

    Chapter 8 Berita BagusNichole menuruni tangga untuk bergabung di ruang makan bersama keluarganya, tetapi ia mendapati Max berdiri di lantai bawah kediaman orang tuanya. "Nona Elingthon, ada kabar bagus pagi ini," kata Max.Nichole menyapukan pandangannya pada sekitar, untuk memastikan jika tidak ada orang lain yang mungkin akan mendengar percakapan mereka di ruangan itu dan ibunya berada tidak jauh dari tempatnya sedang merangkai bunga di vas besar yang berada tidak jauh dari tangga yang berbentuk melengkung setengah lingkaran."Apa kalian menemukan sesuatu?" Margaretha berdehem. "Sayang, sebaiknya kau bawa mereka ke ruang belajar," katanya. Nichole buru-buru menuruni tangga lalu melangkah menuju ruang belajar orang tuanya lalu ia duduk di kursi tempat ayahnya biasa duduk di ruangan itu sementara Max duduk di depannya seperti dua orang bawahan sedang menghadap bosnya. Max mengusap layar iPad lalu menyentuh layarnya dan menyodorkan iPad tersebut kepada Nichole. "Kemarin malam Ole

    Last Updated : 2025-03-13
  • Secret Service 21+   9. Sebuah Sandiwara

    Chapter 9 Sebuah Sandiwara Setelah memastikan jika Max sudah berada di dalam cafe, Nichole keluar dari sebuah Maserati dan langsung menuju pintu cafe milik Henry. Sekilas Nichole mengamati bangunan cafe yang berada di Brooklyn itu, letaknya cukup strategis meskipun dari luar sepertinya cafe itu tidak terlalu besar. Fred membukakan pintu untuk Nichole dan Nichole masuk ke dalam cafe dengan langkah tenang, sejenak ia menyapukan pandangannya dan menemukan Max duduk di pojok cafe bersama seorang pria yang berpenampilan santai lalu tatapannya terhenti pada meja yang berada di pojok lain di ruangan cafe yang didesain dengan gaya modern dan terlihat cukup nyaman untuk duduk-duduk santai. Nichole segera melangkah mendekati Harvey yang duduk bersama Maddy dan Lindsay. "Hai," sapa Nichole seraya tersenyum lebar ketika jaraknya dengan teman-temannya hanya tinggal beberapa langkah. "Apa aku membuat kalian menunggu?" tanyanya berbasa-basi."Jangan khawatir, kau tidak terlambat," kata Maddy ser

    Last Updated : 2025-03-14
  • Secret Service 21+   10. Jalan Pintas

    Chapter 10Jalan PintasOleg mengemudikan mobilnya menuju pusat kebugaran yang berada di Brooklyn, ia baru saja selesai bekerja paruh waktu di sebuah restoran yang berada di Manhattan. Oleg mengambil pekerjaan paruh waktu bukan karena uang dari orang tuanya tidak cukup untuk biaya hidup dan pendidikannya di New York, ia bekerja karena beberapa pertimbangan seperti waktunya berdiam diri setelah jam kuliah terlalu banyak sehingga memutuskan mengisi waktu luangnya dengan bekerja. Oleg adalah tipikal Orang yang cenderung santai menjalani kehidupan, ia belajar secukupnya, membaca buku seperlunya. Tetapi, bukan berarti ia bukanlah pria yang cerdas. Ia cukup cerdas dalam pendidikan, ia mendapatkan nilai yang memuaskan meskipun tidak berada di urutan nomor satu. Baginya menjadi nomor satu bukan prioritas dalam hidupnya, ia cukup menjadi genius dalam menghadapi segala sesuatu, tidak melakukan kesalahan sudah cukup membuatnya puas. Oleg memasuki pusat kebugaran, ia menempelkan kartu anggota d

