Hari ini adalah hari keberangkatan Narra ke Paris, semua keluarga bersiap mengantarnya ke Bandara, termasuk Nalla.
"Ra ... aku pasti akan sangat merindukanmu,"ujar Nalla di dalam kamar mereka berdua
"Jangan melow deh La, lagian kita emang akan berpisahkan, kamu sendiri yang gak mau kuliah bareng aku di Paris."
Nalla tersenyum tipis, ia ingin meraih mimpinya sendiri.
"La, apa tidak apa kalau kak Ken kamu tinggal, aku ingat banget tuh cewek yang kegeeran sama kak Ken, pede boros banget, coba kalau ...."
"Udah Ra, jangan cerita lagi, ayo turun nanti telat loh. "
"Oh iya ...."
Narra menghela nafasnya panjang, "Aku pasti akan sangat merindukan kamar ini La, 17 tahun kita nempati kamar ini berdua."
Nalla tersenyum dan mengangguk setuju, Narra benar, tinggal menunggu hari untuk dirinya pergi dari rumah ini dan meninggalkan semuanya, Kenzo, entahlah ia pikir ia perlu menata hatinya lagi, meyakinkannya tentang sebuah c
Nalla menatap kumpulan merpati di depannya,merpati-merpati itu berkumpul dan sesekali menghindar dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.Nalla tersenyum,pandangannya tertuju pada seekor merpati yang terus mengejar satu merpati lainnya. Sepertinya itu jantan dan betina,begitu pikir Nalla.Nalla lalu menatap jam di tangannya, rupanya dia sudah duduk lebih dari satu jam di tempat itu,iapun menutup buku di tangannya, sebuah novel bergenre romance kesukaannya.'Ada banyak alur cerita yang indah yang bisa ku baca, tapi tak ada yang seperti kisahku.'Batin Nalla.Dulu Nalla ingin bertemu seseorang yang tiba-tiba membuatnya jatuh cinta suatu hari nanti. Tapi... Kesempatan itu tak akan pernah datang padanya.Nalla menjalani cinta karena pikirannya yang meminta hatinya agar menerima kehadiran cinta yang di paksa masuk ke dalamnya. Bukan cinta seperti yang dulu ada dalam impiannya .Nalla membuka
Kenzo tersenyum menatap wajah istrinya yang masih terlelap meski matahari sudah cukup tinggi, bagaimana tidak istrinya masih terlelap meski hari sudah siang, Kenzo semalaman tak kenal lelah menyalurkan kerinduannya, belum lagi di tambah tadi pagi setelah subuh ia tak membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.Kenzo mengecup kening istrinya, hidung, pipi lalu bibir dan sedikit memagutnya dengan lembut."Mmhhh ... Kak ...,"gumam Nalla dengan suara seraknya."Ssstt ... tidur lagi saja,tak apa.""Mmmhh ... aku lelah sekali."Kenzo tersenyum."Sorry, aku sangat merindukanmu."Nalla memaksakan senyumnya, entah kerinduan seperti apa yang Kenzo maksud, yang jelas tak sama dengan yang ada di pikirannya."Mau sarapan apa?"tanya Kenzo"Mmmh ... Kakak yang mau masak? Biar aku bangun, "ujar Nalla sambil berusaha bangkit."Eh, tidak usah, semalaman kamu sudah melayaniku, jadi biarkan hari ini aku yang akan melayanimu sayang,"ujar Kenzo
Nalla melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya, saat ini mereka berada di bandara, hari ini Kenzo akan kembali ke Indonesia setelah 9 hari dia berada di London, bersama Nalla,menikmati bulan madu mereka untuk yang pertama kalinya sejak pernikahan mereka."Ya Tuhan, sayang rasanya berat sekali, ingin rasanya waktu terus berhenti di sini.""Kak ...,"protes Nalla, ia tahu suaminya masih berat menerima keputusannya,mereka baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi karena egonya, Kenzo terpaksa menerima keputusannya untuk berpisah sementara waktu. Ya, hanya sementara.Nalla mencintai Kenzo tapi ia ingin sekali mewujudkan mimpinya sekali seumur hidupnya.Tiba-tiba Nalla teringat sesuatu."Kak ...,"ujarnya lalu melepas pelukannya pada pinggang Kenzo sebelum ia melepas kalung di lehernya."Apa itu?kenapa kamu melepas kalungmu?"Nalla tersenyum."Dulu kakak memberikanku
