...
“Hey, minggir... aku tidak bisa bernafas!” “Aku duluan yang datang, tahu!" “Wah... Cantiknya, aku akan kenalan lebih dulu!” “Hey! Biarkan kami masuk!” “Dasar mereka itu curang!” Kelas kini begitu berisik dan ramai. Diamond high School yang terkenal sebagai sekolah elite bergengsi, dengan murid yang anggun dan elegan, kini mereka ricuh bak pedagang di pasar saat kelas mereka kedatangan berlima gadis itu. Bahkan anak-anak dari kelas lain pun ikut mengerubungi kelas mereka, walau hanya dapat mengintip dari luar jendela karna anak kelas menutup akses, masuk. “Apa kau murid pindahan? Kenapa kami tak melihatmu saat orientasi!” “Apa kau sudah punya pacar?” “kulitmu halus sekali, perawatan kulit apa yang kau pakai?” “Apa kau mau pergi bersama kami, setelah sepulang sekolah?” Begitulah kira-kira beberapa dari beribu pertanyaan yang dilontarkan pada mereka berlima. Semua orang berebut bertanya seolah takut mereka akan segera kehilangan suaranya kalau mereka terlambat sedikit saja. Liza merasa risi kemudian memasang tampang juteknya. Tapi justru anak-anak malah tambah senang dan semakin mengerubunginya, karna menganggapnya keren. “Kya... Sangat keren!” Suzy hanya bisa tersenyum. Bella hanya mengangguk, sembari sesekali menggunakan kekuatannya membuat benda yang ada di kelas jatuh, bermaksud mengalihkan perhatian anak-anak itu darinya. Tapi mau seberapa banyak benda yang di jatuhkan pun, tak dapat mengalihkan pandangan anak-anak itu darinya. Mereka hanya menengok sejenak, kemudian kembali saling mengoceh sibuk memberikan pertanyaan padanya. Luna hanya acuh sembari menatap ke arah kolam di luar jendela. Sembari diam-diam membuat sihir jarak jauh, membuat air di kolam itu melayang dan membentuk Love, Teddy bear, dan beberapa hewan lucu seperti Panda kesukaan Luna. “Hihi...” tawa kecil Luna tidak menghiraukan semua orang. Sementara Yoona sibuk menyemproti tanaman kemangi yang ia taruh di dalam pot. Tanpa memedulikan anak-anak yang sibuk memberikan pertanyaan bertubi padanya. Salah satu dari mereka tidak sengaja merontokkan sehelai daun kemangi Yoona, membuat ia langsung menatap garang ke arah mereka. Dok.... Dok... Brak... Brak... Kelas yang semula begitu ricuh seketika terdiam, saat terdengar suara gedoran dari arah luar pintu. Anak-anak yang tadi berkerubung di luar pun kini sudah menghilang, sama sekali tidak mendengar teriakan mereka lagi. Salah seorang anak berjalan mengintip dari balik gorden, setelahnya dia langsung berkeringat dingin memberikan kode silang tanda bahaya pada teman-temannya. Rupanya di luar Pak Arnold yang ingin masuk untuk mengajar, tapi ternyata kelasnya di kunci oleh mereka. “Hey, dasar anak-anak nakal! Cepat buka pintunya, akan ku pukul bokong kalian satu persatu saat aku berhasil masuk, nanti!” Seketika para murid langsung diam mengingat betapa killer-nya Pak Arnold. Semua saling menunjuk untuk membuka pintu, dan saling menyalahkan karna tadi telah mengunci pintu. “CEPAT BUKA...! Jika pintu ini sampai rusak karenaku, aku akan meminta kalian semua, untuk menggantinya.” Glup! Semua orang menelan Salivanya dengan susah payah, semuanya hening tak bersuara. Seolah kelas ini memang kosong tanpa seorang pun di dalamnya. Kelas kini semakin tegang saat Pak Arnold semakin marah, dan menggedor pintu kelas dengan penggaris kayu yang dibawanya. Guru kuno itu pasti sudah menyiapkan banyak hukuman saat dia masuk, nanti. Satu hal yang ada di pikiran mereka saat ini, yang membuka pintu pasti mati! Semuanya hanya diam tak bergerak dari tempatnya. Tidak ada yang berani membuka pintu sampai Suzy akhirnya berjalan dan membukakan pintu untuk Pak Arnold. Cklek... Suara pintu dibuka. Pak Arnold yang kesal dari balik