Narra dan Nalla berjalan beriringan di koridor sekolahnya. Di belakang mereka ada Kenzo yang berjalan layaknya seorang bodyguard.
"Kak, lihat para gadis melirik kakak terus," ujar Narra sambil melihat sekelilingnya.
Kenzo tak menjawab, baginya mendapat tatapan memuja dari para gadis adalah hal biasa.Ia sama sekali tak tertarik.
Kenzo Putra Winata,Cowok most wanted di SMA Harapan 45 berparas tampan, mantan ketua osis dan sekaligus ketua dewan ambalan di sekolahnya, belum lagi dia jago bermain basket meski tak ikut ekstra kurikuler itu, tapi hanya dengan parasnya yang tampan dan juga tubuhnya yang proposional pasti membuat para gadis siap antri untuk menjadi kekasihnya.Hanya sayangnya Pria itu begitu dingin,tak pernah menanggapi mereka semua.Kenzo terlalu sibuk dengan kegiatannya dan juga menjaga adik kembarnya.
"Kak, mau tidak kenalan sama teman sekelas aku? "tanya Narra lagi
"Ck ... apa-apaan sih Ra ... tidak usah macam-macam!" tegur Kenzo mulai risih dengan celotehan adiknya.
"Kenzo!" seru seorang gadis yang langsung menghambur menggapit lengan Kenzo.
"Hai Kak Vio. " sapa Narra
"Hai Ra ... woah gelang baru tuh ... bagus!"seru Vio melihat gelang di tangan kiri Narra.
"Hmm Kak Vio suka? " tanya Narra
"Suka, bagus kok. "
Narra langsung melepas gelangnya lalu menyerahkan pada Vio."Nih buat Kak Vio aja. "
"Lho kok gitu? " tanya Vio.
"Ya anggap aja sebagai sogokan biar Kak Vio mau jadi kakak ipar kita, iya kan La?"
Nalla yang sedari tadi diam hanya mengangkat bahunya acuh.
Kenzo hanya menggeleng melihat kelakuan Narra."Sudah jangan bercanda terus, sudah sampai nih ke kelas kalian."
"Eh iya ... ya udah kami masuk dulu Kak." Narra dan Nalla bergantian menyalami tangan Kenzo dan Vio.
"Gila, udah mirip kakak ipar aja nih gue,"ujar Vio senang.
Setelah kedua adik kembarnya masuk ke dalam kelas, dengan segera Kenzo melepaskan tangan Vio dari lengannya.
"Ih kok di lepas sih Ken? "
Tanpa menjawab Kenzo berlalu meninggalkan Vio. Jika tak mengingat Vio adalah putri sahabat papanya, Kenzo sangat malas meladeni gadis itu.
"Ken tungguin sih!" Vio langsung mengejar langkah Kenzo.
Di dalam kelas Narra dan Nalla langsung mengambil duduk di meja yang berada di tengah.
"Nalla, PR fisika lo udah belum?"tanya Siska.
"Alah langsung to the point aja Sis, mau nyontek," sindir Narra pada sahabatnya itu.
"Ish macam lo enggak aja. "
"Gue enggak lah, cuma nyalin aja. "
"Ye sama aja."
"Sudah pagi-pagi udah berisik," protes Nalla sambil mengeluarkan buku pelajaran fisika miliknya."nih, cepetan sebentar lagi bel masuk!"
"Sip, thank you Nalla. " Siska melirik Narra sambil menjulurkan lidahnya.
"Awas ya sis, nggak gue traktir nanti."
"No problem ini tanggal muda uang sakuku masih banyak. "
Narra menggelengkan kepalanya lalu mengeluarkan cermin dari sakunya sambil membenarkan penampilanya.
Drrttt... Drtttt...
Nalla mengambil ponselnya yang bergetar lalu mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang menelponnya."Hallo Kak ... "
"Kapan? Emang Kakak tidak kuliah? "
"Ya sudah, nanti bisa."
"Oke sampai ketemu."
Narra yang penasaran dari tadi langsung bertanya saat Nalla mengakhiri panggilannya.
"Siapa La? Kak Juna? " tanya Narra antusias.
Nalla mengangguk.
"Ada apa dia nelpon kamu?"
"Mau minta temenin ke toko buku,kenapa mau ikut?"
"Mau ... tapi habis itu kita nonton yah!"
