Saat ini mereka sedang berada dalam penjara kayu yang sangat kuat. Walau sudah di pukul, di tendang, bahkan sampai di bakar sekalipun penjara itu tak sedikit pun hancur. Liza duduk dengan lelah, melihat teman-temannya yang sudah berkeringat karena kelelahan juga berusaha membuka penjara. Seekor siluman Rubah besar lewat dan menatap mereka dengan sangar. “Percuma saja, kayu itu terbuat dari kayu Arhen yang telah mati, kayu itu bahkan lebih kuat dari baja. Kalau bukan karena cairan khusus, kami pun tidak bisa membentuknya hingga menjadi sangkar penjara. Rubah betina itu terlihat sangat kekar dan seram, berbeda dengan Rubah lain yang bertubuh ramping dan paras yang cantik. Yoona mendekati jeruji penjara dan mencoba mengajak berkomunikasi siluman Rubah besar itu. “Hai, aku ingin tahu sampai kapan kami disini? Kami bahkan belum makan.” Yoona berusaha terlihat ramah, tapi rubah besar itu malah menyipitkan mata ke arahnya kemudian berbalik pergi. “Huh, merepotkan! dia sangat mirip sek
Klak… Pintu kayu dibuka dan Viona memunculkan kepalanya di sana. “Ada apa ayah, ibu?” Viona melihat ibunya yang hampir sampai ke pintu dan ayahnya yang menunggu di bawah. “Sekarang kami akan berangkat berburu, kami ingin tanya kamu suka hewan apa?” Viona tersenyum dan berpikir. “Aku ingin seekor kelinci putih!” jawabnya. Orang tuanya tersenyum, namun tampaknya ibunya penasaran dan ingin mengintip karena Viona hanya membuka sedikit rumah pohonnya. “Ada apa, Bu?” Viona merapatkan pintunya hingga hanya satu matanya yang terlihat. “Bukan apa-apa, sekarang sedang musim berburu, kau terpaksa banyak menghabiskan waktu di rumah pohon, pasti membosankan, bukan. Dan berhati-hatilah, nak. Tahanan yang dikurung baru saja kabur, mungkin saja mereka sudah keluar desa, tapi tidak ada yang tahu mereka pergi ke mana.” Viona mengangguk mengerti, ibunya tersenyum kemudian pergi dengan tenang. Viona menutup pintu, kini tampak orang-orang yang merapatkan diri ke dinding takut ketahuan. Suku Rub
“Lukisan itu milik--” “Kau tidak punya saudara?” Andrew bertanya memotong ucapan Viona. “Tidak, dari kecil aku hanya sendiri.” Aldric yang sedari tadi mengawasi sekitar takut ada binatang tanah yang mendekatinya akhirnya pun berceletuk. “Aku kira suku Rubah sudah punah, tidak ada kabar tentang suku Rubah selama ratusan tahun bahkan saat aku masih hidup sebagai Serigala.” Viona tampak murung seperti mengingat sesuatu yang sedih. “Memang benar suku kami hampir punah, setelah kejadian yang membinasakan banyak suku Rubah, kami berusaha keras untuk tetap hidup. Hutan ini seolah mengulurkan tangan memberikan rumah dan rasa aman pada kami, tapi populasi Rubah yang tersisa menurun, penyakit aneh yang menyerang anak-anak membuat banyak anak yang meninggal karena sakit. Sampai saat ini kami tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Makanya, aku pun tidak punya teman. Mereka semua sakit, kalau ada yang sehat pun tidak boleh keluar rumah.” cerita Viona dengan murung. “Memangnya penyakit