Pagi itu terdengar sangat ramai di rumah mewah bergaya tropical modern milik kediaman Winata,seorang pengusaha di bidang properti."Mama,di mana sepatu Narra?" seru seorang gadis berseragam putih abu-abu dengan rambut di gerai dan bandana berwarna pink,gadis itu berteriak bertanya pada mamanya dari dalam kamarnya."Jangan teriak-teriak Ra ... mama lagi sibuk bantuin papa," tegur seorang gadis dengan seragam yang sama, namun penampilan berbeda meski wajah mereka sama. Gadis ini terlihat lebih sederhana dengan kacamata dan rambut di ikat satu."La, bantuin cariin sepatuku yang beli minggu lalu dong! ""Bukannya itu kamu tinggal di rumah bunda Ara ya waktu kita nginap minggu lalu.""Ah ya, aku lupa,ck ... ya sudahlah pakai yang itu saja. " Akhirnya Narra memakai sepatu yang biasa dia pakai."Narra, Nalla cepat turun, papa sama mama sudah nungguin kita sarapan, "uj
Narra dan Nalla berjalan beriringan di koridor sekolahnya. Di belakang mereka ada Kenzo yang berjalan layaknya seorang bodyguard."Kak, lihat para gadis melirik kakak terus," ujar Narra sambil melihat sekelilingnya.Kenzo tak menjawab, baginya mendapat tatapan memuja dari para gadis adalah hal biasa.Ia sama sekali tak tertarik.Kenzo Putra Winata,Cowok most wanted di SMA Harapan 45 berparas tampan, mantan ketua osis dan sekaligus ketua dewan ambalan di sekolahnya, belum lagi dia jago bermain basket meski tak ikut ekstra kurikuler itu, tapi hanya dengan parasnya yang tampan dan juga tubuhnya yang proposional pasti membuat para gadis siap antri untuk menjadi kekasihnya.Hanya sayangnya Pria itu begitu dingin,tak pernah menanggapi mereka semua.Kenzo terlalu sibuk dengan kegiatannya dan juga menjaga adik kembarnya."Kak, mau tidak kenalan sama teman sekelas aku? "tanya Narra lagi"Ck ...
Seorang pria dengan jaket hoodie berwarna hitam menunggu di depan gerbang sekolah sambil bersandar pada mobil sport miliknya.Berkali-kali ia melirik ke arah jam di tangannya, mulutnya sibuk mengunyah permen karet.Sesekali ia melempar senyum pada beberapa siswi yang baru saja keluar dari sekolah.Ini memang sudah jam pulang sekolah, sesuai janji dia berniat menjemput seseorang.Sementara di dalam kelas Nalla baru saja meletakan sapu di pojok ruangan.Dia baru saja menyelesaikan tugas piketnya bersama Narra dan 2 teman lainnya."Udah Ra,yuk," ajak Nalla pada kembarannya yang sedari tadi terus cemberut.Narra menghela nafasnya, ia masih teringat kata-kata Vio tadi di kantin."La ... kalau kak Juna beneran suka sama kamu gimana? " tanya Narra"Ya tidak gimana-gimana? ""Ih kok kamu jawabnya gitu sih,"protes Narra tak puas dengan ja
Kenzo mengendarai mobilnya dengan pikiran entah ke mana, kini ia dalam perjalanan menuju kantor papanya untuk mengantar dokumen yang di minta oleh sang ayah.Berkali-kali Kenzo menghela nafasnya,apa yang di lihatnya tadi dia pastikan itu asli dan tak ada data yang salah. Tapi,ah sudahlah,bagi Kenzo biar ini menjadi rahasianya saja, dia tak mau membuat keluarga yang selama ini begitu harmonis menjadi berantakan gara-gara dirinya.Menghentikan mobilnya di depan lobi perusahaan,Kenzo turun dari mobil dan menyerahkan kunci mobilnya pada security yang memang sudah mengenal dirinya."Mau ikut papa lembur lagi den Kenzo? " tanya salah satu security yang sudah begitu mengenal Kenzo sejak ia kecil."Pak Atmo, sehat pak? " tanya Kenzo."Sehat atuh den,aden mau nemenin papanya lembur?"Kenzo tersenyum lalu menggeleng."Enggak lah Pak,Ken udah besar sekarang,udah enggak merengek minta
Kenzo baru saja memarkirkan mobilnya di tempat khusus parkir para siswa di sekolahnya."Ra, ingat nanti sepertinya sekolah akan pulang cepat karena Nalla dan yang lain akan ikut olimpiade,kamu tunggu kakak, kakak ada satu jam tambahan soalnya,"ujar Kenzo pada Narra yang duduk di sampingnya."Yah Kak, Narra akan bosan nunggunya.""Kamu kan bisa nunggu di perpustakaan Ra, pak Bimo tetap nutup perpustakaan sampai jam 3 seperti biasanya,"usul Nalla"Ih ... enggak mau, mending nunggu di kantin aja, " Narra melepas seatbeltnya lalu melirik Kenzo di sampingnya. "Kak buka kuncinya. ""Oh iya. "Narra segera keluar dari mobil, sementara Nalla masih membereskan buku yang ia baca sepanjang perjalanan ke sekolah tadi."La ... semangat nanti ya! " ujar Kenzo menyemangati adiknya yang akan pergi lomba olimpiade matematika."Iya Kak, terimakasih doakan y