pintu sudah berdiri dengan penggaris kayu ditangannya, siap memukul siapa pun yang muncul dari balik pintu, nantinya. Suzy muncul dari balik pintu dan tersenyum ke arah Pak Arnold, yang saat ini sedang dalam posisi mengangkat penggaris kayunya tinggi-tinggi. Namun ketika ia hendak melayangkan penggaris kayunya, ia langsung tertegun kemudian menjatuhkan penggaris yang dipegangnya. Matanya membulat, dan mulutnya terbuka lebar karena terpana melihat pancaran aura malaikat Suzy yang terasa begitu menyilaukan, yang seketika memadamkan semua emosi Pak Arnold yang sebentar lagi akan meledak. “M-malaikat!” ucapnya sebelum akhirnya jatuh pingsan di lantai. Bruukk.. Pak Arnold jatuh ke lantai dengan keadaan bibir yang tersenyum bahagia, tak tahan dengan sihir pesona Suzy yang ia terima melampaui batas. Karena semakin besar emosi seseorang, semakin banyak juga ia terkena pancaran pesona Suzy. Jadilah Pak Arnold mimisan, kemudian jatuh pingsan dengan gurat senyum di wajahnya. “Hei, pak guru pingsan!” Panik Suzy pada teman-teman sekelasnya. Maksudnya agar ada anak-anak yang segera datang ke sana dan membantu Pak Arnold. Namun mereka semua malah diam. Kemudian bersorak gembira, hari ini mereka jadi bebas dari neraka hukuman Pak Arnold. Suzy dan empat gadis lainnya seketika ternganga melihat dan mendengar sorakan kegembiraan mereka semua. “Ayo cepat... Cepat....’’ Semua anak kini sibuk mengerubungi Pak Arnold yang terkapar pingsan di lantai. Kemudian dengan cepat salah seorang anak membawa brankar dan membantu mengangkat pak Arnold. Jarang sekali mereka bisa bebas dari kelas neraka guru killer satu ini, mereka tidak ingin menyiakan kesempatan yang hanya datang satu kali ini. “Duh... berat sekali!” enam orang anak laki-laki dengan sekuat tenaga mengangkat pak Arnold dan menaruhnya di atas brankar. “Satu... dua... tiga... Angkat...!” hitung mereka bersama-sama mulai mengangkat pak Arnold dengan sekuat tenaga. “Uhkk!” “Brukk....” “Pyuh....” keenam anak laki-laki itu menghela nafas mengipasi diri mereka berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya. “Ayo, sudah waktunya....” angguk salah satu dari mereka dan kini bergantian dengan anak lain untuk tugas selanjutnya. Mata semua orang kini membulat dengan tak sabar. “Ayo do--rong!” “Do--rong!” “Satu... dua... tiga.... “ teriak bersamaan seluruh anak yang ada di kelas, kini mereka bersama-sama memegang besi brankar dan bersiap untuk mendorongnya dengan kekuatan penuh. Karena tubuh Pak Arnold yang memang cukup gempal, membutuhkan enam orang anak laki-laki untuk menaikkannya ke atas ranjang dorong itu dan kini anak-anak kelas bersiap mengerahkan tenaga penuh untuk mendorong brankar itu sampai ujung lorong, yang memang kebetulan UKS berada tepat, di ujung lorong kelas mereka. Drakk... Brankar melaju dengan tidak terkendali, berjalan mulus melewati lorong di antara kelas-kelas yang pintunya tertutup. “Yeah... akhirnya kita bebas!” teriak mereka kemudian bersorak gembira. “Wuah... prok... prok... prok....” Kelas lain yang memang belajar dengan kelas tertutup, tak menyadari apa yang telah terjadi di luar kelas sebelah mereka. Guru sejarah yang sedang mengajar, sempat menengok karna sekilas seperti melihat ada sebuah balon yang melintas cepat, dari balik kaca jendela kelas. Kelima gadis itu masih tertegun dengan apa yang dilakukan anak-anak di kelas mereka. Mereka berlima saling menatap sampai beberapa saat kemudian saling mengangkat bahu, kembali ke kegiatan mereka masing-masing. Mereka tidak mau ikut campur dengan urusan anak-anak yang tidak tahu aturan ini. ... Bu Rebecca sedang sibuk membereskan alat-alat yang ada di UKS, sampai kemudian ia mendengar suara benda berat