    Last Updated : 2025-03-15
  • Secret Service 21+   11. Jackpot

    Chapter 11 Jackpot Nichole memasuki masuk ke arena bowling terbaik di New York diikuti oleh Fred, Max tidak mengikutinya dengan pertimbangan untuk menjaga citra seorang pengusaha muda. Tidak mungkin ia terus mengekori Nichole apalagi hanya untuk bermain bowling bersama teman-teman sekolah Nichole. Tetapi, Max berada di sekitar area bowling dengan penyamaran yang tentu tidak bisa dikenali oleh orang lain kecuali oleh agen Secret Service dan agen CIA. Harvey melambaikan tangannya pada Nichole seraya tersenyum lebar dan Nichole langsung bergabung dengan Harvey, Maddy, dan Jason. “Aku tidak terlambat, ‘kan?” tanya Nichole setelah bergabung dengan teman-temannya. “Jangan khawatir, kau tidak terlambat,” kata Harvey. “Di mana Lindsay?” tanya Nichole seraya meletakkan tasnya di meja. “Dia pasti akan datang sebentar lagi,” jawab Maddy. “Dia tidak mungkin tidak datang,” timpal Jason seraya tersenyum simpul dan menatap Harvey sekilas. Sebenarnya Harvey cukup risi dengan ke

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Secret Service 21+   15. Pria yang Pengertian

    Chapter 15 Pria yang Pengrtian Oleg keluar dari mobilnya sambil mencangking tasanya, di depan sebuah bangunan mansion yang terlihat sepi dan seorang wanita dengan postur tinggi seperti seorang model internasional, rambutnya pirang, dan memiliki warna mata biru muda berdiri di depan bangunan sambil tersenyum lebar. “Oleg,” desah Jelena seraya menyongsong kedatangan Oleg. Oleg hampir melemparkan tasnya, tetapi ia tidak melakukannya. Ia bersikap tenang karena ia yakin Jelena yang berusia tiga puluh dua tahun dan kini bergabung dengan agen SRV atau Dinas Intelejen Asing milik Rusia itu tidak menyukai pria yang kekanak-kanakan. Oleg memeluk Jelena. “Aku sangat mengkhawatirkanmu.” “Aku tahu, aku sudah bilang pada ayahmu agar tidak memberitahu keberadaanku di sini, tapi dia tetap memberitahumu,” kata Jelena seraya menepuk-nepuk dengan pelan punggung Oleg. “Kau nekat sekali,” kata Oleg pelan sambil melepaskan pelukannya “Ibuku tidak mengizinkanku menjadi tentara,” kata Jelena samb

  • Secret Service 21+   14. Mengagumi Max

    Chapter 14 Mengagumi Max “Dia menuju Washington,” kata Max kepada Nichole yang duduk di sampingnya setelah mengakhiri panggilan dari Raymond yang mengikuti Oleg.“Mungkinkah Igor berada di Pentagon?” tanya Nichole dengan alis sedikit berkerut sambil menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil. “Tidak semudah itu masuk ke markas militer Amerika,” kata Max seraya menurunkan winndow sivor karena cahaya matahari sore menyilaukannya. “Semua yang memasuki gedung Pentagon memerlukan kartu akses dan kartu itu nyaris tidak bisa ditiru oleh sistem mana pun.” “Kau pernah masuk ke sana?” “Dulu aku bergabung di militer angkatan udara.” “Kau mantan prajurit?” tanya Nichole seperti tidak percaya dan menjauhkan punggungnya dari jok mobil dan menatap Max. “Dan dari angkatan udara?” “Ya,” jawab Max singkat. “Kau tentunya bisa menerbangkan pesawat, kan?” “Aku memiliki lisensi menerbangkan pesawat dan beberapa kali menerbangkan pesawat tempur di zona perang.” Mata Nichole menyala-nyala penuh k