Yoona sampai di tempat eksekusi dengan kaget berteriak hingga semua orang di luar berdatangan. Ia menemukan Luze, tapi dengan kondisi kepala yang terpenggal dan tergantung, sementara ada wadah di bawahnya untuk menampung darah Luze agar tidak membanjiri lantai dan bisa digunakan. “...Luze? Apa yang terjadi… kita baru bertemu pagi tadi. Ini semua salahku, Luze….” air matanya tak bisa berhenti mengalir, gadis yang menangis sesak sembari memandangi mayat sahabatnya yang tergantung di depan matanya. Sebuah tangan muncul dari belakang dan menutup matanya. Derrick tidak ingin Yoona terus syok meratapi bangkai sahabatnya, Derrick meraih kepala Yoona kemudian mendekapnya, ia mengajak Yoona keluar agar gadis itu bisa lebih tenang. Sementara semua pelayan yang ada di sana, hanya berdiri mematung tanpa berani berbicara. Yoona keluar dengan wajah pucat masih tampak syok, di luar dia melihat kelompok Elf yang melakukan protes atas dieksekusinya salah-satu kaum mereka. Yoona melihat mereka semua
Hari sudah hampir memasuki pagi, tanpa sadar Yoona sama sekali tidak tertidur sepanjang malam. Gua kelinci ini tidak besar tapi setidaknya jauh lebih besar daripada penjara suku rubah. Kekuatan sihirnya perlahan pulih, ia harap hari ini mereka bisa keluar dengan aman tanpa harus menyakiti satu pun dari suku rubah. Tinggal satu langkah lagi menuju lembah Phoenix, tempat terlarang yang bahkan dulu orang saja dilarang menyebut namanya. Batu segel suci ada di sana, berikut nama pemilik darah bangsawan suci, ia harap ia bisa ditemukan dan dibangunkan dari tidurnya. Dan semua ini akan berakhir sehingga ia bisa kembali hidup dengan nyaman. Pagi datang, seperti yang diberitahukan Viona, mereka segera bersiap untuk keluar dan meninggalkan hutan. Semua sudah beranjak hendak pergi, namun Yoona terlihat begitu khawatir masih terduduk mengguncang dan memanggil-manggil nama Viona agar bangun. Badan gadis kecil itu sedingin es, nadinya begitu lemah saat di periksa. Aldric menggendong Viona di
Ini pertama kalinya mereka memasuki rumah suku rubah. Walau sempat memasuki rumah pohon, tapi tidak bisa dibandingkan dengan tempat ini. Sepanjang jalan yang mereka hirup adalah wangi bunga yang segar. Yoona berjalan melihat sekitar tertarik dengan sebuah lukisan di dinding. Yoona berhenti dan memandanginya sejenak, yang lainnya ikut tertarik dan melihat lukisan itu. Mereka terperangah… lukisan itu, benar-benar sangat mirip dengan Yoona. “Itu adalah lukisan putri Elea, dan di sebelahnya adalah putri Ester.” Mereka menoleh mendapati kepala suku kini sudah berada di belakang mereka sembari ikut melihat lukisan itu. “Putri Elea dulunya sangat dicintai di hutan ini, dulu tempat ini adalah sebuah desa yang besar. Kami saat itu masih seekor rubah dengan kultivasi lemah yang belum bisa berubah menjadi manusia, kami senang dan hidup di desa ini dengan damai.” “Sampai putri Elea melakukan kesalahan, dia jatuh cinta dengan bangsa vampir dan serigala yang tinggal di hutan buangan. Bahkan
“SELAMAT DATANG KEMBALI. PUTRI ESTORIA!” Dua anak membungkuk memberikan hormat kepada Yoona. Mereka Andrew dan Nataly. Kini mata mereka berubah menjadi biru dan muncul tanduk berwarna perak di kepala mereka. Yoona terperangah. Baru saja Yoona kaget dengan lukisan yang ada dinding, sekarang apa yang ada di hadapannya membuatnya menjadi semakin kaget. Seorang wanita menggendong seorang bayi di tangannya. Wanita itu tersenyum dan dia sangat mirip dengan Yoona. Di sudut lukisan itu tertulis beberapa kata. -Kastel Ereden. 2 Rums, 203 Arsel. Estoria Philip- Rangkaian kata yang aneh. Sepertinya itu adalah tanggal dan tahun pada saat itu. Andrew dan Nataly melihat kebingungan dari wajah Yoona. Lantas Andrew mengeluarkan sebuah buku dari dalam bajunya dan menyerahkannya kepada gadis itu. “Buku ini akan menjawab semua kebingunganmu-“ Di dalam kamar itu Yoona duduk sendirian, gadis itu memegang buku catatan lama itu kemudian membukanya dengan penasaran. Dia membuka lembar pertama,