jatuh, yang membuatnya berlari ke luar pintu untuk mengecek apa yang sedang terjadi, di sana. “Astaga, Pak Arnold!” Kaget Bu Rebecca saat melihat pak Arnold, yang ternyata sudah jatuh dari Brankar, dan masuk ke tempat sampah yang berada di depan pintu UKS. Sementara itu... Para murid kini sedang asyik dengan kegiatannya masing-masing. Karna Pak Arnold tidak jadi masuk kelas untuk mengajar, mereka jadi bisa bersantai di kelas. Ada yang bermain konsol game, menonton film, memakan camilan, atau bahkan menggosipkan Pak Arnold, di belakang. Berlima gadis itu sekarang sudah bisa lebih tenang, karna mereka sudah diam-diam menghipnotis seluruh anak kelas agar tidak terlalu memperhatikan keberadaan mereka. “Wah, ternyata sekolah ini lebih mengejutkan daripada dugaan.” Ungkap Bella bertopang dagu sembari memperhatikan kegiatan seluruh anak-anak di kelas. Memang benar kata orang, masa SMA memanglah masa yang paling menyenangkan. “Yah, aku bahkan tidak menyangka akan se-mengejutkan ini!” tambah Suzy yang jadi tak habis pikir. Bisa-bisanya para murid menyabotase proyektor kelas, dan mengubahnya menjadi bioskop dadakan di kelas. Setiap ruang kelas di sekolah ini kedap suara, jadi tidak akan ada guru yang datang untuk menegur, walau mereka semua membuat keributan. Tok.. Tok.. Terdengar suara pintu kembali diketuk, dari luar. “Eh... Bukankah....” Semua orang menengok dengan tegang sembari saling menatap, saat mendengar seseorang mengetuk pintu dari luar.Mata semua murid kini terbelalak, para murid yang sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing seketika terdiam dan menjatuhkan semua benda yang tadi, di pegangnya. Para murid yang sedang asyik bermain kartu, menjatuhkan kartu mereka, dan anak-anak yang sedang memakan camilan, mematung kemudian menjatuhkan camilan yang ada di mulut mereka. “Eh... Bukankah pak Arnold sudah pingsan lalu kita antar ke UKS, tadi?” tanya lirih salah satu siswa yang ada di sana pada teman-teman kelasnya. Para siswa yang sedang asyik menonton film, seketika tertegun saat mendengar suara ketukan dari pintu. Proyektor dimatikan, Kelas yang semula ricuh kini berubah menjadi hening seketika. Semuanya saling menatap tegang dengan tatapan penuh tanya, berpikir apakah Pak Arnold kini sudah kembali tersadar dan sekarang kembali datang untuk menghukum mereka semua? Gusar mereka dalam hati. Oh tidak, mungkin mereka harus membolos dengan melewati jendela, sekarang. Guru gendut dengan penggaris kayunya it
“Apa mungkin setelah datang ke dunia manusia, selera makanan kalian jadi aneh?” Heran Aldric dengan polos, tanpa sadar seketika telah membuat kelima gadis itu menengok ke arahnya, dengan tatapan tajam. “Apa maksudmu!” ... Saat ini mereka berenam sedang berada di sebuah restoran. Aldric menggaruk tengkuknya dengan canggung, saat mendapat tatapan tajam dari kelima gadis cantik itu. Lelaki itu duduk bersila di atas karpet lembut di batasi oleh meja yang tidak tinggi dengan dekorasi kuno yang unik dalam ruangan yang tertutup. “Sebenarnya siapa dirimu?...” “Dan apa yang kau ketahui tentang kami berlima!” tanya Suzy dengan serius, begitu pun dengan keempat temannya yang menatap Aldric dengan tatapan tajam dan penuh selidik. Mereka semua tak bisa merasakan hawa makhluk apa pun pada Aldric. Hanya ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, Aldric ini memang hanya seorang manusia, atau memang dia sangat pintar menyembunyikan aura dan mana-nya. “Bukankah kalian sudah tahu, aku adalah Ald
