Crystal menggenggam kertas yang telah usang itu dengan erat. Sebuah surat yang Austin tulis sendiri di saat detik-detik pria itu menutup mata untuk selamanya. Masih ada bekas-bekas air mata yang menetes di kertas ini. Crystal menutup mata, menangis dalam diamnya. Masih teringat jelas di ingatannya saat Austin menutup mata. Berkata padanya untuk selalu menjadi wanita kuat saat dia sudah pergi nanti.
Berpesan pada Crystal untuk jangan menangis begitu Austin pergi. Dan benar, saat detak jantung dan denyut nadi pria itu berhenti. Memejamkan mata selamanya dengan meninggalkan senyum kedamaian untuk Crystal, ia benar-benar tidak menangis.Crystal masih ingat itu dengan baik. Di saat seluruh anggota menangis atas kepergian Austin. Hanya dirinya yang diam dengan kedamaian dan ketenangan hatinya. Tentu juga Crystal tidak akan mengingkari janji Austin untuk tidak menangis saat dia pergi. Tapi setelah itu, tahun pertama, kedua, dan ketiga setelah kepergian Austin—barulah CrCrystal Winter Oberoi tidak pernah mengerti dan sulit memahami sikap kakaknya, Austin Mark Oberoi. Austin selalu bersikap kasar, dan terlihat begitu membedakan. Jika dengan para saudara-saudaranya yang lainnya Austin akan bersikap hangat penuh kasih sayang, berbeda jika dengan Crystal. Pria itu memperlihatkan sikap dinginnya, sangat terlihat tidak menyukai Crystal. Entah apa kesalahan yang telah dibuatnya tanpa sengaja, sehingga Austin selalu memperlakukannya seperti itu. Hingga rasa yang tidak seharusnya ada, timbul begitu saja secara tiba-tiba, tanpa bisa dicegah. Crystal memiliki rasa pada Austin, kakaknya, begitu pula dengan Austin yang memiliki rasa pada Crystal yang notabenya adalah adiknya sendiri. Bersikap dingin pada Crystal hanya menjadi tameng Austin untuk mengontrol perasaannya agar tidak semakin meluas. 🍑 Ini kisah tentang kedua pendosa yang merasakan sesuatu rasa yang begitu rumit. Memang tidak ada salahnya memiliki sebuah rasa pada seseorang. Tetapi, bagaimana jik
"Kamu yang memulai, kamu juga yang mengakhirinya. Ternyata, perasaan memang sebercanda itu."-Sinner-🍑🍑🍑Crystal Winter Oberoi tidak pernah mengerti dan sulit memahami sikap kakaknya, Austin Mark Oberoi.Austin selalu bersikap kasar, dan terlihat begitu membedakan. Jika dengan para saudara-saudaranya yang lainnya Austin akan bersikap hangat penuh kasih sayang, berbeda jika dengan Crystal. Pria itu memperlihatkan sikap dinginnya, sangat terlihat tidak menyukai Crystal.Entah apa kesalahan yang telah dibuatnya tanpa sengaja, sehingga Austin selalu memperlakukannya seperti itu.Hingga rasa yang tidak seharusnya ada, timbul begitu saja secara tiba-tiba, tanpa bisa dicegah. Crystal memiliki rasa pada Austin, kakaknya, begitu pula dengan Austin yang memiliki rasa pada Crystal yang notabenya adalah adiknya sendiri.Be
“Ketika permasalahan dengan orang lain, membuat seseorang dirugikan karena amarahnya.”-Sinner-🍑🍑🍑Izzy berdeham kencang, saat ini ketegangan sedang terjadi di meja makan. Keluarga Oberoi sedang berkumpul, karena Izzy yang menginginkannya semua putra-putrinya datang untuk makan malam bersama. Tapi tiba-tiba yang tadinya suasana hangat menjadi tegang karena ulah satu orang, dia Austin. Bahkan para anak kecil pun merasakan ketegangan yang sedang terjadi.Berawal dari Crystal yang meminta ijin pada Xander dan Izzy mengenai niatnya untuk melanjutkan study di Paris. Dan tiba-tiba saja, Austin menyela dengan sentakan, mengeluarkan sederet kalimat menyakitkan dan meno