Nalla melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya, saat ini mereka berada di bandara, hari ini Kenzo akan kembali ke Indonesia setelah 9 hari dia berada di London, bersama Nalla,menikmati bulan madu mereka untuk yang pertama kalinya sejak pernikahan mereka."Ya Tuhan, sayang rasanya berat sekali, ingin rasanya waktu terus berhenti di sini.""Kak ...,"protes Nalla, ia tahu suaminya masih berat menerima keputusannya,mereka baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi karena egonya, Kenzo terpaksa menerima keputusannya untuk berpisah sementara waktu. Ya, hanya sementara.Nalla mencintai Kenzo tapi ia ingin sekali mewujudkan mimpinya sekali seumur hidupnya.Tiba-tiba Nalla teringat sesuatu."Kak ...,"ujarnya lalu melepas pelukannya pada pinggang Kenzo sebelum ia melepas kalung di lehernya."Apa itu?kenapa kamu melepas kalungmu?"Nalla tersenyum."Dulu kakak memberikanku
Kenzo tersenyum menatap wajah istrinya yang masih terlelap meski matahari sudah cukup tinggi, bagaimana tidak istrinya masih terlelap meski hari sudah siang, Kenzo semalaman tak kenal lelah menyalurkan kerinduannya, belum lagi di tambah tadi pagi setelah subuh ia tak membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.Kenzo mengecup kening istrinya, hidung, pipi lalu bibir dan sedikit memagutnya dengan lembut."Mmhhh ... Kak ...,"gumam Nalla dengan suara seraknya."Ssstt ... tidur lagi saja,tak apa.""Mmmhh ... aku lelah sekali."Kenzo tersenyum."Sorry, aku sangat merindukanmu."Nalla memaksakan senyumnya, entah kerinduan seperti apa yang Kenzo maksud, yang jelas tak sama dengan yang ada di pikirannya."Mau sarapan apa?"tanya Kenzo"Mmmh ... Kakak yang mau masak? Biar aku bangun, "ujar Nalla sambil berusaha bangkit."Eh, tidak usah, semalaman kamu sudah melayaniku, jadi biarkan hari ini aku yang akan melayanimu sayang,"ujar Kenzo
Nalla menatap kumpulan merpati di depannya,merpati-merpati itu berkumpul dan sesekali menghindar dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.Nalla tersenyum,pandangannya tertuju pada seekor merpati yang terus mengejar satu merpati lainnya. Sepertinya itu jantan dan betina,begitu pikir Nalla.Nalla lalu menatap jam di tangannya, rupanya dia sudah duduk lebih dari satu jam di tempat itu,iapun menutup buku di tangannya, sebuah novel bergenre romance kesukaannya.'Ada banyak alur cerita yang indah yang bisa ku baca, tapi tak ada yang seperti kisahku.'Batin Nalla.Dulu Nalla ingin bertemu seseorang yang tiba-tiba membuatnya jatuh cinta suatu hari nanti. Tapi... Kesempatan itu tak akan pernah datang padanya.Nalla menjalani cinta karena pikirannya yang meminta hatinya agar menerima kehadiran cinta yang di paksa masuk ke dalamnya. Bukan cinta seperti yang dulu ada dalam impiannya .Nalla membuka
Hari ini adalah hari keberangkatan Narra ke Paris, semua keluarga bersiap mengantarnya ke Bandara, termasuk Nalla."Ra ... aku pasti akan sangat merindukanmu,"ujar Nalla di dalam kamar mereka berdua"Jangan melow deh La, lagian kita emang akan berpisahkan, kamu sendiri yang gak mau kuliah bareng aku di Paris."Nalla tersenyum tipis, ia ingin meraih mimpinya sendiri."La, apa tidak apa kalau kak Ken kamu tinggal, aku ingat banget tuh cewek yang kegeeran sama kak Ken, pede boros banget, coba kalau ....""Udah Ra, jangan cerita lagi, ayo turun nanti telat loh. ""Oh iya ...."Narra menghela nafasnya panjang, "Aku pasti akan sangat merindukan kamar ini La, 17 tahun kita nempati kamar ini berdua."Nalla tersenyum dan mengangguk setuju, Narra benar, tinggal menunggu hari untuk dirinya pergi dari rumah ini dan meninggalkan semuanya, Kenzo, entahlah ia pikir ia perlu menata hatinya lagi, meyakinkannya tentang sebuah c