... "Ceritakanlah!" “Dari mana dan bagaimana kau bisa bereinkarnasi. Bukankah seorang Werewolf membutuhkan waktu seribu tahun untuk bereinkarnasi? Tapi ini belum genap seribu tahun setelah kematian Aldric, dan Aldric kembali hidup lagi sebagai manusia, bukan serigala? Bagaimana kami bisa percaya bahwa kau adalah Aldric. Sementara Aldric adalah seorang Werewolf, bukan manusia!” Tanya Yoona bertubi, berusaha mengorek semua informasi yang diketahui oleh Aldric. Dan kalaupun dia berbohong, apa alasannya dan bagaimana dia bisa tahu tentang Aldric Davidson si manusia serigala. Ada yang namanya sistem reinkarnasi makhluk hidup, biasanya dalam seribu tahun jiwa mereka akan melebur dan membentuk jiwa baru, adapun semua ingatan mereka di masa lalu akan terhapus dan tergantikan dengan ingatan baru. Biasanya mereka akan berganti menjadi makhluk baru sesuai perbuatan mereka selama di dunia, semakin banyak perbuatan baik yang dilakukan, maka semakin besar peluang mereka bereinkarnasi menjadi mak
Konon katanya, Vampir itu terlahir dengan sebuah kutukan yang mengelilinginya. Kutukan itu menjadi sangat erat dan tak bisa dicegahnya, kutukan untuk hidup abadi dan insting tergiur akan darah. Huweek.... “Kau muntah lagi? Sudah ku bilang jangan dipaksakan, bukan! Kenapa kau memakan semua bawang putih yang di berikan anak-anak itu? Harusnya kau tahu, kalau itu bisa mengganggu kesehatanmu!” dua gadis di kamar mandi perempuan memisahkan diri dari banyak orang, satu temannya membantu temannya yang lain mengeluarkan semua bawang putih yang di telannya. “Kau tahu Ellie, terkadang aku lelah harus hidup sembunyi-sembunyi begini!” gadis yang muntah tadi tertunduk lemas sembari bersender ke dinding kamar mandi dengan lelah. “Kau harus bertahan Serena, kau tahu kan kita yatim piatu tanpa keluarga satu pun. Kita tidak tahu ke mana harus pergi, jadi sebisa mungkin kita harus bisa bertahan, disini!” gadis yang dipanggil Ellie ikut sedih, mereka berdua memanglah Vampir yang terbuang, berhasi
“Lalu, bagaimana akhirnya?” saat ini di taman belakang kastel tua, burung gagak bertengger di atas pagar besi yang sudah sedikit berkarat dengan ditumbuhi tumbuhan menjalar. Kemudian dia terbang pergi dengan cepat, saat melihat seekor tikus tanah yang keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Rantai makanan yang terus berputar di hutan rimba. “Jadi kau menghabisi mereka berdua?” saat ini mereka berlima sedang duduk berkumpul di meja taman, dengan secangkir teh hangat, duduk berunding membicarakan dua Vampir yang bertengkar dengan Yoona, kemarin. “Aku belum sempat!” ucap Yoona menyeruput secangkir tehnya kemudian kembali meletakkannya di atas meja, membuat mereka berempat menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Yoona menghela nafas, menghirup udara hutan di pagi hari, di lihatnya monyet-monyet yang bergelantungan di atas pohon, kemudian mulai menceritakan kejadian kemarin mulai dari awal. Kemarin, Di sekolah. “Di mana Yoona, aku tidak bisa menemukannya di mana pun?” berempat gad
Ketiga gadis itu menengok bersamaan, melihat gadis berambut hitam sebahu berdiri Di ambang pintu dengan raut wajah ketakutan, gadis itu menggigit bibir bawahnya melihat darah yang berceceran di lantai, kemudian segera mengambil ponsel yang ikut dia jatuhkannya tadi dengan gugup. “M-maaf, aku tidak sengaja datang, anggap saja kalian tidak melihatku!” gadis itu terburu berlari dengan ceroboh terpeleset hingga lututnya berdarah. “Ukh, sakit sekali!” pedihnya memegangi lututnya, kakinya terlalu sakit untuk berdiri. “Aroma darah yang pekat....” ketiga Vampir itu secara tidak sadar mendapat kembali insting alaminya. Naluri alamiah yang di miliki Vampir setiap kali mencium bau darah. Kepala Yoona mendadak sakit, dadanya bergejolak, padahal dia selalu bisa menahan diri selama ini, darah gadis itu spesial, darah yang bisa membangkitkan rasa haus Vampir yang sudah lama tertidur sekalipun. Rasanya pasti amat sangat lezat, tapi Yoona membuang semua pikiran itu jauh-jauh, dia tidak boleh meny