"Sepertinya tidak bisa kali ini, kata kak Juna dia lagi sibuk persiapan skripsi,makanya dia butuh cari buku, kenapa?Mau tukeran tempat lagi? "
Dengan cepat Narra menggeleng."Enggak mau kalau ke toko buku,nanti kalau dia nanya aku tidak bisa jawab yang ada malah ketahuan nanti kalau kita sering tukeran tempat."
"Ya udah, nanti kamu langsung pulang sama kak Kenzo terus bilang sama mama ya! "
Narra hanya mengangguk saja.
..Jam istirahat siang Narra dan Nalla sudah berada di kantin.Tak lama kemudian datang Kenzo dan Vio."Kalian sudah pesan?" tanya Kenzo pada adik-adiknya.
"Sudah Kak," jawab Narra.
"Ya sudah kalau begitu kakak pesan dulu ya."
"Aku nitip baso sekalian ya Ken! " ujar Vio yang hanya di balas anggukan kecil oleh Kenzo.
"Gimana kak Vio, kalian udah jadian?" tanya Narra antusias.
"Boro-boro jadian, kakak kalian itu kayak kutub es tahu tidak."
"Masa sih? Perasaan sama kita enggak deh, iya kan La? "
Nalla hanya mengangguk,tak lama kemudian Kenzo datang membawa soto ayam milik adik kembarnya seperti biasanya.
"Nih,ingat Nalla tidak boleh terlalu banyak sambalnya ingat kamu punya magh, Narra jangan pakai kecap, kamu alergi kedelai."
"Iya kak. "
Lalu Kenzo kembali ke stand makanan untuk mengambil pesanan miliknya juga milik Vio.
"Tuh kan Kak Vio, mana ada kakak kayak kutub es, dia tuh cerewet sekali."
Vio memicingkan matanya."Iya juga ya?Apa dia jaim ya sama gue? "
"Mungkin kak. "
Kenzo datang membawa pesanan miliknya juga Vio.
"Kak nanti aku pulang sama kak Juna ya," ujar Nalla meminta izin
Kenzo langsung menghentikan makannya lalu menatap Narra."Kamu Ra? "
Narra menoleh lalu menggeleng. " Enggak mereka mau ke toko buku,ih ogah. "
Kenzo menghela nafasnya." Ya sudah tapi jangan kesorean pulangnya!"
Nalla mengangguk lalu kembali fokus pada makanannya.
"Kalian udah jadian apa La?" tanya Vio tiba-tiba membuat Narra, Nalla dan juga Kenzo menatapnya.
"Mana boleh!" seru Narra
Nalla juga menggeleng."Tidak Kak Vio."
"Masa sih? Yang aku lihat kak Juna suka sama kamu masa kamu tidak tau? Secara dia selalu ada aja alasan buat ngajak kamu jalankan? "
"Aku udah selesai." Narra berdiri lalu pergi begitu saja.
"Kak Vio lain kali jangan ngomong seperti itu depan Narra. " Nalla juga langsung berdiri meninggalkan Vio juga Kenzo.
"Apa aku salah ngomong?"
Kenzo meletakan sendok lalu meminum es teh miliknya. "Makanya jadi orang jangan terlalu banyak omong." Kenzo langsung berdiri dan meninggalkan Vio sendiri.
"Apa aku salah omong?" gumam Vio.
..Nalla langsung mengejar Narra ke dalam kelas. Di lihatnya saudari kembarnya itu menelungkupkan wajahnya di atas meja."La ... " lirih Nalla.
"Dia suka kamu La ... "
"Kata siapa?Itu kan cuma kata kak Vio bukan kata kak Juna. "
"Tapi memang kenyataannya kak Juna lebih sering nelpon kamu bukan aku."
"Itu karena kak Juna tidak suka banyak omong jadi dia lebih suka ngomong sama Nalla, "ujar Kenzo yang sudah berhasil menyusul adiknya.
Narra dan Nalla langsung menoleh pada Kenzo.
"Jadi Narra harus banyak diem seperti Nalla? "tanya Narra
"Coba aja! " saran Kenzo pada adiknya.
"Gimana kalau nanti kamu aja yang pergi sama kak Juna,"ujar Nalla lagi
Narra melirik Kenzo karena Nalla hampir aja mengatakan rahasia mereka selama ini.
"Eh ... tidak perlu kamu aja yang pergi aku kan tidak suka pergi ke toko buku."
"Hhmmm ya sudah. "
"Nah gitu dong,gimana kalau pulang kita nonton?" ajak Kenzo pada Narra.
Mata Narra langsung berbinar mendengar tawaran Kenzo.
