Narra masih bingung harus menjawab apa sementara Kalya menanti dengan cemas jawaban putrinya. Lain dengan Keano yang terlihat santai.
"Narra ...,"ucap Narra masih terlihat bingung akan bagaimana dia menjawab pertanyaan ibunya.
Melihat kebingungan putrinya Keano menghela nafasnya."Sudah apa sih yang kalian bicarakan,Juna itu sudah seperti anak papa, jadi dia itu kakak tertua kalian.Narra masih kecil begitupun Nalla,kalian masih kecil jangan ngomongin cinta.Masih ada papa yang bisa manjaain kalian,lebih baik kalian fokus ke pendidikan kalian."
Keano berdiri lalu pergi meninggalkan ibu dan anak yang masih saling pandang itu.Mendengar pertanyaan istrinya tentang perasaan putrinya membuat ia merasa tak rela. Ia merindukan putri kecilnya yang hanya fokus pada keberadaannya,selalu bermanja-manja padanya,sungguh ia belum siap jika putri-putrinya memiliki cinta yang lain.
"Ma ... Papa kenapa?"tanya Narra bingung dengan respon papanya.
Meskipun Kalya tahu apa yang di rasakan suaminya,tentu dia tak mungkin mengatakannya pada putrinya.
"Sudah mending kamu makan puding sana, tadi siang mama coba resep puding baru loh."
Mata Narra berbinar saat mendengar ada makanan kesukaannya.Tanpa menunggu ia langsung berlari menuju dapur untuk mengambil makanan kesukaannya.
Sementara di dalam kamar,Kenzo duduk di depan meja belajarnya, membuka album-album masa kecilnya,mengusap salah satu foto di mana saat ia berusia 5 tahun,itu adalah sebuah foto saat ia dan keluarganya berlibur ke Disney Land,Kenzo kecil yang terus bergelayut manja pada sang mama yang bisa ia rasakan ketulusan dalam mencintainya,lalu Kenzo menatap Papanya yang menggendong kedua putri kembarnya.
"Keluarga yang sempurna," gumamnya.Kenzo kembali teringat pada apa yang ia temukan tempo hari di ruang kerja sang papa.Sesuatu yang mungkin akan mengubah kesempurnaan keluarganya jika ia ungkap.
"Akankah aku siap jika aku ungkap itu,atau lebih baik ku simpan rahasia itu sendiri."
Kenzo beralih pada foto kedua adik kembarnya.Lalu ia mengusap lembut pada foto salah satunya."Apa perasaan ini juga salah,"gumamnya lagi.
Menarik nafasnya panjang Kenzo lalu bangkit dan berjalan ke arah ranjang lalu merebahkan dirinya di ranjang sambil membawa foto adik kembarnya.Mengangkat foto itu dan menatapnya.
"Kamu cantik jika tersenyum,dan kamu menggemaskan jika cemberut,"pujinya.
"Biar ini menjadi rahasiaku. "
...
Arjuna dan Nalla baru saja keluar restoran,jam sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore.
"Kak kita langsung pulang ya,ini sudah hampir petang,mama pasti khawatir padaku."
"Hmm ... padahal kak Juna masih kangen sama kamu La,seminggu kemarin kan kita enggak ketemu," ujarnya sambil membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Nalla masuk ke dalam.
"Makasih,"ucap Nalla
Setelah di pastikan Nalla duduk,Arjuna menutup pintunya lalu memutari mobil menuju pintu kemudi dan masuk ke mobilnya. "Pasang seatbelt nya,"ujar Arjuna sambil mengambil seatbelt Nalla dan memasangkannya.
Melihat wajah Arjuna yang begitu dekat membuat Nalla harus menahan nafasnya.
"Kenapa wajahmu merah?"tanya Arjuna.
"Hah ... apa?"gugup Nalla sambil memegang pipinya,apa iya wajahnya memerah ah itu pasti karena ia menahan nafasnya tadi.
Arjuna terkekeh,lalu ia menyalakan mobilnya dan segera menancapkan gas meninggalkan parkiran restoran.
Sepanjang perjalanan Arjuna terus saja berbicara, menceritakan tentang kegiatan kampusnya juga tentang kabar keluarganya.
"Oh ya, kata Lala,Kenzo dua hari lalu baru saja menolak pernyataan cinta adik kelas lagi loh La."
"Oh ya? Nalla enggak tau."
