Nalla menatap ruangan yang baru saja ia masuki, ada sebuah sofa kecil berwarna abu-abu yang hanya muat untuk dua orang dewasa, sebuah meja bundar kecil di sisinya,serta karpet bulu berwarna abu-abu tua yang langsung menghadap televisi 31" di dinding depannya.
Melihat ke dalam lagi, rupanya langsung terhubung dengan meja makan pembatas dapur dengan dua kursi ala cafe.
Nalla melangkahkan kakinya masuk lebih ke dalam, hanya ada dapur kecil dengan sebuah kulkas kecil di sana.
"Kakak pikir hanya akan tinggal sendiri di sini La,jadi ya semuanya serba minimalis,"ujar Kenzo.
Nalla hanya menatap pria bertatus suaminya itu. Ya, Nalla memutuskan untuk ikut tinggal di apartemen Kenzo 2 hari lalu, dan setelah mendapat izin dari mama dan papanya, h
Zavin menghentikan mobilnya di depan rumah Narra, lalu ia menoleh ke samping,ternyata gadis cantik di depannya tengah terlelap.Pemuda itu menatap Narra lekat, ia tersenyum sambil menyingkirkan poni gadis itu ke belakang telinganya."Dia agak mendengkur."gumamnya menahan senyum.Lalu Zavin menoleh ke jam di tangannya."Jam 5."Lalu ia mengambil ponselnya dan membukan salah satu sosial media."Benarkan dia sedang Live."gumamnya lalu memasang headset ke telinganya.Zavin tersenyum dan sesekali tertawa dengan apa yang tengah di tontonnya."Dia tetap saja ceroboh."Sementara Narra
Kenzo memasuki kamarnya, di lihatnya rupanya Nalla belum tidur.Istrinya itu sedang duduk di ranjang dan membaca sebuah buku."La ....""Iya Kak.""Ini kamu belum minum susu sama vitamin,"ujar Kenzo sambil menyerahkan segelas susu hamil dan juga botol vitamin.Nalla memasang wajah menolaknya."Kak tidak mau, enek!"Kenzo menghela nafasnya lalu duduk di depan Nalla."La ... demi bayi kita sehat.""Ck ....""Ayo ... ini vitaminnya ... aak!"Nalla akhirnya terpaksa membuka mulutnya lalu menerima sebutir kapsul dari tangan Kenzo ke mulut
Nalla mengerjapkan matanya,lalu menutup matanya dengan telapak tangannya karena cahaya dari mentari pagi yang mulai menembus celah tirai jendela balkon kamarnya."Sudah jam berapa ini?"gumamnya, lalu ia berbalik dan meraba tempat Kenzo semalam."Kak Kenzo,"gumamnya."di mana dia?"Nalla bangkit, melihat ke sekelilingnya, tak ada Kenzo di manapun, lalu ia melihat jam di atas nakas."Jam 7 ... aku kesiangan."Nalla bangkit lalu turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.Beberapa saat kemudian, Nalla keluar kamar.Srengg.... Srengg....