"Lalu, apakah harus tetap pada pendirian untuk pergi meninggalkan atau menuruti kata hati untuk tetap bertahan meskipun hati akan terluka, kembali?" -Sinner- 🍑🍑🍑 "Grandpa! Come here!" seru Crystal dari kejauhan. Saat ini, Crystal sedang berada di kebun. Sudah satu minggu sejak kejadian malam itu, besoknya Crystal meminta ijin pada Izzy dan Xander untuk pergi ke rumah Hans, sekedar menenangkan diri dan mungkin menginap di sini entah sampai berapa lama. Hans, pria yang sudah semakin menua tetapi masih terlihat bugar dan sehat itu melangkahkan kaki menyusul cucunya itu. Dengan senyuman yang tidak pernah pudar, Hans menatap cucunya itu dengan pandangan tak terbaca. Ah, gadis kecil itu sudah tumbuh menjadi dewasa. Rasa yang dimiliki untuk Austin sangatlah murni dari hatinya yang paling dalam. Ya, Hans mengetahuinya. Bagaimana cara Crystal menatap Austin, lalu lukisan siluet Austin yang dilukis Crystal. Dan berakhir dengan pengakuan Crystal dua tahun yang lalu, tepat ketika Austin me
“시간이 멈춰 이대로해가 안 졌음 해”“Waktu berhenti, begitu saja.Saya berharap matahari tidak terbenam.”-Orange lyrics 🎶-[TREASURE]🍑🍑🍑Seketika tubuh Crystal menegang ketika merasakan sesuatu yang melingkar di perutnya secara tiba-tiba. Ia bahkan menahan napasnya selama beberapa detik ketika hidungnya mencium aroma yang sangat ia hafal. Aroma parfum milik kakaknya, Austin.“Kau di sini,” gumam Austin meletakkan dagunya di atas bahu telanjang Crystal.
“Making love in the rain.”-Sinner-🍑🍑🍑“Apa kau tidak ingin kembali ke mansion?” tanya Austin menatap Crystal yang sedang menikmati suasana malam di rumah pohon.Saat ini mereka belum berniat untuk beranjak dari rumah pohon, padahal yang mereka lakukan adalah hanya berdiam diri dan menikmati suasana yang hening. Crystal menggeleng, menjawab dengan gumaman. “Aku masih ingin di sini.”“Baiklah Tuan Putri,” balas Austin mengusap pelan kepala Crystal.Crystal membenarkan posisinya dari dada Austin.
"Touch me like you do...." -Love Me Like You Do 🎶- [Ellie Goulding] 🍑🍑🍑 "Oh Austin, faster ... faster honey...." Lauren memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut yang diberikan Austin kepadanya. Sesekali ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan agar sebuah desahan tidak keluar dari mulutnya. Ah, tapi rasanya tidak bisa karena sekuat apapun Lauren menahannya, desahan seksi itu tetap keluar dari bibirnya. Austin menghentikan aktivitasnya setelah mereka selesai mencapai puncaknya secara bersamaan. Pria itu
Make it up, fall in love, try.” -Dusk Till Dawn lyrics🎶- [Zayn Malik] 🍑🍑🍑 Suara erangan dan desahan yang beradu menjadi satu. Mengisi keheningan yang terjadi di balkon. Pagi yang masih gelap dengan bertabur bintang yang berkelap-kelip dan bulan. Angin yang berhembus begitu pelan. Keduanya beradu menjadi satu. Kulit yang saling bersentuhan, bibir keduanya yang menyatu hingga menciptakan suara. Berulang kali Crystal mengerang karena permainan Austin. Pria itu yang memimpin. Mereka tidak menyatu, hanya ada permainan b