... Di ruangan lainnya, semua orang menunggu dengan menatap asing penampilan Andrew dan Nataly yang hampir berubah sepenuhnya menjadi naga. Klak... Yoona muncul dari balik pintu melihat mereka semua. “Kau sudah siap mendengar semua cerita yang sebenarnya?” Ucap Nataly memiringkan sedikit kepalanya. Dua ribu tahun yang lalu, kami diburu oleh asosiasi penyihir untuk mengambil batu mana yang ada di jantung kami. Padahal sebelumnya kami hidup dengan nyaman bersama kedua orang tua kami di lembah Jangkar. Tapi tiba-tiba sekelompok penyihir itu datang dan menyerang rumah kami, mereka mengincar hewan spiritual level A dan level B, itu semua tidak lepas dari pembantaian mereka. Kami terbang lemah dengan tubuh yang penuh luka melewati sungai dan hutan. Melihat orang tua kami yang mati kami bahkan tidak berani untuk menengok. Kami terus terbang menjauh sampai menghabiskan seluruh tenaga kami. Sampai akhirnya karena sedang terluka dan kelelahan, kami berdua jatuh pingsan. Kami bangun d
Saat ini seorang gadis berlari tertatih sembari memegangi perutnya yang berisi anaknya yang baru berumur seminggu. Air mata deras mengalir dari matanya saat ia melihat tangannya yang perlahan menerawang dan hampir menghilang. Ia melihat ke sekeliling mencoba meminta bantuan, tapi tak ada yang bisa melihatnya, tubuhnya mulai lemah dan ia tak punya tenaga lagi sampai tubuhnya ambruk ke tanah. Dilihatnya samar-samar lelaki menggunakan topi dan baju yang tertutup menghampirinya, sampai akhirnya matanya benar-benar berat dan gadis itu pun kehilangan kesadarannya. ... Suzy mengelap meja resepsionis dan merapihkan barang, Liza dan Bella di kebun belakang menyiram tanaman dan memberikan pupuk, sementara Yoona memasak makan siang untuk semuanya. Setelah Lune menikah dan meninggalkan hotel, mereka berempat memilih fokus mengurus hotel dan kebun kecil mereka. Suzy yang sedang merapihkan meja teralihkan saat mendengar suara telepon berdering, gadis itu segera mengangkat telepon dan matanya melot
Hari ini giliran Liza yang berjaga, sementara Suzy pergi ke kebun untuk menyirami tanaman. Liza duduk termenung melihat keluar dari balik pintu kaca, suasana benar-benar sepi karena para tamu pun sudah cek out sejak tadi pagi. Tring... Suara lonceng di pintu berbunyi membuat Liza segera tersenyum dan berdiri. Seseorang masuk dengan membawa tas koper, wajahnya tertutup topi berbentuk seperti topi koboy dan baju musim dingin berwarna hitam. Wajahnya sama sekali tidak terlihat dan ia berjalan menghampiri Liza. "Apa bisa pesan satu kamar?" Liza menatap orang itu dari atas ke bawah, matanya memicing melihatnya dengan curiga, namun ia segera mengambil pulpen dan membuka buku catatan hotel. "Tentu ada, tuan. Anda ingin kamar seperti apa?" Lelaki itu mengetuk-ngetuk meja dengan telunjuknya sembari berpikir. "Aku ingin kamar lantai 2 dengan jendela menghadap gunung." Liza mengangguk dan memilihkan kamar. "Kalau begitu bisa saya minta nama dan kartu identitas?" Lelaki itu terlihat kikuk da