Narra masuk ke kantin, dia sudah merasa lapar karena tadi pagi tidak sempat sarapan karena ia bangun kesiangan. "Mba ... basonya satu ya, sama ketupat satu juga terus minumnya es jeruk pilih yang asam ya jeruknya." "Baik neng." Narra memindai ke sekelilingnya, ia melihat jam di tangannya lalu mengambil ponselnya sekedar untuk memantau sosial medianya. "Tumben suka yang asam-asam, jangan-jangan ada yang ngidam juga nih,"celetuk seseorang di samping Narra di susul beberapa bisik-bisik yang mulai mengusiknya. Narra benar-benar menahan rasa sabarnya yang mulai menipis itu. "Eh Ra ... jadi adik kamu itu gimana kabarnya? Ada yang ma
Nalla menatap mata Kenzo yang semakin dekat dengan wajahnya."Kak,"lirih Nalla takut.Kenzo memejamkan matanya, ia melepas cengkraman tangannya pada lengan Nalla lalu berbalik menuju lemari untuk mengambil sesuatu."Ini ... kamu lihat ini ... apa ada kakak adik yang memiliki buku pasangan ini?Ingat La, aku sekarang suami kamu, kamu istri aku, stop mengingat aku sebagai kakak kamu."Nalla menggeleng."Bukan itu maksudku, tapi ...,""Tapi apa? "Kenzo memicingkan matanya menatap Nalla."oh, atau kamu suka sama Zaki, bukankah waktu itu kalian sempat dekat."Lagi Nalla menggeleng."Bukan kak ... tapi,"ujar Nalla ragu untuk melanjutkan kalim
Nalla menatap mata Kenzo yang semakin dekat dengan wajahnya."Kak,"lirih Nalla takut.Kenzo memejamkan matanya, ia melepas cengkraman tangannya pada lengan Nalla lalu berbalik menuju lemari untuk mengambil sesuatu."Ini ... kamu lihat ini ... apa ada kakak adik yang memiliki buku pasangan ini?Ingat La, aku sekarang suami kamu, kamu istri aku, stop mengingat aku sebagai kakak kamu."Nalla menggeleng."Bukan itu maksudku, tapi ...,""Tapi apa? "Kenzo memicingkan matanya menatap Nalla."oh, atau kamu suka sama Zaki, bukankah waktu itu kalian sempat dekat."Lagi Nalla menggeleng."Bukan kak ... tapi,"ujar Nalla ragu untuk melanjutkan kalim
Nalla menghapus airmatanya lalu ia merapatkan selimut yang menutupi tubuhnya.Kenzo keluar dari kamar mandi, ia langsung naik ke ranjang lagi dan mengecup bahu terbuka istrinya yang tidur menyamping."Hiks."Kenzo mengerutkan keningnya."Kamu ... menangis La? "tanya Kenzo khawatir."Kamu ... menyesal? "tanya Kenzo lagi penasaran."Maaf ... La ... aku pikir semalam kamu mau La ... Maaf."Nalla menghapus air matanya lalu berbalik, di mana tatapan matanya langsung bertemu dengan mata Kenzo membuatnya segera memalingkan wajahnya karena ia malu pada suaminya itu."Bukan Kak ... tapi,"uja
Nalla tengah mencuci piring, dia baru saja selesai makan malam sendiri di apartemen, Kenzo sejak pagi sudah izin jika dia mulai bekerja sepulang kuliah dan khusus hari ini, dia akan menjadi DJ di sebuah club malam.Sejujurnya, Nalla tak menyukai tempat kerja Kenzo yang satu itu, bukan tak menyukai profesi Kenzo sebagai DJ, dia hanya tak suka lingkungan kerja pria yang kini berstatus suaminya itu.Drrtt....From:Kak KenzoAku baru pulang dari caffe, mau ke Club, kamu sudah makan belum?Nalla tersenyum membaca pesan dari Kenzo, ia pun membalas pesan itu.To:Kak KenzoSudah baru saja selesai makan, kakak sudah makan bel