"Sama main timezone ya Kak. "
"Siap. "
"Sama belanja. "
"Siap. "
"Yes ... pakai kartu Kakak tapi. "
Kenzo langsung membelai rambut Narra penuh sayang.
"Kamu mau juga La? " tawar Kenzo pada adiknya satu lagi.
"Enggak kak.Kalian aja. "
"Ya sudah, kakak balik ke kelas dulu ya,sudah jangan sedih lagi Ra!"
Narra tersenyum lalu menggeleng. "Udah enggak kak. "
Kenzo merasa lega karena Narra kembali terseyum dan tak terlibat konflik dengan Nalla. Dari dulu Kenzo selalu mencegah adik kembarnya berantem,meski Kenzo tahu jika Nalla pasti pada akhirnya selalu mengalah pada Narra.
.
.myAmymySeorang pria dengan jaket hoodie berwarna hitam menunggu di depan gerbang sekolah sambil bersandar pada mobil sport miliknya.Berkali-kali ia melirik ke arah jam di tangannya, mulutnya sibuk mengunyah permen karet.Sesekali ia melempar senyum pada beberapa siswi yang baru saja keluar dari sekolah.Ini memang sudah jam pulang sekolah, sesuai janji dia berniat menjemput seseorang.Sementara di dalam kelas Nalla baru saja meletakan sapu di pojok ruangan.Dia baru saja menyelesaikan tugas piketnya bersama Narra dan 2 teman lainnya."Udah Ra,yuk," ajak Nalla pada kembarannya yang sedari tadi terus cemberut.Narra menghela nafasnya, ia masih teringat kata-kata Vio tadi di kantin."La ... kalau kak Juna beneran suka sama kamu gimana? " tanya Narra"Ya tidak gimana-gimana? ""Ih kok kamu jawabnya gitu sih,"protes Narra tak puas dengan ja
Kenzo mengendarai mobilnya dengan pikiran entah ke mana, kini ia dalam perjalanan menuju kantor papanya untuk mengantar dokumen yang di minta oleh sang ayah.Berkali-kali Kenzo menghela nafasnya,apa yang di lihatnya tadi dia pastikan itu asli dan tak ada data yang salah. Tapi,ah sudahlah,bagi Kenzo biar ini menjadi rahasianya saja, dia tak mau membuat keluarga yang selama ini begitu harmonis menjadi berantakan gara-gara dirinya.Menghentikan mobilnya di depan lobi perusahaan,Kenzo turun dari mobil dan menyerahkan kunci mobilnya pada security yang memang sudah mengenal dirinya."Mau ikut papa lembur lagi den Kenzo? " tanya salah satu security yang sudah begitu mengenal Kenzo sejak ia kecil."Pak Atmo, sehat pak? " tanya Kenzo."Sehat atuh den,aden mau nemenin papanya lembur?"Kenzo tersenyum lalu menggeleng."Enggak lah Pak,Ken udah besar sekarang,udah enggak merengek minta
Kenzo baru saja memarkirkan mobilnya di tempat khusus parkir para siswa di sekolahnya."Ra, ingat nanti sepertinya sekolah akan pulang cepat karena Nalla dan yang lain akan ikut olimpiade,kamu tunggu kakak, kakak ada satu jam tambahan soalnya,"ujar Kenzo pada Narra yang duduk di sampingnya."Yah Kak, Narra akan bosan nunggunya.""Kamu kan bisa nunggu di perpustakaan Ra, pak Bimo tetap nutup perpustakaan sampai jam 3 seperti biasanya,"usul Nalla"Ih ... enggak mau, mending nunggu di kantin aja, " Narra melepas seatbeltnya lalu melirik Kenzo di sampingnya. "Kak buka kuncinya. ""Oh iya. "Narra segera keluar dari mobil, sementara Nalla masih membereskan buku yang ia baca sepanjang perjalanan ke sekolah tadi."La ... semangat nanti ya! " ujar Kenzo menyemangati adiknya yang akan pergi lomba olimpiade matematika."Iya Kak, terimakasih doakan y