"Hmm ... katanya anak kelas satu, kasihan gadis itu,Kenzo langsung menolaknya tanpa membaca surat cintanya dan bocah itu menolaknya dengan wajah datarnya,aku tak menyangka wajah introvertnya bisa begitu mengagumkan di mata gadis-gadis,aku kira hanya wajah tampan dan periangku yang bisa membuat gadis-gadis luluh,hmm ... aku kira aku harus memasang wajah seperti Kenzo agar aku tak perlu repot mengejar gadis-gadis,terutama gadis sepertimu La."
Merasa tak mendapat respon Juna menoleh ke arah Nalla,ia lalu menghela nafasnya,Nalla rupanya tertidur.Setelah seharian ia bekerja keras dengan olimpiadenya hingga ia lupa makan siang dan sekarang setelah perutnya kenyang gadis itu lalu terlelap.Arjuna membelai rambut Nalla lembut lalu kembali fokus pada jalanan yang sudah mulai menggelap.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di kediaman Winata.Melihat ke arah Nalla di sampingnya Juna merasa tidak tega membangunkan gadis itu yang terlihat begitu terlelap. Ia lantas memutuskan untuk membopong Nalla masuk ke rumahnya.
"Loh kenapa Nalla?"tanya Kalya khawatir.
"Nalla ketiduran tante,tadi kami makan dulu, maaf jadi kesorean,"lirih Juna supaya Nalla tidak kebangun.
Kalya mengerti lalu mengarahkan Juna naik ke lantai atas ke kamar Nalla dan Narra.
Ceklek...
Kalya membuka kamar putri kembarnya lalu dengan hati-hati membiarkan Juna dan Nalla masuk."Ini ranjang Nalla,rebahkan di sini,"lirih Kalya.
Bertepatan dengan Narra yang keluar dari kamar mandi,melihat betapa perhatiannya Juna pada Nalla membuat Narra merasa sesak di hatinya,ia teringat kembali pada pertanyaan mamanya tadi sore soal perasaan Arjuna.
"Sudah tante."
Arjuna menoleh ke arah Narra."Hai Ra,"sapanya.
"Ha ... hai ...," Jawab Narra memaksakan senyumnya lalu melirik ka arah Nalla.
"Oh jangan khawatir dia hanya tertidur,"ujar Arjuna kembali melihat Nalla yang tengah di rapikan selimutnya oleh Kalya.
"Juna pulang dulu tante," pamit Arjuna lalu keluar kamar setelah mendapat jawaban dari tante Kalya.
Narra mengikuti Arjuna keluar dari kamarnya."Kak Juna,"panggil Narra membuat Arjuna menghentikan langkahnya.
"Ya Ra ...."
Ragu-ragu Narra mendekati Juna. Ia menggigit bibirnya menimbang kembali apa yang ingin dia tanyakan pada laki-laki di depannya.
"Kenapa Ra?"tanya Arjuna sambil melihat ke arah jam di tangannya.
"Mmm ... Kak Juna,"ujar Narra masih ragu
"Iya,"jawab Arjuna sambil mengerutkan keningnya,ia jarang sekali melihat kegugupan gadis di depannya.
"Mmm ... itu Nalla ... mmm."
"Tanya saja Ra?Kamu mau tau,kan apa kak Juna suka sama Nalla?"ujar Arjuna to the point membuat Narra kaget.
Arjuna jelas tahu apa maksud Narra memanggilnya,ia tahu bagaimana perasaan Narra padanya,bukan satu atau dua gadis yang seperti Narra mendekatinya,ia tahu jelas itu, berbeda dengan Nalla yang sangat susah di tebak perasaanya.
"K.-kok ... Kak Juna ...,"ucap Narra semakin gugup
"Bisa tau apa yang kamu ingin tanyakan."
Narra,pun mengangguk pelan tanpa mengalihkan tatapannya pada Arjuna.
Arjuna tersenyum lalu menjawab, "Jawabannya iya ...,"ucapnya tegas.
Narra tak bisa menahan sesak di dadanya,ia melangkah mundur satu langkah,bahkan air matanya langsung menggenang.
Melihat bagaimana respon Narra membuat Arjuna menghela nafasnya lalu maju mendekati Narra dan membelai rambut gadis itu.