Nalla melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya, saat ini mereka berada di bandara, hari ini Kenzo akan kembali ke Indonesia setelah 9 hari dia berada di London, bersama Nalla,menikmati bulan madu mereka untuk yang pertama kalinya sejak pernikahan mereka."Ya Tuhan, sayang rasanya berat sekali, ingin rasanya waktu terus berhenti di sini.""Kak ...,"protes Nalla, ia tahu suaminya masih berat menerima keputusannya,mereka baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi karena egonya, Kenzo terpaksa menerima keputusannya untuk berpisah sementara waktu. Ya, hanya sementara.Nalla mencintai Kenzo tapi ia ingin sekali mewujudkan mimpinya sekali seumur hidupnya.Tiba-tiba Nalla teringat sesuatu."Kak ...,"ujarnya lalu melepas pelukannya pada pinggang Kenzo sebelum ia melepas kalung di lehernya."Apa itu?kenapa kamu melepas kalungmu?"Nalla tersenyum."Dulu kakak memberikanku
Kenzo tersenyum menatap wajah istrinya yang masih terlelap meski matahari sudah cukup tinggi, bagaimana tidak istrinya masih terlelap meski hari sudah siang, Kenzo semalaman tak kenal lelah menyalurkan kerinduannya, belum lagi di tambah tadi pagi setelah subuh ia tak membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.Kenzo mengecup kening istrinya, hidung, pipi lalu bibir dan sedikit memagutnya dengan lembut."Mmhhh ... Kak ...,"gumam Nalla dengan suara seraknya."Ssstt ... tidur lagi saja,tak apa.""Mmmhh ... aku lelah sekali."Kenzo tersenyum."Sorry, aku sangat merindukanmu."Nalla memaksakan senyumnya, entah kerinduan seperti apa yang Kenzo maksud, yang jelas tak sama dengan yang ada di pikirannya."Mau sarapan apa?"tanya Kenzo"Mmmh ... Kakak yang mau masak? Biar aku bangun, "ujar Nalla sambil berusaha bangkit."Eh, tidak usah, semalaman kamu sudah melayaniku, jadi biarkan hari ini aku yang akan melayanimu sayang,"ujar Kenzo
Nalla menatap kumpulan merpati di depannya,merpati-merpati itu berkumpul dan sesekali menghindar dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.Nalla tersenyum,pandangannya tertuju pada seekor merpati yang terus mengejar satu merpati lainnya. Sepertinya itu jantan dan betina,begitu pikir Nalla.Nalla lalu menatap jam di tangannya, rupanya dia sudah duduk lebih dari satu jam di tempat itu,iapun menutup buku di tangannya, sebuah novel bergenre romance kesukaannya.'Ada banyak alur cerita yang indah yang bisa ku baca, tapi tak ada yang seperti kisahku.'Batin Nalla.Dulu Nalla ingin bertemu seseorang yang tiba-tiba membuatnya jatuh cinta suatu hari nanti. Tapi... Kesempatan itu tak akan pernah datang padanya.Nalla menjalani cinta karena pikirannya yang meminta hatinya agar menerima kehadiran cinta yang di paksa masuk ke dalamnya. Bukan cinta seperti yang dulu ada dalam impiannya .Nalla membuka
Hari ini adalah hari keberangkatan Narra ke Paris, semua keluarga bersiap mengantarnya ke Bandara, termasuk Nalla."Ra ... aku pasti akan sangat merindukanmu,"ujar Nalla di dalam kamar mereka berdua"Jangan melow deh La, lagian kita emang akan berpisahkan, kamu sendiri yang gak mau kuliah bareng aku di Paris."Nalla tersenyum tipis, ia ingin meraih mimpinya sendiri."La, apa tidak apa kalau kak Ken kamu tinggal, aku ingat banget tuh cewek yang kegeeran sama kak Ken, pede boros banget, coba kalau ....""Udah Ra, jangan cerita lagi, ayo turun nanti telat loh. ""Oh iya ...."Narra menghela nafasnya panjang, "Aku pasti akan sangat merindukan kamar ini La, 17 tahun kita nempati kamar ini berdua."Nalla tersenyum dan mengangguk setuju, Narra benar, tinggal menunggu hari untuk dirinya pergi dari rumah ini dan meninggalkan semuanya, Kenzo, entahlah ia pikir ia perlu menata hatinya lagi, meyakinkannya tentang sebuah c