Nalla tengah melihat-lihat ke sekeliling di depan sekolahnya,dia baru saja kembali dari olimpiade sore hari bersama guru dan yang lain ke sekolah lagi.Waktu sudah menunjukan pukul empat sore,dia tak meminta kakaknya Kenzo untuk menjemputnya,karena sudah ada seseorang yang menawarinya akan menjemputnya terlebih dahulu.Nalla kembali melihat ke arah jam di tangannya namun belum terlihat juga tanda-tanda kedatangannya."Mana sih,udah keburu sore,"gumam Nalla.Tin...Tin...Nalla menoleh ke sebalah kanan,ada sebuah mobil Range Rover berwarna putih berhenti tepat di depannya,hingga tak lama kemudian muncul seseorang yang sudah ia tunggu sedari tadi keluar dari pintu kemudi di sebelah kanan,Arjuna."Hai lama ya,maaf tadi macet dikit.""Gak apa kak."Nalla tersenyum tipis."Silahkan masuk tuan putri,"ujar Arjuna mempersilakan Nalla masuk ke mobilnya setelah ia membukakan pintu penumpang di bagian depan."Makasih kak,"ucap
Narra masih bingung harus menjawab apa sementara Kalya menanti dengan cemas jawaban putrinya. Lain dengan Keano yang terlihat santai."Narra ...,"ucap Narra masih terlihat bingung akan bagaimana dia menjawab pertanyaan ibunya.Melihat kebingungan putrinya Keano menghela nafasnya."Sudah apa sih yang kalian bicarakan,Juna itu sudah seperti anak papa, jadi dia itu kakak tertua kalian.Narra masih kecil begitupun Nalla,kalian masih kecil jangan ngomongin cinta.Masih ada papa yang bisa manjaain kalian,lebih baik kalian fokus ke pendidikan kalian."Keano berdiri lalu pergi meninggalkan ibu dan anak yang masih saling pandang itu.Mendengar pertanyaan istrinya tentang perasaan putrinya membuat ia merasa tak rela. Ia merindukan putri kecilnya yang hanya fokus pada keberadaannya,selalu bermanja-manja padanya,sungguh ia belum siap jika putri-putrinya memiliki cinta yang lain."Ma ... Papa kenapa?"tanya Narra bingung de
Kenzo keluar kamarnya dan mendapati Juna dan Narra tengah berbincang, mengerutkan keningnya Kenzo melangkah mendekati mereka."Kak Juna,"sapa Kenzo.Arjuna berbalik dan melakukan tos dengan Kenzo,"Hai bro, bagaimana kata Nalla kamu di panggil BK,kenapphhmmppp-"Ucapan Juna terputus karena Kenzo membekap mulut Arjuna."Jangan ngomong macam-macam,"lirih Kenzo.Arjuna mengangguk sambil mengerjapkan matanya,Kenzo pun segera melepas tangannya dari mulut Kenzo,lalu ia menatap Narra yang tengah menahan tawanya."Kenapa Ra?"tanya Kenzo."Nanti aku yang bilang ke papa kalau kak Kenzo di panggil BK,"ujar Narra dan langsung kabur meninggalkan Kenzo dan Arjuna."Haiss ...,"kesal Kenzo menatap kepergian Narra lalu menatap Arjuna."Kok kak Juna bisa tahu aku di panggil BK?"Arjuna mengangguk."Kan aku udah bilang tadi ka
5 bulan kemudian Hari ini adalah hari pertama Kenzo menjalani masa ospek di kampus pilihannya.Ya Kenzo memutuskan untuk kuliah di universitas tanah air saja. Baru nanti untuk S2 dia akan kuliah di London atau NewYork. Kenzo duduk di bawah pohon, sekarang adalah jam istirahat sebelum masa ospek di mulai lagi dengan kegiatan selanjutnya.Kenzo teringat kembali pada malam beberapa bulan lalu, saat ia dan Nalla berbicara soal impian. Flashback onKenzo keluar kamar untuk mengambil minum, Jam di dinding menunjukan pukul 1 malam. Ia yakin semua anggota keluarga sudah tidur karena mereka baru s
Nalla meletakan sapu di sudut ruangan, dia baru saja menyelesaikan tugas piketnya hari ini bersama 4 orang temannya termasuk Narra."La, langsung pulang ya! "ajak Narra sambil merapikan penampilannyaNalla menggeleng."Aku ada jadwal bantu bu Novi di perpustakaan Ra, ada buku baru datang aku di minta bantu dia untuk mendata bukunya.""His, emang ya kamu terlalu baik mau aja di suruh-suruh.""Ra, tidak boleh ngomong seperti itu lah, lagian aku seneng kok bantunya.""What ever deh, terserah kamu aja, yang penting aku tidak mau nunggu, aku mau pulang,nanti pak Ujang aku minta jemput balik ya. "Nalla nampak berfikir,sebenarnya tadi kak Juna berniat mau jemput, tapi ia tak enak kalau Narra sampai tahu itu."Aku duluan La,"pamit Narra di lanjut oleh teman-teman yang lain yang juga keluar kelas meninggalkan Nalla sendiri.Nalla menghela nafasnya