"Kak Juna suka Nalla juga suka Narra,"ucap Arjuna.Ia tak mungkin menciptakan konflik di antara saudara kembar itu terlebih perasaanya saja belum jelas pada Nalla, entah suka,cinta atau hanya rasa penasaran saja karena sikap Nalla yang berbeda dengan gadis-gadis lain yang begitu memujanya dan menginginkannya menjadi kekasih mereka, termasuk Narra.
"Benarkah?"tanya Narra belum percaya.
"Apa maksudmu,tentu saja,kalian adik-adikku anak ayah Ken yang sudah seperti ayah bagiku."
Lagi, bukan senang dengan jawaban Arjuna tapi Narra kembali kecewa karena Arjuna hanya menganggapnya adik saja tak lebih.
.
.
myAmymy
Kenzo keluar kamarnya dan mendapati Juna dan Narra tengah berbincang, mengerutkan keningnya Kenzo melangkah mendekati mereka."Kak Juna,"sapa Kenzo.Arjuna berbalik dan melakukan tos dengan Kenzo,"Hai bro, bagaimana kata Nalla kamu di panggil BK,kenapphhmmppp-"Ucapan Juna terputus karena Kenzo membekap mulut Arjuna."Jangan ngomong macam-macam,"lirih Kenzo.Arjuna mengangguk sambil mengerjapkan matanya,Kenzo pun segera melepas tangannya dari mulut Kenzo,lalu ia menatap Narra yang tengah menahan tawanya."Kenapa Ra?"tanya Kenzo."Nanti aku yang bilang ke papa kalau kak Kenzo di panggil BK,"ujar Narra dan langsung kabur meninggalkan Kenzo dan Arjuna."Haiss ...,"kesal Kenzo menatap kepergian Narra lalu menatap Arjuna."Kok kak Juna bisa tahu aku di panggil BK?"Arjuna mengangguk."Kan aku udah bilang tadi ka
5 bulan kemudian Hari ini adalah hari pertama Kenzo menjalani masa ospek di kampus pilihannya.Ya Kenzo memutuskan untuk kuliah di universitas tanah air saja. Baru nanti untuk S2 dia akan kuliah di London atau NewYork. Kenzo duduk di bawah pohon, sekarang adalah jam istirahat sebelum masa ospek di mulai lagi dengan kegiatan selanjutnya.Kenzo teringat kembali pada malam beberapa bulan lalu, saat ia dan Nalla berbicara soal impian. Flashback onKenzo keluar kamar untuk mengambil minum, Jam di dinding menunjukan pukul 1 malam. Ia yakin semua anggota keluarga sudah tidur karena mereka baru s
Nalla meletakan sapu di sudut ruangan, dia baru saja menyelesaikan tugas piketnya hari ini bersama 4 orang temannya termasuk Narra."La, langsung pulang ya! "ajak Narra sambil merapikan penampilannyaNalla menggeleng."Aku ada jadwal bantu bu Novi di perpustakaan Ra, ada buku baru datang aku di minta bantu dia untuk mendata bukunya.""His, emang ya kamu terlalu baik mau aja di suruh-suruh.""Ra, tidak boleh ngomong seperti itu lah, lagian aku seneng kok bantunya.""What ever deh, terserah kamu aja, yang penting aku tidak mau nunggu, aku mau pulang,nanti pak Ujang aku minta jemput balik ya. "Nalla nampak berfikir,sebenarnya tadi kak Juna berniat mau jemput, tapi ia tak enak kalau Narra sampai tahu itu."Aku duluan La,"pamit Narra di lanjut oleh teman-teman yang lain yang juga keluar kelas meninggalkan Nalla sendiri.Nalla menghela nafasnya
Nalla memasuki rumahnya dengan lemas,Arjuna langsung pulang karena harus menjemput adiknya dari kampusnya yang berbeda dengannya. "Baru pulang sayang? Sama siapa?Arjuna?"tanya mama Kalya. Nalla mengangguk."Iya Ma,tapi kak Juna langsung pergi mau jemput Lala di kampusnya." Mama Kalya mengangguk,sementara Nalla mengerutkan keningnya melihat koper yang baru saja asisten rumah tangga letakan di belakang mama Kalya."Mama mau ke mana?"tanya Nalla penasaran. "Owh, mama mau ke Bali seminggu sayang,ada urusan sama yayasan nenek kamu di sana." Nalla mengangguk."Sama papa? " Mama Kalya menggeleng."Tidak, papa kamu masih di Singapura,mungkin nanti menyusul langsung dari sana." Nalla mengangguk lagi."Pasti itu, papa mana bisa jauh dari mama." "Ya sudah ya sayang,mama langsung berangkat." "Lho
Arjuna duduk di pembatas balkon, dia masih memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Nalla beberapa jam lalu. Kecewa atau sedih entahlah. Tapi pada kenyataannya sejauh ini hanya Nalla yang pernah melakukan hal itu padanya.Flashback onArjuna sudah bersiap-siap di dalam kamarnya, penampilannya sudah ia buat seperfect mungkin.Segera ia keluar kamarnya dan menghampiri Nalla di kamar Lala.Tok.. Tok... Dengan jantung berdebar Arjuna mengetuk kamar adiknya."La ... Nalla ...."Ceklek... Bukan Nalla yang keluar tapi Lala."Apaan sih Kak."tanya Lala ketus."Kok kamu sih yang keluar? Nalla mana? ""Lagi ke kamar mandi."Arjuna mengangguk."Ya sudah, nanti bilang sama Nalla, kakak tunggu di dekat kolam renang ya!"perintahnya pada sang adik."Ih enggak mau, anda siapa nyuruh-nyuruh.
