Share

Pak Tua Jonathan

Kini mereka berlima telah sampai di sebuah bangunan sekolah mewah.

Tampak kalau sekolah ini adalah sekolah bergengsi dan elite. Dari gerbang luar saja sudah dapat terlihat banyak murid yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang sibuk bermain basket, melakukan pemotretan, sampai ada juga yang sedang Suting film. Bangunan gedung berlantai lima, dengan fasilitas yang lengkap dan tentunya juga mewah.

“Wah, sepertinya sekolah pilihan Suzy kali ini agak lumayan!” mereka semua menatap takjub, memperhatikan sekitar dari balik jendela kaca mobil.

“Kita tidak akan tahu sampai kita keluar!” Suzy kini memarkirkan mobilnya, kemudian membuka pintu mobil begitu juga dengan yang lainnya.

Sraaa....

Seolah seperti ada Kilauan cahaya, mereka berlima sontak menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana. Begitu cantik dan memikat, sebelumnya mereka belum pernah menemui gadis yang secantik ke lima gadis ini dalam hidup mereka.

Mereka berlima keluar bersamaan, sementara semua mata tak mampu berpaling dari mereka berlima.

Jika dikatakan, memangnya siapa yang tidak terpana dengan kelembutan seorang malaikat, belum lagi dengan kecantikan bangsa Vampir yang telah diakui secara turun temurun.

Dan sikap angkuh seorang iblis, membuatnya terlihat keren. Wajah putri kerajaan air yang menyegarkan, dan gadis luar angkasa yang bersinar. Kecantikan dan daya tarik mereka, mampu membuat seluruh mata tak berhenti melirik ke arah mereka.

“Permisi! Kalau boleh tahu, ruang kepala sekolah ada di mana, ya?” Suzy berjalan menghampiri seorang pria dengan bola basket di tangannya. Diikuti dengan Yoona dan juga yang lainnya.

“Permisi!” Ulang Suzy, sembari melambai lambaikan tangannya di depan wajah lelaki itu. Lelaki yang tadinya hanya terbengong sembari memperhatikan mereka itu, seketika tersadar dan menjadi canggung.

“E-eh, iya!” Kaget lelaki itu menjatuhkan bola basket yang dipegangnya.

“Aku bertanya di mana ruang Kepala sekolah?” ujar Suzy lagi, mengulang kembali pertanyaannya.

“Ah, kalian lurus saja dari sini, setelah itu belok kiri dan naik lift. Ada ruangan di depan lift, kalian belok kanan setelah itu belok kiri dan lurus.” Jelasnya dengan cepat. “Apa perlu aku antar?” Tawar lelaki itu dengan berbinar.

“Eh, tidak perlu! Kami pergi sendiri saja.” Tolak Suzy, karena sudah melihat mata berbinar dari para lelaki yang sudah siap berebut mengantar mereka, sementara para wanita menatap benci, ke arah mereka.

Mereka berlima berjalan sesuai arahan lelaki tadi, sampai mereka tiba di ruangan yang bertuliskan Ruang Kepala sekolah!

“Akhirnya, sampai!” Mereka menghembuskan nafas lega, karna tadi sempat kesulitan mencari keberadaan ruangan itu.

Mereka berlima masuk, dan melihat pemandangan pria tua yang sedang duduk memunggungi mereka dari balik kursi besarnya.

“Permisi, Pak! kami ingin daftar ulang.” Panggil Suzy ramah, namun tak kunjung ada jawaban dari kepala sekolah itu. Mereka berlima pun saling berpandangan, dan mengangkat bahu tak mengerti.

“Permisi!” Ulang Suzy lagi, namun masih tak ada jawaban.

“Apa dia tuli!” Maki Liza dengan kesal.

“Tenanglah!” Bujuk Suzy, melihat Liza sudah siap dengan api di tangannya hendak menyerang kepala sekolah itu.

“Biar aku saja yang memanggilnya!” Luna menggerakkan tangannya, kemudian menggunakan kekuatannya, membuat air yang ada di akuarium melompat, hingga mengenai wajah kepala sekolah itu yang langsung berbalik, dengan semua sumpah serapah yang di lontarkannya.

“Oh, shit!”

Ternyata dia sedang sibuk mendengarkan musik sedari tadi. Kepala sekolah itu memandangi berlima gadis itu dengan pandangan yang buram sembari mengucek matanya, kemudian ia mengambil kaca matanya dan seketika terkejut saat melihat wajah kelima gadis itu.

“Oh... My... God, kalian...!” Kaget kepala sekolah itu, saat melihat mereka berlima.

Mereka saling menatap bingung sembari mengangkat bahu.

“Ada apa! Kau siapa?” Tanya Liza dengan ketus karena merasa mereka tak mengenal lelaki itu.

“Aku Jonathan! Apa kalian lupa?” Ungkap lelaki itu dengan bersemangat.

“Ada banyak Jonathan yang pernah kami temui, dan kami tidak mengenalmu!” ungkap Liza dengan sinis.

“Maaf, apakah kau mengenal kami?” Tanya Suzy dengan bingung.

Memangnya siapa yang tidak kenal dengan Five Angel’s dari Aruna High School, sekolah kita dulu!” Senang Jonathan, tapi mereka masih acuh, dan ada juga yang kebingungan.

“Sebenarnya hanya ada satu malaikat di antara kami!” Gumam Yoona, namun masih dapat terdengar oleh Jonathan.

“Ha ha ha... Kalian ini lucu, sekali. Dan masih saja tidak berubah!” Tawa renyah Jonathan.

“Permisi, tolong jangan bersikap seolah mengenal kami. Dan juga kami di sini untuk daftar ulang!” Kesal Liza mulai menggebrak meja, yang membuat Jonathan seketika terkesiap dan menghentikan tawanya.

“Daftar ulang...?” bingung Jonathan. “ Kalian.... Murid?” Jonathan tampak terkejut dan kemudian ia segera sadar, bahwa mereka berlima masih begitu muda dan cantik, berbeda dengan dirinya yang sudah tua dan keriput.

“Ya, kami murid baru, disini. Dan tolong jangan buang waktu kami lagi!” Kesal Liza melipat tangannya di dada.

“Oh... Um... B-baiklah, silakan isi formulir di sini dulu.” Pinta Jonathan sembari menyerahkan lima lembar formulir, pada mereka.

“Sudah selesai!” Suzy mengumpulkan semua lembar formulir menjadi satu, kemudian menyerahkannya secara bersamaan.

“B-baiklah, kalian sudah bisa pergi ke kelas kalian. Aku akan meminta seorang guru untuk mengantar kalian.” Jonathan berusaha bersikap tenang, kemudian menelepon seorang guru dan mereka berlima segera pergi, saat guru yang di panggil sudah datang.

Sementara itu Jonathan masih kebingungan di dalam ruangannya.

“Apakah aku salah orang? Tapi bagaimana bisa lima orang mirip sekaligus. Dan juga, nama mereka sama!” Bingung Jonathan, sembari mengusap-usap, kepala botaknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status