Beribu tahun yang lalu, hutan yang luas memiliki banyak sisi dan ditinggali oleh beragam makhluk seperti Elf, Griffin, Vampir, Werewolf, manusia dan juga makhluk spiritual seperti Naga dan juga Phoenix. Mereka semua tersebar di seluruh penjuru hutan. Memiliki wilayahnya tersendiri, sebelah utara hutan di tempati para bangsa Elf, peri-peri mini dan juga hewan mitologi seperti kuda bertanduk atau sering kita sebut sebagai Unicorn. Hutan di sana sangat subur dengan beragam macam jenis tumbuhan. Sementara sebelah sisi selatan hutan di tempati oleh para makhluk spiritual seperti Naga, Phoenix, Ular bersisik emas, dan masih banyak lagi. Di tempat yang tak jauh dari sana, juga ada batas wilayah pemukiman para Griffin yang menetap di hutan. Sementara di sisi sebelah timur wilayah bangsa Werewolf berbatasan dengan wilayah bangsa Vampir. Dan ada pemukiman manusia yang cukup luas sebagai perbatasan antar wilayah dua bangsa itu. Dahulu pemukiman manusia itu adalah sebuah kerajaan besar den
Brakk... “Tiba-tiba terdengar suara benda berjatuhan dari dalam kastel, di luar ruangan mereka. “Ada apa di luar? Apakah ada orang? Tapi bagaimana ada yang bisa masuk ke dalam sini!” ... Mereka semua keluar ruangan untuk mengecek apa yang terjadi di luar. Srakk... Sebuah belati meluncur dengan cepat dan hampir mengenai wajah Yoona, kalau saja tidak ditahan oleh kekuatan Bella. “Berani sekali, mengarahkan belati ke arah kami!” Marah Liza, sembari mengeluarkan api dari tangannya dan melemparnya ke arah mereka. “Liza hentikan, mereka hanya anak-anak!” Teriak Suzy khawatir sampai kemudian, Brukk... Seekor kelelawar besar jatuh tepat di belakang kedua anak itu. Ternyata Liza menyerang kelelawar besar yang hendak menyakiti kedua anak itu. Tampak semua orang kaget, melihat ngeri ke arah kelelawar yang sudah mati itu. “Kelelawar pemangsa!” Kaget Yoona, saat melihat kelelawar itu. Kelelawar itu mati gosong dengan mata terbuka menampilkan mata merah menyala yang mengerikan.
Saat ini seorang gadis berlari tertatih sembari memegangi perutnya yang berisi anaknya yang baru berumur seminggu. Air mata deras mengalir dari matanya saat ia melihat tangannya yang perlahan menerawang dan hampir menghilang. Ia melihat ke sekeliling mencoba meminta bantuan, tapi tak ada yang bisa melihatnya, tubuhnya mulai lemah dan ia tak punya tenaga lagi sampai tubuhnya ambruk ke tanah. Dilihatnya samar-samar lelaki menggunakan topi dan baju yang tertutup menghampirinya, sampai akhirnya matanya benar-benar berat dan gadis itu pun kehilangan kesadarannya. ... Suzy mengelap meja resepsionis dan merapihkan barang, Liza dan Bella di kebun belakang menyiram tanaman dan memberikan pupuk, sementara Yoona memasak makan siang untuk semuanya. Setelah Lune menikah dan meninggalkan hotel, mereka berempat memilih fokus mengurus hotel dan kebun kecil mereka. Suzy yang sedang merapihkan meja teralihkan saat mendengar suara telepon berdering, gadis itu segera mengangkat telepon dan matanya melot
Hari ini giliran Liza yang berjaga, sementara Suzy pergi ke kebun untuk menyirami tanaman. Liza duduk termenung melihat keluar dari balik pintu kaca, suasana benar-benar sepi karena para tamu pun sudah cek out sejak tadi pagi. Tring... Suara lonceng di pintu berbunyi membuat Liza segera tersenyum dan berdiri. Seseorang masuk dengan membawa tas koper, wajahnya tertutup topi berbentuk seperti topi koboy dan baju musim dingin berwarna hitam. Wajahnya sama sekali tidak terlihat dan ia berjalan menghampiri Liza. "Apa bisa pesan satu kamar?" Liza menatap orang itu dari atas ke bawah, matanya memicing melihatnya dengan curiga, namun ia segera mengambil pulpen dan membuka buku catatan hotel. "Tentu ada, tuan. Anda ingin kamar seperti apa?" Lelaki itu mengetuk-ngetuk meja dengan telunjuknya sembari berpikir. "Aku ingin kamar lantai 2 dengan jendela menghadap gunung." Liza mengangguk dan memilihkan kamar. "Kalau begitu bisa saya minta nama dan kartu identitas?" Lelaki itu terlihat kikuk da