Nalla melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya, saat ini mereka berada di bandara, hari ini Kenzo akan kembali ke Indonesia setelah 9 hari dia berada di London, bersama Nalla,menikmati bulan madu mereka untuk yang pertama kalinya sejak pernikahan mereka."Ya Tuhan, sayang rasanya berat sekali, ingin rasanya waktu terus berhenti di sini.""Kak ...,"protes Nalla, ia tahu suaminya masih berat menerima keputusannya,mereka baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi karena egonya, Kenzo terpaksa menerima keputusannya untuk berpisah sementara waktu. Ya, hanya sementara.Nalla mencintai Kenzo tapi ia ingin sekali mewujudkan mimpinya sekali seumur hidupnya.Tiba-tiba Nalla teringat sesuatu."Kak ...,"ujarnya lalu melepas pelukannya pada pinggang Kenzo sebelum ia melepas kalung di lehernya."Apa itu?kenapa kamu melepas kalungmu?"Nalla tersenyum."Dulu kakak memberikanku
Kenzo tersenyum menatap wajah istrinya yang masih terlelap meski matahari sudah cukup tinggi, bagaimana tidak istrinya masih terlelap meski hari sudah siang, Kenzo semalaman tak kenal lelah menyalurkan kerinduannya, belum lagi di tambah tadi pagi setelah subuh ia tak membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.Kenzo mengecup kening istrinya, hidung, pipi lalu bibir dan sedikit memagutnya dengan lembut."Mmhhh ... Kak ...,"gumam Nalla dengan suara seraknya."Ssstt ... tidur lagi saja,tak apa.""Mmmhh ... aku lelah sekali."Kenzo tersenyum."Sorry, aku sangat merindukanmu."Nalla memaksakan senyumnya, entah kerinduan seperti apa yang Kenzo maksud, yang jelas tak sama dengan yang ada di pikirannya."Mau sarapan apa?"tanya Kenzo"Mmmh ... Kakak yang mau masak? Biar aku bangun, "ujar Nalla sambil berusaha bangkit."Eh, tidak usah, semalaman kamu sudah melayaniku, jadi biarkan hari ini aku yang akan melayanimu sayang,"ujar Kenzo
Nalla menatap kumpulan merpati di depannya,merpati-merpati itu berkumpul dan sesekali menghindar dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.Nalla tersenyum,pandangannya tertuju pada seekor merpati yang terus mengejar satu merpati lainnya. Sepertinya itu jantan dan betina,begitu pikir Nalla.Nalla lalu menatap jam di tangannya, rupanya dia sudah duduk lebih dari satu jam di tempat itu,iapun menutup buku di tangannya, sebuah novel bergenre romance kesukaannya.'Ada banyak alur cerita yang indah yang bisa ku baca, tapi tak ada yang seperti kisahku.'Batin Nalla.Dulu Nalla ingin bertemu seseorang yang tiba-tiba membuatnya jatuh cinta suatu hari nanti. Tapi... Kesempatan itu tak akan pernah datang padanya.Nalla menjalani cinta karena pikirannya yang meminta hatinya agar menerima kehadiran cinta yang di paksa masuk ke dalamnya. Bukan cinta seperti yang dulu ada dalam impiannya .Nalla membuka
Hari ini adalah hari keberangkatan Narra ke Paris, semua keluarga bersiap mengantarnya ke Bandara, termasuk Nalla."Ra ... aku pasti akan sangat merindukanmu,"ujar Nalla di dalam kamar mereka berdua"Jangan melow deh La, lagian kita emang akan berpisahkan, kamu sendiri yang gak mau kuliah bareng aku di Paris."Nalla tersenyum tipis, ia ingin meraih mimpinya sendiri."La, apa tidak apa kalau kak Ken kamu tinggal, aku ingat banget tuh cewek yang kegeeran sama kak Ken, pede boros banget, coba kalau ....""Udah Ra, jangan cerita lagi, ayo turun nanti telat loh. ""Oh iya ...."Narra menghela nafasnya panjang, "Aku pasti akan sangat merindukan kamar ini La, 17 tahun kita nempati kamar ini berdua."Nalla tersenyum dan mengangguk setuju, Narra benar, tinggal menunggu hari untuk dirinya pergi dari rumah ini dan meninggalkan semuanya, Kenzo, entahlah ia pikir ia perlu menata hatinya lagi, meyakinkannya tentang sebuah c