Narra dan Nalla masih sama-sama duduk di dalam mobil, keduanya masih nampak murung dan sama-sama enggan untuk turun."Non kembar, sudah sampai rumah,"ujar Pak Jono supir pribadi mereka."I ... Iya pak," jawab Nalla,lalu ia melirik pada Narra yang masih termenung."Ra ... sudah sampai rumah,"ujar Nalla."Ah iya La." Ragu-ragu Narra menatap rumah besar di samping mobilnya,ia menghela nafasnya."Ayo turun."Nalla mengangguk,kemudian mereka berdua turun bersama dari mobil."La jalannya cepetan dikit dong.""I ... Iya La, kamu duluan saja."Narra memutar bola matanya malas lalu ia berlalu masuk ke rumah meninggalkan Nalla yang lelet sekali jalannya.Naik ke lantai atas Narra berpapasan dengan Kenzo."Ra ... Kakak mau bicara,"ujar Kenzo sambil menahan lengan Narra.Narra menatap Kenzo,air matanya menggenang."Narra tidak mau bicara
Nalla masih bergelung di balik selimutnya meski jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Suasana hatinya sedang atau masih tak baik-baik saja.Berkali-kali ia menghela nafasnya panjang, air mata masih saja mengalir di kala ia sendiri seperti ini. Nalla bukanlah gadis yang suka berbagi masalahnya, sebesar apapun, atau bahkan masalah kecil sekalipun ia selalu memendamnya sendiri.Termasuk masalah soal keinginannya kuliah Desain Grafis juga sudah ia utarakan pada sang papa, tapi papanya tak menyetujui keinginannya.Tuan Keano tetap ingin ia mengambil kuliah yang sama dengan Narra, saudara kembarnya yaitu Fashion Desaigner,Alasannya supaya nanti mereka bisa saling mengisi di masa depan.Entah untuk kebaikan bersama atau kebaikan Narra saja, nyatanya selama ini Nalla lah yang selalu membereskan kekacauan yang di ciptakan oleh saudari kembarnya itu.Jujur dalam hati, andai ia dan Narra bukanlah saudara kembar pas
Narra benar-benar di buat kesal seminggu ini oleh manusia branded bernama Zavinder. Entah apa yang ada di pikiran cowok satu itu? Dia pikir seorang Narra adalah cewek matre, meski memang ia suka dengan barang-barang bermerek."Ini apa Ra?"tanya Nalla saat mereka baru saja sampai di kelas pagi ini.Narra yang berada di belakang Nalla mengerutkan keningnya, seketika ia kesal sekali. Pagi ini ada lagi sebuah kotak hadiah yang berada di atas mejanya.Tanpa izin Nalla membuka kotak kecil itu, ada sebuah gelang dari merek kesukaan Narra, Tiffani & Co."Ini kan yang kamu minta ke papa minggu lalu Ra? "ujar Nalla."Tumben papa kirim ke sekolah."Narra semakin kesal."Hais kamu itu pinter tapi bego ya La.""Maksudnya? "Narra langsung menaruh tas sekolahnya dan mengambil paksa kotak gelang itu dari tangan Nalla. Segera ia keluar dan menuju kelas IPS di mana kelas seseorang yang se
Nalla melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya, saat ini mereka berada di bandara, hari ini Kenzo akan kembali ke Indonesia setelah 9 hari dia berada di London, bersama Nalla,menikmati bulan madu mereka untuk yang pertama kalinya sejak pernikahan mereka."Ya Tuhan, sayang rasanya berat sekali, ingin rasanya waktu terus berhenti di sini.""Kak ...,"protes Nalla, ia tahu suaminya masih berat menerima keputusannya,mereka baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi karena egonya, Kenzo terpaksa menerima keputusannya untuk berpisah sementara waktu. Ya, hanya sementara.Nalla mencintai Kenzo tapi ia ingin sekali mewujudkan mimpinya sekali seumur hidupnya.Tiba-tiba Nalla teringat sesuatu."Kak ...,"ujarnya lalu melepas pelukannya pada pinggang Kenzo sebelum ia melepas kalung di lehernya."Apa itu?kenapa kamu melepas kalungmu?"Nalla tersenyum."Dulu kakak memberikanku