Saat ini cuaca sangat buruk, hujan yang deras di tambah mobil mereka yang mogok membuat mereka harus menepi dan menunggu di tengah hujan sampai layanan bengkel datang. "Sudah hampir satu jam kita di sini, apa mereka sungguh akan datang?" ucap wanita di samping lelaki yang duduk di kursi kemudi. "Tunggulah sebentar lagi sayang, saat orang bengkel datang aku akan menelepon taksi untuk menjemput kita." lelaki itu mencoba menenangkan istrinya yang terus mengoceh, sementara putranya di belakang merasa bosan dan mulai memainkan kaca mobil, menaik turunkan kaca sehingga air hujan masuk, tapi anak itu justru tertawa saat air hujan terkena wajahnya. "William, berhenti bermain-main dan duduk dengan tenang, kau membuat kursi mobil kita basah!" omel wanita itu dengan kesal, William tidak suka dimarahi segaja membuka kaca mobil sekali lagi untuk yang terakhir dan ingin segera menutupnya. Tapi sial, sebelum anak itu sempat menutupnya sebuah batu melayang dari luar dan masuk ke dalam mobil mengena
"Portalnya sudah terbuka." Mereka melajukan mobil masuk ke dalam portal. Bella yang membuka portal membiarkan mereka masuk lebih dulu, sebelum ikut masuk wajahnya menoleh ke belakang mengingat semua hal yang mereka lalui di sini. Tapi semuanya sudah berlalu, kehidupan mereka yang baru akan segera dimulai. Prancis, sebagai negara terbesar di eropa, banyak pilihan kota untuk di tinggali. Saat ini mereka tinggal di kota Alsace. Kota yang tenang dan cantik, sangat cocok untuk memulai hidup baru, apalagi kota ini terkenal sebagai salah satu kota penghasil anggur terbaik di prancis. Suara lonceng berbunyi membuat Suzy menoleh dan tersenyum di depan meja resepsionis. "Bienvenue à l'hôtel Golden Moon..." Hujan di luar deras, membawa masuk sepasang suami istri yang sudah dalam kondisi basah kuyup terkena hujan. "Je veux réserver une chambre!" sang istri mengangkat jari telunjuk memesan satu kamar untuk mereka menginap malam ini. "Très bien, attends une minute !" Suzy tersenyum berbalik
Derrick merasakan sesuatu, ia melirik tangannya yang mulai mengurai dan berubah menjadi kupu-kupu hitam yang terbang dan menghilang di langit. “Yoona!” panggil Derrick yang membuat Yoona menengok ke arahnya. Mata Yoona melotot, ia segera terkejut saat melihat apa yang terjadi pada Derrick. Yoona melihat ke atas langit, sinar emas rembulan yang perlahan memudar bersamaan dengan tubuh Derrick yang terus mengurai. Yoona menghampiri Derrick dan menyentuh wajahnya. Gadis itu menangis. “Sudah kuduga akan begini....” Derrick menghapus air mata Yoona menggunakan sebelah tangannya yang masih utuh. “Anak bodoh! Aku mengirim prajurit untuk melindungimu kau malah lari.” Yoona mengernyitkan dahi, kemudian ia teringat dengan kejadian seseorang yang mengejarnya di hutan. Jadi itu semua ulah Derrick? Derrick melirik ke arah Nataly dan Andrew. “Maaf jika sudah membantai desa kalian, aku benar-benar panik karena bulan darah emas akan segera terjadi, jadi aku membunuh semua manusia penyihir