Narra keluar dari mobilnya, dia tersenyum menatap sebuah goodie bag di tangannya, pagi tadi dia membuat sebuah kue brownies bersama nenek Nabila."Semoga Zavin suka,"ujarnya yakin.Narra lalu masuk ke dalam rumah mewah milik orang tua Zavin."Di mana Zavin? "gumam Narra, ia lalu semakin masuk ke dalam mengabaikan para pelayan yang tengah mengerjakan pekerjaannya.Sementara Zavin di kamarnya tengah duduk di ranjangnya, di depannya ada sebuah koper berisi beberapa barang-barangnya."Pokoknya momi tetap gak setuju kamu lanjut kuliah di sana, kalau kamu nekad pergi, momi akan benar-benar kecewa padamu,jangan pernah temui momi lagi.""Mom ... jangan memberi Zavin pilihan yang sulit.""Zavin, Momi ingin yang terbaik untukmu."Zavin menggeleng."Bukan yang terbaik buat Zavin, tapi buat Momi.""Zavin ...."Mommy Gaby menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, ia tak mau terbawa emosinya."Zavin, momi mohon
Kenzo masih berdiri di samping istrinya, masih menggenggam tangan Nalla yang masih begitu lemah. Saat ini, Nalla tengah di periksa keadaanya pasca sadar oleh dokter."Bagaimana dok? "tanya KenzoDokter tersenyum."Semua baik-baik saja ... kondisinya stabil, tinggal memulihkan bekas operasinya."Nalla yang tadinya hanya menatap lurus ke langit-langit langsung menatap dokter."Operasi?"Perlahan Nalla melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo dan meraba perutnya, dia baru ingat tentang bayinya dan kecelakaan yang menimpanya.Nalla terdiam, perutnya tak lagi besar, dia terus terdiam, mengingat rasa sakit yang ia rasakan saat kecelakaan itu.
Kenzo menatap bayi cantik mungil yang tampak pucat dalam gendongannya, bayi yang begitu cantik tapi jelas sekali mirip dengannya. Air mata Kenzo telah kering, tak ada lagi tersisa. Perlahan Kenzo mengecup kening bayi yang tak bernafas itu. Saat ini Kenzo sudah di perbolehkan masuk ke dalam ruang operasi, di depannya Nalla masih memejamkan matanya. "La ...,"lirih Kenzo. Nalla sudah selesai menjalani operasi caesar, saat ini istrinya masih dalam pengaruh obat bius dan akan sadar mungkin dalam 24 jam ke depan. Kenzo mendekatkan bayi mereka ke arah wajah Nalla, lalu mengecupkan bayi itu pada wajah ibunya. Sementara Narra menahan i
Mama Kalya menatap foto anak-anaknya khawatir, entah kenapa perasaannya tak tenang sejak tadi pagi sebelum berangkat ke Singapura menemani suaminya cek up kesehatan."Sayang .... ""Pa ... kita langsung pulang saja ya,"pinta Kalya pada suaminya.Keano mengerutkan keningnya."Kenapa? Kan biasanya juga nginap."Kalya memalingkan wajahnya saat suaminya ingin menciumnya."Pa ... perasaanku gak enak sejak pagi."Keano menjauhkan wajahnya,tanpa melepas pelukannya ia tatap wajah cantik istrinya."Ada apa? Kenapa baru bilang? "Kalya menghela nafasnya."Awalnya aku pikir gelisah ini karena khawatir mau cek kesehatan kamu,tapi setelah cek up dan
Nalla tersenyum di dalam taksi, ia membayangkan akan makan malam romantis bersama Kenzo, suaminya. Ia melihat ponselnya, pesan untuk suaminya belum di terima, masih centang satu. "Apa nomor kakak tidak aktif? "gumamnya sebelum mencoba menelpon Kenzo. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Nalla menghela nafasnya, ia yakin jika Kenzo banyak bermain game hari ini sehingga baterai ponselnya cepat habis. Nalla tersenyum, kembali membayangkan makan malam romantis berdua dengan Kenzo, Nalla membelai perut besarnya lalu menatap keluar jendela taksi yang ia naikki. Sebentar lagi anaknya akan lahir, dia akan memiliki peran baru, sebagai seor