Saat ini cuaca sangat buruk, hujan yang deras di tambah mobil mereka yang mogok membuat mereka harus menepi dan menunggu di tengah hujan sampai layanan bengkel datang. "Sudah hampir satu jam kita di sini, apa mereka sungguh akan datang?" ucap wanita di samping lelaki yang duduk di kursi kemudi. "Tunggulah sebentar lagi sayang, saat orang bengkel datang aku akan menelepon taksi untuk menjemput kita." lelaki itu mencoba menenangkan istrinya yang terus mengoceh, sementara putranya di belakang merasa bosan dan mulai memainkan kaca mobil, menaik turunkan kaca sehingga air hujan masuk, tapi anak itu justru tertawa saat air hujan terkena wajahnya. "William, berhenti bermain-main dan duduk dengan tenang, kau membuat kursi mobil kita basah!" omel wanita itu dengan kesal, William tidak suka dimarahi segaja membuka kaca mobil sekali lagi untuk yang terakhir dan ingin segera menutupnya. Tapi sial, sebelum anak itu sempat menutupnya sebuah batu melayang dari luar dan masuk ke dalam mobil mengena
"Portalnya sudah terbuka." Mereka melajukan mobil masuk ke dalam portal. Bella yang membuka portal membiarkan mereka masuk lebih dulu, sebelum ikut masuk wajahnya menoleh ke belakang mengingat semua hal yang mereka lalui di sini. Tapi semuanya sudah berlalu, kehidupan mereka yang baru akan segera dimulai. Prancis, sebagai negara terbesar di eropa, banyak pilihan kota untuk di tinggali. Saat ini mereka tinggal di kota Alsace. Kota yang tenang dan cantik, sangat cocok untuk memulai hidup baru, apalagi kota ini terkenal sebagai salah satu kota penghasil anggur terbaik di prancis. Suara lonceng berbunyi membuat Suzy menoleh dan tersenyum di depan meja resepsionis. "Bienvenue à l'hôtel Golden Moon..." Hujan di luar deras, membawa masuk sepasang suami istri yang sudah dalam kondisi basah kuyup terkena hujan. "Je veux réserver une chambre!" sang istri mengangkat jari telunjuk memesan satu kamar untuk mereka menginap malam ini. "Très bien, attends une minute !" Suzy tersenyum berbalik
Derrick merasakan sesuatu, ia melirik tangannya yang mulai mengurai dan berubah menjadi kupu-kupu hitam yang terbang dan menghilang di langit. “Yoona!” panggil Derrick yang membuat Yoona menengok ke arahnya. Mata Yoona melotot, ia segera terkejut saat melihat apa yang terjadi pada Derrick. Yoona melihat ke atas langit, sinar emas rembulan yang perlahan memudar bersamaan dengan tubuh Derrick yang terus mengurai. Yoona menghampiri Derrick dan menyentuh wajahnya. Gadis itu menangis. “Sudah kuduga akan begini....” Derrick menghapus air mata Yoona menggunakan sebelah tangannya yang masih utuh. “Anak bodoh! Aku mengirim prajurit untuk melindungimu kau malah lari.” Yoona mengernyitkan dahi, kemudian ia teringat dengan kejadian seseorang yang mengejarnya di hutan. Jadi itu semua ulah Derrick? Derrick melirik ke arah Nataly dan Andrew. “Maaf jika sudah membantai desa kalian, aku benar-benar panik karena bulan darah emas akan segera terjadi, jadi aku membunuh semua manusia penyihir
Derrick berjalan tertatih memegangi satu tangannya yang kini sudah menghitam, mereka semua berjalan menyusuri jalan setapak mengikuti Andrew dan dan Nataly yang mencari jejak dengan mengikuti bau Yoona. “Ke arah sana!” Nataly menunjuk membuat mereka berbelok mengikuti arahan merek berdua. Kastil kerajaan Eranos. “LAVINCI SIALAN. PENIPU!” Yoona Berteriak marah, tidak henti-hentinya melontarkan sumpah serapah pada lelaki itu. Sementara Lavinci justru bersenandung senang mendengarnya, kemarahan dan kesedihan Yoona membuatnya semakin tertarik dan senang. “Aku tidak pernah terpikir efeknya akan sebagus ini. Sampai aku mencobanya pada serigala liar di hutan, kekuatannya berubah dua kali lipat dan tanpa ampun menyerang vampir yang dilihatnya. Kemudian saat suasana panas terjadi di antara ras serigala dan vampir, aku membuat rumor bahwa itu adalah racun were Wolf buatan bangsa serigala untuk menyerang bangsa vampir, seketika keduanya langsung saling menatap tajam dan menusuk.” Ucap Lav
