Nalla menatap mata Kenzo yang semakin dekat dengan wajahnya.
"Kak,"lirih Nalla takut.
Kenzo memejamkan matanya, ia melepas cengkraman tangannya pada lengan Nalla lalu berbalik menuju lemari untuk mengambil sesuatu.
"Ini ... kamu lihat ini ... apa ada kakak adik yang memiliki buku pasangan ini?Ingat La, aku sekarang suami kamu, kamu istri aku, stop mengingat aku sebagai kakak kamu."
Nalla menggeleng."Bukan itu maksudku, tapi ...,"
"Tapi apa? "Kenzo memicingkan matanya menatap Nalla."oh, atau kamu suka sama Zaki, bukankah waktu itu kalian sempat dekat."
Lagi Nalla menggeleng."Bukan kak ... tapi,"ujar Nalla ragu untuk melanjutkan kalim
Nalla menghapus airmatanya lalu ia merapatkan selimut yang menutupi tubuhnya.Kenzo keluar dari kamar mandi, ia langsung naik ke ranjang lagi dan mengecup bahu terbuka istrinya yang tidur menyamping."Hiks."Kenzo mengerutkan keningnya."Kamu ... menangis La? "tanya Kenzo khawatir."Kamu ... menyesal? "tanya Kenzo lagi penasaran."Maaf ... La ... aku pikir semalam kamu mau La ... Maaf."Nalla menghapus air matanya lalu berbalik, di mana tatapan matanya langsung bertemu dengan mata Kenzo membuatnya segera memalingkan wajahnya karena ia malu pada suaminya itu."Bukan Kak ... tapi,"uja
Nalla tengah mencuci piring, dia baru saja selesai makan malam sendiri di apartemen, Kenzo sejak pagi sudah izin jika dia mulai bekerja sepulang kuliah dan khusus hari ini, dia akan menjadi DJ di sebuah club malam.Sejujurnya, Nalla tak menyukai tempat kerja Kenzo yang satu itu, bukan tak menyukai profesi Kenzo sebagai DJ, dia hanya tak suka lingkungan kerja pria yang kini berstatus suaminya itu.Drrtt....From:Kak KenzoAku baru pulang dari caffe, mau ke Club, kamu sudah makan belum?Nalla tersenyum membaca pesan dari Kenzo, ia pun membalas pesan itu.To:Kak KenzoSudah baru saja selesai makan, kakak sudah makan bel
Kenzo menyelimuti tubuh Nalla, istrinya."Kak aku haus, tapi lupa siapin minum tadi,"pinta Nalla.Kenzo tersenyum."Biar aku ambilkan."Kenzo turun dari ranjang memakai celananya dan segera keluar kamar untuk mengambil segelas air putih dingin untuk istrinya.Kembali ke kamarnya, Nalla sudah duduk di tepi ranjang tengah mengancingkan piyamanya."Ini."Nalla menoleh dan menerima minum dari tangan Kenzo."Makasih kak. "Kenzo duduk di samping Nalla lalu menyelipkan poni Nalla ke belakang telinganya."Capek? "tanya Kenzo.Nalla hanya menggeleng lalu meletakan gelas minum di atas nakas samping ranjangnya."Mama tadi telepon, besok sore papa sama mama mau ke Jerman, dan stay di sana selama sebulan,"ujar Nalla.Kenzo mengangguk."Iya tadi mama juga sudah kirim pesan sama aku.""Jadi? "tanya Nalla.Kenzo mengambil tangan Nalla dan menggenggamnya."Kamu
Nalla langsung mendorong Kenzo saat dia mendengar suara teriakan Narra."Aaa ... tolong!""Narra Kak,"ujar Nalla.Kenzo mengangguk lalu segera keluar kamarnya di ikuti Nalla."Aaa ... tolong ...,"teriak Narra dari dalam kamarnya."Kenapa Ra? "tanya Kenzo khawatir."Kak Ken ...," rajuk Narra langsung turun dari ranjang dan berlari menghambur ke pelukan Kenzo."tolong itu ada Kecoa. ""Mana? ""Itu .... "tunjuk Narra pada bawah ranjangnya sesaat lalu kembali memeluk Kenzo.Melihat b
Kenzo dan Narra baru saja keluar gedung bioskop, dengan senyum Narra yang terus mengembang karena puas menonton film artis favoritnya."Bagus ya kak ceritanya.""Iya."Kenzo melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 8 malam."kita pulang ya Ra ....""Ih baru jam 8 Kak,emm ... Narra lapar, kita makan yuk, Narra lagi pingin sop iga,kita ke resto langganan kita yuk,"ajak Narra menggapit lengan Kenzo.Kenzo menghela nafasnya, lalu mengambil ponselnya, tak ada pesan dari Nalla sama sekali."Ra ... Nalla di rumah sendirian, kamu tahukan dia tadi tidak ikut antar papa mama, dia pusing dan kakak khawatir padanya. ""Yah kita pulang ...