Kenzo tersenyum menatap wajah istrinya yang masih terlelap meski matahari sudah cukup tinggi, bagaimana tidak istrinya masih terlelap meski hari sudah siang, Kenzo semalaman tak kenal lelah menyalurkan kerinduannya, belum lagi di tambah tadi pagi setelah subuh ia tak membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.Kenzo mengecup kening istrinya, hidung, pipi lalu bibir dan sedikit memagutnya dengan lembut."Mmhhh ... Kak ...,"gumam Nalla dengan suara seraknya."Ssstt ... tidur lagi saja,tak apa.""Mmmhh ... aku lelah sekali."Kenzo tersenyum."Sorry, aku sangat merindukanmu."Nalla memaksakan senyumnya, entah kerinduan seperti apa yang Kenzo maksud, yang jelas tak sama dengan yang ada di pikirannya."Mau sarapan apa?"tanya Kenzo"Mmmh ... Kakak yang mau masak? Biar aku bangun, "ujar Nalla sambil berusaha bangkit."Eh, tidak usah, semalaman kamu sudah melayaniku, jadi biarkan hari ini aku yang akan melayanimu sayang,"ujar Kenzo
Nalla menatap kumpulan merpati di depannya,merpati-merpati itu berkumpul dan sesekali menghindar dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.Nalla tersenyum,pandangannya tertuju pada seekor merpati yang terus mengejar satu merpati lainnya. Sepertinya itu jantan dan betina,begitu pikir Nalla.Nalla lalu menatap jam di tangannya, rupanya dia sudah duduk lebih dari satu jam di tempat itu,iapun menutup buku di tangannya, sebuah novel bergenre romance kesukaannya.'Ada banyak alur cerita yang indah yang bisa ku baca, tapi tak ada yang seperti kisahku.'Batin Nalla.Dulu Nalla ingin bertemu seseorang yang tiba-tiba membuatnya jatuh cinta suatu hari nanti. Tapi... Kesempatan itu tak akan pernah datang padanya.Nalla menjalani cinta karena pikirannya yang meminta hatinya agar menerima kehadiran cinta yang di paksa masuk ke dalamnya. Bukan cinta seperti yang dulu ada dalam impiannya .Nalla membuka
Hari ini adalah hari keberangkatan Narra ke Paris, semua keluarga bersiap mengantarnya ke Bandara, termasuk Nalla."Ra ... aku pasti akan sangat merindukanmu,"ujar Nalla di dalam kamar mereka berdua"Jangan melow deh La, lagian kita emang akan berpisahkan, kamu sendiri yang gak mau kuliah bareng aku di Paris."Nalla tersenyum tipis, ia ingin meraih mimpinya sendiri."La, apa tidak apa kalau kak Ken kamu tinggal, aku ingat banget tuh cewek yang kegeeran sama kak Ken, pede boros banget, coba kalau ....""Udah Ra, jangan cerita lagi, ayo turun nanti telat loh. ""Oh iya ...."Narra menghela nafasnya panjang, "Aku pasti akan sangat merindukan kamar ini La, 17 tahun kita nempati kamar ini berdua."Nalla tersenyum dan mengangguk setuju, Narra benar, tinggal menunggu hari untuk dirinya pergi dari rumah ini dan meninggalkan semuanya, Kenzo, entahlah ia pikir ia perlu menata hatinya lagi, meyakinkannya tentang sebuah c