Narra keluar dari mobilnya, dia tersenyum menatap sebuah goodie bag di tangannya, pagi tadi dia membuat sebuah kue brownies bersama nenek Nabila."Semoga Zavin suka,"ujarnya yakin.Narra lalu masuk ke dalam rumah mewah milik orang tua Zavin."Di mana Zavin? "gumam Narra, ia lalu semakin masuk ke dalam mengabaikan para pelayan yang tengah mengerjakan pekerjaannya.Sementara Zavin di kamarnya tengah duduk di ranjangnya, di depannya ada sebuah koper berisi beberapa barang-barangnya."Pokoknya momi tetap gak setuju kamu lanjut kuliah di sana, kalau kamu nekad pergi, momi akan benar-benar kecewa padamu,jangan pernah temui momi lagi.""Mom ... jangan memberi Zavin pilihan yang sulit.""Zavin, Momi ingin yang terbaik untukmu."Zavin menggeleng."Bukan yang terbaik buat Zavin, tapi buat Momi.""Zavin ...."Mommy Gaby menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, ia tak mau terbawa emosinya."Zavin, momi mohon
Kenzo masih berdiri di samping istrinya, masih menggenggam tangan Nalla yang masih begitu lemah. Saat ini, Nalla tengah di periksa keadaanya pasca sadar oleh dokter."Bagaimana dok? "tanya KenzoDokter tersenyum."Semua baik-baik saja ... kondisinya stabil, tinggal memulihkan bekas operasinya."Nalla yang tadinya hanya menatap lurus ke langit-langit langsung menatap dokter."Operasi?"Perlahan Nalla melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo dan meraba perutnya, dia baru ingat tentang bayinya dan kecelakaan yang menimpanya.Nalla terdiam, perutnya tak lagi besar, dia terus terdiam, mengingat rasa sakit yang ia rasakan saat kecelakaan itu.
Kenzo menatap bayi cantik mungil yang tampak pucat dalam gendongannya, bayi yang begitu cantik tapi jelas sekali mirip dengannya. Air mata Kenzo telah kering, tak ada lagi tersisa. Perlahan Kenzo mengecup kening bayi yang tak bernafas itu. Saat ini Kenzo sudah di perbolehkan masuk ke dalam ruang operasi, di depannya Nalla masih memejamkan matanya. "La ...,"lirih Kenzo. Nalla sudah selesai menjalani operasi caesar, saat ini istrinya masih dalam pengaruh obat bius dan akan sadar mungkin dalam 24 jam ke depan. Kenzo mendekatkan bayi mereka ke arah wajah Nalla, lalu mengecupkan bayi itu pada wajah ibunya. Sementara Narra menahan i
Mama Kalya menatap foto anak-anaknya khawatir, entah kenapa perasaannya tak tenang sejak tadi pagi sebelum berangkat ke Singapura menemani suaminya cek up kesehatan."Sayang .... ""Pa ... kita langsung pulang saja ya,"pinta Kalya pada suaminya.Keano mengerutkan keningnya."Kenapa? Kan biasanya juga nginap."Kalya memalingkan wajahnya saat suaminya ingin menciumnya."Pa ... perasaanku gak enak sejak pagi."Keano menjauhkan wajahnya,tanpa melepas pelukannya ia tatap wajah cantik istrinya."Ada apa? Kenapa baru bilang? "Kalya menghela nafasnya."Awalnya aku pikir gelisah ini karena khawatir mau cek kesehatan kamu,tapi setelah cek up dan
Nalla tersenyum di dalam taksi, ia membayangkan akan makan malam romantis bersama Kenzo, suaminya. Ia melihat ponselnya, pesan untuk suaminya belum di terima, masih centang satu. "Apa nomor kakak tidak aktif? "gumamnya sebelum mencoba menelpon Kenzo. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Nalla menghela nafasnya, ia yakin jika Kenzo banyak bermain game hari ini sehingga baterai ponselnya cepat habis. Nalla tersenyum, kembali membayangkan makan malam romantis berdua dengan Kenzo, Nalla membelai perut besarnya lalu menatap keluar jendela taksi yang ia naikki. Sebentar lagi anaknya akan lahir, dia akan memiliki peran baru, sebagai seor