Nalla mendorong tubuh Kenzo,menolak suaminya itu yang mungkin menginginkan haknya."Maaf kak,Nalla lelah, kepala Nalla juga masih pusing. "Kenzo mendesah kecewa, lalu ia mengangguk."Ya sudah, kamu istirahat, aku mau mandi dulu. "Nalla mengangguk lalu berdiri namun segera di tahan oleh Kenzo."Mau ke mana? ""Ke kamar Kak. "Kenzo berdiri."Kamar kamu sekarang di sini. "Nalla mengangguk."Iya, tapi aku kangen sama Narra.""Tapi ....""Malam ini aja,"bujuk NallaKenzo mendesah lalu
Narra masuk ke sekolahnya, ia melangkah dengan malas, Zavin belum kembali, dia tak ada teman lagi."Ra ...."Narra menoleh dan mendapati Arjuna membuat gadis itu bingung."Kak Juna, ngapain di sini?"tanya Narra penasaran"Nganterin Lala ada perlu di sini,"jawab Arjuna.Narra mengangguk mengerti, gadis itu menunduk, menoleh tak tahu harus menanggapi apa lagi."Nanti pulang jam berapa?"Narra langsung mendongak menatap Arjuna."Apa kak? "tanya Narra memastikan.Arjuna tersenyum."Nanti pulang jam berapa?Biar kak Juna jemput. "
Nalla duduk di ranjangnya, melihat jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul 10 malam tapi Kenzo belum pulang juga padahal seharusnya pria itu sudah selesai kerja di caffe dari jam 8 tadi.Khawatir, Nalla lalu menelpon nomor suaminya itu.Tut... Tut..."Kok tidak di angkat sih? "Panggilan pertama tidak di angkat, lalu ia pun mencoba menelponnya lagi.Nalla tersenyum karena teleponnya di angkat."Hallo kak.""Hallo ... ini siapa? "Nalla mencengkeram erat ponsel dekat telinganya, bukan suara Kenzo, tapi suara seorang wanita yang ia dengar.