Narra keluar dari mobilnya, dia tersenyum menatap sebuah goodie bag di tangannya, pagi tadi dia membuat sebuah kue brownies bersama nenek Nabila."Semoga Zavin suka,"ujarnya yakin.Narra lalu masuk ke dalam rumah mewah milik orang tua Zavin."Di mana Zavin? "gumam Narra, ia lalu semakin masuk ke dalam mengabaikan para pelayan yang tengah mengerjakan pekerjaannya.Sementara Zavin di kamarnya tengah duduk di ranjangnya, di depannya ada sebuah koper berisi beberapa barang-barangnya."Pokoknya momi tetap gak setuju kamu lanjut kuliah di sana, kalau kamu nekad pergi, momi akan benar-benar kecewa padamu,jangan pernah temui momi lagi.""Mom ... jangan memberi Zavin pilihan yang sulit.""Zavin, Momi ingin yang terbaik untukmu."Zavin menggeleng."Bukan yang terbaik buat Zavin, tapi buat Momi.""Zavin ...."Mommy Gaby menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, ia tak mau terbawa emosinya."Zavin, momi mohon
Kenzo masih berdiri di samping istrinya, masih menggenggam tangan Nalla yang masih begitu lemah. Saat ini, Nalla tengah di periksa keadaanya pasca sadar oleh dokter."Bagaimana dok? "tanya KenzoDokter tersenyum."Semua baik-baik saja ... kondisinya stabil, tinggal memulihkan bekas operasinya."Nalla yang tadinya hanya menatap lurus ke langit-langit langsung menatap dokter."Operasi?"Perlahan Nalla melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo dan meraba perutnya, dia baru ingat tentang bayinya dan kecelakaan yang menimpanya.Nalla terdiam, perutnya tak lagi besar, dia terus terdiam, mengingat rasa sakit yang ia rasakan saat kecelakaan itu.
Kenzo menatap bayi cantik mungil yang tampak pucat dalam gendongannya, bayi yang begitu cantik tapi jelas sekali mirip dengannya. Air mata Kenzo telah kering, tak ada lagi tersisa. Perlahan Kenzo mengecup kening bayi yang tak bernafas itu. Saat ini Kenzo sudah di perbolehkan masuk ke dalam ruang operasi, di depannya Nalla masih memejamkan matanya. "La ...,"lirih Kenzo. Nalla sudah selesai menjalani operasi caesar, saat ini istrinya masih dalam pengaruh obat bius dan akan sadar mungkin dalam 24 jam ke depan. Kenzo mendekatkan bayi mereka ke arah wajah Nalla, lalu mengecupkan bayi itu pada wajah ibunya. Sementara Narra menahan i
Mama Kalya menatap foto anak-anaknya khawatir, entah kenapa perasaannya tak tenang sejak tadi pagi sebelum berangkat ke Singapura menemani suaminya cek up kesehatan."Sayang .... ""Pa ... kita langsung pulang saja ya,"pinta Kalya pada suaminya.Keano mengerutkan keningnya."Kenapa? Kan biasanya juga nginap."Kalya memalingkan wajahnya saat suaminya ingin menciumnya."Pa ... perasaanku gak enak sejak pagi."Keano menjauhkan wajahnya,tanpa melepas pelukannya ia tatap wajah cantik istrinya."Ada apa? Kenapa baru bilang? "Kalya menghela nafasnya."Awalnya aku pikir gelisah ini karena khawatir mau cek kesehatan kamu,tapi setelah cek up dan
Nalla tersenyum di dalam taksi, ia membayangkan akan makan malam romantis bersama Kenzo, suaminya. Ia melihat ponselnya, pesan untuk suaminya belum di terima, masih centang satu. "Apa nomor kakak tidak aktif? "gumamnya sebelum mencoba menelpon Kenzo. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Nalla menghela nafasnya, ia yakin jika Kenzo banyak bermain game hari ini sehingga baterai ponselnya cepat habis. Nalla tersenyum, kembali membayangkan makan malam romantis berdua dengan Kenzo, Nalla membelai perut besarnya lalu menatap keluar jendela taksi yang ia naikki. Sebentar lagi anaknya akan lahir, dia akan memiliki peran baru, sebagai seor