Derrick merasakan sesuatu, ia melirik tangannya yang mulai mengurai dan berubah menjadi kupu-kupu hitam yang terbang dan menghilang di langit. “Yoona!” panggil Derrick yang membuat Yoona menengok ke arahnya. Mata Yoona melotot, ia segera terkejut saat melihat apa yang terjadi pada Derrick. Yoona melihat ke atas langit, sinar emas rembulan yang perlahan memudar bersamaan dengan tubuh Derrick yang terus mengurai. Yoona menghampiri Derrick dan menyentuh wajahnya. Gadis itu menangis. “Sudah kuduga akan begini....” Derrick menghapus air mata Yoona menggunakan sebelah tangannya yang masih utuh. “Anak bodoh! Aku mengirim prajurit untuk melindungimu kau malah lari.” Yoona mengernyitkan dahi, kemudian ia teringat dengan kejadian seseorang yang mengejarnya di hutan. Jadi itu semua ulah Derrick? Derrick melirik ke arah Nataly dan Andrew. “Maaf jika sudah membantai desa kalian, aku benar-benar panik karena bulan darah emas akan segera terjadi. Jadi aku membunuh semua manusia p
Derrick berjalan tertatih memegangi satu tangannya yang kini sudah menghitam, mereka semua berjalan menyusuri jalan setapak mengikuti Andrew dan Nataly yang mencari jejak dengan mengikuti bau Yoona. “Ke arah sana!” Nataly menunjuk membuat mereka berbelok mengikuti arahan merek berdua. Kastel kerajaan Eranos. “LAVINCI SIALAN. PENIPU!” Yoona Berteriak marah, tidak henti-hentinya melontarkan sumpah serapah pada lelaki itu. Sementara Lavinci justru bersenandung senang mendengarnya, kemarahan dan kesedihan Yoona membuatnya semakin tertarik dan senang. “Aku tidak pernah terpikir efeknya akan sebagus ini. Sampai aku mencobanya pada serigala liar di hutan, kekuatannya berubah dua kali lipat dan tanpa ampun menyerang vampir yang dilihatnya. Kemudian saat suasana panas terjadi di antara ras serigala dan vampir, aku membuat rumor bahwa itu adalah racun were Wolf buatan bangsa serigala untuk menyerang bangsa vampir, seketika keduanya langsung saling menatap tajam dan menusuk.” Ucap Lavinci
Kastel Eranos lama yang terbengkalai, bahkan sebagian bangunannya sudah menjadi puing-puing. Sejak peperangan besar lima ratus tahun lalu, para vampir yang tersisa memilih pergi dari hutan dan mencari tempat lain. Kerajaan vampir Eranos yang semula berjaya kini hanya menyisakan bangunan tua yang hampir roboh. Di dalam salah satu bangunan, tersimpan alat-alat penelitian yang masih bekerja. Seseorang meneteskan cairan ke dalam wadah dan mengambil suntikan, bersiap menghampiri gadis yang terikat rantai besi di kedua kaki dan tangannya. Yoona merasa mual seusai menerima kekuatan, gadis itu ingin memijit kepalanya tapi tangannya yang terikat membuatnya segera tersadar. Yoona memberontak berusaha melepaskan diri, tapi semakin ia berusaha, rantai itu semakin kuat mengikat tubuhnya. "Percuma saja, itu rantai sihir yang sudah kusiapkan selama ratusan tahun." suara familier membuat Yoona mendongak. Seorang lelaki berdiri di hadapannya sembari memegang jarum suntik, lelaki itu memakai maske