Nalla melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya, saat ini mereka berada di bandara, hari ini Kenzo akan kembali ke Indonesia setelah 9 hari dia berada di London, bersama Nalla,menikmati bulan madu mereka untuk yang pertama kalinya sejak pernikahan mereka."Ya Tuhan, sayang rasanya berat sekali, ingin rasanya waktu terus berhenti di sini.""Kak ...,"protes Nalla, ia tahu suaminya masih berat menerima keputusannya,mereka baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi karena egonya, Kenzo terpaksa menerima keputusannya untuk berpisah sementara waktu. Ya, hanya sementara.Nalla mencintai Kenzo tapi ia ingin sekali mewujudkan mimpinya sekali seumur hidupnya.Tiba-tiba Nalla teringat sesuatu."Kak ...,"ujarnya lalu melepas pelukannya pada pinggang Kenzo sebelum ia melepas kalung di lehernya."Apa itu?kenapa kamu melepas kalungmu?"Nalla tersenyum."Dulu kakak memberikanku
Kenzo tersenyum menatap wajah istrinya yang masih terlelap meski matahari sudah cukup tinggi, bagaimana tidak istrinya masih terlelap meski hari sudah siang, Kenzo semalaman tak kenal lelah menyalurkan kerinduannya, belum lagi di tambah tadi pagi setelah subuh ia tak membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.Kenzo mengecup kening istrinya, hidung, pipi lalu bibir dan sedikit memagutnya dengan lembut."Mmhhh ... Kak ...,"gumam Nalla dengan suara seraknya."Ssstt ... tidur lagi saja,tak apa.""Mmmhh ... aku lelah sekali."Kenzo tersenyum."Sorry, aku sangat merindukanmu."Nalla memaksakan senyumnya, entah kerinduan seperti apa yang Kenzo maksud, yang jelas tak sama dengan yang ada di pikirannya."Mau sarapan apa?"tanya Kenzo"Mmmh ... Kakak yang mau masak? Biar aku bangun, "ujar Nalla sambil berusaha bangkit."Eh, tidak usah, semalaman kamu sudah melayaniku, jadi biarkan hari ini aku yang akan melayanimu sayang,"ujar Kenzo
Nalla menatap kumpulan merpati di depannya,merpati-merpati itu berkumpul dan sesekali menghindar dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.Nalla tersenyum,pandangannya tertuju pada seekor merpati yang terus mengejar satu merpati lainnya. Sepertinya itu jantan dan betina,begitu pikir Nalla.Nalla lalu menatap jam di tangannya, rupanya dia sudah duduk lebih dari satu jam di tempat itu,iapun menutup buku di tangannya, sebuah novel bergenre romance kesukaannya.'Ada banyak alur cerita yang indah yang bisa ku baca, tapi tak ada yang seperti kisahku.'Batin Nalla.Dulu Nalla ingin bertemu seseorang yang tiba-tiba membuatnya jatuh cinta suatu hari nanti. Tapi... Kesempatan itu tak akan pernah datang padanya.Nalla menjalani cinta karena pikirannya yang meminta hatinya agar menerima kehadiran cinta yang di paksa masuk ke dalamnya. Bukan cinta seperti yang dulu ada dalam impiannya .Nalla membuka
Hari ini adalah hari keberangkatan Narra ke Paris, semua keluarga bersiap mengantarnya ke Bandara, termasuk Nalla."Ra ... aku pasti akan sangat merindukanmu,"ujar Nalla di dalam kamar mereka berdua"Jangan melow deh La, lagian kita emang akan berpisahkan, kamu sendiri yang gak mau kuliah bareng aku di Paris."Nalla tersenyum tipis, ia ingin meraih mimpinya sendiri."La, apa tidak apa kalau kak Ken kamu tinggal, aku ingat banget tuh cewek yang kegeeran sama kak Ken, pede boros banget, coba kalau ....""Udah Ra, jangan cerita lagi, ayo turun nanti telat loh. ""Oh iya ...."Narra menghela nafasnya panjang, "Aku pasti akan sangat merindukan kamar ini La, 17 tahun kita nempati kamar ini berdua."Nalla tersenyum dan mengangguk setuju, Narra benar, tinggal menunggu hari untuk dirinya pergi dari rumah ini dan meninggalkan semuanya, Kenzo, entahlah ia pikir ia perlu menata hatinya lagi, meyakinkannya tentang sebuah c