  • Secret Service 21+   13. Agen Seksi

    Chapter 13 Agen Seksi Nichole tidak pernah merasa sangat canggung terhadap pria mana pun, bahkan kepada Fred yang dua tahun ini menjadi pengawalnya. Ketika ia belajar berkuda di Cambridge dan Fred membantunya turun dari kuda, mereka berjarak sangat dekat dan itu tidak mengganggu Nichole. Ia merasa biasa saja. Tidak ada rasa canggung, gugup, bahkan jantung berdetak tidak menentu. Ia juga tidak pernah mengagumi fisik pria sejauh ini, tetapi Max sepertinya pengecualian. Otot lengan Max terlihat menonjol, dada Max yang hanya terbungkus kaus tanpa lengan terlihat bidang dan bahu pria itu terlihat kokoh. Otot betis Max juga terlihat keras, pria itu pasti rutin melatih otot kakinya juga. Sial, batin Nichole karena ia tidak bisa berkonsentrasi sedikit pun dan itu karena pengawalnya. Ia bahkan tidak mengingat satu pun apa yang diajarkan Max sehingga ia berulang kali melakukan kesalahan dan setiap tatapan mata mereka bertemu Nichole merasa jika tatapan mata Max seolah mampu menembus dad

  • Secret Service 21+   12. Tidak Rela

    Chapter 12Tidak RelaNichole duduk di kursi paling belakang di kelasnya, duduk di deretan paling belakang bukanlah kebiasaannya selama menjadi mahasiswa. Biasanya ia duduk di bangku paling depan karena dengan begitu bisa lebih berkonsentrasi selama mata kuliah berlangsung, tetapi di kampusnya sekarang ia mungkin harus lebih sedikit santai karena mata kuliah yang diikutinya bukan poin utamanya. Ia hanya seorang mahasiswa gadungan yang pastinya segalanya telah diatur oleh kakeknya dan sialnya orang yang menjadi target incarannya belum juga muncul. Nichole beberapa kali mengecek jam di ponselnya sambil terus mengawasi pintu hingga Oleg datang dan berselang beberapa detik dosen tiba. Tidak sulit mengenali Oleg, foto-foto yang Max berikan cukup jelas dan ia juga pernah melihat Oleg secara langsung meskipun hanya melihat pria itu dari belakang dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Tingginya mungkin 180c, rambutnya pirang, dan seperti pria pada umumnya dengan penampilan yang tidak mencolo

  • Secret Service 21+   11. Jackpot

    Chapter 11 Jackpot Nichole memasuki masuk ke arena bowling terbaik di New York diikuti oleh Fred, Max tidak mengikutinya dengan pertimbangan untuk menjaga citra seorang pengusaha muda. Tidak mungkin ia terus mengekori Nichole apalagi hanya untuk bermain bowling bersama teman-teman sekolah Nichole. Tetapi, Max berada di sekitar area bowling dengan penyamaran yang tentu tidak bisa dikenali oleh orang lain kecuali oleh agen Secret Service dan agen CIA. Harvey melambaikan tangannya pada Nichole seraya tersenyum lebar dan Nichole langsung bergabung dengan Harvey, Maddy, dan Jason. “Aku tidak terlambat, ‘kan?” tanya Nichole setelah bergabung dengan teman-temannya. “Jangan khawatir, kau tidak terlambat,” kata Harvey. “Di mana Lindsay?” tanya Nichole seraya meletakkan tasnya di meja. “Dia pasti akan datang sebentar lagi,” jawab Maddy. “Dia tidak mungkin tidak datang,” timpal Jason seraya tersenyum simpul dan menatap Harvey sekilas. Sebenarnya Harvey cukup risi dengan ke

  • Secret Service 21+   10. Jalan Pintas

    Chapter 10Jalan PintasOleg mengemudikan mobilnya menuju pusat kebugaran yang berada di Brooklyn, ia baru saja selesai bekerja paruh waktu di sebuah restoran yang berada di Manhattan. Oleg mengambil pekerjaan paruh waktu bukan karena uang dari orang tuanya tidak cukup untuk biaya hidup dan pendidikannya di New York, ia bekerja karena beberapa pertimbangan seperti waktunya berdiam diri setelah jam kuliah terlalu banyak sehingga memutuskan mengisi waktu luangnya dengan bekerja. Oleg adalah tipikal Orang yang cenderung santai menjalani kehidupan, ia belajar secukupnya, membaca buku seperlunya. Tetapi, bukan berarti ia bukanlah pria yang cerdas. Ia cukup cerdas dalam pendidikan, ia mendapatkan nilai yang memuaskan meskipun tidak berada di urutan nomor satu. Baginya menjadi nomor satu bukan prioritas dalam hidupnya, ia cukup menjadi genius dalam menghadapi segala sesuatu, tidak melakukan kesalahan sudah cukup membuatnya puas. Oleg memasuki pusat kebugaran, ia menempelkan kartu anggota d

