... “Hey, minggir... aku tidak bisa bernafas!” “Aku duluan yang datang, tahu!" “Wah... Cantiknya, aku akan kenalan lebih dulu!” “Hey! Biarkan kami masuk!” “Dasar mereka itu curang!” Kelas kini begitu berisik dan ramai. Diamond high School yang terkenal sebagai sekolah elite bergengsi, dengan murid yang anggun dan elegan, kini mereka ricuh bak pedagang di pasar saat kelas mereka kedatangan berlima gadis itu. Bahkan anak-anak dari kelas lain pun ikut mengerubungi kelas mereka, walau hanya dapat mengintip dari luar jendela karna anak kelas menutup akses, masuk. “Apa kau murid pindahan? Kenapa kami tak melihatmu saat orientasi!” “Apa kau sudah punya pacar?” “kulitmu halus sekali, perawatan kulit apa yang kau pakai?” “Apa kau mau pergi bersama kami, setelah sepulang sekolah?” Begitulah kira-kira beberapa dari beribu pertanyaan yang dilontarkan pada mereka berlima. Semua orang berebut bertanya seolah takut mereka akan segera kehilangan suaranya kalau merek
Mata semua murid kini terbelalak, para murid yang sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing seketika terdiam dan menjatuhkan semua benda yang tadi, di pegangnya. Para murid yang sedang asyik bermain kartu, menjatuhkan kartu mereka, dan anak-anak yang sedang memakan camilan, mematung kemudian menjatuhkan camilan yang ada di mulut mereka. “Eh... Bukankah pak Arnold sudah pingsan lalu kita antar ke UKS, tadi?” tanya lirih salah satu siswa yang ada di sana pada teman-teman kelasnya. Para siswa yang sedang asyik menonton film, seketika tertegun saat mendengar suara ketukan dari pintu. Proyektor dimatikan, Kelas yang semula ricuh kini berubah menjadi hening seketika. Semuanya saling menatap tegang dengan tatapan penuh tanya, berpikir apakah Pak Arnold kini sudah kembali tersadar dan sekarang kembali datang untuk menghukum mereka semua? Gusar mereka dalam hati. Oh tidak, mungkin mereka harus membolos dengan melewati jendela, sekarang. Guru gendut dengan penggaris kayunya it
“Apa mungkin setelah datang ke dunia manusia, selera makanan kalian jadi aneh?” Heran Aldric dengan polos, tanpa sadar seketika telah membuat kelima gadis itu menengok ke arahnya, dengan tatapan tajam. “Apa maksudmu!” ... Saat ini mereka berenam sedang berada di sebuah restoran. Aldric menggaruk tengkuknya dengan canggung, saat mendapat tatapan tajam dari kelima gadis cantik itu. Lelaki itu duduk bersila di atas karpet lembut di batasi oleh meja yang tidak tinggi dengan dekorasi kuno yang unik dalam ruangan yang tertutup. “Sebenarnya siapa dirimu?...” “Dan apa yang kau ketahui tentang kami berlima!” tanya Suzy dengan serius, begitu pun dengan keempat temannya yang menatap Aldric dengan tatapan tajam dan penuh selidik. Mereka semua tak bisa merasakan hawa makhluk apa pun pada Aldric. Hanya ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, Aldric ini memang hanya seorang manusia, atau memang dia sangat pintar menyembunyikan aura dan mana-nya. “Bukankah kalian sudah tahu, aku adalah Ald
... "Ceritakanlah!" “Dari mana dan bagaimana kau bisa bereinkarnasi. Bukankah seorang Werewolf membutuhkan waktu seribu tahun untuk bereinkarnasi? Tapi ini belum genap seribu tahun setelah kematian Aldric, dan Aldric kembali hidup lagi sebagai manusia, bukan serigala? Bagaimana kami bisa percaya bahwa kau adalah Aldric. Sementara Aldric adalah seorang Werewolf, bukan manusia!” Tanya Yoona bertubi, berusaha mengorek semua informasi yang diketahui oleh Aldric. Dan kalaupun dia berbohong, apa alasannya dan bagaimana dia bisa tahu tentang Aldric Davidson si manusia serigala. Ada yang namanya sistem reinkarnasi makhluk hidup, biasanya dalam seribu tahun jiwa mereka akan melebur dan membentuk jiwa baru, adapun semua ingatan mereka di masa lalu akan terhapus dan tergantikan dengan ingatan baru. Biasanya mereka akan berganti menjadi makhluk baru sesuai perbuatan mereka selama di dunia, semakin banyak perbuatan baik yang dilakukan, maka semakin besar peluang mereka bereinkarnasi menjadi mak