Narra keluar dari mobilnya, dia tersenyum menatap sebuah goodie bag di tangannya, pagi tadi dia membuat sebuah kue brownies bersama nenek Nabila."Semoga Zavin suka,"ujarnya yakin.Narra lalu masuk ke dalam rumah mewah milik orang tua Zavin."Di mana Zavin? "gumam Narra, ia lalu semakin masuk ke dalam mengabaikan para pelayan yang tengah mengerjakan pekerjaannya.Sementara Zavin di kamarnya tengah duduk di ranjangnya, di depannya ada sebuah koper berisi beberapa barang-barangnya."Pokoknya momi tetap gak setuju kamu lanjut kuliah di sana, kalau kamu nekad pergi, momi akan benar-benar kecewa padamu,jangan pernah temui momi lagi.""Mom ... jangan memberi Zavin pilihan yang sulit.""Zavin, Momi ingin yang terbaik untukmu."Zavin menggeleng."Bukan yang terbaik buat Zavin, tapi buat Momi.""Zavin ...."Mommy Gaby menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, ia tak mau terbawa emosinya."Zavin, momi mohon
Kenzo masih berdiri di samping istrinya, masih menggenggam tangan Nalla yang masih begitu lemah. Saat ini, Nalla tengah di periksa keadaanya pasca sadar oleh dokter."Bagaimana dok? "tanya KenzoDokter tersenyum."Semua baik-baik saja ... kondisinya stabil, tinggal memulihkan bekas operasinya."Nalla yang tadinya hanya menatap lurus ke langit-langit langsung menatap dokter."Operasi?"Perlahan Nalla melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo dan meraba perutnya, dia baru ingat tentang bayinya dan kecelakaan yang menimpanya.Nalla terdiam, perutnya tak lagi besar, dia terus terdiam, mengingat rasa sakit yang ia rasakan saat kecelakaan itu.
Kenzo menatap bayi cantik mungil yang tampak pucat dalam gendongannya, bayi yang begitu cantik tapi jelas sekali mirip dengannya. Air mata Kenzo telah kering, tak ada lagi tersisa. Perlahan Kenzo mengecup kening bayi yang tak bernafas itu. Saat ini Kenzo sudah di perbolehkan masuk ke dalam ruang operasi, di depannya Nalla masih memejamkan matanya. "La ...,"lirih Kenzo. Nalla sudah selesai menjalani operasi caesar, saat ini istrinya masih dalam pengaruh obat bius dan akan sadar mungkin dalam 24 jam ke depan. Kenzo mendekatkan bayi mereka ke arah wajah Nalla, lalu mengecupkan bayi itu pada wajah ibunya. Sementara Narra menahan i
Mama Kalya menatap foto anak-anaknya khawatir, entah kenapa perasaannya tak tenang sejak tadi pagi sebelum berangkat ke Singapura menemani suaminya cek up kesehatan."Sayang .... ""Pa ... kita langsung pulang saja ya,"pinta Kalya pada suaminya.Keano mengerutkan keningnya."Kenapa? Kan biasanya juga nginap."Kalya memalingkan wajahnya saat suaminya ingin menciumnya."Pa ... perasaanku gak enak sejak pagi."Keano menjauhkan wajahnya,tanpa melepas pelukannya ia tatap wajah cantik istrinya."Ada apa? Kenapa baru bilang? "Kalya menghela nafasnya."Awalnya aku pikir gelisah ini karena khawatir mau cek kesehatan kamu,tapi setelah cek up dan
Nalla tersenyum di dalam taksi, ia membayangkan akan makan malam romantis bersama Kenzo, suaminya. Ia melihat ponselnya, pesan untuk suaminya belum di terima, masih centang satu. "Apa nomor kakak tidak aktif? "gumamnya sebelum mencoba menelpon Kenzo. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Nalla menghela nafasnya, ia yakin jika Kenzo banyak bermain game hari ini sehingga baterai ponselnya cepat habis. Nalla tersenyum, kembali membayangkan makan malam romantis berdua dengan Kenzo, Nalla membelai perut besarnya lalu menatap keluar jendela taksi yang ia naikki. Sebentar lagi anaknya akan lahir, dia akan memiliki peran baru, sebagai seor