  • Secret Service 21+   9. Sebuah Sandiwara

    Chapter 9 Sebuah Sandiwara Setelah memastikan jika Max sudah berada di dalam cafe, Nichole keluar dari sebuah Maserati dan langsung menuju pintu cafe milik Henry. Sekilas Nichole mengamati bangunan cafe yang berada di Brooklyn itu, letaknya cukup strategis meskipun dari luar sepertinya cafe itu tidak terlalu besar. Fred membukakan pintu untuk Nichole dan Nichole masuk ke dalam cafe dengan langkah tenang, sejenak ia menyapukan pandangannya dan menemukan Max duduk di pojok cafe bersama seorang pria yang berpenampilan santai lalu tatapannya terhenti pada meja yang berada di pojok lain di ruangan cafe yang didesain dengan gaya modern dan terlihat cukup nyaman untuk duduk-duduk santai. Nichole segera melangkah mendekati Harvey yang duduk bersama Maddy dan Lindsay. "Hai," sapa Nichole seraya tersenyum lebar ketika jaraknya dengan teman-temannya hanya tinggal beberapa langkah. "Apa aku membuat kalian menunggu?" tanyanya berbasa-basi."Jangan khawatir, kau tidak terlambat," kata Maddy ser

  • Secret Service 21+   8. Berita Bagus

    Chapter 8 Berita BagusNichole menuruni tangga untuk bergabung di ruang makan bersama keluarganya, tetapi ia mendapati Max berdiri di lantai bawah kediaman orang tuanya. "Nona Elingthon, ada kabar bagus pagi ini," kata Max.Nichole menyapukan pandangannya pada sekitar, untuk memastikan jika tidak ada orang lain yang mungkin akan mendengar percakapan mereka di ruangan itu dan ibunya berada tidak jauh dari tempatnya sedang merangkai bunga di vas besar yang berada tidak jauh dari tangga yang berbentuk melengkung setengah lingkaran."Apa kalian menemukan sesuatu?" Margaretha berdehem. "Sayang, sebaiknya kau bawa mereka ke ruang belajar," katanya. Nichole buru-buru menuruni tangga lalu melangkah menuju ruang belajar orang tuanya lalu ia duduk di kursi tempat ayahnya biasa duduk di ruangan itu sementara Max duduk di depannya seperti dua orang bawahan sedang menghadap bosnya. Max mengusap layar iPad lalu menyentuh layarnya dan menyodorkan iPad tersebut kepada Nichole. "Kemarin malam Ole

  • Secret Service 21+   7. Kehilangan Teman

    Chapter 7Kehilangan Teman Nichole berada di kamar Lindsay bersama Maddy dan Lindsay tentu saja. Kamar Lindsay didekorasi seperti kamar remaja menginjak dewasa pada umumnya, tidak banyak memberikan kesan yang menarik untuk Nichole. "Apa kau ingin minum sesuatu?" tanya Lindsay. "Terima kasih, aku sudah minum di bawah," jawab Nichole. Lindsay tersenyum. "Beritahu aku jika kau ingin minum, jangan sungkan. Dan... duduklah di mana pun kau mau." Maddy meletakkan tangannya di bahu Nichole dengan lembut. "Lindsay dan aku sudah berteman sejak lama, seperti kau dan aku. Kuharap kita bertiga bisa berteman." Tentu saja Nichole tidak keberatan berteman dengan Lindsay, tetapi jika Lindsay dan Harvey memiliki hubungan tentu saja Nichole tidak ingin berteman dengan gadis yang memiliki hubungan dengan pria idamannya. Nichole tersenyum. "Tentu saja." "Apa kalian sudah lama berteman?" tanya Lindsay."Sejak sekolah menengah atas," jawab Maddy seraya melepaskan tangannya dari bahu Nichole lalu dud

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status