Konon katanya, Vampir itu terlahir dengan sebuah kutukan yang mengelilinginya. Kutukan itu menjadi sangat erat dan tak bisa dicegahnya, kutukan untuk hidup abadi dan insting tergiur akan darah. Huweek.... “Kau muntah lagi? Sudah ku bilang jangan dipaksakan, bukan! Kenapa kau memakan semua bawang putih yang di berikan anak-anak itu? Harusnya kau tahu, kalau itu bisa mengganggu kesehatanmu!” dua gadis di kamar mandi perempuan memisahkan diri dari banyak orang, satu temannya membantu temannya yang lain mengeluarkan semua bawang putih yang di telannya. “Kau tahu Ellie, terkadang aku lelah harus hidup sembunyi-sembunyi begini!” gadis yang muntah tadi tertunduk lemas sembari bersender ke dinding kamar mandi dengan lelah. “Kau harus bertahan Serena, kau tahu kan kita yatim piatu tanpa keluarga satu pun. Kita tidak tahu ke mana harus pergi, jadi sebisa mungkin kita harus bisa bertahan, disini!” gadis yang dipanggil Ellie ikut sedih, mereka berdua memanglah Vampir yang terbuang, berhasi
“Lalu, bagaimana akhirnya?” saat ini di taman belakang kastel tua, burung gagak bertengger di atas pagar besi yang sudah sedikit berkarat dengan ditumbuhi tumbuhan menjalar. Kemudian dia terbang pergi dengan cepat, saat melihat seekor tikus tanah yang keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Rantai makanan yang terus berputar di hutan rimba. “Jadi kau menghabisi mereka berdua?” saat ini mereka berlima sedang duduk berkumpul di meja taman, dengan secangkir teh hangat, duduk berunding membicarakan dua Vampir yang bertengkar dengan Yoona, kemarin. “Aku belum sempat!” ucap Yoona menyeruput secangkir tehnya kemudian kembali meletakkannya di atas meja, membuat mereka berempat menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Yoona menghela nafas, menghirup udara hutan di pagi hari, di lihatnya monyet-monyet yang bergelantungan di atas pohon, kemudian mulai menceritakan kejadian kemarin mulai dari awal. Kemarin, Di sekolah. “Di mana Yoona, aku tidak bisa menemukannya di mana pun?” berempat gad
Ketiga gadis itu menengok bersamaan, melihat gadis berambut hitam sebahu berdiri Di ambang pintu dengan raut wajah ketakutan, gadis itu menggigit bibir bawahnya melihat darah yang berceceran di lantai, kemudian segera mengambil ponsel yang ikut dia jatuhkannya tadi dengan gugup. “M-maaf, aku tidak sengaja datang, anggap saja kalian tidak melihatku!” gadis itu terburu berlari dengan ceroboh terpeleset hingga lututnya berdarah. “Ukh, sakit sekali!” pedihnya memegangi lututnya, kakinya terlalu sakit untuk berdiri. “Aroma darah yang pekat....” ketiga Vampir itu secara tidak sadar mendapat kembali insting alaminya. Naluri alamiah yang di miliki Vampir setiap kali mencium bau darah. Kepala Yoona mendadak sakit, dadanya bergejolak, padahal dia selalu bisa menahan diri selama ini, darah gadis itu spesial, darah yang bisa membangkitkan rasa haus Vampir yang sudah lama tertidur sekalipun. Rasanya pasti amat sangat lezat, tapi Yoona membuang semua pikiran itu jauh-jauh, dia tidak boleh meny
Beribu tahun yang lalu, hutan yang luas memiliki banyak sisi dan ditinggali oleh beragam makhluk seperti Elf, Griffin, Vampir, Werewolf, manusia dan juga makhluk spiritual seperti Naga dan juga Phoenix. Mereka semua tersebar di seluruh penjuru hutan. Memiliki wilayahnya tersendiri, sebelah utara hutan di tempati para bangsa Elf, peri-peri mini dan juga hewan mitologi seperti kuda bertanduk atau sering kita sebut sebagai Unicorn. Hutan di sana sangat subur dengan beragam macam jenis tumbuhan. Sementara sebelah sisi selatan hutan di tempati oleh para makhluk spiritual seperti Naga, Phoenix, Ular bersisik emas, dan masih banyak lagi. Di tempat yang tak jauh dari sana, juga ada batas wilayah pemukiman para Griffin yang menetap di hutan. Sementara di sisi sebelah timur wilayah bangsa Werewolf berbatasan dengan wilayah bangsa Vampir. Dan ada pemukiman manusia yang cukup luas sebagai perbatasan antar wilayah dua bangsa itu. Dahulu pemukiman manusia itu adalah sebuah kerajaan besar den