Derrick berjalan tertatih memegangi satu tangannya yang kini sudah menghitam, mereka semua berjalan menyusuri jalan setapak mengikuti Andrew dan dan Nataly yang mencari jejak dengan mengikuti bau Yoona. “Ke arah sana!” Nataly menunjuk membuat mereka berbelok mengikuti arahan merek berdua. Kastil kerajaan Eranos. “LAVINCI SIALAN. PENIPU!” Yoona Berteriak marah, tidak henti-hentinya melontarkan sumpah serapah pada lelaki itu. Sementara Lavinci justru bersenandung senang mendengarnya, kemarahan dan kesedihan Yoona membuatnya semakin tertarik dan senang. “Aku tidak pernah terpikir efeknya akan sebagus ini. Sampai aku mencobanya pada serigala liar di hutan, kekuatannya berubah dua kali lipat dan tanpa ampun menyerang vampir yang dilihatnya. Kemudian saat suasana panas terjadi di antara ras serigala dan vampir, aku membuat rumor bahwa itu adalah racun were Wolf buatan bangsa serigala untuk menyerang bangsa vampir, seketika keduanya langsung saling menatap tajam dan menusuk.” Ucap Lav
Derrick merasakan sesuatu, ia melirik tangannya yang mulai mengurai dan berubah menjadi kupu-kupu hitam yang terbang dan menghilang di langit. “Yoona!” panggil Derrick yang membuat Yoona menengok ke arahnya. Mata Yoona melotot, ia segera terkejut saat melihat apa yang terjadi pada Derrick. Yoona melihat ke atas langit, sinar emas rembulan yang perlahan memudar bersamaan dengan tubuh Derrick yang terus mengurai. Yoona menghampiri Derrick dan menyentuh wajahnya. Gadis itu menangis. “Sudah kuduga akan begini....” Derrick menghapus air mata Yoona menggunakan sebelah tangannya yang masih utuh. “Anak bodoh! Aku mengirim prajurit untuk melindungimu kau malah lari.” Yoona mengernyitkan dahi, kemudian ia teringat dengan kejadian seseorang yang mengejarnya di hutan. Jadi itu semua ulah Derrick? Derrick melirik ke arah Nataly dan Andrew. “Maaf jika sudah membantai desa kalian, aku benar-benar panik karena bulan darah emas akan segera terjadi. Jadi aku membunuh semua manusia p
Derrick berjalan tertatih memegangi satu tangannya yang kini sudah menghitam, mereka semua berjalan menyusuri jalan setapak mengikuti Andrew dan Nataly yang mencari jejak dengan mengikuti bau Yoona. “Ke arah sana!” Nataly menunjuk membuat mereka berbelok mengikuti arahan merek berdua. Kastel kerajaan Eranos. “LAVINCI SIALAN. PENIPU!” Yoona Berteriak marah, tidak henti-hentinya melontarkan sumpah serapah pada lelaki itu. Sementara Lavinci justru bersenandung senang mendengarnya, kemarahan dan kesedihan Yoona membuatnya semakin tertarik dan senang. “Aku tidak pernah terpikir efeknya akan sebagus ini. Sampai aku mencobanya pada serigala liar di hutan, kekuatannya berubah dua kali lipat dan tanpa ampun menyerang vampir yang dilihatnya. Kemudian saat suasana panas terjadi di antara ras serigala dan vampir, aku membuat rumor bahwa itu adalah racun were Wolf buatan bangsa serigala untuk menyerang bangsa vampir, seketika keduanya langsung saling menatap tajam dan menusuk.” Ucap Lavinci
Kastel Eranos lama yang terbengkalai, bahkan sebagian bangunannya sudah menjadi puing-puing. Sejak peperangan besar lima ratus tahun lalu, para vampir yang tersisa memilih pergi dari hutan dan mencari tempat lain. Kerajaan vampir Eranos yang semula berjaya kini hanya menyisakan bangunan tua yang hampir roboh. Di dalam salah satu bangunan, tersimpan alat-alat penelitian yang masih bekerja. Seseorang meneteskan cairan ke dalam wadah dan mengambil suntikan, bersiap menghampiri gadis yang terikat rantai besi di kedua kaki dan tangannya. Yoona merasa mual seusai menerima kekuatan, gadis itu ingin memijit kepalanya tapi tangannya yang terikat membuatnya segera tersadar. Yoona memberontak berusaha melepaskan diri, tapi semakin ia berusaha, rantai itu semakin kuat mengikat tubuhnya. "Percuma saja, itu rantai sihir yang sudah kusiapkan selama ratusan tahun." suara familier membuat Yoona mendongak. Seorang lelaki berdiri di hadapannya sembari memegang jarum suntik, lelaki itu memakai maske