Narra keluar dari mobilnya, dia tersenyum menatap sebuah goodie bag di tangannya, pagi tadi dia membuat sebuah kue brownies bersama nenek Nabila."Semoga Zavin suka,"ujarnya yakin.Narra lalu masuk ke dalam rumah mewah milik orang tua Zavin."Di mana Zavin? "gumam Narra, ia lalu semakin masuk ke dalam mengabaikan para pelayan yang tengah mengerjakan pekerjaannya.Sementara Zavin di kamarnya tengah duduk di ranjangnya, di depannya ada sebuah koper berisi beberapa barang-barangnya."Pokoknya momi tetap gak setuju kamu lanjut kuliah di sana, kalau kamu nekad pergi, momi akan benar-benar kecewa padamu,jangan pernah temui momi lagi.""Mom ... jangan memberi Zavin pilihan yang sulit.""Zavin, Momi ingin yang terbaik untukmu."Zavin menggeleng."Bukan yang terbaik buat Zavin, tapi buat Momi.""Zavin ...."Mommy Gaby menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, ia tak mau terbawa emosinya."Zavin, momi mohon
Kenzo masih berdiri di samping istrinya, masih menggenggam tangan Nalla yang masih begitu lemah. Saat ini, Nalla tengah di periksa keadaanya pasca sadar oleh dokter."Bagaimana dok? "tanya KenzoDokter tersenyum."Semua baik-baik saja ... kondisinya stabil, tinggal memulihkan bekas operasinya."Nalla yang tadinya hanya menatap lurus ke langit-langit langsung menatap dokter."Operasi?"Perlahan Nalla melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo dan meraba perutnya, dia baru ingat tentang bayinya dan kecelakaan yang menimpanya.Nalla terdiam, perutnya tak lagi besar, dia terus terdiam, mengingat rasa sakit yang ia rasakan saat kecelakaan itu.
Kenzo menatap bayi cantik mungil yang tampak pucat dalam gendongannya, bayi yang begitu cantik tapi jelas sekali mirip dengannya. Air mata Kenzo telah kering, tak ada lagi tersisa. Perlahan Kenzo mengecup kening bayi yang tak bernafas itu. Saat ini Kenzo sudah di perbolehkan masuk ke dalam ruang operasi, di depannya Nalla masih memejamkan matanya. "La ...,"lirih Kenzo. Nalla sudah selesai menjalani operasi caesar, saat ini istrinya masih dalam pengaruh obat bius dan akan sadar mungkin dalam 24 jam ke depan. Kenzo mendekatkan bayi mereka ke arah wajah Nalla, lalu mengecupkan bayi itu pada wajah ibunya. Sementara Narra menahan i
Mama Kalya menatap foto anak-anaknya khawatir, entah kenapa perasaannya tak tenang sejak tadi pagi sebelum berangkat ke Singapura menemani suaminya cek up kesehatan."Sayang .... ""Pa ... kita langsung pulang saja ya,"pinta Kalya pada suaminya.Keano mengerutkan keningnya."Kenapa? Kan biasanya juga nginap."Kalya memalingkan wajahnya saat suaminya ingin menciumnya."Pa ... perasaanku gak enak sejak pagi."Keano menjauhkan wajahnya,tanpa melepas pelukannya ia tatap wajah cantik istrinya."Ada apa? Kenapa baru bilang? "Kalya menghela nafasnya."Awalnya aku pikir gelisah ini karena khawatir mau cek kesehatan kamu,tapi setelah cek up dan
Nalla tersenyum di dalam taksi, ia membayangkan akan makan malam romantis bersama Kenzo, suaminya. Ia melihat ponselnya, pesan untuk suaminya belum di terima, masih centang satu. "Apa nomor kakak tidak aktif? "gumamnya sebelum mencoba menelpon Kenzo. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Nalla menghela nafasnya, ia yakin jika Kenzo banyak bermain game hari ini sehingga baterai ponselnya cepat habis. Nalla tersenyum, kembali membayangkan makan malam romantis berdua dengan Kenzo, Nalla membelai perut besarnya lalu menatap keluar jendela taksi yang ia naikki. Sebentar lagi anaknya akan lahir, dia akan memiliki peran baru, sebagai seor